Anda di halaman 1dari 30

PENGANTAR ILMU KEBUMIAN DAN ENERGI

MPU.207
FAKULTAS TEKNOLOGI KEBUMIAN DAN ENERGI
2012
MATERI KULIAH
Abrev. Nama Pengajar Asal Materi
SK Dr Sugiatmo Kasmungin TP1 Sumber Daya Alam dan Energi
EKO Eko Widiyanto TG1 Geologi Sumber Daya Energi-1
HID Ir Hidartan MS TG2 Geologi Sumber Daya Energi-2
RS Dr Rachmat Sudibjo TP2 Minyak Bumi dan Gas Bumi-1
AH Ir Abdul Hamid MT TP3 Minyak Bumi dan Gas Bumi-2
PR Dr Priagung Rahmanto TP4 Energy Economics
PAN Dr Pancanita TT1 UU kebijakan dan Ketahanan Energy-1
RSH Dr Ratnayu Sitoresmi TP5 Coal Bed Methane
HD Dr Hanny Djuanita TT2 Energi Terbarukan
BK Ir Bambang Kustono MSc TP6 Geothermal
CH Dr Chairul Nas TT3 Batubara dan Mineral
DS Ir Denny Suwanda MS TG3 UU kebijakan dan Ketahanan Energy-2
AD Ir Ali Djambak MT TG4 Energy dan Lingkungan
KR Ir Karyono MT TG5 Energy Nuklir dan Permasalahan
BN Ir Banigroho MT TT4 Geology dan Lingkungan
SUMBER ENERGI
PERAN ENERGI DI INDONESIA
Penentu keberlangsungan hidup rakyat
Sumber Energi Domestik
Berperan besar daris isi penerimaan rutin negara
Sumber penerimaan negara
Sebagai pendorong pertumbuhan kegiatan produktif
Pendukung pembangunan daerah
Sektor ESDM membentuk surplus dalam neraca perdagangan
Faktor penting neraca perdagangan
Sektor yang menarik bagi penanaman investasi DN / LN
Sumber sasaran investasi
Harga energi di bawah harga produksi dan distribusi
Beban subsidi
Pergerakan IHSG menentukan keputusan investasi
Faktor penting IHSG
Energi dikonsumsi untuk menjalankan aktivitas industri
Bahan baku industri
Pendorong pembangunan dan penyediaan lapangan kerja
Pemicu positif efek berantai
PASOKAN ENERGI PRIMER INDONESIA
(ESDM, 2009)
Batubara Minyak
mentah dan
produknya
Gas Alam
dan
produknya
Tenaga Air Panas
Bumi
Biomas Total
2000 93.831.548 433.360.999 164.649.922 25.248.631 9.596.400 269.054.110 995.741.609
2001 119.125.379 441.731.352 172.083.907 29.380.607 9.960.940 268.970.034 1.041.252.219
2002 122.871.411 452.817.870 188.822.314 25.038.179 10.248.040 270.230.078 1.070.035.892
2003 164.950.173 456.647.707 204.142.054 22.937.538 10.375.200 272.005.374 1.131.058.046
2004 151.543.284 498.117.696 187.553.776 24.385.647 11.077.000 271806.233 1.144.483.636
2005 173.673.093 493.636.985 191.189.376 27.034.841 10.910.460 270.042.895 1.166.487.651
2006 205.779.290 459.333.373 196.599.386 24.256.796 11.182.742 276.335.944 1.173.487.530
2007 258.174.000 474.042.813 183.623.636 28.450.964 11.421.759 275.199.938 1.230.913.109
2008 322.933.800 455.612.264 193.352.098 26.060.287 13.423.610 277.962.458 1.292.344.517
Penerimaan Negara dari Sektor ESDM
(Rp Milyar)
Penerimaan 2004 2005 2006 2007 2008
Migas 108.206 137.676 191.682 186.640 303.067
Pertambangan
Umum
8.993 17.567 29.820 37.340 42.121
Lainnya 178 304 618 1.233 1.160
Total 117.377 155.547 222.120 225.213 346.347
Nasional 403.105 495.200 659.100 708.494 962.482
% Kontribusi
ESDM
29,1 % 31,4 % 36,1 % 30,2 % 36,0 %
Kurs (Rp/US$) 8.884 9.657 9.119 9.093 11.500
Sumber : ESDM (2008)
PENDUKUNG PEMBANGUNAN DAERAH
Tahun 2004 2005 2006 2007 2008
Dana Bagi Hasil
(Rp. Triliun)
16,3 26,5 31,4 30,2 40,5
Dana CSR
(Rp. Miliar)
615 918 1149 1734 2166
Sumber : ESDM (2009)
6 Aspek Kriteria Daerah Tertinggal :
1. Perekonomian masyarakat
2. Sumber daya manusia
3. Sarana dan [rasarana (infrastruktur)
4. Kemampuan keuangan lokal
5. Aksesibilitas
6. Karakteristik Daerah
Perkembangan Neraca Perdagangan
(Rp Milyar)
2004 2005 2006 2007 2008
Ekspor 24.354 29.557 36.276 40.248 50.088
Impor 23.032 18.503 18.783 22.310 32.157
Surpls 11.322 11.054 17.493 17.938 17.932
Sumber : ESDM (2008)
Realisasi Investasi dari Sektor ESDM
(USD Juta)
Penerimaan 2004 2005 2006 2007 2008 2009
Pertambangan Umum 1.055 944 1.456 1.253 1.655 1.812
Ketenagalistrikan 2.554 2.637 3.253 3.320 4.760 5.301
Migas 5.920 8.269 9.663 11.180 12.213 12.184
Total 9.529 11.850 14.372 15.752 18.627 19.298
Sumber : ESDM (2008)
Rencana Investasi dari Sektor ESDM
(USD Juta)
Penerimaan 2010 2011 2012 2013 2014
Pertambangan Umum 2.502 3.077 5.008 4.680 7.368
Ketenagalistrikan 10.146 9.279 8.934 8.185 7.890
Migas 15.420 17.180 17.850 18.390 19.190
Total 26.068 29.536 31.792 31.225 34.548
Sumber : ESDM (2009)
Penyerapan Tenaga Kerja Langsung
Perusahaan 2004 2005 2006 2007 2008 2009
Pertambangan Umum 27.834 47.662 121.121 112.928 120.639 119.623
Migas 345.846 345.026 337.062 335.039 332.317 278.996
Listrik dan EBT 250.000 263.000 575.000 1.287.000 1.300.000 1.376.000
Total 623.680 655.688 1.033.183 1.734.967 1.752.956 1.774.619
Sumber : ESDM (2008 dan 2009)
KOMPOSISI ENERGI PRIMER UNTUK PEMBANGKIT
LISTRIK
Energi Primer 2006 2007 2008 2009 2010
Batubara 42 47 60 70 72
Gas 19 24 20 14 12
BBM 24 15 6 2 2
Panas Bumi 5 6 6 6 7
Hidro 9 9 9 8 8
Sumber : Kepmen ESDM 2270 K/31/MEM/2006 tentang Rencana Umum Ketenagalistrikan
ENERGI
Pengelolaan
UU NO. 30/2007
ASAS PENGELOLAAN ENERGI
Kemanfaatan
Rasionalitas
Efesiensi Berkeadilan
Peningkatan Nilai Tambah
Keberlanjutan
Kesejahteraan masyarakat
Pelestarian fungsi
lingkungan hidup
Ketahanan Nasional
Keterpaduan dengan
mengutamakan kemampuan
nasional


GARIS BESAR UU 30/2007
Kemandirian energi, kemakmuran rakyat,
ketahanan nasional
Filosofi dan Tujuan
Ekonomi, sosial, politik, kelestarian lingkungan,
penanganan berkelanjutan
Cakupan Pemecahan Masalah
secara Komprehensif
Skala nasional dengan menjangkau seluruh
pelosok negeri
Wilayah Pemecahan Masalah
Seluruh stakeholder yang relevan baik nasional
maupun daerah, jejaring internasional
Stakeholder yang dilibatkan
Tuntutan ketesediaan roadmap jangka panjang
yang handal
Langkah Kerja
1. Kemandirian pengelolaan energi;
2. Terjaminnya ketersediaan energi dalam negeri, baik dari sumber di dalam
negeri maupun di luar negeri;
3. Terjaminnya pengelolaan sumber daya energi secara optimal, terpadu,
dan berkelanjutan
4. Termanfaatkannya energi secara efisien di semua sektor;
5. Tercapainya peningkatan akses masyarakat yang tidak mampu dan/atau
yang tinggal di daerah terpencil terhadap energi untuk mewujudkan
kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara adil dan merata
6. Tercapainya pengembangan kemampuan industri energi dan jasa energi
dalam negeri agar mandiri dan meningkatkan profesionalisme sumber
daya manusia;
7. terciptanya lapangan kerja;
8. terjaganya kelestarian fungsi lingkungan hidup.

TUJUAN PENGELOLAAN ENERGI
HAL-HAL YANG DIATUR DALAM UU ENERGI
1. Pengaturan Energi (Penguasaan dan Pengaturan Sumber Daya
Energi)
2. Cadangan Penyangga Energi utk menjamin ketahanan energi
nasional
3. Keadaan krisis dan darurat energi serta harga energi
4. Kewenangan Pemerintah Pusat dan Daerah dalam pengaturan
energi nasional
5. Kebijakan energi nasional, rencana umum energi Nasional,
pembentukan dewan energi
6. Hak dan peran masyarakat dalam pengelolaan energi
7. Pembinaan dan pengawasan kegiatan pengelolaan di bidang energi
8. Penelitian dan pengembangan
KEBIJAKAN ENERGI INDONESIA
Supply Policy
Demand Policy
P
e
r

g
e
s
e
r
a
n

P
a
r
a
d
i
g
m
a


Jaminan
Pasokan
Harga Energi
Eksplorasi
produksi
Konservasi
(optimasi
produksi)
Subsidi
langsung
K
E
T
A
H
A
N
A
N

E
N
E
R
G
I

KETAHANAN ENERGI
Asia Pasific Energy
Research Centre
Kemampuan sebuah
sistem ekonomi untuk
menjamin kesediaan
pasokan energi secara
berkelanjutan, dalam
waktu yang tepat dan
tingkat harga yang
tidak merugikan
kinerja sistem ekonomi
European Union
Kemampuan untuk
menjamin
ketersediaan produk
fisik energi di pasar
secara teris menerus
dengan tingkat harga
yang terjangkau oleh
konsumen dengan
mempertimbangkan
lingkungan untuk
kelangsungan
pembangunan
berkelanjutan
United Nation
Development
Programme
Ketersediaan energi
dalam berbagai bentuk
energi di setiap waktu
dalam jumlah yang
memadai serta harga
terjangkau tanpa
mengakibatkan
dampak negatif yang
irreversible terhadap
lingkungan
Elastisitas Energi
Elastisitas energi : perbandingan antara laju pertumbuhan konsumsi
energi dengan laju pertumbuhan ekonomi.
Contoh :
Peningkatan konsumsi energi Indonesia = 8 % setahun
Pertumbuhan ekonomi nasionalnya 6 %.
Elastisitas energinya adalah 8%/6%= 1,33
Semakin kecil angka elastisitas, maka semakin efisien penggunaan energi di
suatu negara.
Menurut penelitian International Energy Agency (IEA) tahun 2009
Elastisitas energi Indonesia pada 2009 masih cukup tinggi yaitu 2,69.
angka elastisitas Thailand = 1,4, Singapura = 1,1 dan negara-negara maju
berkisar dari 0,1-0,6.
Target elastisitas energi pada 2025 di bawah 1.


Intensitas Energi
Intensitas energi : perbandingan antara jumlah konsumsi energi per
produksi domestic bruto (PDB).
Semakin rendah angka intensitas, maka semakin efisien penggunaan
energi di sebuah negara.
Intensitas energi primer Indonesia pada tahun 2009 adalah
sebesar 565 TOE (ton oil equivalent) per 1 juta US$.
Artinya untuk meningkatkan PDB sebesar 1 juta US$, Indonesia
memerlukan energi sebanyak 565 TOE.
Sebagai perbandingan, intensitas energi Malaysia = 493 TOE/juta
US$ dan rata-rata intensitas energi negara maju dalam organisasi
kerjasama ekonomi dan pembangunan (OECD) hanyalah 164 TOE
perjuta US$.

POLA PIKIR PENGELOLAAN ENERGI NASIONAL
BLUE PRINT ENERGI
Lingkup K E N
a
Ketersediaan Energi
b
Prioritas Pengembangan Energi
c
Pemanfaatan sumber daya energi
d
Cadangan Penyangga Energi nasional
BLUE PRINT KEN
Minyak
Bumi
53%
Gas
21%
Batubara
22%
Energi
lain
4%
Tahun 2006
Minyak
Bumi
21%
Gas
20%
Batubara
33%
Lainnya
17%
Tahun 2025
POKOK-POKOK KEN 2010 - 2050
1. Mengubah paradigma sumber daya energi sebagai komoditas
menjadi sebagai modal pemangunan nasional
2. Meningkatkan efisiensi, konservasi dan pelestarian lingungan
hidup dalam pengelolaan energi
3. Meningkatkan pangsa sumber daya energi baru dan
terbarukan (EBT)
4. Meningkatkan cadangan terbukti energi fosil dan mengurangi
pangsanya dalam bauran energi nasional
5. Menetapkan dan mengamankan cadangan penyangga energi
nasional
POKOK-POKOK KEN 2010 - 2050
5. Meningkatkan pengelolaan energi secara mandiri, penciptaan
lapangan kerja, kemampuan penelitian,pengembangan
penerapan (litbang RAP) dan peran industri dan jasa energi
dalam negeri
6. Memeratakan akses terhadap energi migas dan listrik bagi
masyarakat kota dan desa
7. Mengamankan pasokan energi, khususnya listrik dan migas
untuk jangka pendek, menengah dan panjang
8. Mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya energi dalam
pembangunan ekonoi nasional
9. Menetapkan dan mengamankan cadangan penyangga energi
nasional
DEWAN ENERGI NASIONAL
DEN
Pimpinan
Ketua = Presiden
Wakil Ketua
Ketua Harian (Menteri
Energi)
Anggota
7 menteri / pejabat
pemerintah
8 pemangku kepentingan
2 Akademisi
2 industri
1 teKnologi
1 lingkungan
2 konsumen
Tugas Dewan Energi Nasional
a. Merancang dan merumuskan kebijakan energi nasional untuk
ditetapkan oleh Pemerintah dengan persetujuan DPR
b. Menetapkan rencana umum energi nasional;
c. Menetapkan langkah-langkah penanggulangan kondisi krisis
dan darurat energi;
d. Mengawasi pelaksanaan kebijakan di bidang energi yang
bersifat lintas sektoral.

Anda mungkin juga menyukai