Anda di halaman 1dari 80

Kelompok 1

Kelas Patobiokim-B
DEFINISI GEJALA
FAKTOR
PENYEBAB
DIAGNOSIS
KLINIK
TERMINOLOGI
Ulkus Peptikum (UP)/ peptic ulcer :
Didefinisikan sebagai kerusakan integritas mukosa lambung dan/atau
duodenum yang menyebabkan terjadinya inflamasi lokal (Valle, 2005)

Ulkus peptikum (UP)
Secara anatomis, kerusakan atau hilangnya jaringan mukosa, submukosa
sampai lapisan otot dari SCBA
Secara klinis, hilangnya epitel superfisial atau lapisan lebih dalam dgn
diameter > 5 mm yang dapat diamati secara endoskopis atau radiologis
Nyeri abdomen seperti rasa terbakar, perut kembung, dan perasaan
perut penuh.
Nyeri Nokturnal rasa nyeri pada malam hari biasanya jam 12- jam 1
Bersendawa
Darah di dalam muntah
Kehilangan selera makan
Mual
Muntah-muntah
Penurunan berat badan yang tidak diinginkan


Kesimbangan faktor agresif dan faktor defensif
7
Manan C. Gastropati obat anti inflamasi non steroid dalam dyspepsia sains dan aplikasi klinik. FKUI Jakarta 2002
1.Faktor Agresif (Asam dan Pepsin)
Asam hidroklorida disekresikan secara kontinyu,tetapi sekresi
meningkat karena mekanisme neurogenik dan hormonal yang dimulai
dari ransangan lambung dan usus.
Terjadinya peningkatan produksi dan pelepasan gastrin menyebabkan
sensitifitas mukosa lambung terhadap ransangan gastrin meningkat
secara berlebihan, jumlah sel parietal, pepsinogen khususnya
pepsinogen 1 juga meningkat
Peningkatan asam> merangsang saraf kolinergik> terjadinya
motilitas> nyeri
Peningkatan asam> meransang saraf simpatik> reflek
spasmeesophageal> timbul regurgitasi asam HCL> rasa nyeri berupa
panas terbakar

9
Tarigan P. Tukak gaster. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid I edisi V. Balai Penerbit FKUI, 2009
2. Faktor Defensif(pertahanan Mukosa)


10
Berardi RR. Peptic ulcer disease. In:Pharmacotherapy: a pathophysiologic approach. 5th ed. New York: McGraw-Hill; 2002
3. Faktor Kontribusi/ Predisposisi
Antara lain letak geografis,jenis kelamin, faktor
psikosomatik,herediter,merokok,obat dan faktor lainnya.
pria lebih banyak pada tukak peptik
Tukak peptik lebih sering terjadi 2-3 kali dari keluarganya yg
mendapat tukakpeptik dibanding populasi normal
Gol.darah O 30-40% lebih sering dari gol.darah lainnya,dan
lebih sering ulkus peptik di duodenum
Terbagi menjadi dua yang memerlukan dan yang tidak
memerlukan endoskopi.


Diagnosis Klinis Ulkus Peptikum
(Chuah et al 2011, Wang & Peura 2010, McColl 2010, Chey & Wong 2007, Gatta et al 2005).
Yang tidak memerlukan endoskopi
(diagnosis non-invasif) antara lain
tes antibodi (kuantitatif dan
kualitatif), tes nafas urea, dan tes
tinja
Pemeriksaan perut kembung
Pemeriksaan perutr nyeri/ sakit
Tes Fisik
Tes darah
Tes napas urea
Tes tinja
Uji Lab (mengindikasikan
adanya H. pylori)
Mengambil foto dari ulkus peptikum
Mengambil biopsi dari lapisan lambung atau usus halus
Menyuntikkan obat pembekuan darah
Menghentikan pendarahan dengan probe listrik
Gastrointestinal
Endoskopi
Diagnosis Klinis Ulkus Peptikum
X- ray. Menunjukkan bentuk saluran pencernaan bagian atas saluran pencernaan
(kerongkongan, lambung, usus halus)untuk mendiagnosis ulkus peptikum
Bisa juga menggunakan CT scan yang dapat menunjukkan ulkus peptikum perforasi
Upper GI Series
Alat Endoskopi
Ulkus Duodenum
Definisi Ulkus Duodenum
Secara anatomi didefinisikan sebagai suatu defek
mukosa/submukosa yang berbatas tegas dapat menembus
muskularis mukosa sampai lapisan serosa sehingga dapat terjadi
perforasi.
Secara klinis, ulkus duodenum adalah hilangnya epitel superficial
atau lapisan lebih dalam.
Ulkus duodenum lebih sering terjadi dibandingkan ulkus
lambung.
Lokasi yang paling sering pada ulkus duodenum adalah
duodenum proksimal, yang disebut tutup atau tonjolan.

Gejala
Nyeri di daerah epigastrium
Terasa perih dan tertekan
menghilang dalam waktu beberapa menit setelah makan
Kambuh jika lambung kosong
Dua Penyebab Utama Ulkus Duodenum
Peningkatan
penyaluran asam ke
usus
Produksi mukus
yang terlalu sedikit
Penyebab penurunan
produksi mukus
Menurunnya aliran darah ke usus, menyebabkan hipoksia
lapisan mukosa atau kematian sel-sel pengahasil mukus
Infeksi bakterium Helicobacter Pylori
Penghambatan kelenjar penghasil mukus di duodenum (kelenjar
Brunner)
Ulkus
Iskemik
Penggunaan beberapa obat NSAID (contoh:aspirin)
Penyebab penurunan produksi mukus
Bakteri H. Pylori
DIAGNOSIS KLINIS
Endoskopi adalah suatu prosedur dimana sebuah selang
dimasukkan melalui mulut dan bisa langsung melihat ke dalam
lambung. Pada pemeriksaan endoskopi, bisa diambil jaringan untuk
pemeriksaan biopsi
Keuntungan dari Endoskopi:
Lebih dapat dipercaya untuk menemukan ulkus pada lambung dan
duodenum dibanding dengan rontgen
Lebih bisa diandalkan pada penderita yang telah mengalami pembedahan
lambung
Bisa digunakan untuk menghentikan pendarahan karena ulkus

Lambung Sehat, (2014). Ulkus. [online] Available at: http://www.lambungsehat.com/index.php?mod=maag&id=5 [Accessed 6 Sep. 2014].
DIAGNOSIS KLINIS
Rontgen dengan kontras barium dari lambung dan duodenum,
dilakukan jika ulkus tidak ditemukan melalui endoskopi
Analisa lambung merupakan prosedur dimana cairan lambung
dihisap secara langsung dari lambung dan duodenum sehingga
jumlah asam bisa diukur. Prosedur ini dilakukan jika ulkusnya berat
atau berulang atau sebelum dilakukan pembedahan
Pemeriksaan darah tidak dapat menentukan adanya ulkus, tetapi
hitung jenis darah bias menentukan adanya anemia akibat
pendarahan ulkus. Pemeriksaan lainnya dapat menemukan adanya
bakteri Helicobacter pyilori


Lambung Sehat, (2014). Ulkus. [online] Available at: http://www.lambungsehat.com/index.php?mod=maag&id=5 [Accessed 6 Sep. 2014].
Gastroesophageal Reflux Disease
Gastroesophageal Reflux
Disease (GERD) atau dikenal
pula sebagai acid reflux
merupakan salah satu
penyakit yang terjadi ketika
asam lambung naik kembali
ke kerongkongan sehingga
menyebabkan
ketidaknyamanan.
Penyebab GERD
Otot-otot esophageal
sphincter bagian bawah
tidak berfungsi normal.
Makan makanan pedas,
gorengan, makan berat
di malam hari.
segera berbaring atau
membungkuk setelah
makan.
Merokok, konsumsi
alkohol, obesitas
Hamil, terjadinya
peningkatan ukuran
rahim dan berat badan
sehingga memberi
tekanan pada perut.
Perubahan hormon
dalam tubuh.
Gejala GERD
Selain itu, iritasi, kehilangan nafsu makan, menangis terus menerus juga
merupakan gejala GERD yang diamati pada bayi dan anak-anak.
Batuk kronis dan konstan pada anak-anak juga bisa disebabkan oleh
penyakit ini.
Nyeri dada Mulas
Dispepsia
(maag)
Mual Muntah
Gangguan
pencernaan
Nyeri perut Batuk
Kesulitan
menelan
Faktor Penyebab GERD
Tetapi LES ini melemah sehingga menyebabkan asam lambung dapat
kembali ke esofagus. Oleh karena itu terjadi inflamasi terhadap lapisan
esofagus (esofagitis) yang lama kelamaan akan melemahkan lapisan
esofagus sehingga dapat terjadi pendarahan
Saat menelan sfingter esofagus bawah (LES) relaksaksi sehingga
makanan dan cairan dapat turun ke lambung lalu menutup lagi.
Asam yang berasal dari lambung mengalir kembali ke esofagus dan hal
ini terjadi berulang kali.
referensi
Mayoclinic.org, (2014). GERD Causes - Diseases and Conditions
- Mayo Clinic. [online] Available at:
http://www.mayoclinic.org/diseases-
conditions/gerd/basics/causes/con-20025201 [Accessed 6 Sep.
2014].
Pedoman dalam diagnosis GERD :

Tidak ditemukan mucosal break pada pemeriksaan endoskopi.
Pemeriksaan pH esofagus dengan hasil positif.
Terapi empiris yang dikenal dengan tes PPI

Diagnostik klinik pada GERD
Pemeriksaan ini dapat menemukan kelainan berupa
penebalan lipatan mukosa esofagus, erosi dan
striktur. Pemeriksaan ini mempunyai akurasi 24,6%
untuk esofagitis ringan, 81,6% esofagitis sedang, dan
98,7% esofagitis berat.

Pemeriksaan Esofagogram.
1
2
Pemeriksaan ini berhubungan dengan episode reflux
dan gejala-gejalanya serta NERD. Akurasi
pemeriksaan ini mencapai 96%.
Monitoring pH intra esofagus 24 jam.
Pemeriksaan pada diagnosis GERD
3
Digunakan untuk menilai sensitivitas mukosa
esofagus terhadap paparan asam. Pemeriksaan ini
dengan menggunakan HCl 0,1% yang dialirkan ke
esofagus dan menggunakan NaCl 0,9% sebagai
kontrol. Sensitivitas pemeriksaan ini 78 % dan
spesifisitas 84%.

Tes Perfusi Berstein
4
Diagnosis ini menggunakan PPI dosis ganda selama 1-2
minggu pada pasien yang diduga menderita GERD. Tes
positif bila 75% keluhan hilang selama satu minggu. Tes
ini mempunyai sensitivitas 75% dan spesitivitas 55%.
Tes PPI
Tes ini untuk menilai pengobatan sebelum dan
sesudah pemberian terapi pada pasien NERD
terutama untuk tujuan penelitian. Pemeriksaan ini
juga untuk menilai gangguan peristaltik/motilitas
esofagus.

Manometri esofagus
5
6
Diindikasikan: Menilai adanya kerusakan mukosa
esofagus mulai erosi sampai keganasan, mengambil
sampel biopsi, kecurigaan adanya esofagus Barretts.

Endoskopi
7 Pemeriksaan untuk menilai adanya metaplasia, displasia
atau keganasan. Tetapi bukan untuk memastikan NERD.

Histopatologi.
McQuaid KR. Inflammatory esophageal condition. In: Tierney
LM, McPhee SJ, Papadakis MA, eds. Current medical diagnosis
and treatment. San Fransisco: The McGraw-Hill Companies,
2005.p.1259-69
Scott M, Gelhot AR. Gastroesophageal reflux disease: Diagnosis
and management. American Family Physician 1999; 59:1-13
De Vault KR, Castell DO. Update guidelines for the diagnosis
and treatment of gastroesophageal reflux disease. American
Journal of Gastroenterology 2005; 100:190-7
Daftar Pustaka
Definisi Pankreatitis Kronik
Suatu keadaan dimana terjadinya suatu proses destruktif peradangan pankreas, yang sering
ditandai dengan pankreatitis tipe ringan, atau subklinis kambuh, berulang, dan terus
berlangsung. Penyakit ini terjadi pada pasien yang sama dengan pasien pankreatitis akut,
khususnya kepada pecandu alkohol dan penderita gangguan empedu.
Pankreatitis kronik merupakan peradangan pankreas menahun yang biasanya menyebabkan
kerusakan struktur dan fungsi pankreas. .
Terjadi kerusakan permanen sehingga menyebabkan gangguan fungsi eksokrin dan endokrin

Gejala
Gejala pankreatitis kronis umumnya terbagi dalam dua pola


Pola pertama
penderita mengalami nyeri perut bagian tengah yang
menetap, yang beratnya bervariasi.
Pola kedua
penderita mengalami episode pankreatitis yang hilang timbul, dengan
gejala yang mirip dengan pankreatitis akut ringan sampai sedang.
Nyerinya kadang-kadang berat dan berlangsung selama beberapa jam
atau beberapa hari.
Gejala lainnya yang mengikuti
Rasa penuh pada perut biasanya akan berkurang ketika penderita
dalam posisi duduk atau melengkung
Apabila makan dan minum dalam jumlah yang banyak, rasa nyeri
pada tubuh tadi akan terangsang.
Sekitar 75%-90% penderita akan merasa mual dan muntah-muntah
Lebih dari 50% penderita akan mengalami demam
Hampir 50% penderita mengalami renjatan (sindroma klinis akibat
kegagalan sirkulasi dalam memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi
jaringan)
Takikardia (detak jantung yang sangat cepat), kuning, penampilan
penderita tampak gelisah, dan dehidrasi.
Di negara maju, 60-70% penderita pankreatitis kronik merupakan peminum
alkohol yang lama (selama 6-12 tahun)
Konsumsi Alkohol
Penyumbatan saluran pankreas akibat penyempitan saluran atau kanker
pankreas
Penyumbatan saluran pankreas
Masalah autoimun, contohnya: inflammatory bowel disease
Autoimun
Komplikasi cystic fibrosis : akibat adanya cairan tebal yaitu mucus pada
pankreas penderita
Komplikasi cystic fibrosis
Faktor Penyebab

Hyperlipidemia : trigliserida meningkat hingga 1.000 mg/dl, kilomikron
selalu terbentuk tinggi, maka akan merangsang enzim pankreas ( lipase)
untuk hidrolisis trigliserid manjadi asam lemak terus- menerus
Hyperlipidemia
Hyperparathyroidism : sekresi berlebih hormon paratiroid oleh kelenjar
paratiroid yang menyebabkan sekresi kalsium, fosfat, dan vitamin D yang
tidak terkontrol
Hyperparathyroidism
Penggunaan obat tertentu, khususnya sulfonamida, thiazida, dan
azathioprin
Penggunaan obat-obatan tertentu
Diagnosis Klinik
Fecal fat test
Pemeriksaan darah
Uji IgG4
Tes fungsi pankreas
Pemeriksaan
laboratorium
Abdominal CT scan
Abdominal ultrasound
Pemeriksaan
radiologi
Fecal fat test
Pemeriksaan lemak pada feses. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui
apakah penyerapan lemak oleh enzim di pankreas sudah maksimal.
Pemeriksaan Darah
Pemeriksaan darah dapat dilakukan dengan serum amilase, serum lipase,
dan serum tripsinogen.
Konsentrasi rendah serum tripsin relatif spesifik pada pankreatitis kronik
stadium lanjut, tidak cukup sensitif pada pasien golongan ringan hingga
sedang.
Uji IgG4
Uji ini dilakukan untuk mendiagnosis pankreatitis autoimun
Tes fungsi pankreas
Tes fungsi pankreas (PFTs) dapat membantu dalam mendiagnosis pasien
yang mengalami sakit perut berulang tetapi memiliki hasil laboratorium yang
normal.
Abdominal CT scan
Foto rontgen memperlihatkan kalsifikasi pankreas pada 25 59 % pasien
yang merupakan patognomonik pada pankreatitis kronik.


Abdominal ultrasound
Pemeriksaan organ pada abdomen yaitu pankreas, ginjal, liver, dll
dengan ultrasound. Dapat menentukan penyebab pankreatitis kronik (
penyakit hati alkoholik, penyakit kalkuli) dan menilai komplikasi penyakit
(mis. pseudokista, ascites, obstruksi vena portal/splenika)

Sumber
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28477/2/Ch
apter%20III-IV.pdf
http://www.menshealth.co.id/kesehatan/waras/mengenal.pen
yakit.pankreatitis/004/003/11
Pankreatitis penyakit di mana pankreas menjadi meradang.
Kerusakan pankreas terjadi ketika enzim pencernaan diaktifkan
sebelum mereka dilepaskan ke usus kecil dan mulai menyerang
pankreas.
Definisi
Pankreatitis akut peradangan mendadak yang berlangsung
untuk waktu yang singkat. Ini dapat berkisar dari
ketidaknyamanan ringan sampai parah, penyakit yang
mengancam jiwa.
FAKTOR PENYEBAB
Sumbatan batu empedu
Konsumsi alcohol yang berlebihan
Genetik. Terdapat mutasi genetik rentan
Pemakaian obat-obat tertentu, misalnya : obat golongan sulfa, ACE inhibitor dan
furosemide. Peradangan biasanya membaik setelah obat dihentikan.
Infeksi virus (mumps, coxsackie B, Mycoplasma pneumonia, dan campylobacter).
Kadar trigliserida dalam darah yang tinggi.
Berkurangnya aliran darah ke pancreas, misalnya karena tekanan darah yang
tinggi.
kadar kalsium yang tinggi dalam darah ( bisa disebabkan oleh hiperparatiroidisme
Tanda dan Gejala
Nyeri perut (cardinal symptom): Biasanya terjadi secara
mendadak dan menjadi lebih parah secara bertahap, paling
sering terletak di perut bagian atas
Mual dan muntah, kadang-kadang dengan anoreksia
Diare
Temuan fisik berikut dapat dicatat, bervariasi dengan tingkat
keparahan penyakit:

Demam (76%) dan takikardia (65%)
Jaundice (28%)
Dyspnea (10%); takipnea
Dalam kasus yang parah, ketidakstabilan hemodinamik (10%) dan
hematemesis (5%); pucat, yg mengeluarkan keringat, dan
penampilan lesu
Diagnosis
Setelah diagnosis pankreatitis akut tercapai, tes laboratorium diperoleh
untuk mendukung kesan klinis, seperti berikut:
Serum amylase dan lipase
Liver-associated enzymes
Blood urea nitrogen (BUN), kreatinin, dan elektrolit
Blood glucose
Serum cholesterol dan triglyceride
Complete blood count (CBC) dan hematokrit; NLR
C-reactive protein (CRP)
Arterial blood gas values
Serum lactic dehydrogenase (LDH) dan bikarbonat
Immunoglobulin G4 (IgG4)
Pencitraan diagnostik tidak diperlukan dalam banyak kasus tetapi dapat
diperoleh ketika diagnosis diragukan, ketika pankreatitis parah, atau
ketika sebuah studi yang diberikan mungkin memberikan informasi
khusus yang diperlukan. Modalitas yang digunakan adalah sebagai
berikut:
Radiografi abdomen
(peran terbatas): Radiografi
Ginjal-ureter-kandung kemih
(KUB) dengan pasien tegak
terutama dilakukan untuk
mendeteksi udara bebas di
perut
1
Ultrasonografi abdomen
(tes awal yang paling berguna
dalam menentukan etiologi,
dan merupakan teknik pilihan
untuk mendeteksi batu
empedu)
2
Endoskopi ultrasonografi (EUS)
(digunakan terutama untuk
mendeteksi microlithiasis dan
lesi periampula yang tidak
mudah diperlihatkan oleh
metode lain)
3
Abdominal computed
tomography (CT) scanning
(umumnya tidak diindikasikan
untuk pasien dengan
pankreatitis ringan tapi selalu
diindikasikan untuk orang-
orang dengan pankreatitis akut
berat)
4
Endoscopic retrograde
cholangiopancreatography
(ERCP); untuk digunakan
dengan sangat hati-hati dalam
penyakit ini dan tidak pernah
sebagai-baris pertama alat
diagnostik)
5
Magnetic resonance
cholangiopancreatography
(MRCP); tidak sensitif seperti
ERCP tapi lebih aman dan non-
invasif
6
ZES adalah suatu kondisi kompleks dimana terdapat satu atau lebih
tumor di pankreas atau di bagian atas usus 12 jari (duodenum).
Tumor- tumor ini menghasilkan hormon gastrin yang abnormal.


ZES ini termasuk kasus yang jarang terjadi. Di Amerika Serikat, kurang
dari 1% borok di usus 12 jari(duodenum) dihasilkan dari penyakit ini.
Umur rata- rata diagnosis adalah 50 tahun dan dapat terjadi kapan
saja. Terapi untuk ZES sebagian besar terdiri dari obat- obatan untuk
mengurangi asam dan menyembuhkan bisul. Operasi untuk
mengangkat tumor mungkin menjadi opsi untuk pasien sindrom ZES.

DEFINISI

Rasa panas terbakar, rasa sakit, nyeri perut atau ketidaknyamanan di
perut bagian atas
Diare
Mual dan muntah
Merasa lemah
Perdarahan di sistem saluran cerna
Nafsu makan berkurang
Penurunan berat badan
Anemia

GEJALA
FAKTOR PENYEBAB
Penyebab pasti masih belum diketahui

Sindrom dimulai saat tumor (gastrinoma) atau bentuk tumor berada di
pankreas atau usus 12 jari
Tumor tersebut akan membuat sel mengeluarkan enzim gastrin dalam jumlah
yang sangat banyak, yang menyebabkan lambung memproduksi terlalu banyak
asam
Asam yang berlebihan ini dapat menyebabkan terjadinya bisul perut dan diare
Selain menyebabkan produksi asam berlebih, tumor akan bersifat ganas
(malignan) dan menyebabkan terjadinya kanker yang dapat menyebar ke mana
saja, umumnya di dekat kelenjar getah bening atau hati

TES DARAH
1. Untuk dianalisis apakah terjadi peningkatan level gastrin dalam darah
2. Harus diulang minimal 3x kali karena gastrin yang berfluktuasi
3. Level gastrin yang sangat tinggi dapat disebabkan oleh faktor lain, maka
lakukan uji keasaman perut (pH <2, v lambung >140mL, >1jam, tanpa
operasi perut (+) ZES)
4. Jika lambung memproduksi asam, maka akan dilakukan tes simulasi
sekretin (setelah puasa semalam, diukur pada 0,2,5,10,15m3nit,
peningkatan >200pg/ml (+)ZES.
DIAGNOSTIK KLINIK
ENDOSCOPY
1. Pada tes ini, dokter akan menyisipkan instrumen tipis dan fleksibel dengan cahaya
dan kamera video kedalam perut dan duodenum untuk mengamati bisul
2. Sampel jaringan akan diambil untuk dibawa ke laboratorium
IMAGING STUDIES
Untuk mengetahui letak pasti tumor, maka digunakan scan nuklir yang
menggunakan penjejak radio aktif


Malabsorpsi Karbohidrat
Malabsorpsi karbohidrat adalah suatu kondisi yang disebabkan oleh
penurunan kemampuan untuk mencerna dan/atau menyerap nutrisi
berupa karbohidrat dari makanan.
Umumnya malabsorpsi berhubungan dengan gangguan pencernaan
(maldigesti) dan gangguan penyerapan (malabsorpsi) dari makanan
tersebut.

Gejala Malabsorpsi Karbohidrat
Beberapa gejala malabsorpsi karbohidrat :
Diare kronis
Proses pertumbuhan terganggu
Sakit perut, kram perut, dan perut kembung
Penurunan berat badan
Cepat lelah dan lesu
Pengecilan otot

Penyebab Malabsorbsi Karbohidrat
Gangguan pencernaan dari bahan makanan
Ganguan mekanisme transport dari makanan yang sudah
dicerna melewati pertahanan (barrier) mukosa
Berkurangnya daerah absorbsi usus terutama usus halus


Klasifikasi penyebab malabsorbsi karbohidrat :

Biokimia atau defisiensi enzim,
Proliferasi bakteri,
Gangguan mukosa usus kecil,
Gangguan limfatik dan sirkulasi vaskuler,
Kehilangan area permukaan.


Diagnostik Malabsorbsi Karbohidrat
Dilakukan dengan cara :
1. Pengukuran pH tinja
pH normal tinja adalah 7.
pH tinja penderita umumnya kurang dari
7.

2. Teknik Biopsi
untuk mengetahui keadaan klinis usus,
(seperti bagian vili, mukosa) dengan
menggunakan mikroskop elektron.
3. Pengukuran kadar gula tinja dengan
tablet Clinitest
yaitu dengan menambahkan tablet
Clinitest pada cairan feses. Adanya
malabsorbsi bila pengukuran
melebihi 0,5%

4. Test Toleransi Gula
dilakukan sesudah berpuasa
beberapa jam. Pasien diberi minum
laktosa 50g/m2 permukaan tubuh.
Selama 2 jam, dilakukan 4 kali
pengukuran. Apabila grafik yg
ditunjukkan datar, menunjukkan
adanya intoleran laktosa

Definisi
Sirosis berasal dari kata Khirros yang berarti
kuning oranye

Sirosi hati adalah penyakit hati paling kronik
yang ditandai dengan adanya pembentukan
lembar-lembar jaringan ikat dan nodul-nodul
regenerasi sel hati.

Akibat pembentukan jaringan ikat dan nodul
tersebut terjadi distorsi pada arsitektur hati
dan akan menimbulkan perubahan sirkulasi
mikro dan makro menjadi tidak teratur.
Bentuk hati yang normal akan berubah disertai
terjadinya penekanan pada pembuluh darah dan
terganggunya aliran darah vena porta yang
akhirnya menyebabkan hipertensi portal.



Klasifikasi Sirosis Hati
Berdasarkan morfologi
1. Mikronodular
Terdapat septa tebal teratur dan memiliki
besar nodul sampai 3 mm.
2. Makronodular
Terdapat septa dengan ketebalan bervariasi,
mengandung nodul (> 3 mm) yang besarnya
juga bervariasi
3. Campuran



Berdasarkan etiologi
1. Sirosis portal laennec.
Sirosi ini disebabkan oleh alkoholisme dan malnutrisi.
Pada tahap awal sirosis ini, hepar membesar dan
mengeras. Namun pada tahap akhir, hepar akan
mengecil dan nodular.
2. Sirosis pascanekrotik
Sirosis ini ditandai dengan terjadinya nekrosis yang
berat. Hepar mengecil dengan banyak nodul dan
jaringan fibrosa.
3. Sirosis bilier
Penyebabnya adalah obstruksi empedu dalam hepar dan
duktus koledukus komunis (duktus sistikus)

Gejala
1. Adanya pembesaran pada hati
hati akan cenderung membesar
dipenuhi oleh lemak.
hati kemudian akan menjadi keras
dan memiliki tepi yang tajam.
nyeri pada abdomen akibat
regangan pada selubung fibrosa
hati
Pada tingkat lanjut, ukuran hati
berkurang karena terjadi
pengerutan jaringan hati oleh
jaringan parut
Permukaan hati akan teraba
noduler

2. Obstruksi portal dan asites
- Darah dari organ digestif akan berkumpul dalam vena porta
dan dibawa ke hati
- Hati yang sirotik tidak memungkinkan terjadinya perlintasan
aliran darah
- Darah dibawa kembali ke limpa dan traktus gastrointestinal
- Limpa dan traktus gastrointestinal dipenuhi oleh darah dan
tidak bisa bekerja dengan baik

3. Terjadi Splenomegali (pembesaran limpa)

4. Varises gastrointestinal
- Obstruksi aliran darah lewat hati mengakibatkan
pembentukan pembuluh darah kolateral sistem
gastrointestinal
- Terjadi pemintasan darah dari pembuluh porta ke dalam
pembuluh darah dengan tekanan yang lebih rendah
- Terjadi distensi pembuluh darah abdomen yang mencolok dan
terjadi inspeksi abdomen

5. Edema


Penyebab
1. Alkohol
Konsumsi minuman beralkohol dapat menyebabkan berbagai penyakit hati, mulai dari perlemakkan hati tanpa
komplikasi, perlemakkan hati dengan peradangan (hepatitis alkoholik), hingga sirosis hati.

2. Perlemakkan Hati Nonalkoholik
Pada keadaan ini, terjadi penumpukkan lemak di dalam hati yang terjadi pada orang-orang yang tidak
mengkonsumsi minuman beralkohol dalam jumlah berlebihan, akan tetapi kelainan atau kerusakan yang terjadi
pada sel-sel hati mirip dengan kerusakan yang diakibatkan oleh konsumsi minuma n beralkohol secara
berlebihan.


3. Sirosis Tanpa Penyebab yang Jelas (Sirosis Kriptogenik)
Sirosis kriptogenik merupakan salah satu penyebab diperlukannya transplantasi hati. Sirosis kriptogenik
merupakan suatu gangguan hati yang menyebabkan pengerasan hati tetapi tanpa suatu penyebab yang jelas.
Para dokter menduga bahwa keadaan ini berhubungan dengan obesitas dalam waktu lama, diabetes tipe 2, dan
resistensi insulin. Para ahli juga menemukan bahwa sirosis kriptogenik ini dapat terjadi pada orang-orang yang
mengalami perlemakkan hati nonalkoholik.

4. Hepatitis Kronik
Hepatitis kronik merupakan suatu keadaan di mana virus hepatitis B atau C menginfeksi hati selama bertahun-
tahun. Sebagian besar penderita hepatitis tidak akan mengalami hepatitis kronik dan sirosis hati. Bila infeksi virus
hepatitis ini berlangsung lama, maka dapat menyebabkan terjadinya kerusakan pada sel-sel hati dan
menyebabkan terjadinya sirosis hati, atau bahkan kanker hati.
Gejala Klinis Sirosis Hepatis
1. Sirosis kompensata dengan gejala klinik yang belum tampak
Diagnosis untuk stadium ini ditegakkan pada saat melakukan evaluasi
terhadap fungsi hati pada penderita hepatitis kronik. Kerusakan
subjektif baru timbul bila sudah ada kerusakan sel-sel hati, umumnya
berupa penurunan nafsu makan, mual, muntah, sebah, kelemahan
dan malaise.

Gejala Klinis Sirosis Hepatis
2. Sirosis dekompensata dengan gejala klinik yang jelas
Gejala klinik sirosis dekompensata melibatkan berbagai sistem
Pada gastrointestinal terdapat gangguan saluran cerna seperti mual, muntah,
anoreksia, dan diare
Pada sistem hematologi kelainan yang sering terjadi adalah anemia dan gangguan
pembekuan darah
Pada kardiovaskular manifestasinya sering berupa peningkatan kardiac output yang
dapat berkembang menjadi sistemik resistensi serta penurunan hepatic blood
flow (hipertensi porta), selanjutnya dapat pula menjadi hipertensi sistemik
Pada sistem endokrin kelainan terjadi karena kegagalan hati dalam mensintesis atau
metabolisme hormon
Pada sistem neurologis ensefalopati terjadi karena kerusakan lanjut dari sel
hati. Gangguan neurologis dapat berupa asteriksis (flapping tremor), gangguan
kesadaran dan emosi
Referensi
Smeltzer, Suzanne C dan Brenda G. Bare. (2001). Keperawatan
medikal bedah 2. (Ed 8). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
(EGC).
Baradero, Mary, Mary wilfrid daytri, Yakobus Siswadi. (2008).
Klien Gangguan Hati. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran (EGC)

Anda mungkin juga menyukai