Anda di halaman 1dari 54

GENDER ISSUE

Perbedaan peran, tugas, nilai-nilai yag


dilekatkan pada perempuan dan laki-laki
karena konstruksi sosial (kebiasaan yang
tumbuh dan disepakati dalam masyarakat),
berdasarkan waktu, budaya dan kelas sosial,
dan dapat berubah sesuai dengan
perkembangan zaman.
GENDER
SEKS
Perbedaan jenis kelamin yang ditentukan
secara biologis dan merupakan kodrat
(ketentuan Tuhan) sehingga bersifat
permanent dan universal.
GENDER Seks
Bisa berubah Tidak dapat berubah
Dapat dipertukarkan
Tidak dapat
dipertukarkan
Tergantung waktu Berlaku sepanjang masa
Tergantung budaya
masing-masing
Berlaku di mana saja
Bukan kodrat (buatan
masyarakat)
Kodrat (ciptaan Tuhan)
Perbedaan Perempuan dan Laki-laki
secara Kodrati
Perempuan mengalami menstruasi, laki-laki
tidak.
Perempuan memiliki rahim untuk mengandung
dan melahirkan, laki-laki tidak.
Perempuan memiliki payudara untuk menyusui
anaknya, laki-laki tidak.

Organ vital perempuan dan laki-laki jelas
berbeda.
Kekuatan otot laki-laki lebih besar daripada
wanita.
Jenis hormon yang dihasilkan perempuan dan
laki-laki berbeda.
Edward Wilson dari Harvard University
mengemukakan ada 2 konsep besar yaitu :
Konsep nurture (konstruksi social budaya).
Konsep nature (alamiah).

Konsep Nurture
Perbedaan laki-laki dan perempuan sebenarnya adalah hasil
konstruksi social
budaya yang menghasilkan peran dan tugas yang berbeda.
Perbedaan ini menyebabkan perempuan tertinggal dan terabaikan
perannya di dalam hidup berkeluarga, bermasyarakat dan
bernegara. Konstruksi social ini menempatkan laki-laki dan
perempuan dalam perbedaan kelas, di mana kelas borjuis untuk
laki-laki sedang kelas proletar untuk perempuan.
Perjuangan ini dipelopori oleh kaum perempuan internasional yang
cenderung mengejar kesamaan jumlah dalam segala aktivitas di
masyatakat. Namun perjuangan ini mendapat banyak hambatan
seperti agama, budaya dan lain-lain. Konsep social konflik ini
menempatkan kaum laki-laki sebagai kaum penindas ( borjuis)
sedang perempuan sebagai kaum tertindas (proletar).

Konsep Nature

Konsep ini menerima perbedaan kodrat biologis secara alami antara
laki-laki dengan perempuan. Perbedaan biologis ini memberikan
indikasi bahwa laki-laki dan perempuan dapat diberi tugas dan
peran yang berbeda- beda. Ada peran yang bias ditukar namun ada
juga yang tidak karena memang berbeda secara kodratinya. Untuk
mengejar itu maka dikembangkan konsep pemberdayaan
perempuan (women enpowement) : suatu program khusus
(affirmative action) untuk memperbaiki posisi dan kondisi
perempuan.
Keluarga sebagai unit social yang memberikan perbedaan
mengenai peran suami isteri untuk saling melengkapi dan saling
tolong-menolong satu sama lain. Karena itu peran di dalam kelurga
makin penting dalam masyarakat modern terutama dalam
mengasuh dan mendidik anak. Keharmonisan hidup hanya dapat
diciptakan bila ada pembagian tugas dan peran anatara laki-laki dan
perempuan secara seimbang.

konsep keseimbangan
(equilibrium).
Konsep ini menekankan tentang keharmonisan
dan kerja sama yang baik anatara laki-laki
dengan perempuan. Ada paham kompromitis
paham ini mempertentangkan antara laki-laki
dengan perempuan karena keduanya harus
bekerja sama dakam menjaga keharmonisan
dan kemitraan di lingkungan keluarga,
masyarakat dan Negara. Karena itu penerapan
kesetaraan dan keadilan gender harus
memperhaikan masalah konteks dan situasi,
bukan berdasarkan perhitungan matematis
(quota) dan tidak bersifat universal.

DISKRIMINASI TERHADAP
PEREMPUAN

Definisi :

Kekerasan terhadap perempuan adalah setiap
tindakan yang berakibat pada penderitaan
terhadap perempuan secara fisik, seksual,
maupun psikologis

Sudut pandang :
Agama :
Pada dasarnya, Tuhan menciptakan manusia
adalah sama derajatnya. Oleh karena itu
dalam pandangan agama, pria dan wanita
memiliki derajat yang sama.
Sosial :
Dalam sudut pandang social, sebenarnya
tidak ada pembedaan antara pria dan wanita
namun kebiasaan masyarakatlah yang
membentuknya.

Hukum :
Dalam hokum sebenarnya tidak ada pembedaan
gender. Namun karena adanya kekerasan yang
dilakukan terhadap wanita maka banyak dibuat
UU yang mengatur mengenai tindak kekerasan
terhadap wanita dan juga dikeluarkan Peraturan
Presiden tentang Komisi Nasional Anti
Kekerasan Terfadap Perempuan (th 2005)
Etika :
Jaman dahulu, masih banyak tindakan yang
kurang menghargai wanita. Namun pada jaman
sekarang, wanita lebih diistimewakan.

Budaya :
Pada jaman dahulu, ada umur-umur tertentu
bagi wanita untuk menikah, tetapi pada jaman
sekarang tidak ada. Ada pula beberapa
daerah di Indonesia yang lebih
menitikberatkan pada pria atau wanita saja.

PERLINDUNGAN HAM TERHADAP
WANITA

HAM : hak yang melekat dalam diri manusia
sejak awal dilahirkan yang berlaku seumur
hidup dan tidak dapat diganggu gugat oleh
siapapun.

Macam-macam HAM :
Hak asasi pribadi
Hak asasi piolitik
Hak asasi hukum
Hak asasi ekonomi
Hak asasi peradilan
Hak asasi social budaya

Wanita juga berhak untuk mendapat perlindungan
HAM, sama seperti laki-laki. Dan kekerasan terhadap
perempuan berarti melanggar hak-hak berikut :
Hak atas kehidupan
Hak atas persamaan
Hak atas kemerdekaan dan keamanan pribadi
Hak untuk mendapatkan pelayanan kesehatan fisik
Hak untuk mendapatkan pendidikan lanjut
Hak untuk tidak mengalami penganiayaan
Hak atas perlindungan yang sama dimuka umum
Hak atas pekerjaan yang layak dan kondisi kerja yang
baik

PERLINDUNGAN HAM TERHADAP
PENDERITA HIV
Keputusan MENKO KESRRA :
NO.KEP/MENKO/KESRA/VI/1994.
Disebutkan : setiap kebijakan, program, pelayanan,
dan kegiatan harus tetap menghormati harkat dan
martabat daripada pengidap HIV/penderita AIDS dan
keluarganya.
Disebutkan pula : setiap pemeriksaan untuk
mendiagnosa HIV/AIDS harus didahului dengan
penjelasan yang benar dan mendapat persetujuan
dari yang bersangkutan. Sebelum dan sesudah tes
HIV, hrus diberikan konseling yang memadai dan
hasil pemeriksaan wajib dirahasiakan

HIV/AIDS
DEFINISI HIV/AIDS
HIV adalah famili dari Retroviruses (retroviridae) dan subfamili dari
Lentiviruses. Retroviruses ini memiliki kemampuan untuk
menggunakan RNA-nya dan DNA inangnya untuk membuat DNA
dari virusnya sendiri. Retroviruses terkenal karena lamanya waktu
inkubasi mereka.
Cara kerja HIV ini sendiri dengan cara menyerang CD4+ yang akan
menyebabkan turunnya sistem kekebalan tubuh (immunodeficient).
Orang yang sistem kekebalannya turun, akan rentan untuk terkena
penyakit dan berbagai infeksi. Kesempatan ini digunakan oleh
bakteri-bakteri oportunis untuk berkembang dan menyebabkan
penyakit pada tubuh, disebut dengan infeksi oportunistik. Bakteri
oportunistik ini sebenarnya selalu ada di tubuh kita, bagi orang
normal, mereka tidak akan menyebabkan penyakit. Tetapi karena
rendahnya daya tahan tubuh, bakteri ini dapat menyebabkan
penyakit. Jika tahap infeksi oportunistik ini telah muncul, maka
infeksi HIV ini telah berkembang menjadi AIDS.

Virus HIV ini sendiri terbagi menjadi 2 tipe,
HIV-1 dan HIV-2. HIV-1 dan HIV-2 ini
sebenarnya memiliki cara kerja dan terkait
dengan infeksi oportunistik yang sama.
Tetapi HIV-2 bekerja lebih lambat dari HIV-
1. HIV-2 ini lebih sering ditemukan di Afrika
Barat
BENTUK HIV
Bentuk HIV adalah bola silinder dengan lipid berlapis ganda
berbentuk bola yang mengelilinginya. Ada 2 protein utama di
lipid berlapis ganda ini, gp120 dan gp41. Fungsi dari lipid
berlapis ganda ini untuk mengenal sel CD4+, dengan itu, HIV
akan dapat menempel dan menyerbu sel CD4+.
Di bagian dalam terdapat RNA (Ribonucleic Acid), serta beberapa
protein dan enzim yang diperlukan untuk proses replikasi dan
maturisasi : p24, p17, p64(reverse transcriptase),
p32(integrase), dan p10(protease).
HIV memanfaatkan 9 gen untuk membentuk protein dan enzim
yang bergguna, yaitu: gag, pol, env, rev, nef, vif, vpu, vpr. Tetapi
dari 9 gen tersebut, 3 gen yang paling utama adalah gag, pol,
dan env. Gen gag berguna untuk membentuk protein inti. Gen
pol membentuk enzim protease, reverse transcriptase dan
integrase. Gen env membentuk componen struktur HIV yaitu
glycoprotein. Gen sisanya berguna untuk replikasi virus dan
meningkatkan kecepatan infeksi dari virus HIV.

SIKLUS HIDUP HIV
Binding and Entry:
protein pelapis, gp120 dan gp41, mengikat CD4+.
Setelah terikat, HIV dan CD4+ akan menempel dan
pada saat menempel inilah virus HIV akan masuk ke
dalam sel CD4+. Membran HIV dan Protein
pelapisnya tertinggal di luar, sementara inti dari HIV
masuk ke dalam sel CD4+.
Reverse Transcription:
RNA HIV harus dikonversikan menjadi DNA dulu
sebelum bergabung dengan DNA sel CD4+.
Penggabungan ini dibutuhkan untuk berkembangbiak.
Proses ini dikenal dengan Reverse Transcription dan
dimediasi oleh enzim reverse transcriptase.

Integration:
setelah Reverse Transcription, DNA virus
dapat masuk ke nukleus sel CD4+ dan
bergabung dengan DNA sel CD4+. Pada
proses inilah sel CD4+ telah brubah menjadi
mesin untuk memproduksi lebih banyak
HIV.
Replication:
DNA baru yang telah dibentuk dari
penggabungan sel CD4+ dan DNA virus
akan memulai sintesis protein HIV

Budding:
Pada tahap ini, Virus-Virus HIV yang telah
dibentuk akan mendorong dinding sel CD4+ untuk
keluar dari sel tersebut. Virus-Virus yang baru ini
akan mengambil seluruh komponen yang
dibutuhkan dari sel CD4+ untuk menginfeksi sel
lain.
Maturation:
Virus baru kini telah memiliki seluruh komponen
yang dibutuhkan untuk menginfeksi sel CD4+
lainnya. Virus baru ini sudah siap untuk
menginfeksi sel CD4+ lainnya, memasuki tahap
Binding and Entry kembali.

PENULARAN DAN GEJALA
HIV/AIDS
PENULARAN
HIV dapat menular ke orang lain melalui :
1. Hubungan seksual (anal, oral, vaginal) yang
tidak terlindungi (tanpa kondom) dengan orang
yang telah terinfeksi HIV.
2. Jarum suntik/tindik/tato yang tidak steril dan
dipakai bergantian
3. Mendapatkan transfusi darah yang
mengandung virus HIV
4. Ibu penderita HIV Positif kepada bayinya
ketika dalam kandungan, saat melahirkan atau
melalui air susu ibu (ASI)

tidak ditularkan melalui hubungan sosial yang
biasa seperti jabatan tangan, bersentuhan,
berciuman biasa, berpelukan, penggunaan
peralatan makan dan minum, gigitan nyamuk,
kolam renang, penggunaan kamar mandi atau
WC/Jamban yang sama atau tinggal serumah
bersama Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA).
ODHA :pengidap HIV atau AIDS. OHIDA :Orang
hidup dengan HIV atau AIDS
Banyak diderita oleh kelompok usia produktif
terutama laki-laki
Tetapi penderita HIV perempuan cenderung
meningkat. Infeksi pada bayi dan anak, 90 %
terjadi dari Ibu pengidap HIV.
Bisa tidak menunjukkan gejala-gejala klinis
tertular HIV menularkan orang lain

Tanda-tanda klinis penderita AIDS :
Berat badan menurun lebih dari 10 % dalam 1
bulan
Diare kronis yang berlangsung lebih dari 1 bulan
Demam berkepanjangan lebih dari1 bulan
Penurunan kesadaran dan gangguan-gangguan
neurologis
Dimensia/HIV ensefalopati

Kelompok rawan yang mempunyai risiko
besar tertular HIV penyebab AIDS, yaitu :
Orang yang berperilaku seksual dengan
berganti-ganti pasangan tanpa
menggunakan kondom
Pengguna narkoba suntik yang menggunakan
jarum suntik secara bersama-sama
Pasangan seksual pengguna narkoba suntik
Bayi yang ibunya positif HIV

Cara mencegah terkena HIV:
menggunakan kondom pada setiap hubungan
seks berisiko
tidak menggunakan jarum suntik secara
bersam-sama
sedapat mungkin tidak memberi ASI pada
anak bila ibu positif HIV.
Gejala minor :
Batuk menetap lebih dari 1 bulan
Dermatitis generalisata yang gatal
Adanya Herpes zoster multisegmental dan
berulang
Infeksi jamur berulang pada alat kelamin wanita
Kandidas orofaringeal
Herpes simplex kronis progresif
Limfadenopati generalisata
Retinitis virus sitomegalo

TAHAP-TAHAP TERINFEKSI
HIV/AIDS
Ada beberapa Tahapan ketika mulai terinfeksi virus HIV sampai
timbul gejala AIDS:
1. Tahap 1: Periode Jendela
- HIV masuk ke dalam tubuh, sampai terbentuknya antibody terhadap
HIV dalam darah
- Tidak ada tanda2 khusus, penderita HIV tampak sehat dan merasa
sehat
- Test HIV belum bisa mendeteksi keberadaan virus ini
- Tahap ini disebut periode jendela, umumnya berkisar 2 minggu - 6
bulan

2. Tahap 2: HIV Positif (tanpa gejala) rata-rata selama 5-10 tahun:
- HIV berkembang biak dalam tubuh
- Tidak ada tanda-tanda khusus, penderita HIV tampak sehat dan
merasa sehat
- Test HIV sudah dapat mendeteksi status HIV seseorang, karena telah
terbentuk antibody terhadap HIV
-Umumnya tetap tampak sehat selama 5-10 tahun, tergantung daya
tahan tubuhnya (rata-rata 8 tahun (di negara berkembang lebih pendek)


3. Tahap 3: HIV Positif (muncul gejala)
- Sistem kekebalan tubuh semakin turun
- Mulai muncul gejala infeksi oportunistik, misalnya: pembengkakan
kelenjar limfa di seluruh tubuh, diare terus menerus, flu, dll
- Umumnya berlangsung selama lebih dari 1 bulan, tergantung daya
tahan tubuhnya

4. Tahap 4: AIDS
- Kondisi sistem kekebalan tubuh sangat lemah
- berbagai penyakit lain (infeksi oportunistik) semakin parah

TES UNTUK MENGETAHUI
TERDETEKSI TIDAKNYA HIV
Tes ELISA (Enzyme-linked Immunosorbent Assay)
ELISA (Enzym-Linked Immunosorbent Assay), tes ini
mendeteksi antibodi yang dibuat tubuh terhadap virus HIV.
Antibodi tersebut biasanya diproduksi mulai minggu ke 2,
atau bahkan setelah minggu ke 12 setelah terpapar virus
HIV.
Western Blot
Sama halnya dengan ELISA, Western Blot juga
mendeteksi antibodi terhadap HIV. Western blot menjadi tes
konfirmasi bagi ELISA karena pemeriksaan ini lebih sensitif
dan lebih spesifik, sehingga kasus 'yang tidak dapat
disimpulkan' sangat kecil. Walaupun demikian, pemeriksaan
ini lebih sulit dan butuh keahlian lebih dalam melakukannya.


IFA
IFA atau indirect fluorescent antibody juga meurupakan
pemeriksaan konfirmasi ELISA positif. Seperti halnya dua
pemeriksaan diatas, IFA juga mendeteksi antibodi
terhadap HIV. Salah satu kekurangan dari pemeriksaan ini
adalah biayanya sangat mahal.
PCR Test
PCR atau polymerase chain reaction adalah uji yang
memeriksa langsung keberadaan virus HIV di dalam darah.
Tes ini dapat dilakukan lebih cepat yaitu sekitar seminggu
setelah terpapar virus HIV. Tes ini sangat mahal dan
memerlukan alat yang canggih. Oleh karena itu, biasanya
hanya dilakukan jika uji antibodi diatas tidak memberikan
hasil yang pasti. Selain itu, PCR test juga dilakukan secara
rutin untuk uji penapisan (screening test) darah atau organ
yang akan didonorkan.


Perawatan Penderita HIV &
AIDS

Jenis perawatan apakah yang
tersedia

perawatan yang ada terdiri dari sejumlah unsur
yang berbeda, yang meliputi konseling dan
tes mandiri (VCT), dukungan bagi
pencegahan penularan HIV, konseling tindak
lanjut, saran-saran mengenai makanan dan
gizi, pengobatan IMS, pengelolaan efek
nutrisi, pencegahan dan perawatan infeksi
oportunistik (IOS), dan pemberian obat-
obatan antiretroviral
1.OBAT RETROVIRAL

Obat antiretroviral digunakan dalam
pengobatan infeksi HIV. Obat-obatan ini
bekerja melawan infeksi itu sendiri dengan
cara memperlambat reproduksi HIV dalam
tubuh
Jenis obat-obat retroviral

Attachment inhibitors(mencegah perlekatan virus pada sel hos) dan
fusion inhibitors(mencegah fusi membran luar virus dengan
membrane sel hos)
Reverse transcriptase inhibitors atau RTI,mencegah salinan RNA virus
ke dalam DNA sel hos
Integrase inhibitors, menghalangi keja enzim integrase yang berfungsi
menyambung potongan-potongan DNA untuk membentuk virus.
Protease inhibitors, Menghalangi kegiatan protease, sebuah enzim
yang memotong rantai protein HIV menjadi protein tertentu yang
diperlukan untuk merakit tiruan virus yang baru.
Immune stimulators, Memakai pesuruh kimia tubuh untuk merangsang
tanggapan kekebalan
Obat antisense, Obat ini adalah bayangan terbalik dari bagian koda
genetik HIV yang mengikat pada virus untuk mencegah fungsinya.


CARA KERJA OBAT RETROVIRAL

Dalam suatu sel yang terinfeksi, HIV mereplikasi
diri, yang kemudian dapat menginfeksi sel-sel
lain dalam tubuh yang masih sehat. Semakin
banyak sel yang diinfeksi HIV, semakin besar
dampak yang ditimbulkannya terhadap
kekebalan tubuh (immunodeficiency). Obat-
obatan antiretroviral memperlambat replikasi
sel-sel, yang berarti memperlambat
penyebaran virus dalam tubuh, dengan
mengganggu proses replikasi dengan
berbagai cara.

2.konseling

Memberikan bimbingan kepada penderita AIDS,
dan memberikan solusi apabila si penderita
mengalami masalah
3. menjaga kesehatan pada
umumnya)

Makan makanan yang bergizi
Tetap lakukan kegiatan/beraktivitas
Istirahat yang cukup
Temui dokter bila ada keluhan
Berusaha menghindari infeksi
lain,penggunaan obat-obatan tanpa resep
DAMPAK SEKS BEBAS
PENDAHULUAN
Seksualitas adalah bagian yang integral dalam kehidupan manusia.
Seksualitas tidak hanya berhubungan dengan reproduksi tetapi juga
terkait dengan masalah kebiasaan, agama, seni, moral, dan hukum.
Masyarakat adalah suatu yang dinamis dan akan selalu berubah
karena memang tidak ada masalah sosial yang statis. Pada era
global saat ini, hampir semua informasi dapat diakses oleh siapapun
di internet. Hal ini tidak hanya terbatas di Negara-negara maju tetapi
di Negara-negara yang berkembang seperti Indonesia juga terjadi.
Seksualitas merupakan hal yang sulit untuk didefinisikan karena
menyangkut banyak aspek kehidupan dan diekspresikan dalam
bentuk perilaku yang beraneka ragam. Sedangkan kesehatan
seksual telah didefinisikan oleh WHO (1975) sebagai
pengintegrasian aspek somatik, emosional, intelektual, dengan
cara yang positif, memperkaya dan meningkatkan kepribadian,
komunikasi, dan cinta.

SEKS BEBAS
Merupakan sebuah hubungan atau kegiatan
seks yang diluar batas
HASIL SURVEI DI INDONESIA
Hasil penelitian 12 kota di Indonesia termasuk
Denpasar manunjukan 10-31% remaja belum
menikah sudah pernah melakukan seks.
Di Denpasar dari 633 pelajar SMA yang ada di
kelas 2 155 orang / 23,4% mempunyai
pengalaman seksual.
Penderita HIV/AIDS di Indonesia menunjukan
sekitar 75% terjangkit hilangnya kekebalan daya
tahan tubuh pada usia remaja.

DAMPAK SEKS BEBAS
1. Dampak seks bebas pada kesehatan fisik :
Hepatitis B
Penyakit ini dipicu oleh banyak hal, antara lain pola hidup tidak sehat, tidak
menggunakan barang yang steril, dan seks bebas. Penularannya bisa melalui darah,
ari-ari janin dan cairan tubuh yaitu air liur dan sperma.
Hepatitis adalah radang yang mengenai jaringan hati (hepar). "Seseorang bisa
dikatakan terkena hepatitis tergantung pada jenis hepatitis itu sendiri dan faktor
penyebabnya. Bisa disebabkan oleh infeksi virus, obat-obatan, bahan kimia, reaksi
hipersensitivitas, dan bisa juga akibat dari suatu infeksi sistemik yang berat," jelasnya.

Ada tiga fase gejala hepatitis yang disebabkan oleh virus. Pertama, fase pendahuluan.
Gejalanya adalah badan demam seperti sedang terkena infeksi virus biasa, mirip
dengan orang yang terserang flu. Fase ini berlangsung sekitar satu minggu sampai
sepuluh hari. Kedua, fase kuning atau biasa disebut fase intrik. Pada fase ini, pasien
menjadi kuning dan berlangsung selama 3-4 minggu. Terakhir, fase penyembuhan.



Pada prinsipnya, hepatitis akan sembuh sempurna, tergantung pada jenis virus yang
diidap. Pengidap virus hepatitis A akan sembuh sempurna. Sementara pengidap virus
hepatitis B dan C kadang-kadang 10-50 persen tidak sembuh sempurna dan bisa
menjadi menahun. Hepatitis yang menahun akan berubah menjadi sirosishepatis. Bila
sudah demikian, liver akan mengeras dan sel-selnya akan berubah menjadi serat.
Kalau untuk sembuh spontan, hepatitis B sekitar 80-90 persen. Hepatitis C akan
sembuh sempurna sekitar 50-60 persen saja. Tetapi bila hepatitis sudah menjadi
menahun, diperlukan pengobatan khusus.
HIV- AIDS
Penyakit ini salah satunya disebabkan oleh perilaku seks bebas. Walaupun tidak
langsung terkena penyakit AIDS, namun HIV akan secara terus menerus menyerang
sel darah putih hingga sistem kekebalan tubuh si penderita menjadi menurun dan
apabila sudah parah, dapat menyebabkan kematian. (dijelaskan lebih lanjut pada
bagian HIV-AIDS).
Kanker Serviks (leher rahim)
Hampir 95 persen kanker serviks disebabkan oleh Human Papiloma Virus (HPV), dan
33 persen wanita dilaporkan punya virus tersebut, yang menyebabkan adanya sakit di
leher rahim. Virus ini bisa menular lewat hubungan seksual, dan laki-laki pun bisa
tertular oleh virus ini.
Kanker prostat
Dalam sebuah studi yang dilakukan oleh Karin Rosenblatt dari University of Illinois,
diketahui bahwa dari 753 pria yang disurvei, terdapat hubungan antara kanker prostat
dan banyaknya berhubungan seksual dengan beberapa orang. Pria yang sering
melakukan seks dengan banyak wanita berisiko 2 kali lipat terkena kanker prostat.
jengger Ayam atau Kutil di kelamin (Genital wart)
Ini disebabkan oleh sejenis virus papiloma, yang terkait dengan
kanker penis serta anus. Obatnya tidak ada, walaupun kutil yang
terjadi dapat dihilangkan melalui operasi atau dibakar, atau
dibekukan. Akan tetapi setelah itu gejala yang sama dapat datang
kembali.
Ini hanya sebagian kecil dampak fisik yang timbul, selebihnya masih
banyak lagi.
2. Dampak seks bebas menurut kesehatan jiwa/psikis :
Merasa malu pada diri sendiri maupun orang lain. Oleh karena hal ini, cukup
banyak penderita PMS yang malu untuk datang berobat pada dokter
sehingga cukup banyak pula penderta PMS yang tidak diobati dan makin
parah.
Penyesalan seumur hidup. Hal ini biasanya terjadi pada orang-orang yang
mengidap HIV-AIDS meupun PMS yang tidak dapat disembuhkan ataupun
meninggalkan bekas.
Krisis percaya diri. Walaupun tubuhnya sudah sembuh dari penyakit yang timbul
dari perilaku seks bebas, namun untuk memulai sebuah hubungan lagi akan
memicu perasaan takut khususnya takut terkena penyakit yang sama.
Hilangnya harga diri.
Perasaan dihantui dosa.

SEKS BEBAS MENURUT :
Agama :
a) Hubungan seksual hanya dilakukan oleh sepasang suami-istri yang sah
secara hukum agama.
b) Hubungan seksual tidak dilakukan pada saat seorang istri sedang haid.
c) Hubungan seksual hanya dibenarkan melalui vagina, dan tidak melalui
anus. Dengan demikian, seks anal tidak dibenarkan dalam agama.
d) Hubungan seksual hanya dilakukan dengan lawan jenis. Dengan demikian
Homoseksual maupun Lesbian tidak dibenarkan dalam agama.
e) Hubungan seksual hanya dibenarkan pada pasangan yang telah menikah
secara sah.
Hukum :
a) Hukum tentang pornografi diatur oleh Undang-Undang nomor 44 tahun
2008

Anda mungkin juga menyukai