0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
35 tayangan54 halaman
Perbedaan peran, tugas, nilai-nilai yag dilekatkan pada perempuan dan laki-laki karena konstruksi sosial (kebiasaan yang tumbuh dan disepakati dalam masyarakat), berdasarkan waktu, budaya dan kelas sosial, dan dapat berubah sesuai dengan perkembangan zaman.
Perbedaan peran, tugas, nilai-nilai yag dilekatkan pada perempuan dan laki-laki karena konstruksi sosial (kebiasaan yang tumbuh dan disepakati dalam masyarakat), berdasarkan waktu, budaya dan kelas sosial, dan dapat berubah sesuai dengan perkembangan zaman.
Perbedaan peran, tugas, nilai-nilai yag dilekatkan pada perempuan dan laki-laki karena konstruksi sosial (kebiasaan yang tumbuh dan disepakati dalam masyarakat), berdasarkan waktu, budaya dan kelas sosial, dan dapat berubah sesuai dengan perkembangan zaman.
dilekatkan pada perempuan dan laki-laki karena konstruksi sosial (kebiasaan yang tumbuh dan disepakati dalam masyarakat), berdasarkan waktu, budaya dan kelas sosial, dan dapat berubah sesuai dengan perkembangan zaman. GENDER SEKS Perbedaan jenis kelamin yang ditentukan secara biologis dan merupakan kodrat (ketentuan Tuhan) sehingga bersifat permanent dan universal. GENDER Seks Bisa berubah Tidak dapat berubah Dapat dipertukarkan Tidak dapat dipertukarkan Tergantung waktu Berlaku sepanjang masa Tergantung budaya masing-masing Berlaku di mana saja Bukan kodrat (buatan masyarakat) Kodrat (ciptaan Tuhan) Perbedaan Perempuan dan Laki-laki secara Kodrati Perempuan mengalami menstruasi, laki-laki tidak. Perempuan memiliki rahim untuk mengandung dan melahirkan, laki-laki tidak. Perempuan memiliki payudara untuk menyusui anaknya, laki-laki tidak.
Organ vital perempuan dan laki-laki jelas berbeda. Kekuatan otot laki-laki lebih besar daripada wanita. Jenis hormon yang dihasilkan perempuan dan laki-laki berbeda. Edward Wilson dari Harvard University mengemukakan ada 2 konsep besar yaitu : Konsep nurture (konstruksi social budaya). Konsep nature (alamiah).
Konsep Nurture Perbedaan laki-laki dan perempuan sebenarnya adalah hasil konstruksi social budaya yang menghasilkan peran dan tugas yang berbeda. Perbedaan ini menyebabkan perempuan tertinggal dan terabaikan perannya di dalam hidup berkeluarga, bermasyarakat dan bernegara. Konstruksi social ini menempatkan laki-laki dan perempuan dalam perbedaan kelas, di mana kelas borjuis untuk laki-laki sedang kelas proletar untuk perempuan. Perjuangan ini dipelopori oleh kaum perempuan internasional yang cenderung mengejar kesamaan jumlah dalam segala aktivitas di masyatakat. Namun perjuangan ini mendapat banyak hambatan seperti agama, budaya dan lain-lain. Konsep social konflik ini menempatkan kaum laki-laki sebagai kaum penindas ( borjuis) sedang perempuan sebagai kaum tertindas (proletar).
Konsep Nature
Konsep ini menerima perbedaan kodrat biologis secara alami antara laki-laki dengan perempuan. Perbedaan biologis ini memberikan indikasi bahwa laki-laki dan perempuan dapat diberi tugas dan peran yang berbeda- beda. Ada peran yang bias ditukar namun ada juga yang tidak karena memang berbeda secara kodratinya. Untuk mengejar itu maka dikembangkan konsep pemberdayaan perempuan (women enpowement) : suatu program khusus (affirmative action) untuk memperbaiki posisi dan kondisi perempuan. Keluarga sebagai unit social yang memberikan perbedaan mengenai peran suami isteri untuk saling melengkapi dan saling tolong-menolong satu sama lain. Karena itu peran di dalam kelurga makin penting dalam masyarakat modern terutama dalam mengasuh dan mendidik anak. Keharmonisan hidup hanya dapat diciptakan bila ada pembagian tugas dan peran anatara laki-laki dan perempuan secara seimbang.
konsep keseimbangan (equilibrium). Konsep ini menekankan tentang keharmonisan dan kerja sama yang baik anatara laki-laki dengan perempuan. Ada paham kompromitis paham ini mempertentangkan antara laki-laki dengan perempuan karena keduanya harus bekerja sama dakam menjaga keharmonisan dan kemitraan di lingkungan keluarga, masyarakat dan Negara. Karena itu penerapan kesetaraan dan keadilan gender harus memperhaikan masalah konteks dan situasi, bukan berdasarkan perhitungan matematis (quota) dan tidak bersifat universal.
DISKRIMINASI TERHADAP PEREMPUAN
Definisi :
Kekerasan terhadap perempuan adalah setiap tindakan yang berakibat pada penderitaan terhadap perempuan secara fisik, seksual, maupun psikologis
Sudut pandang : Agama : Pada dasarnya, Tuhan menciptakan manusia adalah sama derajatnya. Oleh karena itu dalam pandangan agama, pria dan wanita memiliki derajat yang sama. Sosial : Dalam sudut pandang social, sebenarnya tidak ada pembedaan antara pria dan wanita namun kebiasaan masyarakatlah yang membentuknya.
Hukum : Dalam hokum sebenarnya tidak ada pembedaan gender. Namun karena adanya kekerasan yang dilakukan terhadap wanita maka banyak dibuat UU yang mengatur mengenai tindak kekerasan terhadap wanita dan juga dikeluarkan Peraturan Presiden tentang Komisi Nasional Anti Kekerasan Terfadap Perempuan (th 2005) Etika : Jaman dahulu, masih banyak tindakan yang kurang menghargai wanita. Namun pada jaman sekarang, wanita lebih diistimewakan.
Budaya : Pada jaman dahulu, ada umur-umur tertentu bagi wanita untuk menikah, tetapi pada jaman sekarang tidak ada. Ada pula beberapa daerah di Indonesia yang lebih menitikberatkan pada pria atau wanita saja.
PERLINDUNGAN HAM TERHADAP WANITA
HAM : hak yang melekat dalam diri manusia sejak awal dilahirkan yang berlaku seumur hidup dan tidak dapat diganggu gugat oleh siapapun.
Macam-macam HAM : Hak asasi pribadi Hak asasi piolitik Hak asasi hukum Hak asasi ekonomi Hak asasi peradilan Hak asasi social budaya
Wanita juga berhak untuk mendapat perlindungan HAM, sama seperti laki-laki. Dan kekerasan terhadap perempuan berarti melanggar hak-hak berikut : Hak atas kehidupan Hak atas persamaan Hak atas kemerdekaan dan keamanan pribadi Hak untuk mendapatkan pelayanan kesehatan fisik Hak untuk mendapatkan pendidikan lanjut Hak untuk tidak mengalami penganiayaan Hak atas perlindungan yang sama dimuka umum Hak atas pekerjaan yang layak dan kondisi kerja yang baik
PERLINDUNGAN HAM TERHADAP PENDERITA HIV Keputusan MENKO KESRRA : NO.KEP/MENKO/KESRA/VI/1994. Disebutkan : setiap kebijakan, program, pelayanan, dan kegiatan harus tetap menghormati harkat dan martabat daripada pengidap HIV/penderita AIDS dan keluarganya. Disebutkan pula : setiap pemeriksaan untuk mendiagnosa HIV/AIDS harus didahului dengan penjelasan yang benar dan mendapat persetujuan dari yang bersangkutan. Sebelum dan sesudah tes HIV, hrus diberikan konseling yang memadai dan hasil pemeriksaan wajib dirahasiakan
HIV/AIDS DEFINISI HIV/AIDS HIV adalah famili dari Retroviruses (retroviridae) dan subfamili dari Lentiviruses. Retroviruses ini memiliki kemampuan untuk menggunakan RNA-nya dan DNA inangnya untuk membuat DNA dari virusnya sendiri. Retroviruses terkenal karena lamanya waktu inkubasi mereka. Cara kerja HIV ini sendiri dengan cara menyerang CD4+ yang akan menyebabkan turunnya sistem kekebalan tubuh (immunodeficient). Orang yang sistem kekebalannya turun, akan rentan untuk terkena penyakit dan berbagai infeksi. Kesempatan ini digunakan oleh bakteri-bakteri oportunis untuk berkembang dan menyebabkan penyakit pada tubuh, disebut dengan infeksi oportunistik. Bakteri oportunistik ini sebenarnya selalu ada di tubuh kita, bagi orang normal, mereka tidak akan menyebabkan penyakit. Tetapi karena rendahnya daya tahan tubuh, bakteri ini dapat menyebabkan penyakit. Jika tahap infeksi oportunistik ini telah muncul, maka infeksi HIV ini telah berkembang menjadi AIDS.
Virus HIV ini sendiri terbagi menjadi 2 tipe, HIV-1 dan HIV-2. HIV-1 dan HIV-2 ini sebenarnya memiliki cara kerja dan terkait dengan infeksi oportunistik yang sama. Tetapi HIV-2 bekerja lebih lambat dari HIV- 1. HIV-2 ini lebih sering ditemukan di Afrika Barat BENTUK HIV Bentuk HIV adalah bola silinder dengan lipid berlapis ganda berbentuk bola yang mengelilinginya. Ada 2 protein utama di lipid berlapis ganda ini, gp120 dan gp41. Fungsi dari lipid berlapis ganda ini untuk mengenal sel CD4+, dengan itu, HIV akan dapat menempel dan menyerbu sel CD4+. Di bagian dalam terdapat RNA (Ribonucleic Acid), serta beberapa protein dan enzim yang diperlukan untuk proses replikasi dan maturisasi : p24, p17, p64(reverse transcriptase), p32(integrase), dan p10(protease). HIV memanfaatkan 9 gen untuk membentuk protein dan enzim yang bergguna, yaitu: gag, pol, env, rev, nef, vif, vpu, vpr. Tetapi dari 9 gen tersebut, 3 gen yang paling utama adalah gag, pol, dan env. Gen gag berguna untuk membentuk protein inti. Gen pol membentuk enzim protease, reverse transcriptase dan integrase. Gen env membentuk componen struktur HIV yaitu glycoprotein. Gen sisanya berguna untuk replikasi virus dan meningkatkan kecepatan infeksi dari virus HIV.
SIKLUS HIDUP HIV Binding and Entry: protein pelapis, gp120 dan gp41, mengikat CD4+. Setelah terikat, HIV dan CD4+ akan menempel dan pada saat menempel inilah virus HIV akan masuk ke dalam sel CD4+. Membran HIV dan Protein pelapisnya tertinggal di luar, sementara inti dari HIV masuk ke dalam sel CD4+. Reverse Transcription: RNA HIV harus dikonversikan menjadi DNA dulu sebelum bergabung dengan DNA sel CD4+. Penggabungan ini dibutuhkan untuk berkembangbiak. Proses ini dikenal dengan Reverse Transcription dan dimediasi oleh enzim reverse transcriptase.
Integration: setelah Reverse Transcription, DNA virus dapat masuk ke nukleus sel CD4+ dan bergabung dengan DNA sel CD4+. Pada proses inilah sel CD4+ telah brubah menjadi mesin untuk memproduksi lebih banyak HIV. Replication: DNA baru yang telah dibentuk dari penggabungan sel CD4+ dan DNA virus akan memulai sintesis protein HIV
Budding: Pada tahap ini, Virus-Virus HIV yang telah dibentuk akan mendorong dinding sel CD4+ untuk keluar dari sel tersebut. Virus-Virus yang baru ini akan mengambil seluruh komponen yang dibutuhkan dari sel CD4+ untuk menginfeksi sel lain. Maturation: Virus baru kini telah memiliki seluruh komponen yang dibutuhkan untuk menginfeksi sel CD4+ lainnya. Virus baru ini sudah siap untuk menginfeksi sel CD4+ lainnya, memasuki tahap Binding and Entry kembali.
PENULARAN DAN GEJALA HIV/AIDS PENULARAN HIV dapat menular ke orang lain melalui : 1. Hubungan seksual (anal, oral, vaginal) yang tidak terlindungi (tanpa kondom) dengan orang yang telah terinfeksi HIV. 2. Jarum suntik/tindik/tato yang tidak steril dan dipakai bergantian 3. Mendapatkan transfusi darah yang mengandung virus HIV 4. Ibu penderita HIV Positif kepada bayinya ketika dalam kandungan, saat melahirkan atau melalui air susu ibu (ASI)
tidak ditularkan melalui hubungan sosial yang biasa seperti jabatan tangan, bersentuhan, berciuman biasa, berpelukan, penggunaan peralatan makan dan minum, gigitan nyamuk, kolam renang, penggunaan kamar mandi atau WC/Jamban yang sama atau tinggal serumah bersama Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA). ODHA :pengidap HIV atau AIDS. OHIDA :Orang hidup dengan HIV atau AIDS Banyak diderita oleh kelompok usia produktif terutama laki-laki Tetapi penderita HIV perempuan cenderung meningkat. Infeksi pada bayi dan anak, 90 % terjadi dari Ibu pengidap HIV. Bisa tidak menunjukkan gejala-gejala klinis tertular HIV menularkan orang lain
Tanda-tanda klinis penderita AIDS : Berat badan menurun lebih dari 10 % dalam 1 bulan Diare kronis yang berlangsung lebih dari 1 bulan Demam berkepanjangan lebih dari1 bulan Penurunan kesadaran dan gangguan-gangguan neurologis Dimensia/HIV ensefalopati
Kelompok rawan yang mempunyai risiko besar tertular HIV penyebab AIDS, yaitu : Orang yang berperilaku seksual dengan berganti-ganti pasangan tanpa menggunakan kondom Pengguna narkoba suntik yang menggunakan jarum suntik secara bersama-sama Pasangan seksual pengguna narkoba suntik Bayi yang ibunya positif HIV
Cara mencegah terkena HIV: menggunakan kondom pada setiap hubungan seks berisiko tidak menggunakan jarum suntik secara bersam-sama sedapat mungkin tidak memberi ASI pada anak bila ibu positif HIV. Gejala minor : Batuk menetap lebih dari 1 bulan Dermatitis generalisata yang gatal Adanya Herpes zoster multisegmental dan berulang Infeksi jamur berulang pada alat kelamin wanita Kandidas orofaringeal Herpes simplex kronis progresif Limfadenopati generalisata Retinitis virus sitomegalo
TAHAP-TAHAP TERINFEKSI HIV/AIDS Ada beberapa Tahapan ketika mulai terinfeksi virus HIV sampai timbul gejala AIDS: 1. Tahap 1: Periode Jendela - HIV masuk ke dalam tubuh, sampai terbentuknya antibody terhadap HIV dalam darah - Tidak ada tanda2 khusus, penderita HIV tampak sehat dan merasa sehat - Test HIV belum bisa mendeteksi keberadaan virus ini - Tahap ini disebut periode jendela, umumnya berkisar 2 minggu - 6 bulan
2. Tahap 2: HIV Positif (tanpa gejala) rata-rata selama 5-10 tahun: - HIV berkembang biak dalam tubuh - Tidak ada tanda-tanda khusus, penderita HIV tampak sehat dan merasa sehat - Test HIV sudah dapat mendeteksi status HIV seseorang, karena telah terbentuk antibody terhadap HIV -Umumnya tetap tampak sehat selama 5-10 tahun, tergantung daya tahan tubuhnya (rata-rata 8 tahun (di negara berkembang lebih pendek)
3. Tahap 3: HIV Positif (muncul gejala) - Sistem kekebalan tubuh semakin turun - Mulai muncul gejala infeksi oportunistik, misalnya: pembengkakan kelenjar limfa di seluruh tubuh, diare terus menerus, flu, dll - Umumnya berlangsung selama lebih dari 1 bulan, tergantung daya tahan tubuhnya
4. Tahap 4: AIDS - Kondisi sistem kekebalan tubuh sangat lemah - berbagai penyakit lain (infeksi oportunistik) semakin parah
TES UNTUK MENGETAHUI TERDETEKSI TIDAKNYA HIV Tes ELISA (Enzyme-linked Immunosorbent Assay) ELISA (Enzym-Linked Immunosorbent Assay), tes ini mendeteksi antibodi yang dibuat tubuh terhadap virus HIV. Antibodi tersebut biasanya diproduksi mulai minggu ke 2, atau bahkan setelah minggu ke 12 setelah terpapar virus HIV. Western Blot Sama halnya dengan ELISA, Western Blot juga mendeteksi antibodi terhadap HIV. Western blot menjadi tes konfirmasi bagi ELISA karena pemeriksaan ini lebih sensitif dan lebih spesifik, sehingga kasus 'yang tidak dapat disimpulkan' sangat kecil. Walaupun demikian, pemeriksaan ini lebih sulit dan butuh keahlian lebih dalam melakukannya.
IFA IFA atau indirect fluorescent antibody juga meurupakan pemeriksaan konfirmasi ELISA positif. Seperti halnya dua pemeriksaan diatas, IFA juga mendeteksi antibodi terhadap HIV. Salah satu kekurangan dari pemeriksaan ini adalah biayanya sangat mahal. PCR Test PCR atau polymerase chain reaction adalah uji yang memeriksa langsung keberadaan virus HIV di dalam darah. Tes ini dapat dilakukan lebih cepat yaitu sekitar seminggu setelah terpapar virus HIV. Tes ini sangat mahal dan memerlukan alat yang canggih. Oleh karena itu, biasanya hanya dilakukan jika uji antibodi diatas tidak memberikan hasil yang pasti. Selain itu, PCR test juga dilakukan secara rutin untuk uji penapisan (screening test) darah atau organ yang akan didonorkan.
Perawatan Penderita HIV & AIDS
Jenis perawatan apakah yang tersedia
perawatan yang ada terdiri dari sejumlah unsur yang berbeda, yang meliputi konseling dan tes mandiri (VCT), dukungan bagi pencegahan penularan HIV, konseling tindak lanjut, saran-saran mengenai makanan dan gizi, pengobatan IMS, pengelolaan efek nutrisi, pencegahan dan perawatan infeksi oportunistik (IOS), dan pemberian obat- obatan antiretroviral 1.OBAT RETROVIRAL
Obat antiretroviral digunakan dalam pengobatan infeksi HIV. Obat-obatan ini bekerja melawan infeksi itu sendiri dengan cara memperlambat reproduksi HIV dalam tubuh Jenis obat-obat retroviral
Attachment inhibitors(mencegah perlekatan virus pada sel hos) dan fusion inhibitors(mencegah fusi membran luar virus dengan membrane sel hos) Reverse transcriptase inhibitors atau RTI,mencegah salinan RNA virus ke dalam DNA sel hos Integrase inhibitors, menghalangi keja enzim integrase yang berfungsi menyambung potongan-potongan DNA untuk membentuk virus. Protease inhibitors, Menghalangi kegiatan protease, sebuah enzim yang memotong rantai protein HIV menjadi protein tertentu yang diperlukan untuk merakit tiruan virus yang baru. Immune stimulators, Memakai pesuruh kimia tubuh untuk merangsang tanggapan kekebalan Obat antisense, Obat ini adalah bayangan terbalik dari bagian koda genetik HIV yang mengikat pada virus untuk mencegah fungsinya.
CARA KERJA OBAT RETROVIRAL
Dalam suatu sel yang terinfeksi, HIV mereplikasi diri, yang kemudian dapat menginfeksi sel-sel lain dalam tubuh yang masih sehat. Semakin banyak sel yang diinfeksi HIV, semakin besar dampak yang ditimbulkannya terhadap kekebalan tubuh (immunodeficiency). Obat- obatan antiretroviral memperlambat replikasi sel-sel, yang berarti memperlambat penyebaran virus dalam tubuh, dengan mengganggu proses replikasi dengan berbagai cara.
2.konseling
Memberikan bimbingan kepada penderita AIDS, dan memberikan solusi apabila si penderita mengalami masalah 3. menjaga kesehatan pada umumnya)
Makan makanan yang bergizi Tetap lakukan kegiatan/beraktivitas Istirahat yang cukup Temui dokter bila ada keluhan Berusaha menghindari infeksi lain,penggunaan obat-obatan tanpa resep DAMPAK SEKS BEBAS PENDAHULUAN Seksualitas adalah bagian yang integral dalam kehidupan manusia. Seksualitas tidak hanya berhubungan dengan reproduksi tetapi juga terkait dengan masalah kebiasaan, agama, seni, moral, dan hukum. Masyarakat adalah suatu yang dinamis dan akan selalu berubah karena memang tidak ada masalah sosial yang statis. Pada era global saat ini, hampir semua informasi dapat diakses oleh siapapun di internet. Hal ini tidak hanya terbatas di Negara-negara maju tetapi di Negara-negara yang berkembang seperti Indonesia juga terjadi. Seksualitas merupakan hal yang sulit untuk didefinisikan karena menyangkut banyak aspek kehidupan dan diekspresikan dalam bentuk perilaku yang beraneka ragam. Sedangkan kesehatan seksual telah didefinisikan oleh WHO (1975) sebagai pengintegrasian aspek somatik, emosional, intelektual, dengan cara yang positif, memperkaya dan meningkatkan kepribadian, komunikasi, dan cinta.
SEKS BEBAS Merupakan sebuah hubungan atau kegiatan seks yang diluar batas HASIL SURVEI DI INDONESIA Hasil penelitian 12 kota di Indonesia termasuk Denpasar manunjukan 10-31% remaja belum menikah sudah pernah melakukan seks. Di Denpasar dari 633 pelajar SMA yang ada di kelas 2 155 orang / 23,4% mempunyai pengalaman seksual. Penderita HIV/AIDS di Indonesia menunjukan sekitar 75% terjangkit hilangnya kekebalan daya tahan tubuh pada usia remaja.
DAMPAK SEKS BEBAS 1. Dampak seks bebas pada kesehatan fisik : Hepatitis B Penyakit ini dipicu oleh banyak hal, antara lain pola hidup tidak sehat, tidak menggunakan barang yang steril, dan seks bebas. Penularannya bisa melalui darah, ari-ari janin dan cairan tubuh yaitu air liur dan sperma. Hepatitis adalah radang yang mengenai jaringan hati (hepar). "Seseorang bisa dikatakan terkena hepatitis tergantung pada jenis hepatitis itu sendiri dan faktor penyebabnya. Bisa disebabkan oleh infeksi virus, obat-obatan, bahan kimia, reaksi hipersensitivitas, dan bisa juga akibat dari suatu infeksi sistemik yang berat," jelasnya.
Ada tiga fase gejala hepatitis yang disebabkan oleh virus. Pertama, fase pendahuluan. Gejalanya adalah badan demam seperti sedang terkena infeksi virus biasa, mirip dengan orang yang terserang flu. Fase ini berlangsung sekitar satu minggu sampai sepuluh hari. Kedua, fase kuning atau biasa disebut fase intrik. Pada fase ini, pasien menjadi kuning dan berlangsung selama 3-4 minggu. Terakhir, fase penyembuhan.
Pada prinsipnya, hepatitis akan sembuh sempurna, tergantung pada jenis virus yang diidap. Pengidap virus hepatitis A akan sembuh sempurna. Sementara pengidap virus hepatitis B dan C kadang-kadang 10-50 persen tidak sembuh sempurna dan bisa menjadi menahun. Hepatitis yang menahun akan berubah menjadi sirosishepatis. Bila sudah demikian, liver akan mengeras dan sel-selnya akan berubah menjadi serat. Kalau untuk sembuh spontan, hepatitis B sekitar 80-90 persen. Hepatitis C akan sembuh sempurna sekitar 50-60 persen saja. Tetapi bila hepatitis sudah menjadi menahun, diperlukan pengobatan khusus. HIV- AIDS Penyakit ini salah satunya disebabkan oleh perilaku seks bebas. Walaupun tidak langsung terkena penyakit AIDS, namun HIV akan secara terus menerus menyerang sel darah putih hingga sistem kekebalan tubuh si penderita menjadi menurun dan apabila sudah parah, dapat menyebabkan kematian. (dijelaskan lebih lanjut pada bagian HIV-AIDS). Kanker Serviks (leher rahim) Hampir 95 persen kanker serviks disebabkan oleh Human Papiloma Virus (HPV), dan 33 persen wanita dilaporkan punya virus tersebut, yang menyebabkan adanya sakit di leher rahim. Virus ini bisa menular lewat hubungan seksual, dan laki-laki pun bisa tertular oleh virus ini. Kanker prostat Dalam sebuah studi yang dilakukan oleh Karin Rosenblatt dari University of Illinois, diketahui bahwa dari 753 pria yang disurvei, terdapat hubungan antara kanker prostat dan banyaknya berhubungan seksual dengan beberapa orang. Pria yang sering melakukan seks dengan banyak wanita berisiko 2 kali lipat terkena kanker prostat. jengger Ayam atau Kutil di kelamin (Genital wart) Ini disebabkan oleh sejenis virus papiloma, yang terkait dengan kanker penis serta anus. Obatnya tidak ada, walaupun kutil yang terjadi dapat dihilangkan melalui operasi atau dibakar, atau dibekukan. Akan tetapi setelah itu gejala yang sama dapat datang kembali. Ini hanya sebagian kecil dampak fisik yang timbul, selebihnya masih banyak lagi. 2. Dampak seks bebas menurut kesehatan jiwa/psikis : Merasa malu pada diri sendiri maupun orang lain. Oleh karena hal ini, cukup banyak penderita PMS yang malu untuk datang berobat pada dokter sehingga cukup banyak pula penderta PMS yang tidak diobati dan makin parah. Penyesalan seumur hidup. Hal ini biasanya terjadi pada orang-orang yang mengidap HIV-AIDS meupun PMS yang tidak dapat disembuhkan ataupun meninggalkan bekas. Krisis percaya diri. Walaupun tubuhnya sudah sembuh dari penyakit yang timbul dari perilaku seks bebas, namun untuk memulai sebuah hubungan lagi akan memicu perasaan takut khususnya takut terkena penyakit yang sama. Hilangnya harga diri. Perasaan dihantui dosa.
SEKS BEBAS MENURUT : Agama : a) Hubungan seksual hanya dilakukan oleh sepasang suami-istri yang sah secara hukum agama. b) Hubungan seksual tidak dilakukan pada saat seorang istri sedang haid. c) Hubungan seksual hanya dibenarkan melalui vagina, dan tidak melalui anus. Dengan demikian, seks anal tidak dibenarkan dalam agama. d) Hubungan seksual hanya dilakukan dengan lawan jenis. Dengan demikian Homoseksual maupun Lesbian tidak dibenarkan dalam agama. e) Hubungan seksual hanya dibenarkan pada pasangan yang telah menikah secara sah. Hukum : a) Hukum tentang pornografi diatur oleh Undang-Undang nomor 44 tahun 2008