0910.211.135 DEFINISI & ETIOLOGI Gonore merupakan semua penyakit yang disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae yang bersifat purulen dan dapat menyerang permukaan mukosa manapun di tubuh manusia (Behrman, 2009) Nesseria gonorrhoeae Bersifat tahan asam, gram negatif, dan dapat ditemui baik di dalam maupun di luar leukosit Tidak bertahan hidup pada suhu 39 C, pada keadaan kering dan tidak tahan terhadap zat disinfektan Terdiri atas 4 tipe yaitu tipe 1, tipe 2, tipe 3 dan tipe 4 Hanya gonokok tipe 1 dan tipe 2 yang bersifat virulen karena memiliki pili yang membantunya untuk melekat pada mukosa epitel terutama yang bertipe kuboidal atau lapis gepeng yang belum matur dan menimbulkan peradangan (Daili, 2009) Masa tunas: Pria: 2 5 hari Wanita: sulit ditentukan akibat adanya kecenderungan untuk bersifat asimptomatis pada wanita. Patogenesis Josodiwondo (1993) menyatakan bahwa: Infeksi primer: Pria: epitel silindris dari urethra, ductus periurethralis atau beberapa kelenjar di sekitarnya Wanita: mukosa serviks, konjungtiva, atau rectum Kuman menempel dengan pili pada permukaan sel epitel atau mukosa. Pada hari yang ke-3 kuman mencapai jaringan ikat di bawah epitel, setelah terlebih dahulu menembus ruang antar sel. Selanjutnya terjadi reaksi radang berupa infiltrasi lekosit polimorfonuklear Penyebaran ke tempat lain lebih sering terjadi lewat saluran getah bening daripada lewat saluran darah Untuk penyebaran, Price dan Wilson (2006) serta Chandrasoma (2006), menyatakan bahwa: Pria: prostat, vas deferens, vesikula seminalis, epididimis, dan testis. Wanita: urethra, kelenjar skene, bartholini, endometrium, tuba pallopi, peritoneum, dan darah
Epidemiologi Di Indonesia, dari data rumah sakit yang beragam seperti RSU Mataram pada tahun 1989 dilaporkan kasus gonorrhea sebesar 52,87% dari seluruh penderita IMS. Sedangkan pada RS Dr.Pirngadi Medan, ditemukan 16% dari sebanyak 326 penderita IMS (Hakim, 2009) GEJALA KLINIS Price dan Wilson (2006) serta Daili (2009), menyatakan bahwa: Pria : keluhan gatal di ujung penis, panas, di sekitar OUE, disuria, polakisuria, keluar duh urethra, kadang disertai darah, dapat disertai nyeri saat ereksi, malaise,edem OUE, pembesaran limfonodi inguinal unilateral/bilateral, dan pada 10% asimtomatik. Wanita: asimtomatik, dapat keluar sekret dari vagina, edem servix, rapuh, sekret mukopurulen. Pemeriksaan Uji identifikasi Biakan Thayer-Martin Vankomisin: tekan Gram + Kolimestat: tekan Gram Nistatin: tekan jamur Dianjurkan untuk pasien wanita Uji oksidasi : koloni dioksidasi oleh Neisseria gonorrhoeae shg berubah dari bening ke merah muda ke merah lembayung. Uji fermentasi: glukosa diragikan oleh Neisseria gonorrhoeae Tes beta-laktamase: gunakan cefinase TM disc dan tampak perubahan koloni dari bening ke merah. Tes Thomson: menampung urine setelah bangun pagi ke dalam 2 gelas dan tidak boleh menahan kencing dari gelas pertama ke gelas kedua. Hasil dinyatakan positif jika gelas pertama tampak keruh, sedangkan gelas kedua tampak jernih (Daili, 2009) Komplikasi Behrman (2009) menyatakan bahwa: Pria: tisonitis, parauretritis, littritis, dan cowperitis. Selain itu dapat pula terjadi prostatitis, vesikulitis, funikulitis, epididimitis yang dapat menimbulkan infertilitas. Wanita: servisitis gonore yang dapat menimbulkan komplikasi salpingitis ataupun penyakit radang panggul dan radang tuba yang dapat mengakibatkan infertilitas atau kehamilan ektopik. Komplikasi diseminata: artritis, miokarditis, endokarditis, perikarditis, meningitis dan dermatitis. Infeksi gonore pada mata dapat menyebabkan konjungtivitis hingga kebutaan Penatalaksanaan Pastikan terlebih dahulu bakteri yang menyebabkan infeksi Pada Gonorrhea, pengobatan untuk C. trachomatis biasanya turut dilakukan. Pada C. trachomatis, pengobatan untuk Gonorrhea belum tentu dilakukan Menurut Centre for Disease Control and Prevention (CDC) (n.d.), berikan: Ceftriaxone 250 mg IM satu kali atau Cefixime 400 mg peroral satu kali atau satu kali injeksi regimen sefalosporin -> golongan sefalosporin PLUS Azithromycin 1g peroral satu kali atau Doxycycline 100 mg peroral dua kali sehari selama 7 hari
Sefalosporin Masuk ke dalam kelas antibiotik beta-laktam
Generasi Contoh Obat & Cara Pemberian Indikasi 1 Cefadroxil (oral), Cephradin (oral, IV, IM) Gram +: staphylococcus dan streptococcus penghasil penisilinase dan resisten terhadap methicillin. Gram -: Proteus mirabilis, Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae 2 Cefactor (oral), Cefoperazon (IV dan IM) Gram +: lebih lemah dari generasi 1 Gram -: HEN (Haemophilus influenza, Enterobacter aerogenes, Neisseria gonorrhoeae) 3 Cefixime (oral), Ceftriaxone (IV dan IM) Gram +: makin lemah Gram -: meningitis karena pneumokokus, meningokokus, H. influenzae, E. coli, Klabsiella, Gonorrhea 4 Cefepim dan Cefpirom (oral, IV, dan IM) Gram +: serupa dengan generasi 1 Gram -: sangat kuat. Bisa mengatasi meningitis dan Pseudomonas aeruginosa Kontraindikasi: Hipersensitif terhadap cephalosporin dan penicillin (sebagai reaksi alergi silang) ESO: muntah, pusing, sakit kepala, oral dan vaginal kandidiasis, demam (0,1-1%) Mekanisme aksi: menghentikan sintesis peptidoglikan untuk dinding sel bakteri Azithromycin Termasuk kelas antibiotik macrolide Indikasi: otitis media, tonsilitis, laringitis, bronkhitis, pnemonia, sinusitis, dan IMS. Kontraindikasi: Alergi kepada azithromycin, erythromycin, dan clarithromycin ESO: diare (5%), mual (3%), sakit perut (3%), dan muntah Mekanisme aksi: menghentikan sintesis protein untuk perkembangbiakan bakteri Doxycycline Termasuk kelas antibiotik tetrasiklin Indikasi: antiprotozoal, antibakterial (anthrax, UTI, RTI), anthelmintic (elephantiasis) Kontraindikasi: alergi doxycycline, gagal ginjal, kehamilan > 18 minggu, menyusui, dan anak < 8 tahun ESO: meningkatkan phototoxicity Mekanisme aksi: menghentikan sintesis protein untuk perkembangbiakan bakteri DAFTAR PUSTAKA CDC. Gonorrhea CDC Fact Sheet. [online] Tersedia di <http://www.cdc.gov/std/gonorrhea/stdfact-gonorrhea.htm> [Diakses 30 Maret 2012] Chandrasoma dan Taylor. 2006. Ringkasan Patologi Anatomi. Ed: ke-2. Jakarta : EGC Daili, Sjaiful Fahmi. 2009. Gonore. Dalam : Infeksi Menular Seksual. Ed : 3. Jakarta : Balai Penerbit FKUI Josodiwondo, Suharno. 1993. Chlamydia. Dalam : Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran Edisi Revisi. Jakarta : Binarupsa Aksara Josodiwondo, Suharno. 1993. Kokus Negatif Gram. Dalam : Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran Edisi Revisi. Jakarta : Binarupsa Aksara Price dan Wilson. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Ed: Ke-6. Jakarta: EGC