Anda di halaman 1dari 33

LNG adalah gas bumi yang dicairkan, dengan

senyawa hidrokarbon paling ringan metana


(CH
4
)
Sumber energi yang paling bersih dan bahan
bakar yang akrab lingkungan.
Proses pencairan gas alam dilakukan dengan
pendinginan sampai sekitar - 160
0
C.


Beberapa kilang LNG yang ada di Indonesia :

Kilang LNG Arun di Lhokseumawe, Aceh Utara
terdiri dari 6 train. Dikerjakan kontraktor Pertamina
: Exxon Mobil Indonesia.
Kilang LNG Bontang (Badak NGL Co) di
Bontang Kalimantan Timur terdiri dari 8 train.
Dikerjakan kontraktor Pertamina : seperti Total
(dengan lapangan gas Handil, Bekapai, Tunu, dan
Tambora), lapangan gas tersebut terletak di lepas
pantai sekitar Delta Mahakan.
Potensi gas alam yang besar juga terdapat di
Natuna dan Irian Jaya.









Sumber : Pertamina
No. Komponen Satuan Nilai
1
N
2
% mol
0,06
2
CO
2
% mol
2,94
3
C
1
% mol
87,44
4
C
2
% mol
4,51
5
C
3
% mol
2,84
6
i-C
4
% mol
0,6
7
n-C
4
% mol
0,69
8
i-C
5
% mol
0,26
9
n-C
5
% mol
0,17
10
C
6
% mol
0,17
11
C
7
+
% mol
0,32
12
Hg ug/Nm3
8
13
H
2
S ppm
2
14
H
2
O imputirities








Sumber : Pertamina
No. Kriteria Satuan Minimum Maksimum
1
Methane % mol
86
-
2
Nitrogen (N
2
) % mol -
1
3
C
4
+
% mol -
1,85
4
C
5
+
% mol -
0,08
5
H
2
S gr/100 SCF -
0,23
6
Total Sulfur gr/100SCF -
1,2
7

Gross Heating Value

BTU/SCF
1070 1156







Sumber : Pertamina
No. Kriteria Satuan LPG Propana LPG Butana
1
Tekanan Uap psig 200 max 70 max
2
C
2
% mol 2 max -
3
C
3
% mol 96 min -
4
C
4
% mol 2,5 max 95 max
5
S ppm wt 30 max 30 max
CO
2

CO
2
dipandang sebagai pengotor karena CO
2

menpunyai titik beku 78
o
C di bawah nol dan korosif,
sedangkan operasional proses pencairan gas alam
berlangsung sampai suhu 160
o
C di bawah nol.
H
2
O
Air membeku pada suhu 0
o
C, sehingga akan
menyumbat peralatan perpipaan.
H
2
S ( acid gas)
Sulfur dipandang sebagai pengotor, salah satu
alasannya adalah karena spesifikasi yang
dikehendaki konsumen luar negeri sangat ketat
terhadap kandungan sulfur
Merkuri
Merkuri dalam aliran gas merusak tube-tube
aluminium yang terdapat di main heat exchanger.


Campuran hidrokarbon
C
1
,C
2
,C
3
,C
4
,C
5
dengan CO
2
,N
2
,
He (kadang-kadang)
Pengotor : Hg, Sulfur dan air
Komposisi gas alam yang bisa
digunakan :
Fraksi C
1
maksimum 85,2 %
mol
Fraksi C
4
+
maksimum 1,9 %
mol
Fraksi C
5
+

maksimum 0,09 % mol
Fraksi H
2
S
maksimum 6,0 g/m
3
Total Sulfur
maksimum 314 g/m
3

Komponen-komponen
tersebut harus
dihilangkan,
mengingat pencairan
gas alam sampai
suhu 160
0
C.
Hal tersebut tentu
berpengaruh terhadap
kondisi proses

Kadar CO
2
dalam gas
alam cukup tinggi
Dapat membeku pada
suhu -155
0
C
akan menyumbat pipa
Caranya : dengan
absorbsi
Absorben yang dapat
digunakan :
1. Larutan K
2
CO
3
2. Larutan MEA,DEA,TEA

Air dapat menyebabkan :
Terbentuknya es
Membentuk hidrat dengan hidrokarbon dapat
menyebabkan penyumbatan pipa
Caranya :
Absorbsi : ethylen glikol
Adsorbsi : silika gel, silika per alumin,
molecular sieve

Dapat menyebabkan pembakaran tidak
sempurna
Pada pembakaran menghasilkan asap
hitam (C)


PENYIMPANAN & PENGANGKUTAN
PENYIMPANAN
Bentuk cair, suhu maksimum 160
0
C
Bahan penyimpan harus tahan terhadap
tekanan tinggi
(misalnya Al, 8% Nikel & beton tertentu)
Tangki diberi isolasi (perlite, busa
poliuretan)

Jenis-jenis tangki penyimpan :

- Tangki berupa gua dalam tanah
Tangki berupa lubang dalam tanah dilengkapi
dengan penutup khusus
- Tangki beton pratekan dengan isolasi
- Tangki dinding baja dua lapis dengan isolasi antara
dua dinding

Variabel untuk perancangan tangki:
- Kapasitas tangki
- Tekanan operasi maksimal
- Temperatur operasi
- Densitas cairan
- Kebocoran panas yang diperbolehkan

PENGANGKUTAN
Pipa (piping)
Angkutan laut dengan tanker khusus,
antara lain :
- Sistem membran, tangki berbentuk
kotak dengan dinding membran
dilengkapi insulasi panas
- Sistem bulatan, dengan tangki
berbentuk bola yang self supporting
Proses Produksi
Proses pengkilangan LNG pada dasarnya
terdiri dari :
1. Preparasi gas umpan meliputi tahap
proses berikut :
a. Penghilangan gas bersifat asam (CO
2

dan H
2
S)
b. Penghilangan air (dehidrasi)
c. Penghilangan Merkuri (Hg)
2. Pemisahan Hidrokarbon Berat
3. Fraksionasi
4. Pencairan gas alam

Effisiensi proses :
Daur ulang Amine.
Amine yang keluar dari kolom absorbsi
(rich amine) akan didaur ulang kembali
dengan cara melepaskan kandungan
gas yang terlarut. Proses regenerasi
dapat dilakukan dengan menaikkan
suhu sistem atau menurunkan tekanan
sistem dibanding pada kondisi di kolom
absorbsi.



Problem dalam kolom Absorbsi
- Sistem daur ulang amine biasanya akan
menimbulkan amine losses sebesar 25% dari
debit resirkulasi.
- Amine losses terjadi akibat degradasi panas.
- Proses penguapan maupun carry over amine
dalam aliran gas alam akan semakin besar
jika fenomena foaming semakin besar.


Foaming
- Problem foaming karena pengotor dalam
larutan amine seperti fraksi hidrokarbon
berat, biasanya diatasi dengan membagi
aliran.
- Pengotor yang dapat dibersihkan antara
lain; produk degradasi amine, antifoam,
corrosion inhibitor, dan hidrokarbon terlarut.
- Foaming selain bisa dikurangi dengan
penambahan zat anti foaming, juga bisa
dikurangi dengan mengalirkan air pencuci
menara absorber secara terus menerus.

Korosi
- Korosi bisa diperkecil dengan penambahan
anti korosi ( corrosion inhibitor)
- pemberian absorben lain yang tidak
- korosif
- dicari kondisi operasi yang lebih sesuai
seperti penurunan tekanan operasi menara
regenerator amine yang akan menurunkan
suhu operasinya.

Penghilangan air (Dehidrasi)
Proses penghilangan air dilakukan melalui
proses absorbsi air yaitu penarikan atau
penempelan (fixing) molekul air pada
permukaan padatan berpori yang
mempunyai permukaan kontak spesifik
besar.

Jenis padatan penyerap air yang bisa
digunakan antara lain : silicagel, activated
alumina, molekular sieve


Penghilangan Merkuri (Hg)

Penghilangan merkuri dapat dilakukan
dengan mengalirkan gas alam ke dalam
kolom berisi unggun tetap berupa karbon
yang dilapisi sulfur (SIAC = Sulphur
Impregnated Activated Carbon).
Penggantian unggun SIAC sekitar 5 tahun
operasi.

Pemisahan Hidrokarbon Berat

Gas alam selain mengandung pengotor
juga mengandung hidrokarbon fraksi berat
(C
2
+
). Pemisahan hidrokarbon berat ini
dilakukan dalam scrub column. Proses ini
bertujuan untuk memenuhi spesifikasi
produk dan menghidari pembekuan C
5
+
di
dalam main heat exchanger.

Fraksionasi
Produk bawah dari unit scrub column
merupakan hidrokarbon berat yang masih
mempunyai nilai ekonomi sehingga perlu
pengolahan lanjut menggunakan unit
fraksionasi.
Butana sebagai produk atas akan
dijadikan bahan LPG butana, sedangkan
aliran bawah merupakan kondensat (C
5
+
)
yang dapat digunakan sebagai BBM di
kompleks kilang dan daerah pengeboran.

Pencairan gas (Liquefaction Gas )
Prinsip Dasar :
Proses liquefiction pada dasarnya adalah
proses pengurangan panas pada suatu zat
yang diikuti dengan penurunan suhu zat
tersebut dan perubahan fasa. Proses
pencairan gas akan mengurangi volume gas
sampai menjadi 1/600 bagian, sehingga
cukup efesien untuk disimpan dan
ditransportasikan ke luar negeri (ekspor).



Pemilihan Refrigeran :
Proses pencairan gas alam biasanya melalui
pendinginan bertahap dengan 2 macam
sistem refrigerant, yaitu refrigerant Propana
dan refrigerant MCR (Multi Component
Refgrigerant). Refrigeran yang ekonomis
harus mempunyai panas penguapan (Hfg)
yang besar dan bubble point yang rendah
sesuai dengan suhu yang dikehendaki dalam
proses pencairan gas, juga harus murah dan
mudah didapat.
No. Senyawa Bubble point pada 38 psia (
0
C) Panas penguapan ( BTU/mol)
1
N
2

-184 2241
2
CH
4

-148 3337
3
C
2
H
6

-32 5864
4
C
3
H
8

-18 7496
Gas alam terkompresi (Compressed natural gas,
CNG) adalah alternatif bahan bakar selain
bensin atau solar. Di Indonesia, kita mengenal
CNG sebagai bahan bakar gas (BBG). Bahan
bakar ini dianggap lebih bersih bila
dibandingkan dengan dua bahan bakar minyak
karena emisi gas buangnya yang ramah
lingkungan. CNG dibuat dengan melakukan
kompresi metana (CH4) yang diekstrak dari gas
alam. CNG disimpan dan didistribusikan dalam
bejana tekan, biasanya berbentuk silinder

Anda mungkin juga menyukai