Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
OLOGI
KELOMPOK 2
FLORENTINA R. PASARIBU (RSA1C412014)
SETIA NINGRUM (RSA1C412015)
GITA
DESTRIANA (RSA1C4120
PENGGUNAAN LIMBAH
TANDAN KOSONG KELAPA
SAWIT
4. Papan partikel
- tandan kelapa sawit
memiliki kadar selulosa
tinggi, yaitu 67,88%
holoselulosa dan 38,76%
alfa selulosa dengan kadar
serat 72,67%.
- memiliki kelebihan
dibandingkan papan lapis,
yakni mampu meredam
suara
7. Produksi Xylose
Tandan buah kosong kelapa
sawit dapat dijadikan sumber
yang potensial untuk produksi
xylosa.
Biomassa tandan kosong
mengandung sellulosa,
hemisellulosa dan lignin.
Diperkirakan 24% dari total
biomassa tandan kosong
tersusun atas xylan, polimer
gula yang tediri dari gula
pentose yaitu xylose. Xylosa
dapat dimanfaatkan sebagai
bahan dasar pembuatan
senyawa lain melalui proses
kimia dan bioteknologi,salah
satunya adalah xylitol.
8. Pembuatan Beton
Tandan kosong kelapa sawit
dapat diolah menjadi material
beton. Beton serat yang
dihasilkan dari serat tandan
kosong kellapa sawit
digunakan sebagai bahan
bangunan yang relatif ringan,
elastis dan mampu meredam
suara.
pengujian
Pencampura
n bahan
(semen,
serat dan
air)
Perlakuan
pendahulua
n,
pengeringan
serat
Pemotongan serat dengan
ukuran tertentu
- Pencucian pulp
Pulp hasil pemasakn selanjutnya dicuci dengan menggunakan air. Proses ini bertujuan
membebaskan pulp dari larutan pemasak. Pencucian dilakukan hingga pulp tidak
mengandung lagi asam asetat yang ditandai dengan hasil cucian bening
- Disintegrasi
Disintegrasi adalah proses yang bertujuan untuk memisahkan serat. Proses ini dilakukan
dengan disintegrator yang memiliki prinsip kerja seperti blender. Pulp yang telah jenuh
dimasukkan ke dalam disintegrator dengan menggunakan air sebagai media pemisahan serat.
Disintegrasi dilakukan hingga pulp terurai menjadi serat-serat mandiri. Proses ini dilakukan
selama 3-5 menit
- Penyaringan pulp
Pulp disaring dengan menggunakan hidrolic screener. Hidrolic screener bekerja menyaring
pulp yang telah menjadi serat-serat yang mandiri pada kisaran 80 mesh (Gambar 7). Setelah
pulp tersaring, dikeringkan dengan memasukkan pulp teraring ke dalam centrifuge. Pulp hasil
sentrifugasi ditimbang untuk ditentukan rendamannya.
- Penggilingan pulp
Pulp digiling dengan menggunakan niagara beater hollander. Untuk membuat lembaran pulp
dengan gramatur kurang lebih 60 g/m2 atau untuk setiap lembaran dengan diameter21,5 cm
dibutuhkan pulp sebanyak 2,1783 g pulp kering oven.
- Pembuatan lembaran
Lembaran pulp dibentuk pada derajat kehalusan 200-300 derajat freeness. Suspensi pulp
sebanyak 1430 ML dimasukkan ke dalam stock chest (pengaduk), ditambahkan air sampai 10
L untuk10 lembaran pulp
6. Pembuatan Komposit
Pengolahan Serat Ampas
Tebu
- Bahan-bahan yang dipakai
dalam penelitian ini adalah :
serat ampas tebu (baggase),
resin polyester, katalis, dan
wax.
- Peralatan yang digunakan
meliputi : alat cetak, penjepit
kayu, timbangan digital, gelas
ukur, mixer, gerinda, gergaji
dan kuas cat.
PROSEDUR PEMBUATAN
1. Proses deligniikasi dilakukan dengan metode organosolv menggunakan pelarut
organik yaitu etanol.Ampas tebu kering dimasukkan ke dalam labu alas bulat.
2. Ke dalamnya ditambahkan etanol 40% (larutan pemasak) dan asam asetat
pekat (sebagai katalis).Perbandingan antara larutan pemasak dengan ampas
tebu adalah 10:1, 15:1, 20:1,dan 25:1 (v/b). Volume katalis yang digunakan
pada setiap perbandingan adalah samayaitu
5 ml.
3. Larutan dimasak pada suhu 120 oC selama 4 jam.
4. Pulp ampas tebu hasildeligniikasi selanjutnya dicuci untuk menghilangkan sisa
etanol. Pulp kertas dibuat dengan cara merendam kertas bekas selama 24
jam. Pulp ampas tebu dan pulp kertas masing masing digiling. Pada
penggilingan pulp kertas bekas ditambahkan perekat PVAc 5 % dari berat
kertas.
5. Proses pencetakan lembaran dimulai dengan melakukan pengenceran
kertas bekas dan pulp ampas tebu.
pulp
8. PEMBANGKIT LISTRIK
Kebutuhan energi di pabrik gula dapat dipenuhi oleh sebagian ampas dari
gilingan akhir. Sebagai bahan bakar ketel, jumlah ampas dari stasiun
gilingan adalah sekitar 30% berat tebu dengan kadar air sekitar 50%.
Berdasarkan bahan kering, ampas tebu terdiri dari unsur C (karbon) 47%, H
(hidrogen) 6,5%, O (oksigen) 44% dan Ash (abu) 2,5%. Menurut rumus
Pritzelwitz (Hugot, 1986) tiap kilogram ampas dengan kandungan gula
sekitar 2,5% akan memiliki kalor sebesar 1825 kkal. Nilai bakar tersebut
akan meningkat dengan menurunnya kadar air dan gula dalam ampas.
Dengan penerapan teknologi pengeringan ampas yang memanfaatkan
energi panas dari gas buang cerobong ketel, dimana kadar air ampas turun
menjadi 40% akan dapat meningkatkan nilai bakar per kg ampas hingga
2305 kkal. Sehingga penggunaannya sebagai bahan bakar ketel di pabrik
gula dapat meningkatkan produksi uap sekitar 10%. Dari segi pemanfaatan
energi ampas secara optimal, teknologi pengeringan tersebut telah banyak
diandalkan oleh banyak pabrik gula di luar negeri.
Soal 1 = 6
Soal 2 = 16
Pengoreksi = kelompok
Keju ;)