Administrasi Proyek Arsitek/ahli dari konsultan perencana Kontraktor Utama Direksi (wakil owner) Konsultan Pengawas/MK Perwakilan CQC (Contractor Quality Control) Sub kontraktor Suplayer Personil yang Terlibat Dalam Penyusunan Administrasi Proyek Project Manager Professional Construction Manager (PCM) Quality Control Representative Resident Project Representative (Resident Engineer; Resident Inspector; Resident Manager; Project Representative) Inspector (Field Engineer; Quality Assurance Supervisor) Project Manager Setiap organisasi pada proyek memiliki PM PM dapat wakil dari owner, konsultan perencana, kontraktor, konsultan pengawas/MK PM biasanya bertanggung jawab secara perorangan untuk mengelola seluruh tahap proyek untuk organisasinya Untuk konsultan perencana PM mengendalikan waktu, anggaran, koordinasi pengendalian biaya untuk desain dan konstruksi, menyusun kontrak dan biasanya sebagai wakil perencana yang berhubungan dengan owner Personil Dalam Penyusunan Administrasi Proyek Professional Construction Manager (PCM) Jasa yang diberikan dalam industri konstruksi oleh profesional manajer meliputi suatu jangkauan luas dari aktivitas sampai taraf tertentu, biasanya tumpang-tindih antara A/E dan kontraktor, atau melibatkan kedua- duanya pada tahap disain dan konstruksi dari suatu proyek. Kontrak manajemen konstruksi yang menyeluruh dapat meliputi semua tugas tersebut di dalam enam kategori berikut Personil Dalam Penyusunan Administrasi Proyek 6 Tugas PCM 1) Terlibat dalam menentukan strategi tender, mengerti tentang fast-tract, multiple prime contract project, menghindari konflik selama masa kontrak 2) Tahap review design, termasuk tinjauan rencana yang diusulkan, tinjauan dokumen kontrak, dan analisa constructability keseluruhan 3) Manajemen biaya, termasuk estimasi biaya konstruksi dan pengembangan anggaran proyek 4) Penjadwalan untuk seluruh tahap proyek, termasuk metode jalur kritis 5) Pembukaan dan evaluasi penawaran, dan membantu menyeleksi kontraktor 6) Di lapangan pada tahap manajemen konstruksi menyiapkan administrasi kontrak, pemeriksaan, koordinasi, dan manajemen lapangan Personil Dalam Penyusunan Administrasi Proyek Quality Control Representative Dalam CE, NFEC, NASA, dan lain-lain konsep pemeriksaan dikenal sebagai Contractor Quality Control (CQC) Dalam system ini QCR harus mengorganisasi dan menjaga sistem pemeriksaan agar hasil kerja kontraktor dan sub kontraktor sesuai dengan kontrak. Secara mayoritas, seperti diterapkan oleh masing- masing perwakilan mereka, suatu wakil pemerintah ditempatkan sebagai Quality Assurance Inspection. Personil Dalam Penyusunan Administrasi Proyek Resident Project Representative (RPR) Resident Project Representative : Resident Engineer; Resident Inspector; Resident Manager; Project Representative Jabatan ini biasanya wakil owner atau konsultan perencana yang bekerja full time di lapangan yang memiliki wewenang dan tanggung jawab administrasi Dalam beberapa hal untuk inspeksi proyek diperlukan RPR yang berkualitas sebagai register professional engineer, dalam kasus lain bisa saja non register professional engineer dengan kualifikasi yang tinggi digunakan Seorang nonregister professional engineer diijinkan diterima karena memiliki pengalaman sebagai inspektur konstruksi untuk proyek yang sama Personil Dalam Penyusunan Administrasi Proyek Menurut AIA full time project representative adalah ahli yang berkaitan dengan dokumen kontrak dengan menggunakan terminologi Resident Project Representative untuk posisi kelompok resident engineer, resident inspector, full time project representative, resident manager, and project representative
Otoritas dan tanggung jawab RPR RPR dapat berfungsi secara efektif hanya jika diberikan otoritas khusus Kontraktor harus membuat RPR menyadari otoritasnya Didalam beberapa dokumen sudah disampaikan batasan otoritas dan tanggung jawab inspektur Personil Dalam Penyusunan Administrasi Proyek Inspector Inspector : Field Engineer; Quality Assurance Supervisor Biasanya jabatan tingkat staf yang dapat berupa: wakil owner, perencana, atau wakil kantor pusat kontraktor di lapangan Merupakan Tenaga Kerja yang berkualitas tinggi dengan memiliki pengalaman dan pengetahuan dalam pekerjaan konstruksi Lebih khusus mengamati masalah mutu pekerjaan Mengamati dan mendengar keluhan tenaga kerja lapangan Mampu mengevaluasi persoalan lapangan dan kompeten memberikan rekomendasi kepada supervisornya Personil Dalam Penyusunan Administrasi Proyek Tanggung Jawab Inspektur (1) 1. Inspektur harus mengerti dengan rencana dan spesifikasi dari pekerjaan yang akan diawasi dan secara berkala melakukan review. Inspektur harus mampu secara cepat memberi ijin pekerjaan yang sudah sesuai dengan kebutuhan kontrak 2. Jika ada beberapa bahan yang tidak sesuai dengan spesifikasi, inspektur memberikan penejelasan kepada kontraktor mengapa tidak diterima dan mencatatnya dalam laporan aarian. Jika kontraktor tidak mengindahkannya, maka inspektur harus melaporkan kepada A/E dan owner 3. Sebagai anggota dari tim konstruksi, inspektur harus mengerti dengan semua tugas yang dimaksud yang akan diniliai sebagi progres pekerjaan.harus mengerti dengan jadwal dan tahu bagaimana pekerjaan disesuaikan dengan jadwal keseluruhan, penyelesaian pekerjaan sesuai dengan kontrak seperti yang diharapkan owner 4. Inspektur harus mempelajari dengan sungguh-sungguh hasil dari inspeksi, testing, atau aktivitas lainnya yang dapat menjelaskan apa yang menjadi tanggung jawab kontraktor, dengan cara lain owner memperkirakan hal-hal yang tidak sesuai atau klaim. Hal ini khususnya disampaikan kepada program QC kontraktor untuk pengujian dan pemeriksaan bahan dan hasil kerja sebagai bagian dari tanggung jawab kontraktor
Personil Dalam Penyusunan Administrasi Proyek Tanggung jawab Inspektur (2) 5. Jika inspektur ditugaskan untuk beberapa pekerjaan, hal tersebut dapat dilakukan sepanjang tidak menganggu pekerjaan atau ada inspektur pengganti. Hal ini disampikan khususnya pada pekerjaan yang tidak dapat dilihat kembali, seperti pondasi, pemipaan, pengecoran beton 6. Laporan harian inspektur termasuk didalamnya catatan kejadian, kegiatan kontraktor yang diperiksa, instruksi yang diberikan kepada kontraktor, dan kesepakatan yang dibuat. Inspektur harus ingat kejadian pembicaraan kontrak. 7. Jika diadakan pengujian dilapangan, pengujian harus dilaksanakan dengan hati-hati, pengujian sampel harus ditangani hati-hati dan dilindungi, dan kegagalan pengujian harus dilaporkan langsung kepada kontraktor. Hal ini diperlukan karena kontraktor akan kehilangan waktu dan uang jika informasi hasil ujian yang tidak memenuhi terlambat paling tidak antara 2 atau 3 hari
Personil Dalam Penyusunan Administrasi Proyek Tanggung jawab Inspektur (3) 8. Pengujian dan inspeksi harus dibuat segera dan tepat waktu: Material harus diperiksa segera sesudah pengiriman dilakukan. Inspektur menolak material sesudah dibongkar ke gudang bukanlah hal yang disukai owner Pekerjaan persiapan sperti pembersihan, penghalusan kemiringan dari daerah galian, proteksi cuaca untuk beton, dan lain-lain harus diperiksa cepat untuk mengurangi keterlambatan pada pelaksanaan Pekerjaan harus diperiksa sebagai kemajuan, contoh: penundaan pemeriksaan penempatan tulangan dan pengikatnya sampai 100% selesai tidak masalah tetapi menunda kemajuan Inspektur bertanggung jawab pada ketersediaan waktu untuk memeriksa dengan cepat dan memutuskan jika diperlukan. Kontraktor tidak perlu menunda pekerjaannya jika inspektur ada dilokasi, tentu saja dengan cara yang sama kontraktor cukupmampu dan segera menyampaikan kepada inspektur ijin kerja secepatnya untuk pemeriksaan 9. Jika beberapa pertimbangan spesifik dari pekerjaan kontraktor ditemukan tidak realistis, inspektur berkewajiban melaporkannya kepada A/E dan owner Personil Dalam Penyusunan Administrasi Proyek Tanggung jawab Inspektur (4) 10. Penafsiran sspesifikasi yang terlalu detail dapat menyebabkan masalah jika tidak dapat digunakan untuk situasi tertentu inspektur harus meninjau ulang kondisi-kondisi dan minta bimbingan pada manajer proyek jika perlu 11. Jika memungkinkan permasalahan harus diantisipasi lebih awal, meskipun mandor dan pengawas kontraktor tidak acuh, misalnya pada pekerjaan pemasangan sparing, hal ini akan sangat membantu menjaga kemajuan pekerjaan kontraktor 12. Pekerjaan yang ditolak harus segera disampaikan dalam bentuk tertulis kepada kontraktor sebelum kerugian menjadi lebih besar, contoh: salah dalam lapisan ketebalan pemadatan, urugan tidak sesuai dengan material yang dipersyaratkan, urugan dengan hukuranbahan yang lebih kecil. Inspektur harus tahu apa yang dipersyaratkan oleh kontrak 13. adakalanya, masalah yang muncul tidak mampu ditangani inspektur sendirian. Maka dapat dilaporkan ke A/E atau owner untuk segera bertindak. Permasalahan yang belum terpecahkan dapat kadang-kadang berkembang ke dalam situasi yang kritis dan klaim Personil Dalam Penyusunan Administrasi Proyek Tanggung jawab Inspektur (5) 14. Jika pekerjaan sudah diperbaiki oleh kontraktor, inspektur harus mengikuti perkembangannya setiap hari.cara lain memperbaiki mungkin lupa atau pekerjaan berikutnya menutupi 15. Inspektur selalu berdiri dibelakang keputusan yang dibuat sesuai batasan pekerjaan kontraktor. Suatu penolakan yang tak benar oleh inspektur dapat menyebabkan kerusakan hubungan antar pemborong dan personil pemeriksaan 16. Tentu saja dalam tugasnya inspektur harus mampu membedakan antara pekerjaan yang penting dan yang tidak sesuai dengan yang dimaksud oleh A/E atau staf teknik owner 17. Inspektur harus mengerti tentang keselamatan, jika melihat kondisi yang berbahaya pada pekerjaan, dia bertanggung jawab untuk memberitahu kontraktor dengan catatannya atau dalam laporan harian. Kehadiran diam- diam dari wakil owner dilokasi memperlihatkan tanggung jawab untuk melaporkan kondisi yang nyata berbahaya 18. Inspektur harus bertanggung jawab untuk taat dan siaga. Banyak situasi yang mengancam yang akan menyebabkan suatu penundaan penyelesaian dari proyek harus dilaporkan ke A/E atau pemilik Personil Dalam Penyusunan Administrasi Proyek Kewenangan Inspektur 1. Inspektur harus mempunyai kewenangan untuk menyetujui material dan pekerjaan yang sesuai dengan kontrak dan perlu memberi persetujuan dengan segera 2. Inspektur tidak boleh diberi kewenangan untuk menghentikan kontraktor bekerja 3. Inspektur tidak punya kewenangan untuk menyetujui perubahan dari yang dipersyaratkan kontrak, hal ini dapat terpenuhi dengan baik hanya dengan pekerjaan tambah kurang 4. Inspektur tidak mensyaratkan pemborong untuk melengkapi lebih dari yang diperlukan oleh rencana dan spesifikasi 5. Inspektur tidak perlu mencoba untuk mengarahkan pekerjaan pemborong; mungkin perusahaan yang terikat kontrak akan berkurang tanggung jawabnya 6. Perintah inspektur harus diberikan kepada mandor atau pengawas pemborong, bukan kepada para pekerja atau para sub kontraktor Personil Dalam Penyusunan Administrasi Proyek SELESAI