KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP.75/MEN/2002 T E N T A N G PEMBERLAKUAN STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) NOMOR : SNI-04-0225-2000 MENGENAI PERSYARATAN UMUM INSTALASI LISTRIK 2000 (PUIL 2000) DI TEMPAT KERJA MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA Menimbang: a. bahwa dengan telah diterbitkannya Standar Nasional Indonesia (SNI) 04-0225-2000 mengenai Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL2000), maka maka Peraturan Menteri Tenaga Kerja R.I. No. PER- 04/MEN/1988 tentang Berlakunya Standar Nasional Indonesia (SNI) No. 225-1987 mengenai Peraturan Umum Instalasi Listrik Indonesia 1987 (PUIL 1987) di Tempat Kerja harus disesuaikan; b. bahwa untuk itu perlu diatur dengan Keputusan Menteri.
10/13/2014 Created by ganjar budiarto 3 10/13/2014 Created by ganjar budiarto 4 10/13/2014 Created by ganjar budiarto 5 10/13/2014 Created by ganjar budiarto 6 10/13/2014 Created by ganjar budiarto 7 10/13/2014 Created by ganjar budiarto 8 10/13/2014 Created by ganjar budiarto 9 10/13/2014 Created by ganjar budiarto 10 131. Proteksi untuk keselamatan Untuk menjamin keselamatan manusia dan ternak maupun keamanan harta benda dari bahaya dan kerusakan yang dapat timbul dari penggunaan instalasi listrik 131. 1. Potensi bahaya listrik a) Arus kejut b) Suhu berlebihan c) Penyulutan atmosfir/ledakan d) Pengaruh Voltase dan elektromagnetik e) Pemutusan suplay f) Busur api g) Gerakan mekanik 131.2. Proteksi kejut listrik Proteksi bahaya sentuh langsung Bagian sirkit aktif harus diproteksi, dengan prinsip -- mencegah kontak langsung -- Membatasi nilai arus yang membahayakan
Proteksi bahaya sentuh tidak langsung Jika terjadi kegagalan proteksi dasar, bagian konduktif terbuka (BKT) dapat berbahaya. Prinsip proteksi dapat dilakukan dengan -- mencegah kontak langsung -- Membatasi nilai besarnya arus gangguan -- membatasi durasi arus gangguan
13 PRINSIP FUNDAMENTAL (PUIL 2011) 131.3. Proteksi efek thermal Instalasi listrik harus dirancang aman dari efek thermal untuk meminimalkan kerusakan atau tersulutnya bahan yang mudah terbakar karena temperatur tinggi atau busur api listrik. mencegah luka bakar
131.3. Proteksi arus lebih Instalasi listrik harus diproteksi dari suhu yang berlebihan dan stres elektomekanik akibat suhu tinggi dari arus lebih pada konduktor -- mencegah cidera dan kerusakan harta benda 13 PRINSIP FUNDAMENTAL (PUIL 2011) 131.3. Proteksi efek thermal Instalasi listrik harus dirancang aman dari efek thermal untuk meminimalkan kerusakan atau tersulutnya bahan yang mudah terbakar karena temperatur tinggi atau busur api listrik. mencegah luka bakar
131.3. Proteksi arus lebih Instalasi listrik harus diproteksi dari suhu yang berlebihan dan stres elektomekanik akibat suhu tinggi dari arus lebih pada konduktor -- mencegah cidera dan kerusakan harta benda 13 PRINSIP FUNDAMENTAL (PUIL 2011) Instalasi listrik (electrical installation (of building)) IEV 826-01-01
ialah berupa suatu bangunan rangkaian perlengkapan listrik yang tersusun berkaitan satu sama lain, untuk memenuhi tujuan atau maksud tertentu dan memiliki karakteristik terkoordinasi. Bagian 1 Bagian 1 Dalam Bangunan Gedung : Perkantoran, Komersial Fasilitas umum Industri, Rumah
Ruang Lingkup Terselenggaranya Instalasi listrik HANDAL, AMAN dan RAMAH LINGKUNGAN PUIL -2000 SNI Standar Nasional Indonesia 04 0225 - 2000 Teg Rendah : Sd 1000 V AC Sd 1500V DC,
Teg Menengah : S/d 35 kV Pembangkit Tenaga Listrik Jaringan Tansmisi, Distribusi, Saluran Pelanggan Instalasi listrik Rangkaian perlengkapan listrik disusun secara terkoordinasi dalam satu kesatuan Bagian 1 APP P H B
Instalasi listrik Rangkaian perlengkapan listrik disusun secara terkoordinasi dalam satu kesatuan Bagian 1 P H B
P H B
P e m a k a i a n
P e r a l a t a n
PHB UTILITAS BANGUNAN PHB PROSES PRODUKSI PHB KHUSUS PHB UTAMA G 1 0 / 1 3 / 2 0 1 4
Cre ate d by gan jar bud iart o 20 PHB 1 PHB 2 PHB Utama APP GENSET PLN 10/13/2014 Created by ganjar budiarto 21 Penggolongan ruangan sesuai dengan sifatnya : Huruf dalam kurung, petunjuk kategori dari ruang yang dimaksud (n) Ruang kering (l) Ruang kerja listrik (lk) Ruang kerja listrik terkunci (d) Ruang berdebu (blg) Ruang dengan bahaya kebakaran dan ledakan gas (bld) Ruang dengan bahaya kebakaran dan ledakan debu (bks) Ruang dengan bahaya kebakaran serat (ko) Ruang dengan gas, uap atau debu yang korosif (b) Ruang lembab dan basah (p) Ruang sangat panas (k) Ruang kerja kasar (r) Ruang radiasi Ruang Lingkup PUIL 2000 Bagian 9 Pengusahaan instalasi listrik Bagian 1 Bab ini mengatur pengusahaan instalasi listrik yang meliputi perancangan, pembangunan, pemasangan, pelayanan, pemeliharaan, pemeriksaan dan pengujian instalasi listrik serta pengamanannya. 9.5.1 Persyaratan umum Pekerjaan pemasangan instalasi listrik di dalam atau di luar bangunan harus memenuhi ketentuan peraturan ini, sehingga instalasi tersebut aman untuk digunakan sesuai dengan maksud dan tujuan penggunaannya, mudah dilayani dan mudah dipelihara. Persyaratan Dasar Bagian 1 9.5.2 Perancang, pemasang dan pemeriksa atau penguji instalasi listrik Persyaratan Dasar Bagian 1 9.5.2.1 Perancang, pemasang dan pemeriksa atau penguji instalasi listrik harus mentaati ketentuan dalam PUIL 2000 dan peraturan lain sebagaimana dimaksud dalam 1.3. 9.5.2.2 Perancang, pemasang dan pemeriksa atau penguji instalasi listrik harus menggunakan tenaga kerja yang terlatih sebagaimana tersebut dalam 9.5.3. 9.5.2.3 Perancang, pemasang dan pemeriksa instalasi listrik wajib memenuhi ketentuan keselamatan dan kesehatan bagi tenaga kerjanya sesuai dengan peraturan perundangundangan keselamatan dan kesehatan kerja yang berlaku. 10/13/2014 Created by ganjar budiarto 25 Piranti randah Piranti Pegun Piranti Magun (Fixed) 10/13/2014 Created by ganjar budiarto 26
4.2.1.1 Susunan perlengkapan dan proteksi sirkit harus menjamin dapat beroperasi HANDAL dan AMAN meliputi hal-hal berikut: a) Pemilihan kabel dan penghantar b) Susunan sirkit c) Pengendalian sirkit dengan switsing yang memadai d) Proteksi sirkit terhadap keadaan beban lebih dan hubung pendek e) Pemilihan, perancangan dan penempatan PHB dan panel kendali f) Pemilihan gawai proteksi arus sisa g) Sistem pembumian dan proteksi (3.17) h) Bahaya kebakaran dan ledakan i) Kondisi lingkungan 27 2 1 . 8 5
16 16 26 26 500 kV PUIL 87 9.9.4.1 Jarak minimum aman dari perlengkapan yang bertegangan ialah sbb.
Tabel 9.9-1 Jarak aman minimum 10/13/2014 Created by ganjar budiarto 30 Tegangan U (antara fase dan bumi) kV Jarak aman minimum cm
1 12 20 36 50 60 75 100 10/13/2014 Created by ganjar budiarto 31 Bekerja di dekat instalasi yang bertegangan : Perhatikan Jarak minimum aman Perlengkapan harus bebas dari kebocoran isolasi atau imbas. Dilarang menggunakan pengukur dari logam Dilarang menggunakan tangga kayu yang diikat batang logam. Jarak aman atau diluar jangkauan Tegangan kV Jarak cm 1 50 12 60 20 75 36 100 70 150 220 500. 9.9.4.2 Tenaga kerja yang bekerja di dekat tegangan yang lebih tinggi dari pada tegangan perlengkapan yang sedang dikerjakannya harus tahu pasti bahwa perlengkapan tersebut bebas dari kebocoran isolasi atau dari imbas yang membahayakan, dan perlengkapan itu harus dibumikan. 9.9.4.3 Di dekat perlengkapan listrik yang bertegangan dilarang menggunakan pengukur panjang atau tali dari logam, atau tali dengan anyaman benang logam. 9.9.4.4 Di dekat bagian bertegangan yang terbuka, dilarang menggunakan tangga kayu atau tangga bambu yang diperkuat dengan batang logam yang memanjang searah dengan arus listrik. 9.9.4.5 Jika jarak aman kerja yang tersebut dalam 9.9.4.1 tidak dapat dipenuhi, tenaga kerja harus menggunakan pengaman dari bahan isolasi yang secara listrik dapat menyekat bagian yang bertegangan. 10/13/2014 Created by ganjar budiarto 32 Perancangan, Gambar rencana, Baru / Perluasan Dokumen Kontrak Pembangunan/ Pemasangan Instalasi, Proyek baru/perluasan Dok kontrak & Serah terima Gambar Purna bangun Test & Commissioning Buku Manual Pengoperasian Pelayanan, Pemeliharaan, Pemeriksaan dan Pengujian berkala Pastikan memenuhi kriteria AMAN Terdokumentasi & Legalitas/ Sertifikasi
10/13/2014 Created by ganjar budiarto 34 PUIL BAB IV Berkas gambar rancangan dan uraian teknik terdiri : - Layout - Diagram garis tunggal lengkap besaran nominal dan sistem pengamanan - Gambar rinci - Uraian teknis - Perhitungan 1) Susut tegangan; 2) Perbaikan faktor daya; 3) Beban terpasang dan kebutuhan maksimum; 4) Arus hubung pendek dan daya hubung pendek; 5) Tingkat penerangan.
PENGESAHAN Dokumen Perencanaan Inst. Listrik Doc.Lengkap Diperiksa dan dianalisis secara seksama, dibandingkan dg standar Memenuhi syarat PENGESAHAN GAMBAR RENCANA perlengkapan magun (terpasang tetap) perlengkapan yang terpaku pada penyangga atau dalam keadaan kokoh aman di suatu tempat khusus. (fixed equipment) IEC MDE, 1983, p.148 perlengkapan pegun (stasioner) perlengkapan magun atau perlengkapan yang tidak mempunyai gagang untuk pegangan, dan yang mempunyai massa cukup besar sehingga tak mudah dipindah-pindah. CATATAN Nilai massa tersebut besarnya 18 kg atau lebih menurut standar IEC jika menyangkut peranti rumah- tangga. (stationary equipment) IEC MDE, 1983, p.148 perlengkapan portabel (randah) perlengkapan yang dapat dipindah-pindah ketika bekerja, atau mudah dipindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain dalam keadaan tetap terhubung pada sumber listrik. 10/13/2014 Created by ganjar budiarto 35 sistem IT atau sistem Penghantar Pengaman (HP) sistem yang semua bagian aktifnya tidak dibumikan, atau titik netral dihubungkan ke bumi melalui impedans. BKT instalasi dibumikan secara independen atau kolektif, atau ke pembumian sistem. sistem TN atau sistem Pembumian Netral Pengaman (PNP) sistem yang mempunyai titik netral yang dibumikan langsung, dan BKT instalasi dihubungkan ke titik tersebut oleh penghantar proteksi. sistem TT atau sistem Pembumi Pengaman (PP) sistem yang mempunyai titik netral yang dibumikan langsung dan BKT instalasi dihubungkan ke elektrode bumi yang secara listrik terpisah dari elektrode bumi sistem tenaga listrik. 10/13/2014 Created by ganjar budiarto 36 10/13/2014 Created by ganjar budiarto 37 SISTEM PENGAMAN L1 L2 L3 N G TT/PP IT/HP TN/PNP Bila terjadi induksi ke bodi, arus meningkat shg pengaman berfungsi MODUL2 K3 LISTRIK DASAR-DASAR K3 LISTRIK 38 10/13/2014 Created by ganjar budiarto 39 5.5.11 Pembumian Motor
5.5.11.1 BKT motor pegun harus dibumikan jika terdapat salah satu keadaan berikut: a) Motor disuplai dengan penghantar terbungkus logam; b) Motor ditempatkan di tempat basah dan tidak terpencil atau dilindungi; c) Motor ditempatkan dalam lingkungan berbahaya; d) Motor bekerja pada tegangan ke bumi di atas 50 V. MODUL2 K3 LISTRIK DASAR-DASAR K3 LISTRIK 40 220 v A ground electric current Amp. Bila terjadi arus bocor switch pada ZCT/ GFCI terbuka dan arus terputus TT system (earthed neutral) (see Fig. E3) Satu titik pada suplai dihubungkan langsung ke bumi, semua extraneous- conductive-parts dihubungkan ke bumi dengan earth electrode terpisah pada instalasi. Elektrode ini dapat merupakan elektrode terpisah tetapi dalam pengoperasiannya tidak saling mempengaruhi. MODUL 3 K3 LISTRIK DASAR TKN INSTALASI LISTRIK 41 TNS : PE dan N menggunakan (Separate conductors) yang dihubungkan dengan bersama di dekat power source. TNC :Merupakan kombinasi PEN conductor memenui fungsi dari konduktor PE dan N . Kombinasi konduktor PEN khususnya dipasang antara substation dan entry point masuk ke dalam gedung, konduktor PE and N digunakan secara terpisah. Di Inggris system is ini juga dikenal sebagai protective multiple earthing (PME), karena pelaksanaan sambungan kombinasi neutral-and-earth conductor sambungan ke bumi dipasang di banyak tempat, untuk mengurangi risiko terjadinya broken neutrals. Di Australia sistem serupa juga dikenal sebagai multiple earthed neutral (MEN). MODUL 3 K3 LISTRIK DASAR TKN INSTALASI LISTRIK 42 MODUL 3 K3 LISTRIK DASAR TKN INSTALASI LISTRIK 43 MODUL 3 K3 LISTRIK DASAR TKN INSTALASI LISTRIK 44