C111 09 816
Murni Musnur C111 09 002
PEMBIMBING
dr. Juliansyih Safitri
SUMBATAN SALURAN NAPAS
DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN
KLINIK
BAGIAN ILMU KESEHATAN THT-KL FAKULTAS
KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR2014
PENDAHULUAN
Struktur saluran napas merupakan suatu struktur
yang kompleks sehubungan dengan kordinasi
fungsinya sebagai saluran napas dan bagian dari
proses menelan.
Saluran napas membentang dari hidung, area
faring, laring, sampai trakea bronkus, dapat
mengalami suatu keadaan obstruksi oleh
berbagai macam sebab.
Obstruksi saluran napas ini seringkali
menyebabkan suatu keadaan gawat darurat
ANATOMI
Hidung Faring
Laring Trakea
Bronkus
ANATOMI HIDUNG
ANATOMI HIDUNG
ANATOMI FARING
Nasofaring
Orofaring
Laringofaring
ANATOMI LARING
ANATOMI TRAKEO-BRONKIAL
ETIOLOGI SUMBATAN SALURAN
NAPAS
Anatomi
Akut dan
Kronik
JENIS-JENIS SUMBATAN
SALURAN NAPAS
Sumbatan di Hidung
Polip Hidung
Kelainan Septum
Rhinitis Alergi
Sumbatan di Faring
Faringitis, Laringitis, Hipertrofi Adenoid
Abses Leher Dalam
Karsinoma Nasofaring
Angiofibroma Nasofaring
Sumbatan di Laring
Kelainan Kongenital
Peradangan Laring
Lesi Jinak Laring
Croup
Epiglotitis
Sumbatan Traktus Trakeo-Bronkial
Sumbatan karena Benda Asing
POLIP HIDUNG
Massa lunak yang mengandung banyak cairan di
dalam rongga hidung
Menurut teori Bernstein, terjadi perubahan mukosa
hidung akibat peradangan atau aliran udara yang
berturbulensi, terutama di daerah sempit di kompleks
ostiomeatal.
Keluhan utama ialah hidung rasa tersumbat, rinore,
hiposmia atau anosmia. Mungkin disertai bersin-
bersin, rasa nyeri pada hidung disertai sakit kepala di
daerah frontal. Bila disertai infeksi sekunder mungkin
didapati post nasal drip dan rinore purulent.
Pada pemeriksaan fisis, deformitas hidung luar
sehingga hidung tampak mekar Karena pelebaran
batang hidung. Pada pemeriksaan rinoskopi anterior
terlihat sebagai massa yang berwarna pucat yang
berasal dari meatus medius dan mudah digerakkan
KELAINAN SEPTUM
Defiasi
Septum
Hematoma
Septum
Abses
Septum
Defiasi Septum
Etiologi: trauma, dapat terjadi sesudah lahir, pada
waktu partus atau bahkan pada masa janin
intrauterine. Penyebab lainnya ialah
ketidakseimbangan pertumbuhan.Tulang rawan
septum nasi terus bertumbuh, meskipun batas
superior dan inferior telah menetap.
Keluhan yang paling sering pada deviasi septum
ialah sumbatan hidung. Sumbatan bisa unilateral,
dapat pula bilateral.
Keluhan lainnya ialah rasa nyeri di kepala dan di
sekitar mata.
Merupakan faktor predisposisi terjadinya sinusitis
Hematoma Septum
Etiologi: trauma terjadi maka pembuluh darah
submukosa akan pecah dan darah akan berkumpul di
antara perikondrium dan tulang rawan septum, dan
membentuk hematoma pada septum.
Bila terjadi fraktur tulang rawan, maka darah akan
masuk ke sisi lain, sehingga terbentuk hematoma
septum bilateral.
Gejala yang menonjol pada hematoma septum ialah
sumbatan hidung dan rasa nyeri.
Pada pemeriksaan ditemukan pembengkakan
unilateral atau bilateral pada septum bagian depan,
berbentuk bulat, licin dan berwarna merah.
Pembengkakan dapat meluas sampai ke dinding
lateral hidung, sehingga menyebabkan obstruksi total
Abses Septum
Etiologi: trauma yang kadang-kadang tidak
disadari, seringkali didahului oleh hematoma
septum yang kemudian terinfeksi kuman dan
menjadi abses.
Gejala abses septum ialah hidung tersumbat
progresif disertai dengan rasa nyeri berat,
terutama terasa di puncak hidung. Juga terdapat
keluhan demam dan sakit kepala.
Pemeriksaan lebih baik tanpa menggunakan
speculum hidung. Tampak pembengkakan
septum yang berbentuk bulat dengan permukaan
licin.
Rhinitis Alergi
Rhinitis alergi adalah penyakit inflamasi yang
disebabkan oleh reaksi alergi pada pasien atopi
Adapun jenis rhinitis yang lain adalah rhinitis
vasomotor yang merupakan kelainan idiopatik
dan rhinitis medikamentosa, yaitu akibat obat-
obatan.
(1,2,6)
Gejala rhinitis alergi yang khas ialah terdapatnya
serangan bersin berulang. Gejala lain adalah
keluar ingus (rinore) yang encer dan banyak,
hidung tersumbat, hidung dan mata gatal, yang
kadang-kadang disertai dengan banyak air mata
keluar. Kadang-kadang keluhan hidung tersumbat
merupakan keluhaidn utama atau satu-satunya
gejala yang diutarakan oleh pasien.
FARINGITIS, TONSILITIS,
HIPERTROFI ADENOID
Etiologi: virus (40-60%), bakteri (5-40%), alergi,
trauma, toksin, dll.
Faringitis: merupakan peradangan dinding faring.
Tonsilitis adalah peradangan pada tonsil palatina
yang merupakan bagian dari cincin Waldeyer. Gejala
klinis yang muncul pada umumnya sama yaitu
demam, mual hingga muntah, nyeri tenggorok, serta
sulit menelan (odinofagi), pada faringitis kronik
sehingga menghambat jalan napas.
Hipertrofi adenoid adalah massa yang terdiri dari
jaringan limfoid yang terletak pada dinding posterior
nasofaring, termasuk dalam rangkaian cincin
Waldeyer akan mengecil dan hilang sama sekali pada
usia 14 tahun. Akibat dari hipertrofi ini akan timbul
sumbatan koana dam sumbatan tuba Eustachius,
akibat sumbatan ini pasien akan bernapas melalui
mulut sehingga terjadi fasies adenoid
ABSES LEHER DALAM
Abses leher dalam terbentuk di dalam ruang
potensial di antara fasia leher dalam sebagai
akibat penjalaran infeksi dari berbagai sumber,
seperti gigi, mulut, tenggorok, sinus paranasal,
telinga tengah dan leher.
Gejala utama berupa rasa nyeri dan sukar
menelan. Juga terdapat demam, dan leher
bengkak. Dapat timbul sesak napas karena
sumbatan jalan napas. Bila proses peradangan
berlanjut sampai mengenai laring dapat timbul
stridor.
Abses leher dalam dapat berupa abses peritonsil,
abses retrofaring, abses parafaring, abses
submandibula dan angina Ludovici
KARSINOMA NASOFARING
Karsinoma nasofaring merupakan tumor ganas
daerah kepala dan leher terbanyak ditemukan di
Indonesia. Hampir 60% tumor ganas kepala dan leher
merupakan karsinoa nasofaring
Gejala karsinoma nasofaring dapat dibagi dalam 4
kelompok, yaitu gejala nasofaring sendiri, gejala
telinga, gejala mata dan saraf, serta metastasis atau
gejala di leher.
Gejala nasofaring dapat berupa epistaksis ringan atau
sumbatan hidung, bila perlu menggunakan
nasofaringoskop. Gangguan pada telinga merupakan
gejala dini yang timbul karena tempat asal tumor
dekat muara tuba eustachius (fosa Rosenmuller).
Gangguan dapat berupa tinitus, rasa tidak nyaman
pada telinga sampai rasa nyeri di telinga
ANGIOFIBROMA NASOFARING
Angiofibroma nasofaring adalah suatu tumor jinak
pembuluh darah di nasofaring yang secara histologik
jinak namun secara klinis bersifat ganas.
Jinak tetapi merupakan tumor pembuluh darah lokal
yang agresif dari anak atau remaja laki-laki, pernah
juga dilaporkan pada perempuan tetapi sangat jarang.
Gejala yang paling sering timbul (lebih dari 80%) ialah
hidung tersumbat yang progresif dan epistaksis
berulang yang masif.
Pada pemeriksaan fisis secara rhinoskopi posterior
akan terlihat massa tumor yang konsistensinya
kenyal, warnanya bervariasi dari abu-abu sampai
merah muda.
(1,2)
KELAINAN KONGENITAL
LARING
Laringomalasia, kelainan ini paling sering ditemukan. Pada
stasium awal ditemukan epiglotis lemah, sehingga pada waktu
inspirasi epiglottis tertarik ke bawah dan menutupi rima glotis.
Stenosis subglotik. Pada daerah subglotik, 2-3 cm dari pita
suara, sering terdapat penyempitan (stenosis) dengan berbagai
penyebab. Stenosis subglotik yang disebabkan oleh kelainan
bentuk tulang rawan krikoid.
Selaput di laring (Laringeal Web) merupakan selaput yang
transparan (web) dapat tumbuh di daerah glottis, supraglotik
atau subglotik.
Kista kongenital. Kista ini sering tumbuh di pangkal lidah atau
di plika ventrikularis.
Hemangioma biasanya timbul di daerah subglotik. Sering pula
disertai dengan hemangioma di tempat lain, seperti di leher.
Fistel laringotrakeal. Kelainan ini terjadi karena kegagalan
penutupan dinding posterior kartilago krikoid.
Gejalanya: napasnya berbunyi (stridor), dyspneu, (retraksi) di
daerah suprasternal, epigastrium, intercostal, dan
supraklavikular. Gejala ialah terdapat hemoptysis, dan bila tumor
itu besar, terdapat juga gejala sumbatan laring.
LARINGITIS
Laringitis, pada umumnya merupakan kelanjutan
dari rinofaringitis (common cold).Pada anak
laryngitis akut ini dapat menimbulkan sumbatan
jalan napas, sedangkan pada orang dewasa tidak
secepat pada anak.Penyebab radang ini ialah
bakteri, yang menyebabkan radang local atau
virus yang menyebabkan peradangan sistemik.
Pada laryngitis terdapat gejala umum, seperti
demam, dedar (malaise), serta gejala local,
seperti suara parau sampai tidak bersuara sama
sekali (afoni), nyeri ketika menelan atau
berbicara, serta gejala sumbatan laring.
LESI JINAK LARING
Nodul pita suara (vocal nodule). Kelainan ini biasanya
disebabkan oleh penyalahgunan suara dalam waktu lama,
seperti pada seorang guru, penyanyi dan sebagainya. Kelainan
ini juga disebut singers node. Pada pemerkisaan terdapat nodul
di pita suara sebesar kacang hijau atau lebih kecil, berwarna
keputihan.
Polip pita suara biasanya bertangkai.Lesi bisa terletak
disepertiga anterior, sepertiga tengah bahkan seluruh pita suara.
Lesi biasanya uni lateral, dapat terjadi pada segala usia
umumnya orang dewasa. Gejalanya sama seperti pada nodul
yaitu suara parau.
Kista pita suara. Kista pita suara pada umumnya termasuk kista
retensi kelenjar liur minor laring, terbentuk akibat tersumbatnya
kelenjar tersebut. Gejala utama adalah suara
parau.Pengobatannya dengan tindakan bedah mikro.
Kelumpuhan pita suara adalah terganggunya pergerakan pita
suara karena disfungsi saraf ke otot-otot laring. Kelumpuhan ini
dapat kongenital dan didapat.Pada kelumpuhan pita suara
kongenital (pada bayi) gejala tersering adalah stridor.
Kelumpuhan pita suara didapat bisa disebabkan oleh keganasan
pada paru, esophagus atau tiroid.
CROUP
Croup atau laringotrakeobronkitis akut (LTBA)
merupakan penyakit peradangan akut di daerah
subglotis larings, trakea, dan bronkus.
Penyebab tersering obstruksi saluran nafas atas
pada anak-anak
Penyebab paling sering sering adalah virus.
Penyebab lain adalah bakteri, reaksi alergi,
bahan yang mengiritasi seperti cairan lambung
Gejala ditandai dengan suara serak, batuk kering
seperti menggonggong, dan stridor inspirasi.
EPIGLOTITIS
Epiglotitis adalah peradangan pada jaringan
epiglotis dan merupakan kondisi yang
mengancam nyawa.
Epiglotitis biasanya terjadi pada anak usia antara
3-6 tahun biasanya disebabkan oleh
H.influenzae.
Gejala klinis epiglottitis akut berupa nyeri
tenggorok (sore throat), nyeri menelan
(odinofagia) yang mengakibatkan sulit menelan
(disfagia), suara berubah (muffled voice atau hot
potato voice), demam sampai menggigil, stridor
inspirasi dan sesak nafas karena sumbatan jalan
nafas.
Anak lebih suka posisi duduk, dagu lebih maju
dan leher hiperekstensi untuk menjaga agar jalan
nafas tetap terbuka.
SUMBATAN TRAKTUS TRAKEO-
BRONKIAL
Jackson (1936) membagi sumbatan bronkus dalam 4 tingkat
(1,4)
Sumbatan sebagian dari bronkus (by pass valve
obstruction=katup bebas). Pada sumbatan ini inspirasi dan
ekspirasi masih dapat terlaksana, akan tetapi salurannya sempit
sehingga terdengar bunyi napas (mengi) seperti pada pasien
asma bronkial. Penyebab: benda asing di dalam bronkus,
penekanan bronkus dari luar, edema dinding bronkus, serta
tumor di dalam lumen bronkus.
Sumbatan seperti pentil. Ekspirasi terhambat atau katup satu
arah. Pada waktu inspirasi udara napas masih dapat lewat akan
tetapi pada waktu ekspirasi terhambat karena kontraksi otot
bronkus. Penyebab: benda asing di bronkus, edema dinding
bronkus pada bronkitis.
Sumbatan seperti pentil yang lain, ialah inspirasi yang
terhambat. Pada keadaan ini inspirasi terhambat sedangkan
ekspirasi masih dapat terlaksana. Udara yang terdapat di bagian
distal sumbatan akan diabsorpsi, sehingga terjadi atelektasis
paru. Penyebab benda asing di dalam lumen bronus, gumpalan
ingus (mucous plug), tumor yang bertangkai.
Sumbatan total, sehingga inspirasi dan ekspirasi tidak dapat
terlaksana. Akibatnya atelektasis paru. Penyebab benda asing
yang menyumbat lumen bronkus, terutama dinding bronkus dan
peradangan berat bronkus.
SUMBATAN KARENA BENDA
ASING
Benda asing pada saluran napas adalah suatu hal yang
sering juga dijumpai pada anak-anak. Gejala klinis yang
terjadi tergantung dari letak benda asing tersebut di
saluran napas.
Seseorang yang mengalami aspirasi benda asing akan
mengalami 3 stadium, yaitu
Stadium pertama merupakan gejala permulaan, yaitu
batuk batuk hebat secara tiba tiba, rasa tercekik, rasa
tersumbat di tenggorokan, bicara gagap dan obstruksi
jalan napas.
Stadium kedua, gejala stadium permulaan diikuti oleh
interval asimtomatik. Hal ini terjadi karena benda asing
tersebut tersangkut,refleks refleks akan melemah dan
gejala rangsangan akut menghilang.
Stadium ketiga, telah terjadi gejala komplikasi dengan
obstruksi, erosi atau infeksi sebagai akibat reaksi terhadap
benda asing, sehingga timbul batu batuk, hemoptisis,
pnemonia dan abses paru.
SUMBATAN KARENA BENDA
ASING
Jakson membagi sumbatan pada laring menjadi 4
stadium dengan tanda dan gejala:
1. Cekungan tampak pada waktu inspirasi di suprasternal,
stridor pada waktu inspirasi dan pasien masih tenang.
2. Cekungan pada waktu inspirasi didaerah suprasternal
makin dalam, ditambah lagi dengan timbulnya cekungan
didaerah epigastrium. Pasien sudah mulai gelisah.
Stridor terdengar pada waktu inspirasi.
3. Cekungan selain didaerah suprasternal, epigastrium
juga terdapat di infraklavikula dan sela-sela iga, pasien
sangat gelisah dan dispnea. Stridor terdengar pada
waktu inspirasi dan ekspirasi.
4. Cekungan-cekungan di bertambah jelas, pasien sangat
gelisah, tampak sangat ketakutan dan sianosis. Jika
keadaan ini berlangsung terus maka pasien akan
kehabisan tenaga, pusat pernapasan paralitik karena
hiperkarpnea. Pasien lemah dan tertidur, akhirnya
meninggal karena asfiksia.
DIAGNOSIS SUMBATAN SALURAN
NAPAS
Anamnesis
Dari anamnesis dapat ditanyakan sejak kapan sumbatan dirasakan, makin
lama makin tersumbat atau tidak, disertai keluhan lain atau tidak (gatal-gatal,
bersin-bersin, rinhore, mimisan, berbau atau tidak), apakah hilang timbul atau
tidak, pada posisi apa dirasakan membaik
Pemeriksaan Fisik
ditemukan dyspnea serta retraksi suprasternal yang menandakan keterlibatan
m.sternocleidomastoideus sebagai otot pernapasan tambahan, dengan atau
tanpa retraksi otot-otot lainnya.
Suara snoring (mengorok) atau stridor, juga merupakan gejala yang khas.
Stridor dapat timbul saat inspirasi atau kombinasi dengan
ekspirasi.Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Penunjang
Laringoskop dapat dilakukan secara direk dan indirek
Pemeriksaan X-ray, Foto polos sinus paranasal, CT-Scan kepala dan leher.
Nasoendoskopi.
DIAGNOSIS SUMBATAN SALURAN
NAPAS (Contoh Kasus)
Pemeriksaan Rhinoskopi Anterior dan CT Scan kepala
potongan koronal pada penderita Polyp Nasi
DIAGNOSIS SUMBATAN SALURAN
NAPAS
Regio Perubahan Suara Stridor Retraksi Makan Keadaan
Mulut
Batuk
Obstruksi
Orofaring
Tidak ada
perubahan atau
serak
Saat inspirasi
dan keras,
meningkat saat
tidur
Sternum dan
interkosta, meningkat
ketika obstruksi berat
Susah bahkan
tidak bisa
Terbuka;
rahang ke
depan
Tidak ada
Supraglotik
Laringeal
Teredam atau serak Saat inspirasi Tidak ada, sangat
lambat
Susah bahkan
tidak bisa
Terbuka;
rahang ke
depan
Tidak ada
Glotik Serak atau afonik Inspirasi lebih
awal; ekspirasi
juga meningkat
seiring
obstruksi
Xiphoid lebih awal dan
interkosa tertinggal,
lalu suprasternal dan
supraclavicula
Normal,
kecuali
obstruksi beral
Mungkin
tertutup
Tidak ada
Subglotik Serak tapi mungkin
bisa normal
Inspirasi lebih
awal; ekspirasi
juga meningkat
seiring
obstruksi
Xiphoid lebih awal dan
interkosa tertinggal,
lalu suprasternal dan
supraclavicula
Normal,
kecuali
obstruksi beral
Mungkin
tertutup
Batuk
menggonggong
Trakeobronkial Normal Saat ekspirasi
dan wheezing
Tidak ada kecuali
obstruksi berat;
xiphoid dan sternal
Normal kecuali
obstruksi berat
atau ketika
obstruksi yang
melibatkan
esofagus
Mungkin
tertutup
Batuk pecah
(brassy)
PENANGANAN SUMBATAN
SALURAN NAPAS
Untuk penanganan kasus akut dapat dilakukan Manuver
Heimlich, Back Blow, dan Chest Thrust
PENANGANAN SUMBATAN
SALURAN NAPAS
Penatalaksanaan non bedah yang paling utama
adalah pemberian oksigen untuk mengurangi
hipoksia. Pada kasus-kasus khusus pada kasus
infeksi, misalnya rhinosinusitis diberikan
antibiotik, atau diberikan sesuai dengan
penyebabnya.
PENANGANAN SUMBATAN
SALURAN NAPAS
Penatalaksanaan bedah
Intubasi Endotrakea
Trakeostomi
Krikotirotomi
PROGNOSIS
Prognosis baik bila sumbatan yang terjadi adalah
sumbatan parsial sehingga masih terdapat waktu
untuk dilakukan tindakan yang direncanakan.
Selain itu apabila sumbatan total harus dilakukan
segera pembebasan jalan napas untuk
mencegah kematian akibat asfiksia.
TERIMA KASIH