Anda di halaman 1dari 20

Sari Wulan

Subdiv alergi-imunologi
SMF/Bag THT-KL
RSUP Sanglah/FK UNUD
PENDAHULUAN
RA penyakit inflamasi akibat reaksi
alergi pd pasien atopi
Manifestasi reaksi hipersensitifitas tipe I
Gell & Comb yg diperantarai IgE
mukosa hidung sbg organ sasaran
Menyerang semua usia, terutama anak2,
remaja dan dewasa muda (usia produktif)

Kumat-kumatan, mengganggu aktivitas
penderita dan keluarga.
Penderita sulit konsentrasi, sakit kepala,
gangguan tidur, emosi, buang ingus
berkali-kali.
Menurunkan produktivitas pd pekerja,
menambah pengeluaran biaya dokter dan
obat-obatan.
Batasan:
Rinitis alergi : penyakit inflamasi mukosa
hidung yang diperantarai oleh IgE

Reaksi ini timbul akibat reaksi abnormal / hi
persensifitas mukosa hidung terhadap suatu
alergen spesifik

Ada 2 tahap :
tahap sensitisasi
tahap provokasi / reaksi alergi
Etiologi :
Sebagai alergen dapat berupa :
1. Inhalan : debu rumah, tepung sari, bulu
binatang dll.
2. Ingestan : susu, udang, telur, kacang-
kacangan.
3. Injektan.
4. Kontaktan.


Patofisiologi

Alergen APC (makrofag/monosit)
HLA2 IL1
MHC II Th0 IL1
IL2
Th1 Th2 IL3

sel B IgE
paparan
alergen yg sama degranulasi
alergi

Patofisiologi :
Seseorang kemasukan [ oral, inhalasi ] atau
disuntikkan benda asing / alergen, selang
beberapa lama akan mengadakan respon
Imun dengan jalan membentuk zat anti atau
Imunoglobulin. Imunoglobulin ini kemudian
dapat bereaksi dengan alergen tersebut se
hingga menimbulkan imunitas [ kekebalan ]
atau alergi [ hipersensitifitas ].
Pada imunitas, imunoglobulin memberi per-
lindungan terhadap penyakit. Sedangkan
pada alergi, imunoglobulin malahan akan
menimbulkan penyakit.
Didalam jaringan mukosa maupun sirkulasi
darah penderita terdapat Ig yang bersifat sa
ngat spesifik dan hanya dapat bereaksi dgn
alergen yang sesuai.
Akibat reaksi alergi ini terjadi degranulasi sel
mastosit dan atau sel basofil sehingga menge
luarkan zat vasoaktif amin seperti : histamin,
bradikinin, serotonin dll.
Histamin & serotonin :
- dilatasi & peningkatan permea-
bilitas pembuluh darah kapiler.
- kontraksi otot polos.
- meningkatkan sekresi kelenjar :
mata, bronkhus, sal. Cerna.




Bradikinin menyebabkan :
- kontraksi otot polos.
- peningkatan permeabilitas pembu
luh darah kapiler.
- vasodepresan tekanan darah
turun.
- meningkatkan sekresi kelenjar lu
dah dan keringat.
Proses ini akan berhenti kalau kontak
dengan alergen spesifiknya juga ber
henti.
Klasifikasi :

Berdasarkan waktu paparan & jenis alergen
1. Musiman / seasonal: Timbulnya sesuai
dengan datangnya musim tertentu.
2. Sepanjang tahun / perenial: Timbulnya
sepanjang tahun dan tidak tergantung
musim.

Klasifikasi RA yang baru menurut WHO
ARIA
( Allergic Rhinitis and Impact on Asthma )
2001
Berdasar atas lamanya gejala :
1. Intermiten bila gejala
* kurang dari 4 hari perminggu
* atau bila kurang dari 4 minggu
2. Persisten bila gejala :
* lebih dari 4 hari perminggu
* dan bila lebih dari 4 minggu

Berdasar beratnya gejala :
1. Ringan bila tidak terdapat hal-hal sbb.
* gangguan tidur
* gangguan aktifitas sehari-hari
* gangguan pekerjaan atau sekolah
* simptom dirasakan tak mengganggu
2. Sedang Berat bila didapatkan
* gangguan tidur
* gangguan aktifitas sehari-hari
* gangguan pekerjaan atau sekolah
* simptom dirasakan mengganggu
Gejala & Tanda Klinis

- Rasa gatal pada hidung, mata dan
palatum mole.
- Bersin-bersin yang amat mengganggu dan
paroksismal.
- Hidung tersumbat.
- Rinore yang encer dan bening.
- Mukosa hidung udem, pucat atau sedikit
kebiruan.

Allergic shiner adanya bayangan gelap di-
bawah mata yang terjadi karena stasis ve-
na sekunder akibat obstruksi hidung.
Allergic salute, karena rasa gatal penderita
menggosok-gosok hidung dengan pung-
gung tangan.
Allergic crease, timbulnya garis melintang
didorsum nasi sepertiga bagian bawah aki
bat digosok-gosok tadi.
Pemeriksaan Penunjang





1. Uji kulit :
Intrakutan atau intradermal yang tunggal
atau berseri [ Skin End-point Titration ] ,
uji cukit [ Prick Test ] dan uji gores [ Scratch
Test ].
2. Pemeriksaan sitologi hidung terhadap adanya
sel-sel eosinofil.
3. Pemeriksaan IgE spesifik [ RAST ].
4. Foto sinus paranasalis [ posisi Water`s ].
5. Diet eliminasi dan tes provokasi [ untuk alergi
makanan]. .

Penatalaksanaan
Penatalaksanaan :
1. Menghindari kontak dengan alergen penyebab
[ avoidance ].
2. Medikamentosa
- antihistamin
- decongestan
- antihistamin+decongestan
- kortikosteroid
3. Imunoterapi.
4. Meningkatkan kondisi tubuh dengan : olahraga,
makanan bergizi dan cukup istirahat.
Diagnosa Banding :
1. Rinitis akut.
2. Rinitis medikamentosa.
3. Rinitis vasomotor.

Anda mungkin juga menyukai