Anda di halaman 1dari 25

KEMENTERIANNEGARAKOPERASI DANUSAHAKECILDANMENENGAH

REPUBLIKINDONESIA

KEBIJAKAN DAN PROGRAM PEMBIAYAAN


KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH
YANG RESPONSIF GENDER

DEPUTI MENTERI NEGARA BIDANG PEMBIAYAAN


I. PENDAHULUAN
A. KONDISI EKSISTING
UMKM
UU NO. 20/2008
TTG UMKM

Usaha Besar : Usaha Besar/Konglomerat :


Kekayaan Bersih/th • Omzet/th lebih dari Rp 50 M
Lebih dari 10 M • Asset lebih dari Rp 10 M
Hasil Penjualan • Jumlah ± 4,52 ribu (0,01%)
Lebih dari 50 M Usaha Menengah:
• Omzet/th dari Rp 1 M s/d Rp 50 M
Usaha Menengah :
• Asset dari Rp 200 jt s.d Rp 10 M
Kekayaan Bersih/th
> Rp 500 Jt s.d 10 M • Jumlah ± 120,25 ribu (0,24%)
Hasil Penjualan Usaha Kecil :
> Rp 2,5 M s.d 50 M
• Omzet/th dari Rp 200 jt - Rp 1 M
• Asset s.d Rp 200 jt
Usaha Kecil :
Kekayaan Bersih/th • Jumlah ± 2,02 Juta (4,05%)
> Rp 50 Jt s.d 500 Jt
Hasil Penjualan Usaha Mikro :
> Rp 300 Jt s.d 2,5 M • Omzet/th s.d Rp 200 jt
• Asset s.d Rp 50 jt
Usaha Mikro : • Jumlah ± 47,70 juta (95,70%)
Kekayaan Bersih/th
Maksimal Rp 50 Jt SUMBER : DIOLAH DARI DATA UMKM TAHUN
Hasil Penjualan 2007, BERITA RESMI STATISTIK No. 28 BPS 2008
maksimal Rp 300Jt
UU No. 9/1995 ttg Usaha Kecil
PP No. 32/198 ttg Pembinaan dan Pengembangan Usaha
Kekayaan Bersih = total nilai kekayaan usaha (asset) – total nilai kewajiban,
Kecil
tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. Inpres No. 10/1989 ttg Pemberdayaan Usaha Menengah
Hasil Penjualan = hasil penjualan bersih (netto) dari barang dan jasa dlm 1 th buku
2
B. PERAN DAN KONTRIBUSI UMKM

Sebagai mayoritas jumlah pelaku usaha


1 (49,8 juta unit usaha atau 99,99%)

2 Penyerap tenaga kerja terbanyak


(91, 8 juta pekerja atau 97,3%)

3 Kontribusinya terhadap PDB


(Rp 2.121,3 triliun atau 53,6% )

4 Nilai investasi yang cukup signifikan


(Rp 462,01 triliun atau 46,2%)

5 Kinerja ekspor non-migas


(Rp 142,8 triliun atau 20%)

3
C. KONDISI KSP/USP-KOP DAN KJKS/UJKS

Jumlah KSP/USP-Koperasin dan KJKS


/UJKS adalah 38.083 Koperasi yang
terdiri dari 1.598 KSP/KJKS (3,46%) dan
36.485 USP-Kop./UJKS (96,54%).

KSP/USP Total asset Rp 8,917 triliun dengan


KOP dan jumlah anggota 5,47 juta.
KJKS
Simpanan yang diterima 1.779 milyar,
dengan volume usaha (total pinjaman
yang diberikan) sebesar Rp 14.650 m.

KOPERASI : JUMLAH 141.326 UNIT


ANGGOTA 27,7 JUTA DAN
TOTAL SIMPANAN ANGGOTA RP 16,79
TRILIUN
TOTAL ASSET RP 38 TRILIUN
VOLUME USAHA RP 62,7 TRILIUN.
4
II. PELUANG DAN PERMASALAHAN UMKM

A. POTENSI DAN PELUANG UMKM


1. UMKM merupakan mayoritas pelaku usaha di
Indonesia;
2. Masih besarnya pasar dalam negeri bagi
produk UMKM;
3. UMKM lebih banyak menggunakan bahan
baku lokal dengan dukungan Sumber
Kekayaan Alam Indonesia;
4. Komposisi modal sendiri lebih besar dari pada
modal luar;
5. Kebutuhan pembiayaan yang tidak terlalu
besar;
6. NPL Kredit Perbankan UMKM masih dibawah 5
%;
7. Lebih lentur terhadap krisis gejolak ekonomi 5
global;
B. PERMASALAHAN UMUM UMKM

1. Pengelolaan usaha umumnya masih tradisional;


2. Masih rendah kualitas SDM pengelola LKM;
3. Terbatasnya kemampuan manajemen dan
penggunaan teknologi informasi modern;
4. Kemampuan pemasaran yang terbatas
5. Akses informasi yang rendah
6. Legalitas formal dan perlindungan usaha yang
belum memadai;
7. Terbatasnya akses kredit kepada lembaga
keuangan,khususnya perbankan.

6
C. PERMASALAHAN PEMBIAYAAN UMKM

1. Terbatasnya fasilitasi kredit mikro bagi UMKM


dari perbankan
2. Prosedur dan persyaratan kredit perbankan
relatif rumit dan birokratis
3. Ketidakmampuan dalam menyediakan jaminan
tambahan
4. Tingginya bunga kredit perbankan terutama
untuk modal investasi
5. Terbatasnyan jangkauan pelayanan kredit
perbankan di daerah

7
III. KEBIJAKAN DAN PROGRAM PEMBANGUNAN
KUKM
ALUR PIKIR PEMBANGUNAN KUKM
TAHUN 2008

PROGRAM
RPJP RPJM RKP POKOK

PRIORITAS PEMBANGUNAN I. Program


Agenda Pembangunan Penciptaan
UU No.17 Tahun DI BIDANG EKONOMI
Nasional 2004-2009 Iklim Usaha
2007 (Perpres No. 18/2007) Bagi UKM
(Perpres No.7/2005) • Agenda Pembangunan 2008 II. Program
1. Menciptakan 1. Peningkatan Investasi, Ekspor, dan Kesempatan Pengembanga
Indonesia Yang Kerja n Sistem
Aman dan 2. Revitalisasi Pertanian, Perikanan, Ke-hutanan, Pendukung
• Terdiri dari dan Pembangunan Perdesaan Bagi UKM
Damai 3. Percepatan Pembangunan Infrastruktur dan III. Program
 6 Bagian
Peningkatan Pengelolaan Energi Pengembanga
2. Mewujudkan  36 Bab 4. Peningkatan Akses dan Kualitas Pendidikan dan n
Indonesia yang Kesehatan Kewirausahaa
Adil dan • Bagian IV 5. Peningkatan Efektivitas Penang-gulangan n dan
Kemiskinan Keunggulan
Demokrasi  Bab 16
6. Pemberantasan Korupsi dan Percepatan Kompetitif
UKM
3. Meningkatkan  Bab 17 Pelaksanaan Reformasi Birokrasi
IV. Program
7. Penguatan Kemampuan Pertahanan dan
Kesejahteraan  Bab 19 Pemantapan Keamanan Dalam Negeri
Pemberdayaan
Usaha Skala
Rakyat  Bab 20 8. Penanganan Bencana, Pengurangan Resiko
Mikro
Indonesia Bencana, dan Peningkatan Pemberantasan V. Program
Penyakit Menular Peningkatan
Kualitas
Kelembagaan
Koperasi 8
KETERKAITAN PRIORITAS PEMBANGUNAN NASIONAL (RKP 2008)
DENGAN
PROGRAM PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UKM
8 Prioritas RKP 2008 Keterkaitan KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM

1. Peningkatan Investasi, Fokus 9 : Meningkatkan Produktivitas dan Akses UKM Kepada Sumber
Ekspor, dan Kesempatan Daya Produktivitas
Kerja 1) Pengembangan jaringan antar LKM/KSP
2. Revitalisasi Pertanian, 2) Penyelesaian peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan
Perikanan, Kehutanan, dan penjaminan kredit, Koperasi, dan UMKM
Pembangunan Perdesaan 3) Pengembangan Pemasaran Produk dan Jaringan Usaha KUKM
3. Percepatan Pembangunan 4) Fasilitasi pengembangan UKM berbasis teknologi
Infrastruktur dan Peningkatan
Pengelolaan Energi Fokus 3 : Perluasan Kesempatan Kerja dan Diversifikasi Ekonomi
4. Peningkatan Akses dan Perdesaan
Kualitas Pendidikan dan  Penyediaan dana melalui koperasi untuk pengadaan sarana produksi
Kesehatan bersama anggota

5. Peningkatan Efektivitas Fokus 2 : Mendorong Pertumbuhan Yang Pro-Rakyat Miskin


Penanggulangan Kemiskinan 1) Penyediaan dana bergulir untuk kegiatan produktif skala usaha mikro dgn
pola bagi hasil/syariah dan konvensional, termasuk perempuan pengusaha
6. Pemberantasan Korupsi dan 2) Bimbingan teknis/pendampingan dan pelatihan pengelola LKM
Percepatan Pelaksanaan 3) Pelatihan fasilitator budaya/motivasi ush & teknis manajemen usaha mikro
Reformasi Birokrasi
4) Rintisan sentra-sentra produksi di daerah terisolir dan tertinggal/perbatasan
7. Penguatan Kemampuan 5) Fasilitasi pengembangan pemasaran usaha mikro melalui koperasi
Pertahanan, Pemantapan 6) Pendampingan Penjaminan Kredit Investasi UKM, terutama agribisnis dan
Keamanan dan Ketertiban industri
Serta Penyelesaian Konflik
Fokus 1b : Percepatan Pelaksanaan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pasca
8. Penanganan Bencana, Gempa di DIY, Jateng, serta Pasca Bencana Alam Lainnya di
Pengurangan Resiko Berbagai Daerah
Bencana, dan Peningkatan  Bantuan modal pasca gempa untuk usaha mikro dan kecil melalui koperasi
Pemberantasan Penyakit
Menular 9
IV. STRATEGI PENGEMBANGAN KUMKM

A. STRATEGI UMUM

10
B. STRATEGI KHUSUS

PELIBATAN
SELURUH
STAKEHOLDE
R

PENDEKATAN PENGEMBANGAN
AKSES PEMBIAYAAN KUMKM
YANG TERPADU ATAU
INTEGRATED DEVELOPMENT
PROGRAM FOR SAVING AND
LOAN COOPERATIVES (IDEP-
SLC).
11
Cetak biru (blue print) Pengembangan Koperasi Jasa
Keuangan (KJK) merupakan kebijakan dan program terpadu
Pengembangan Koperasi Simpan Pinjam (KSP) dan Koperasi
Jasa Keuangan Syariah (KJKS).

Pada intinya berisi pokok-pokok :


•kebijakan,
•strategi,
•rencana, dan
•program pengembangan KJK yang terintegrasi.

Blue print KJK akan dijadikan pedoman atau guidance bagi


instansi terkait dan para pelaku (stakeholder) Koperasi dan UMKM
untuk jangka waktu lima tahun yaitu 2009- 2014.

12
C. OUT PUT PETA KEBUTUHAN PEMBIAYAAN

Dari IDeP-SLC dapat dibuat matrik rencana tindak jangka menengah


(1 s/d 5 tahun) Rencana tindak diharapkan bisa ditungkan dalam
semacam Paket Kebijakan Pengembangan KJK.

INTEGRATED
DEVELOPMENT
PROGRAM FOR
SAVING AND LOAN MATRIK KEBIJAKAN (POLICY
COOPERATIVES
(IDEP-SLC). MATRIC)
1. Lembaga Pengembangan dan
Pengawasan KJK
2. Audit KJK
RENCANA 3. Lembaga Penjamin Simpanan KJK
TINDAK 4. Pengembangan sistem tanggung
JANGKA renteng
MENENGAH 5. Rating bagi KJK
6. Sertifikasi pengelola jasa KJK

13
V. PROGRAM PEMBERDAYAAN KUMK
A. PELAKSANAAN PROGRAM PEMBERDAYAAN
PEMBERDAYAAN KUKM

LINTAS GANDER LINTAS WILAYAH LINTAS SEKTOR


LINTAS PENDIDIKAN
-Laki-laki -Pedesaaan -Pertanian/Agribisnis
- Dasar -Perempuan -Perkotaan -Perdagangan
- Menengah -Perbatasan -Kerajianan
- Atas -Daerah Tertinggal -Industri Kecil
- Sarjana

MANAJEMEN PEMBIAYAAN PEMASARAN DAN


DAN SDM JARINGAN USAHA
-P3KUM
- Pendidikan bagi -PERKASSA -PENGEMBANGAN PROMOSI:
pengurus dan -KOSIKA - Alat Pengembangan Promosi
menejer koperasi. -MODAL VENTURA - Trading Board
(Mulai - Pameran
TA 2008 semua
perkuatan dalam -PENGEMBANGAN PEMASARAN :
bentuk dana bergulir - Pemberdayaan Pasar tradisional
dilaksanakan oleh - Pengelolaan PKL (kaki 5)
LPDB) - Minimarket Koperasi (Semsco Mart)

14
B. SEGMENTASI & PROGRAM PEMBIAYAAN
KUMKM
UU NO. 20/2008
TTG UMKM

Usaha Besar :
Kekayaan Bersih/th
Lebih dari 10 M
PASAR
GO PUBLIK : Saham, Obligasi Hasil Penjualan
MODAL
Lebih dari 50 M

Usaha Menengah :
Kekayaan Bersih/th
KREDIT KOMERSIL BUSINESS > Rp 500 Jt s.d 10 M
PLAN Hasil Penjualan
PERBANKAN > Rp 2,5 M s.d 50 M

Usaha Kecil :
Kekayaan Bersih/th
1. KUMK SUP 005 > Rp 50 Jt s.d 500 Jt
KREDIT PROGRAM 2. SERTIFIKASI TANAH Hasil Penjualan
3. PENJAMINAN KREDIT > Rp 300 Jt s.d 2,5 M

Usaha Mikro :
Kekayaan Bersih/th
Maksimal Rp 50 Jt
LEMBAGA PENGELOLA Hasil Penjualan
DANA BERGULIR
DANA BERGULIR (LPDB) maksimal Rp 300Jt

Fakir Miskin
± 39,5 juta (2006)
± 37,17 juta (2007)
BANTUAN LANGSUNG ± 34,69 juta (2008)
PEMBERDAYAAN SOSIAL
15
VI. KEBIJAKAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
DI BIDANG PEMBIAYAAN
A. PENGARUSUTAMAAN GENDER
1. Upaya mewujudkan Kesetaraan dan Keadilan Gender (KKG),
dituangkan dalam kebijakan nasional sebagaimana ditetapkan
dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) 1999, UU No. 25
th. 2000 tentang Program Pembangunan Nasional-PROPENAS
2000-2004, dan dipertegas dalam Instruksi Presiden No. 9 tahun
2000 tentang Pengarusutamaan Gender (PUG) dalam
Pembangunan nasional, sebagai salah satu strategi untuk
mewujudkan keadilan dan kesetaraan gender.

2. Kesetaraan gender berarti kesamaan kondisi bagi laki-laki dan


perempuan untuk memperoleh kesempatan serta hak-haknya
sebagai manusia, agar mampu berperan dan berpartisipasi
dalam kegiatan politik, hukum, ekonomi, sosial budaya,
pendidikan dan pertahanan dan keamanan nasional
(hankamnas), serta kesamaan dalam menikmati hasil
pembangunan.

16
B. KOMPOSISI JUMLAH PENDUDUK LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN

Dalam Ribu

Jumlah Penduduk Indonesia Tahun 2008 : 227,7 Juta, Jumlah Penduduk Perempuan 113,7 (49,93%)

Sumber : http://www.datastatistik-indonesia.com (BPS, 2008)


17
Keterangan Grafik
• Berdasarkan grafik di atas, Jumlah Penduduk Indonesia Tahun 2008 adalah 227,7 Juta jiwa,
dengan komposisi jumlah penduduk laki-laki hampir setara dengan jumlah penduduk
perempuan yaitu sebesar 114 juta jiwa penduduk laki-laki berbanding 113,7 juta jiwa penduduk
perempuan.

• Selanjutnya berdasarkan data sakernas tahun 2007 status pekerjaan perempuan yaitu 9,1 juta
bekerja disektor formal dan mayoritas sebagai buruh dan 26,3 juta bekerja disektor informal.

• Peningkatan penyerapan tenaga kerja saat ini cendrung pada kelompok kegiatan informal
mencapai 69,49%, khususnya pada usaha mikro dengan status berusaha sendiri dan pekerja
keluarga yang jumlahnya saat ini mencapai Jumlah ± 47,70 juta (95,70%), (BPS, 2009).

18
C. JUMLAH KOPWAN (KSP/USP DAN KJKS/UJKS)

Sumber : Deputi Kelembagaan Kementerian Negara Koperasi dan UKM Tahun 2008

19
D. POTENSI UMKM PEREMPUAN

1. Perempuan merupakan pengelolan keuangan


rumah tangga dan memberi kontribusi lebih
dari 1/3 atau lebih untuk income rumah
tangga, dengan melakukan berbagai kegiatan
usaha produktif yang tergabung dalam
kelompok-kelompok usaha dan atau koperasi.
2. Umumnya perempuan lebih amanah atau lebih
bertanggungjawab dalam mengelola uang
atau pinjaman (kepemilikan jiwa
interpreneur :keseimbangan pendapatan-
pengeluaran)
3. Teratur dalam mengangsur pinjaman dan rajin
menghadiri pertemuan bimbingan dan
konseling usaha (rasa sosial, toleransi, ikatan
kelompok)
20
E. PROGRAM PENGEMBANGAN UMK YANG RESPONSIF
GENDER

Kementerian Negara Koperasi dan UKM telah melaksanakan


Program Rintisan Pengembangan Usaha Mikro dan Kecil yang
responsif Gender, program ini merupakan kegiatan bantuan
perkuatan modal usaha (modal kerja) kepada kelompok usaha
mikro dan kecil diutamakan perempuan dengan penerapan pola
tanggung renteng.
Program ini telah dilaksanakan dari tahun 2004-2007 dengan
realisasi :
Tahun 2004 = 30 Koperasi (1 Kop=1Kelompok) = 30 Kelompok
Tahun 2005 = 27 Koperasi (1 Kop=2Kelompok) = 54 Kelompok
Tahun 2006 = 32 Koperasi (1 Kop=3Kelompok) = 96 Kelompok
Tahun 2006 = 31 Koperasi (1 Kop=1Kelompok) = 31 Kelompok
Sampai dengan tahun 2007 jumlah kelompok usaha perempuan
yang telah memanfaatkan 211 kelompok melalui 120 unit Koperasi
dengan jumlah dana Rp 1,582 Milyar, dengan alokasi masing-
masing kelompok Rp. 7,5 Juta.
21
PROGRAM PEMBIAYAAN BAGI KOPERASI WANITA

1. Program Perempuan Keluarga Sehat dan Sejahtera


(Program PERKASSA);
2. Program Pengembangan UMK yang Responsif
Gender.
3. Program lain yang dapat di akses:
• Kredit Usaha Mikro Dan Kecil (KUMK) dari Dana SUP-
005;
• Lingkage Bank Umum dengan KSP/USP-Kop dan
KJKS/UJKS
• Program Pemberdayaan Usaha Mikro dan Kecil Melalui
Kegiatan Sertipikasi Hak Atas Tanah;
• Kredit Usaha Rakyat (Program Penjaminan Kredit Bagi
Usaha Mikro Kecil dan Koperasi)

22
22
REKAPITULASI REALISASI
PROGRAM PERKASSA
TAHUN 2006 s.d 2007

No. U R A IA N
23
REKAPITULASI REALISASI
PROGRAM PENGEMBANGAN UMK
YANG RESPONSIF GENDER
TAHUN 2004 s.d 2006

Sampai dengan tahun 2006 jumlah kelompok usaha


perempuan yang telah memanfaatkan 180 kelompok
melalui 89 unit KSP/USP Koperasi dengan jumlah dana Rp
1,33 Milyar dan pada tahun 2007disalurkan dana sebesar
Rp 697,5 Juta kepada 31 koperasi

24

Anda mungkin juga menyukai