PADA PNEUMONIA
Penyakit infeksi saluran pernafasan, baik saluran pernafsan
nafas atas maupun bawah merupakan penyakit yang sering
dijumpai, baik di masyarakat maupun di rumah sakit.
Di Indonesia, pneumonia merupakan penyebab kematian
nomor 3 setelah penyakit kardiovaskular dan TBC
Menurut profil data kesehatan Indonesia tahun 2011,
Pneumonia menempati peringkat 10 dalam daftar 10 besar
penyakit rawat inap 2010 dengan jumlah kasus 9.340 untuk
laki laki dan 7.971 kasus untuk perempuan.
PENDAHULU
AN
PNEUMONIA
Pneumonia adalah peradangan yang
mengenai parenkim paru, distal dari
bronkiolus terminalis yang mencakup
bronkiolus respiratoris dan alveoli, serta
dpat menimbulkan konsolidasi jaringan
paru dan gangguan gas setempat.
Bakteri merupakan
penyebab umum,
diantaranya:
Streptococcus pneumoniae
Pneumonia Pneumokokus
Streptococcus pyogenes
Legionella pneumophila
Pneumonia Legionela
Haemophilus influenza
Pneumonia Haemophilus influenzae
Staphylococcus aureus
Pneumonia Stafilokokus
Streptococcus pyogenes (Streptococcus group A)
Pneumonia Streptokokus grup A
Streptococcus pyogenes
FAKTOR
RESIKO
Usia > 65 tahun
Merokok
Alkoholism
Tindakan invasif seperti infus, intubasi, trakeostomi,
pemasangan ventilator
Infeksi pernafasan oleh virus
Penyakit pernafasan kronik (PPOK)
Kanker (terutama kanker paru)
KLASIFIKASI
Tipikal
Atipikal
Alveolar
Lobularis
Interstitial
Campuran
KLASIFIKASI
PATOFISIOLOGI
MO masuk
ke slauran
nafas
Pertahanan
tubuh
Daya tahan
tubuh /
virulensi
kuman
Mo masuk
sampai ke
alveolus
Inflamas
i pada
alveolus
GEJALA KLINIS
Awitan pneumonia
pneumokokus
bersifat mendadak
Batuk berdahak
Nyeri pleuritik
Demam
Sesak
PEMERIKSAAN
Anamnesis
Pemeriksaan
Fisik
Laboratorium
Radiologis
Pneumonia Pneumokokus
1. Pemeriksaan Laboratorium
Cairan pleura menunjukkan eksudat
dengan sel polimorfonuklir berkisar
300-100.000/mm
3
, protein diatas 2,5
g/dl. Pada infeksi streptokokus
didapatkan titer antistreptolisin serum
meningkat dan dapat menyokong
diagnosis.
Analisis gas darah menunjukkan
hipoksemia; pada stadium lanjut
asidosis respiratorik.
Pneumonia Pneumokokus
Pemeriksaan imunologik dalam mendeteksi
baik antigen maupun antibodi spesifik
terhadap kuman penyebab. Spesimen yang
dipakai ialah darah atau urin. Teknik
pemeriksaan yang dikembangkan antara
lain counter immunoelectrophoresis,
ELISA, latex agglutination atau
coaglutination
Pemeriksaan radiologik
Gambaran radiologik
pneumonia pneumokokus
bervariasi dari infiltrat
ringan sampai bercak-
bercak konsolidasi
merata
(bronkopneumonia) kedua
lapang paru atau
konsolidasi pada satu
lobus (pneumonia lobaris)
Pneumonia Pneumokokus
Gambaran Radiologis Foto Toraks
1. Pneumonia lobaris
Jaringan lunak normal, tidak terdapat
emfisema
Tulang - tulang dalam keadaan
normal, simetris
Trakea berada di tengah
Paru : Hillus kanan normal, hillus
kiri normal
Corakan bronkovaskular normal
Tampak perselubungan opak
inhomogen berbatas tegas di
lapangan paru kanan atas
Cor : tidak membesar
Aorta normal
Sinus costofrenikus, cardiofrenikus
dan diafgrama kiri dan kanan normal
Kesan : Cor dalam batas normal
Pneumonia Lobaris dextra
Gambaran Radiologis Foto Toraks
1. Pneumonia lobaris
Jaringan lunak normal, tidak terdapat
emfisema
Tulang - tulang dalam keadaan
normal, simetris
Trakea berada di tengah
Paru : Hillus kanan normal, hillus kiri
normal
Corakan bronkovaskular normal
Air bronchogram (+)
Tampak perselubungan opak
inhomogen
berbatas tegas di lapangan paru
kanan atas
Cor : tidak membesar
Aorta normal
Sinus costofrenikus, cardiofrenikus
dan diafgrama kiri dan kanan normal
Kesan : Cor dalam batas normal
Pneumonia Lobaris dextra
2. Bronchopneumonia (Pneumonia Lobularis)
Bronchopnemonia
pnemonia fokal,
Pnemonia Lobular
Bronchopnemonia
ec organisma inhalasi,
juga akibat penyebaran
hematogen
Mengenai bronchiolus
terminal dan respiratori
menyebar ke
alveolus, lobulus
sekunder
Cenderung mulifokal
dan distribusi menyebar
patchy
2. Bronchopneumonia
(Pneumonia Lobularis)
Jaringan lunak normal
Tulang tulang dalam keadaan normal,
simetris
Trakea berada ditengah
Paru : Hillus : kiri normal, kanan normal
Corakan paru : meningkat
Tampak perselubungan di lapangan
paru kanan bawah dan kiri bawah
Cor : tidak membesar
Aorta normal
Sinus costofrenikus, cardiofrenikus dan
diafragma kiri dan kanan normal
Kesan : Cor dalam batas normal
Pneumonia Lobularis (BP) bilateral
Pneumonia Interstisial
Terjadi edema dinding
bronkioli dan juga edema
jaringan interstitial
prebronkial. Radiologis
berupa bayangan udara pada
alveolus masih terlihat,
diliputi oleh perselubungan
yang tidak merata.
Interstitial pnemonia
opasitas linier dan retikuler
terutama area perihiler
Pneumonia Interstisial
Deskripsi :
Jaringan lunak normal
Tulang tulang dalam keadaan
normal, simetris
Trakea berada ditengah
Paru : Hillus : kiri normal, kanan
normal
Corakan paru : meningkat
Tampak di lapangan paru
kanan dan kiri bagian distal
Cor : tidak membesar
Aorta normal
Sinus costofrenikus, cardiofrenikus dan
diafragma kiri dan kanan normal
Kesan : Cor dalam batas normal
Pneumonia Interstisial bilateral
Hasil CT scan dada ini menampilkan gambaran
hiperdens di lobus atas kiri sampai ke perifer.
Tampak gambaran opak/hiperdens pada lobus tengah kanan,
namun tidak menjalar sampai perifer.
Pneumonia Interstisial
DIAGNOSIS
BANDING
EFUSI
PLEURA
TB PARU
ATELEKTA
SIS