Anda di halaman 1dari 29

ikterus

definisi
Penimbunan pigmen empedu dalam tubuh
menyebabkan perubahan warna jaringan
menjadi kuning

warna kuning pada kulit, membrane
mukosa, sclera dan organ lain yang
disebabkan oleh peningkatan kadar
bilirubin di dalam darah
Jaringan permukaan yg kaya elastin
merupakan tempat kuning pertama kali
Terjadi pd
sklera
permukaan bawah lidah
kulit
urin yg gelap (bilirubin 2-3 mg/dl N: 0,3-
1mg/dl)
etiologi
Peningkatan produksi
Gang transportasi akibat penurunan kapasitas
pengangkutan misalnya hipoalbuminemia atau krn
pengaruh obat-obat tertentu sulfadiazine.
Gang fungsi hati yg disebabkan o/ beberapa MO
atau toksin yg dpt langsung merusak sel hati &
darah merah spt infeksi, toksoplasmasiss, syphilis.
Gang ekskresi yg tjadi intra atau extra hepatic.
Peningkatan sirkulasi enterohepatik, misalnya pd
ileus obstruktif.
gejala
kulit dan bagian putih mata tampak
kuning.
Air kemih sering berwarna gelap, karena
bilirubin dibuang melalui ginjal.

peradangan hati (hepatitis) bisa
menyebabkan hilangnya nafsu makan, mual-
muntah dan demam.
penyumbatan empedu bisa menyebabkan
gejala kolestasis.
Bilirubin
Bilirubin tidak terkonjugasi atau bilirubin
indirek atau bilirubin bebas yaitu bilirubin
tidak larut dalam air, berikatan dengan
albumin untuk transport dan komponen
bebas larut dalam lemak serta bersifat
toksik untuk otak karena bisa melewati
sawar darah otak.
bilirubin terkonjugasi atau bilirubin direk
atau bilirubin terikat yaitu bilirubin larut
dalam air dan tidak toksik untuk otak.

Metabolisme
bilirubin
Fase met. bilirubin
Fase prehepatik :
pembentukan bilirubin
transport plasma
Fase intrahepatik
liver uptake
konjugasi
Fase pascahepatik
ekskresi bilirubin
1. Ikterus pre-hepatik
Ikterus terjadi karena adanya kerusakan RBC atau
intravaskular hemolisis, misalnya pada kasus anemia
hemolitik menyebabkan terjadinya pembentukan bilirubin
yang berlebih.
Hemolisis dapat disebabkan oleh parasit darah,
contoh: Babesia sp., dan Anaplasma sp.
Bilirubin yang tidak terkonjugasi bersifat tidak larut dalam
air sehingga tidak diekskresikan dalam urin dan tidak
terjadi bilirubinuria tetapi terjadi peningkatan
urobilinogen. Hal ini menyebabkan warna urin dan feses
menjadi gelap. Ikterus yang disebabkan oleh
hiperbilirubinemia tak terkonjugasi bersifat ringan dan
berwarna kuning pucat.

2. Ikterus hepatik
Ikterus terjadi di dalam hati karena penurunan
pengambilan dan konjugasi oleh hepatosit
sehingga gagal membentuk bilirubin
terkonjugasi.
Kegagalan tersebut disebabkan rusaknya sel-sel
hepatosit, hepatitis akut atau kronis dan
pemakaian obat yang berpengaruh terhadap
pengambilan bilirubin oleh sel hati.
Gangguan konjugasi bilirubin dapat disebabkan
karena defisiensi enzim glukoronil transferase
sebagai katalisator

3. Ikterus Post-Hepatik
Mekanisme terjadinya ikterus post hepatik adalah
terjadinya penurunan sekresi bilirubin terkonjugasi
sehinga mengakibatkan hiperbilirubinemia terkonjugasi.
Bilirubin terkonjugasi bersifat larut di dalam air, sehingga
diekskresikan ke dalam urin (bilirubinuria) melalui ginjal,
tetapi urobilinogen menjadi berkurang sehingga warna
feses terlihat pucat.
Faktor penyebab gangguan sekresi bilirubin dapat
berupa faktor fungsional maupun obstruksi duktus
choledocus yang disebabkan oleh cholelithiasis, infestasi
parasit, tumor hati, dan inflamasi yang mengakibatkan
fibrosis.

Tipe ikterus
Ikterus fisiologis
Ikterus patologis/hiperbilirubinemia
Kern ikterus
Ikterus fisiologis
Timbul pada hari kedua ketiga
Kadar bilirubin indirek setelah 2 x 24 jam
tidak melewati 15 mg % pada neonatus
cukup bulan dan 10 mg % per hari pada
kurang bulan
Kecepatan peningkatan kadar bilirubin
tidak melebihi 5 mg % perhari
Kadar bilirubin direk kurang dari 1 mg %
Ikterus hilang pada 10 hari pertama
Tidak mempunyai dasar patologis
Ikterus Pathologis/
hiperbilirubinemia
suatu keadaan dimana kadar konsentrasi
bilirubin dalam darah mencapai nilai yang
mempunyai potensi untuk menimbulkan
kern ikterus kalau tidak ditanggulangi
dengan baik, atau mempunyai hubungan
dengan keadaan yang patologis
Surasmi, A., Handayani, S. & Kusuma, H.N. 2003. Perawatan Bayi Resiko Tinggi.
Cetakan I. Jakarta : EGC.
suatu keadaan dimana kadar Bilirubin dalam
darah mencapai suatu nilai yang mempunyai
potensi untuk menimbulkan Kern Ikterus kalau
tidak ditanggulangi dengan baik, atau
mempunyai hubungan dengan keadaan yang
patologis.
Brown menetapkan Hiperbilirubinemia bila kadar
Bilirubin mencapai 12 mg% pada cukup bulan,
dan 15 mg % pada bayi kurang bulan.
Utelly menetapkan 10 mg% dan 15 mg%.
Tarigan, M. 2003 Asuhan Keperawatan dan Aplikasi Discharge Planning Pada Klien
dengan Hiperbilirubinemia. FK Program Studi Ilmu Keperawatan Bagian Keperawatan
Medikal Bedah USU. Medan.
http://www.tempointeraktif.com/hg/narasi/2004/04/05/nrs,20040405-01,id.h...
Kern ikterus
suatu kerusakan otak akibat perlengketan
Bilirubin Indirek pada otak terutama pada
Korpus Striatum, Talamus, Nukleus
Subtalamus, Hipokampus, Nukleus merah,
dan Nukleus pada dasar Ventrikulus IV.
Penyakit gang. Met. bilirubin
Hiperbilirubinemia tak terkonjugasi
hemolisis
sindrom Gilbert
sindrom Crigler-Najjar
Hiperbilirubinemia shunt primer
Hiperbilirubinemia terkonjugasi
Non kolestatis : S. Dubin-Jhonson, S.Rotor
Kolestatis : intrahepatik dan ekstrahepatik
Sindrom Gilbert
Penyakit ini menetap, sepanjang hidup,
ditemukan pd dewasa muda dgn keluhan
tdk spesifik
Patogenesis belum jelas kmgknan ada
gang. Pengambilan bilirubin plasma
Perbedaan dgn hepatitis tdk trdapatnya
empedu dlm urin dan fraksi bilirubin tak
terkonjugasi yg dominan
Sindrom Crigler-Najjar
Krn kekurangan glukoro-niltransferase
Tipe I (lengkap) hiperbili berat &
biasanya meninggal pd umur 1 tahun
Tipe II (sebagian) hiperbili kurang berat,
hidup sampai dewasa tanpa kerusakan
neurologik
Hiperbilirubinemia shunt primer
Jarang
Bersifat jinak
Familial dgn produksi yg berlebihan
Sindrom Dubin Jhonson
Penyakit autosom resesif ditandai dgn
ikterus yg ringan tanpa keluhan
Ekskresi garam empedu tidak terganggu
Nilai aminotransferase dan fosfatase alkali
normal
Sindrom rotor
Menyerupai Sindrom Dubin Jhonson, tapi
hati tdk mengalami pigmentasi
Kolestasis intrahepatik
= ikterus obstruktif
Penyebab tersering :
hepatitis, keracunan obat, peny. Hati krn
alkohol, peny. Hepatitis autoimun
Peradangan mengganggu transport
bilirubin konjugasi dan ikterus
Kolestasis ekstrahepatik
Penyebab plg sering :
Batu duktus koledokus & Ca pankreas
Efek patof efek backup lonstituen
empedu k dlm sirkulasi sistemik dan
kegagalan masuk usus halus u/ ekskresi
tinja pucat
Bilirubin konjugasi byk masuk k urin
Peningkatan garam empedu dlm sirkulasi
pruritus
diagnosis
Riwayat penyakit yg rinci
Penilaian klinis
warna sklera
kandung empedu yg teraba
Penilaian lab
peninggian nilai fosfatase alkali
nilai bilirubin, aminotransferase
peningkatan amilase serum

Biopsi hati
pencitraan
Sonografi, CT, MRI pelebaran saluran
bilier
Endoscopic Retrograde Cholangio-
Pancreatgraphy (ERCP) sebab
sumbatan ekstrahepatik
Percutaneous Transhepatic
Cholangiography (PTC)
Tipe ikterus
Ikterus fisiologis : paling umum terjadi, ikterus
ringan karena fungsi hati yang belum matang
pada bayi baru lahir yang menyebabkan proses
pengeluaran bilirubin berjalan lambat. Umumnya
muncul pada usia 2-4 hari dan menghilang pada
usia 1-2 minggu
Ikterus prematuritas : umumnya muncul pada
bayi prematur karena bayi prematur belum bisa
mengeluarkan bilirubin secara efektif.
Breastfeeding jaundice: ikterus yang muncul
saat bayi ASI tidak mendapat cukup ASI karena
kesulitan dalam menyusui atau ASI ibu belum
keluar.
Breastmilk jaundice: pada 1-2% bayi ASI ikterus
dapat disebabkan karena bahan yang dihasilkan
dalam ASI yang menyebabkan kadar bilirubin
meningkat. Bahan ini dapat mencegah
pengeluaran bilirubin melalui usus.
Ketidakcocokan golongan darah
(inkompatibilitas Rhesus atau ABO) : jika
golongan darah bayi berbeda dari ibu
maka ibu dapat menghasilkan antibodi
yang dapat menghancurkan sel darah
merah bayi. Penghancuran sel darah
merah yang berlebihan dapat
meningkatkan kadar bilirubin dalam darah.

Anda mungkin juga menyukai