Anda di halaman 1dari 14

PEMERIKSAAN PEWARNA SINTETIS

YANG DI IZINKAN ATAU TIDAK

Makanan adalah salah satu kebutuhan manusia.


Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak
terlepas dari makanan. Sebagai kebutuhan dasar ,
makanan tersebut harus mengandung zat gizi
untuk dapat memenuhi fungsinya dan aman
dikonsumsi karena makanan yang tidak aman
dapat menimbulkan gangguan kesehatan bahkan
keracunan (Moehji, 1992).

Aneka produk makanan dan minuman yang


berwarna-warni tampil semakin menarik.
Warna-warni pewarna membuat aneka
produk makanan mampu mengundang
selera. Badan Pengawas Obat dan Makanan
(BPOM) kerap menemukan produk makanan
yang menggunakan pewarna tekstil. Di era
modern, bahan pewarna tampaknya sudah
tidak bisa dipisahkan dari berbagai jenis
makanan dan minuman olahan.

Bahan pewarna yang sering digunakan dalam


makanan olahan terdiri dari pewarna sintetis
(buatan) dan pewarna natural (alami). Pewarna
sintetis terbuat dari bahan-bahan kimia, seperti
tartrazin untuk warna kuning atau allura red
untuk warna merah.

Beberapa negara maju, seperti Eropa dan


Jepang telah melarang penggunaan pewarna
sintetis seperti pewarna tartrazine. Mereka
lebih merekomendasikan pewarna alami,
seperti beta karoten.
Meski begitu, pewarna sintetis masih
sangat diminati oleh para produsen
makanan.

Di Indonesia, peraturan mengenai penggunaan


zat pewarna yang diizinkan dan dilarang untuk
pangan diatur melalui SK Menteri Kesehatan RI
Nomor 722/Menkes/Per/IX/88 mengenai bahan
tambahan pangan. Akan tetapi masih seringkali
terjadi penyalahgunaan pemakaian zat pewarna
untuk sembarang bahan pangan.

klorofil (terdapat pada daundaun berwarna hijau),


karotenoid (terdapat pada
wortel dan sayuran lain
berwarna oranye-merah).
Umumnya, pigmen-pigmen ini
bersifat tidak cukup stabil
terhadap panas, cahaya, dan
pH tertentu. Walau begitu,
pewarna alami umumnya aman
dan tidak menimbulkan efek
samping bagi tubuh (Anonim,
2008).

1. Tartrazine (E102 atau Yellow 5)


Tartrazine adalah pewarna kuning yang banyak digunakan
dalam makanan dan obat-obatan.
2. Sunset Yellow (E110, Orange Yellow S atau Yellow 6)
Sunset Yellow adalah pewarna yang dapat ditemukan dalam
makanan seperti jus jeruk, es krim, ikan kalengan, keju, jeli,
minuman soda dan banyak obat-obatan.

3. Ponceau 4R (E124 atau SX Purple)


Ponceau 4R adalah pewarna merah hati yang digunakan
dalam berbagai produk, termasuk selai, kue, agar-agar dan
minuman ringan.

4. Allura Red (E129)


Allura Red adalah pewarna sintetis merah jingga
yang banyak digunakan pada permen dan
minuman.
5. Quinoline Yellow (E104)
Pewarna makanan kuning ini digunakan dalam
produk seperti es krim dan minuman energi.

4. Allura Red (E129)


Allura Red adalah
pewarna sintetis merah
jingga yang banyak
digunakan pada permen
dan minuman.
5. Quinoline Yellow (E104)
Pewarna makanan
kuning ini digunakan
dalam produk seperti es
krim dan minuman
energi.

Cara kerja pewarna sintetis yang diizinkan


atau tidak

Untuk mengetahui kandungan pewarna


makanan baik atau tidak dapat dilakukan
pemeriksaan dengan metode Colorimetri
dengan menggunakan Indikator kertas
Lakmus. Bahan yang digunakan yaitu bulu
domba, karena bulu domba sangat mudah
menyerap kandungan zat pewarna saat
pendidihan. Dari pemeriksaan diperoleh
data bahwa pewarna yang diperiksa
mengandung pewarna alami.

Bulu domba yang telah dicuci dibagi dua bagian.


Satu bagian ditetesi dengan larutan NH4OH
10% sebanyak 2 ml sampai menjadi basa (cek
dengan lakmus merah), satu bagian lagi sebagai
kontrol.

Amati perubahan warna yang terjadi. Apabila


lebih keruh dari kontrol maka pewarna tersebut
adalah alami, namun apabila lebih terang dari
kontrol pewarna tersebut adalah sintetis.

Hasil dari pemeriksaan pewarna pada


makanan yaitu warna bulu domba yang
ditambah dengan larutan NH4OH lebih
gelap/keruh dibanding kontrol (bulu domba
yang tidak diberi perlakuan). Hal tersebut
menunjukkan bahwa pewarna makanan yang
diperiksa merupakan pewarna alami.

Anda mungkin juga menyukai