MEMBUNCIT
Kelompok B-15
Ketua
Sekretaris
Anggota
SKENARIO
PUCAT DAN PERUT MEMBUNCIT
Seorang anak perempuan usia 4 tahun di bawa orangtuanya
ke dokter praktek umum dengan keluhan terlihat pucat dan
perut agak membuncit. Penderita juga lekas lemah, lelah,
dan sering mengeluh sesak nafas. Pertumbuhan badannya
terhambat bila dibandingkan dengan teman sebayanya.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan konjungtiva pucat,
sclera agak ikterik, kulit pucat dan splenomegaly Schuffner
II.
LEARNING OBJECT
Memahami dan Menjelaskan Hemoglobin
Memahami dan Menjelaskan Struktur Hemoglobin
Memahami dan Menjelaskan Produksi Hemoglobin
Memahami dan Menjelaskan Fungsi Hemoglobin
Memahami dan Menjelaskan Ekskresi Hemoglobin
Memahami dan Menjelaskan Thalassemia
Memahami dan Menjelaskan Definisi Thalassemia
Memahami dan Menjelaskan Etiologi & Faktor Resiko Thalassemia
Memahami dan Menjelaskan Klasifikasi Thalassemia
Memahami dan Menjelaskan Patofisiologi Thalassemia
Memahami dan Menjelaskan Manifestasi Klinis Thalassemia
Memahami dan Menjelaskan Diagnosis dan Diagnosis Banding Thalasaemia
Memahami dan Menjelaskan Pemeriksaan Fisik & Penunjang Thalasaemia
Memahami dan Menjelaskan Penatalaksanaan Preventive Thalasaemia
Memahami dan Menjelaskan Penatalaksanaan Kurative Thalassemia
Memahami dan Menjelaskan Komplikasi Thalassemia
Memahami dan Menjelaskan Prognosis Thalassemia
FAKTOR RESIKO
Thalassemia diwariskan dari orang tua.
paling umum pada orang-orang dari Asia Tenggara dan Asia
Tengah, Mediterania, Timur Tengah, India, dan Afrika Utara.
Nafsu makan
THALASSEMIA
(THALASSEMIA INTERMEDIA)
anemia sedang (hemoglobin 7 10,0 g/dl )
Gejala deformitas tulang, hepatomegali dan
splenomegali, eritropoesis ekstra medular dan gambaran
kelebihan beban besi nampak pada masa dewasa.
(THALASSEMIA MINOR)
Umumnya tidak dijumpai gejala klinis yang khas,
ditandai oleh anemia mikrositik, bentuk heterozigot tetapi
tanpa anemia atau anemia ringan.
THALASSEMIA-
(Hydrops Fetalis dengan Hb
Barts)
Hydrops fetalis dengan edema
permagna, hepatosplenomegali,
asites, serta kardiomegali.
Kadar Hb 6-8 gr/dL, eritrosit
hipokromik dan berinti.
Sering disertai toksemia
gravidarum, perdarahan
postpartum, hipertrofi plasenta
yang dapat membahayakan sang
ibu.
(HbH DISEASE)
anemia hemolitik ringan-sedang
Hb 7-10 gr%
splenomegali
sumsum tulang hiperplasia eritroid
retardasi mental dapat terjadi bila lokus yang dekat dengan cluster
gen- pada kromosom 16 bermutasi/ co-delesi dengan cluster gen-.
Krisis hemolitik juga dapat terjadi bila penderita mengalami infeksi,
hamil, atau terpapar dengan obat-obatan oksidatif.
Thalassemia Trait/ Minor
Anemia ringan dengan penambahan jumlah eritrosit yang mikrositik
hipokrom.
Sindrom Silent Carrier Thalassemia
Normal, tidak ditemukan kelainan hematologis, harus dilakukan studi
DNA/ gen.
DIAGNOSIS BANDING
Pemeriksaan Fisik
Anak tampak anemia (konjungtiva pucat), fragil dengan
ekstrimitas kecil-kecil,
perut membuncit.
Facies mongoloid, hipertelorismus, rodent like
appearance.
Splenomegali, mungkin juga hepatomegali.
Pemeriksaan Laboratorium:
Hitung Darah Lengkap (CBC) dan SHDT (Sel darah
diperiksa bentuknya (shape), warna (staining), jumlah, dan
ukuran (size). Fitur-fitur ini membantu dokter mengetahui
apakah Anda memiliki thalassemia dan jika iya, jenis apa.
Elektroforesis hemoglobin adalah pengujian yang mengukur
berbagai jenis protein pembawa oksigen (hemoglobin) dalam
darah
Pemeriksaan mean corpuscular values terdiri dari 3 jenis
permeriksaan, yaitu Mean Corpuscular Volume (MCV),
Mean Corpuscular Hemoglobin (MCH) dan Mean
Corpuscular Hemoglobin Concentration (MCHC). Untuk
pemeriksaan ini diperlukan data mengenai kadar Hb (g/dL),
nilai hematokrit (%), dan hitung eritrosit (juta/uL).
FOTO RONTGEN
Foto Ro tulang kepala,
gambaran hair on end, korteks
menipis, diploe melebar
dengan trabekula tegak lurus
pada korteks.
Non-Farmakologi :
Splenektomi meningkatkan resiko sepsis yang parah
sekali, oleh karena itu operasi harus dilakukan hanya
untuk indikasi yang jelas dan harus di tunda selama
mungkin .
Cangkok sumsum tulang ( CST) adalah kuratif pada
penderita ini dan telah terbukti keberhasilan yang
meningkat, meskipun pada penderita yang telah
menerima transfusi sangat banyak.
hemolisis kronik
kerentanan terhadap infeksi pasca splenektomi
infeksi melalui transfusi darah
perburukan anemia selama infeksi
ikterus
ulkus tungkai
kolelitiasis, fraktur patologis
gangguan pertumbuhan
pubertas terlambat
hepatic siderosis,
splenomegali,
penyakit jantung karena kelebihan besi, dan krisis aplastik2