Anda di halaman 1dari 66

A strong nation faces the sea,

While a weak one turns its back on it


Lin Zexu (1785-1850)
1

POTENSI SUMBER DAYA DAN ANCAMAN BENCANA


DI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL
Wilayah Pesisir Provinsi
Wilayah Pesisir Kab/Kotai

Memiliki 17,480 pulau dan 95.181 km


panjang garis pantai
Produktivitas hayati tinggi dengan
keanekaragaman hayati laut tropis terkaya
di dunia
Pusat kegiatan rekreasi, transportasi,
industri, permukiman, pelabuhan, bisnis,
jasa lingkungan dll.
Kontribusi ekonomi sektor kelautan dan
perikanan pada GDP : sebesar 24,5% dari
total GDP nasional, hanya + 2,5% berasal
dari komoditas perikanan
55% produksi perikanan berasal dari
wilayah pesisir
Wilayah pesisir Indonesia
mengandung sekitar 2.500 spesies
moluska, 2.000 spesies krustase, 6
spesie penyu, 30 spesies mamalia
laut, dan lebih dari 2.000 spesies
ikan. Luas terumbu karang mencapai
32.935 km2 (sekitar 16,5% dari luas
terumbu dunia), dan terdiri atas 70
genus dan lebih dari 500 spesies
karang.
Rentan terhadap perubahan lingkungan
dan ancaman bencana
Konflik Pemanfaatan Ruang
Ilegal Fishing dan merusak
Produksi Peikanan menurun sejak 1990
Overfishing, tamgkapan semakin kecil dan
fishing ground semakin jauh

Untuk menjamin perikanan berkelanjutan

Subandono

(Kelly & Becker, 2000): Suatu cara rasional untuk

mempersiapkan masa depan


(Kay & Alder, 1999):

Suatu proses menentukan apa yang ingin dicapai di masa


yang akan datang serta menetapkan tahapan-tahapan yang
dibutuhkan untuk mencapainya
Proses perencanaan dilakukan dengan menguji berbagai arah
pencapaian serta mengkaji berbagai ketidakpastian yang ada,
mengukur kemampuan (kapasitas) kita untuk mencapainya
kemudian memilih arah-arah terbaik serta memilih langkahlangkah untuk mencapainya
Kegiatan terkoordinasi untuk mencapai suatu tujuan tertentu
dalam waktu tertentu

Subandono - KKP

1. Perencanaan Inkremental (science of muddling trough)

2.
3.

4.

proses perencanaan yang mengadopsi proses akibat terbatasnya


kapasitas pengambil keputusan dan mereduksi cakupan (scope) dan
biaya dari pengumpulan informasi dan analisis. Pendekatan ini hanya
memfokuskan dalam mengelola isu-isu saat ini atau jangka pendek dan
kurang mempertimbangkan tujuan-tujuan jangka panjang
Perencanaan Adaptif suatu pendekatan yang didasarkan atas
proses pengambilan keputusan yang berdasarkan pengalaman
Perencanaan Rasional (Rational Planning) pendekatan terbaik
dengan berpikir secara sistematis dan komprehensif untuk mencapai
tujuan tertentu, sehingga membutuhkan sejumlah pengetahuan untuk
dalam menelaah semua alternatif dan nilai kesempurnaan pendekatan
ini terletak pada ketersediaan informasi.
Perencanaan Partisipatif/Konsensus pendekatan komprehensif
yang dapat dipenuhi dengan membangun partisipasi seluruh
stakeholders agar diperoleh informasi yang lengkap dan dapat
dipahami bersama guna membangun keputusan yang terbaik.

Subandono - KKP

Dapat menutupi berbagai kelemahan pendekatan

perencanaan rasional
Menjamin penerimaan (acceptability)
Proses paling kompleks dg biaya transaksi tinggi,
Biaya pelaksanaan dan pengendalian rendah,
Ada rasa memiliki dan tanggung jawab bersama.

Subandono - KKP

Lokal/community

Rendah

Skala

Perencanaan
Rasional

Tinggi

Tinggi

involvement

Transsaction
cost

Stakeholder

Rendah

Nasional/makr
o

Perencanaan
Partisipatif

Rendah

Social trust
(legitimasi)

Tinggi

Subandono - KKP

PERENCANAAN SPASIAL
RTRWN

PERENCANAAN NON SPASIAL


RPJP (20 tahun)

UU 26/2007

RTRWP

RPJM (5 tahun)

RTRWK
RTRPulau/ Kepulauan
RTR Strategis nasional

RKPD

UU 25/2004
RTR Kota

RZWP-3-K

RSWP-3-K
PROVINSI
KAB/KOTA
(20 tahun)

UU 24/2007
PB
UU32/2004
OTODA

PERIJINAN

RPWP-3-K
UU SEKTORAL
UU 32/2009

UU 27/2007 PWP-PPK
RDTR

RAPWP-3-K
Direktorat Tata Ruang Laut, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil

Kementerian Kelautan dan Perikanan

TENTANG PENATAAN RUANG


Pasal 1

Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan
ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu
kesatuan wilayah, tempat manusia dan makhluk lain hidup,
melakukan kegiatan, dan memelihara kelangsungan hidupnya.

Pasal 6 (3)

Penataan ruang wilayah nasional meliputi ruang wilayah


yurisdiksi dan wilayah kedaulatan nasional yang mencakup
ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang di
dalam bumi sebagai satu kesatuan.

Pasal 6 (4)

Penataan ruang wilayah provinsi dan kabupaten/kota meliputi


ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang di
dalam bumi sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.

Pasal 6 Ruang laut dan ruang udara pengelolaannya


diatur dengan undang-undang tersendiri
(5)

Direktorat Tata Ruang Laut, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil

Kementerian Kelautan dan Perikanan

Subandono

BAB V

BAB IV

(Pasal 7-15)

(Pasal 16-35)

Psl 7 ayat 1,
Hiraki Perencanaan )

Psl. 8 ayat (1)

Psl. 9 ayat (2)


Bentuk Legal :
Perda (Psl. 9
ayat (5))

BAB VI

(Pasal 36-41)

Bab III
PROSES PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR
DAN PULAU-PULAU KECIL
Pasal 5

Rehabilitasi
Konservasi
Reklamasi
Psl 7 ayat 3,
wajib disusun Pemda)

Pengelolaan Wilayah Pesisir dan


Pulau Pulau Kecil meliputi
kegiatan perencanaan,
pemanfaatan, pengawasan, dan
pengendalian terhadap interaksi
manusia dalam memanfaatkan
Sumber Daya Pesisir dan PulauPulau Kecil serta proses alamiah
secara berkelanjutan dalam upaya
meningkatkan kesejahteraan
Masyarakat dan menjaga
keutuhan Negara Kesatuan
Republik Indonesia

Mitigasi Bencana (Bab X Pasal 56-59)


Direktorat Tata Ruang Laut, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil

Kementerian Kelautan dan Perikanan

Subandono

PERENCANAAN
PENGELOLAAN WP PPK

Pasal 7 UU 27/2007

a. Rencana Strategis WP-3-K (RSWP-3K)


b. Rencana Zonasi WP-3-K (RZWP-3-K)
c. Rencana Pengelolaan WP-3-K (RPWP-3-K)
d. Rencana Aksi Pengelolaan WP-3-K
(RAPWP-3-K)

NSP penyusunan diatur dgn Peraturan Menteri


Pemda wajib menyusun semua perencanaan sesuai
kewenangan masing-masing.

RENCANA STRATEGIS
WILAYAH PESISIR DAN
PULAU-PULAU KECIL
(RSWP-3-K)
Pasal 1
Rencana Strategis adalah rencana yang memuat arah kebijakan lintas
sektor untuk Kawasan perencanaan pembangunan melalui penetapan tujuan,
sasaran dan strategi yang luas, serta target pelaksanaan dengan indikator
yang tepat untuk memantau rencana tingkat nasional

Pasal 8
(1) RSWP-3-K merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
rencana pembangunan jangka panjang setiap Pemerintah Daerah.
(2) RSWP-3-K sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib
mempertimbangkan kepentingan Pemerintah dan Pemerintah
Daerah.
(3) Jangka waktu RSWP-3-K Pemerintah Daerah selama 20 (dua
puluh) tahun dan dapat ditinjau kembali sekurang-kurangnya 5
(lima) tahun sekali.
Subandono

UU 27/2007

UU 25/2004

Rencana Strategis WP3K


adalah rencana yang memuat
arah kebijakan lintas sektor
untuk kawasan perencanaan
pembangunan melalui
penetapan tujuan, sasaran, dan
stategi yang luas, serta target
pelaksanaan dengan indikator
yang tepat .

Rencana Strategis adalah


rencana pembangunan jangka
menengah (RPJM) baik untuk
kementerian/lembaga maupun
Satuan Kerja Perangkat Daerah
dan merupakan dokumen
perencanaan dengan masa
berlaku 5 tahun.
Masa berlaku 5 tahun

Masa berlaku 20 tahun

Tujuan
Cakupan kegiatan
Tatanan pelaksanaan

RENCANA
AKSI (RAPWP-3-K)
Rencana kerja

Manfaat
dll
Alokasi ruang

Pemilihan &
penempatan kegiatan

RENCANA
PENGELOLAAN
(RPWP-3-K)

Pengaturan koordinasi
Paket terpadu kegiatan
Public campaign

RENCANA ZONASI WILAYAH PESISIR


DAN PULAU-PULAU KECIL (RZWP-3-K)

Alokasi SDA

Isu pengelolaan

RENCANA STRATEGIS WILAYAH PESISIR


DAN PULAU-PULAU KECIL (RSWP-3-K)

Visi, Misi
Strategi, Kebijakan
Rencana kerja

Pasal 7 ayat 1

Koordinasi

Perencanaan Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil


Subandono

PP NO 64/2010 MITIGASI BENCANA DI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL

Dalam ensiklopedi, isu didifinisikan sebagai suatu


peristiwa/kejadian/hal yang dapat diperkirakan dapat terjadi dimasa
yang akan datang yang menyangkut ekonomi, moNeter, sosial, politik,
hukum, pembangunan, bencana alam atau tentang krisis.

Subandono - KKP

TAHAPAN
PERMEN 16 TAHUN 2008
PEMBENTUKAN
KELOMPOK KERJA

INPUT KEGIATAN

PROSES

Sosialisasi Penyusunan
Renstra
Sosialisasi dan Apresiasi

Sosialisasi
Pembentukan
Kelompok Kerja

PENYUSUNAN
DOKUMEN AWAL

OUTPUT/MUATAN HASIL

Pendalaman Isu Strategis

Penyampaian Orientasi
PELATIHAN

Kelembagaan POKJA
Draft Renstra

Visi dan Misi


Rumusan Isu

Konsultasi Publik

Draft Renstra

Menjaring masukan mengenai visi


dan misi
Menjaring masukan mengenai
rumusan isu

Penyusunan
Renstra Antara

Draft Renstra

Tujuan dan sasaran


Strategi dan Arah kebijakan
Penetapan indikator dan target
Penyusunan program

Penyusunan
Renstra Lanjutan

Draft Renstra

Penetapan kegiatan

Penyusunan Renstra
Awal
FGD

KONSULTASI
PUBLIK

PENYUSUNAN
DOKUMEN ANTARA

Pembahasan tujuan,
sasaran,strategi, arah
kebijakanIndikator, Target,
program
Konsolidasi

KONSULTASI
PUBLIK

Konsultasi
Publik

PERUMUSAN DOKUMEN
FINAL

Penyempurnaan
Draft Final

Draft Renstra
(Revisi)

masukan dari
berbagai pihak

Draft Final
Draft Renstra Revisi

Konsep Tindak
Lanjut

PENETAPAN

Surat Penetapan

Subandono
Subandono

-K

RENCANA ZONASI

WILAYAH PESISIR DAN


PULAU-PULAU KECIL
(RZWP-3-K)
Zona adalah ruang yang

penggunaan-nya disepakati
bersama antara
berbagai
pemangku kepen- tingan dan
telah ditetapkan status
hukumnya

Rencana Zonasi
Rencana
Zonasi
adalah
rencana
yang menentu kan arah
penggunaan sumber daya tiaptiap satuan perencanaan disertai
dengan penetapan struktur dan
pola ruang pada kawasan
perenca-naan yang memuat
kegiatan yang boleh dilakukan
dan tidak boleh dilakukan
serta kegiatan yang hanya da
pat dilakukan setelah memperoleh
izin.

Rencana Zonasi
merupakan implikasi
spasial (keruangan)
untuk kebijakankebijakan rencana
strategis

Zonasi adalah suatu bentuk rekayasa teknik pemanfaatan ruang melalui penetapan batasbatas fungsional sesuai dengan potensisumber daya dan daya dukung serta prosesproses ekologis yang berlangsung sebagaisatu kesatuan dalam Ekosistem
pesisir.
Subandono

Subandono

Direktorat Tata Ruang Laut, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil

Kementerian Kelautan dan Perikanan

Subandono

Subandono

Subandono

No

UU 26/2007
RTRW

UU 27/2007
RZWP-3-K

POLA RUANG

POLA RUANG

Kawasan Budidaya

Kawasan Pemanfaatan Umum

Kawasan Lindung

Kawasan Konservasi

Kawasan Strategis Nasional

Kawasan Strategis Nasional Tertentu

STRUKTUR RUANG

STRUKTUR RUANG

Alur Pelayaran

Alur Laut (Alur Pelayaran, Migrasi Ikan,


Kabel laut)

Direktorat Tata Ruang Laut, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil

Kementerian Kelautan dan Perikanan

Subandono

UU 26/2007
No

Kawasan

UU 27/2007
Zona

No

Kawasan

Zona

Budidaya

Kawasan peruntukan hutan


produksi, perikanan, pertanian,
pertambangan, pariwisata, industri

Pemanfaat
an umum

Pariwisata, pemukiman, pelabuhan,


pertanian, hutan, pertambangan,
perikanan budidaya, perikanan
tangkap, industri, infrastruktur
umum, dan zona pemanfaatan
terbatas sesuai dengan karakteristik
biogeofisik lingkungannya

Lindung

Kawasan yg memberikan
perlindungan terhadap kawasan
bawahannya, kawasan
perlindungan setempat, kawasan
suaka alam, pelestarian alam dan
cagar budaya, kawasan rawan
bencana, kawasan lindung geologi

Konservasi

Kategori konservasi perairan,


konservasi pesisir dan pulau-pulau
kecil, konservasi maritim, dan/atau
sempadan pantai
Zona : Inti, Pemanfaatan Terbatas,
Pemanfaatan lainnya

Strategis
Nasional

pertahanan keamanan, situs


warisan dunia, perbatasan dan
pulau-pulau kecil terluar

Strategis
Nasional
Tertentu

pertahanan keamanan, situs warisan


dunia, perbatasan dan pulau-pulau
kecil terluar

Alur
Pelayaran

alur pelayaran

Alur Laut

alur pelayaran, alur sarana umum,


dan alur migrasi ikan, serta pipa dan
kabel bawah laut

Direktorat Tata Ruang Laut, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil

Kementerian Kelautan dan Perikanan

Subandono

2
3
4
5

6
7
8

Belum adanya kesamaan pola pikir dan cara pandang yang sama para
eksekutif dan legislatif baik di tingkat pusat maupun daerah dalam
penataan ruang perairan laut wp-3-k/RZWP-3-K
Belum mengerti cara menyusun rencana tata ruang wp-3-k/RZWP-3-K
yang disertai dengan peraturan zonasi.
Hasil perencanaan tata ruang laut/RZWP-3-K kurang baik karena data yang
digunakan adalah data yang tersedia, bukan data yang dibutuhkan
Kurangnya komitmen pimpinan, penyusunan tata ruang/RZWP-3-K kurang
mempunyai nilai politis karena berupa dokumen.
Terbatasnya fasilitator yang mempunyai pengetahuan yang luas tentang
wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil dan RZWP-3-K
Terbatasnya anggaran untuk pengumpulan data dan informasi dan untuk
menyusun RZWP-3-K yang sifatnya partisipatif.
Daerah belum memahami RZWP-3-K sebagai instrumen penataan ruang di
perairan laut.
Terbatasnya sumber Daya Manusia

Direktorat Tata Ruang Laut, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil

Kementerian Kelautan dan Perikanan

Subandono

No

Proses Perencanaan Tata Ruang Wilayah Darat

1.

Penetapan Batas Wilayah (administrasi/fungsional)

2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

Inventarisasi data dasar


Inventarisasi peta dasar (topografi, geologi, dll)
Analisis Kebijakan
Analisis Fisik (overlay)
Analisis Ekonomi
Analisis Sosial (an. penduduk)
Konsep Rencana
Strategi Pemanfaatan Ruang
Rencana Struktur Ruang (Pusat-Pusat Pertumbuhan)
Rencana Pola Ruang (Land Use)

11.
12.
13.

Indikasi Program/Kegiatan

Proses Perencanaan RZWP3K di Perairan Laut

Penetapan Batas Wilayah Perairan (4 mil, 12 mil, dst,


fungsional);
Inventarisasi data dasar (ekosistem, biota laut, dll)
Inventarisasi peta dasar (batimetri, geologi,
oseanografi, dll)
Analisis Kebijakan
Analisis Fisik (overlay)
Analisis Ekonomi (MSY)
Analisis Sosial (mediasi konflik)
Konsep Rencana (Identifikasi fungsi kegiatan)
Strategi Pemanfaatan Ruang
Rencana Struktur Ruang (Pusat-Pusat Pertumbuhan)
Rencana Pola Ruang (Identifikasi fungsi kegiatan)

Resolusi Konflik
Indikasi Program/Kegiatan

Direktorat Tata Ruang Laut, Pesisir dan Pulau-Pulau KecilDirektorat Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil

Kementerian Kelautan dan Perikanan

Wisata
Bahari

Perkotaan
dan Industri
Pertanian

Area
Publik

Kaw.
Konservasi
Budiday
a Laut

Tempat
Pembu
angan
Benda
Berbah
aya

Diskripkan

Visualisasikan

Pipa
/Kabel

Pelayaran

Mineral
-Energi

Penangkapan
Ikan

BMKT

Realisasikan

Direktorat Tata Ruang Laut, Pesisir dan Pulau-Pulau KecilDirektorat Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil

Kementerian Kelautan dan Perikanan

MITIGASI BENCANA

Dalam menyusun rencana pengelolaan


& pemanfaatan WP-3K terpadu,
Pemerintah dan/atau Pemda wajib
memasukkan dan melaksanakan bagian
yang memuat mitigasi bencana di WP3K sesuai dengan jenis, tingkat &
wilayahnya

Subandono

Subandono

Subandono

KRITERIA
KESESUAIAN

Subandono

Kriteria Kesesuaian Lahan Perairan


Kriteria Kesesuaian Lahan untuk Budidaya Rumput Laut (Sea weed)
Parameter
1. Terlindung dari pengaruh
angin musim

Baik
Baik

Kesesuaian Lahan
Sedang
Sedang

Kurang
Kurang

2. Kondisi gelombang (cm)


3. Arus (cm/detik)

< 10
20 30

10 30
10 20 dan
30 40

>30
< 10 dan > 40

4. Kedalaman air (m)


5. Dasar perairan
6. Salinitas ()
7. Suhu (oC)
8. Kecerahan (cm)
9. Kesuburan perairan
10. Sumber benih dan induk
11. Sarana penunjang
12. Pencemaran
13. Keamanan

2,5 5
Berkarang
32 34
24 30
110 60
Subur
Banyak
Baik
Tidak ada
Aman

1 2,5
Pasir
30 32
20 24
30 40
Cukup
Sedang
Cukup
Sedang
Cukup

< 0,5
Pasir/lumpur
< 30 dan > 34
< 20 dan > 30
< 30
Kurang
Kurang
Kurang
Kurang
Kurang

Sumber : Winanto dkk (1991)

Kriteria Kesesuaian Lahan Perairan


Kriteria Kesesuaian Lahan untuk Budidaya Mutiara
Parameter
1. Terlindung dari pengaruh
angin musim
2. Kondisi gelombang
3. Arus (cm/detik)
4. Kedalaman air (m)
5. Dasar perairan
6. Salinitas (o/oo)
7. Suhu (oC)
8. Kecerahan (m)
9. Kesuburan perairan
10. Sumber benih dan induk
11. Sarana penunjan
12. Pencemaran
13. Keamanan
Sumber : Winanto dkk (1991)

Baik
Baik
Tenang
15 25
15 25
Berkarang
32 3
25 35
4,5 6,5
Subur
Banyak
Baik
Tidak ada
Aman

Kesesuaian Lahan
Sedang
Sedang
Sedang
10 15 dan 25 30
> 25
Pasir
28 31 dan 36 40
28 31 dan 30 32
3,5 4,4 dan 6,6 7,7
Cukup
Sedang
Cukup
Sedang
Cukup

Kurang
Kurang
Besar
< 10 dan> 30
< 15
Pasir/lumpur
< 27 dan > 40
< 22 dan > 32
< 3,5 dan > 7,7
Kurang
Kurang
Kurang
Kurang
Kurang

Kriteria Kesesuaian Lahan Perairan


Kriteria Kesesuaian Lahan untuk KJA
Parameter
1. Kenyamanan
2. Tinggi air pasang
3. Arus (m/detik)
4. Kedalaman air dari dasar jaring

Baik
Baik
> 1,0
0,2 0,4
> 10

5. Oksigen terlarut (ppm)


6. Salinitas ()
7. Perubahan cuaca
8. Sumber listrik
9. Sumber pakan
10. Tenaga kerja
11. Ketersediaan Benih
12. Pencemaran

5
> 30
Jarang
Baik
Baik
Baik
Baik
Tidak ada

Sumber : Tiensongrusmee dkk (1986)

Kesesuaian Lahan
Sedang
Sedang
0,5 1,0
0,05 0,2
4 10
35
20 30
Sedang
Cukup
Cukup
Cukup
Cukup
Sedang

Kurang
Kurang
< 0,5
0,4 0,5
<4
<3
< 20
Sering
Kurang
Kurang
Kurang
Kurang
Kurang

Subandono

Perikanan
Tangkap

Perikanan Tangkap

Laut

Perikanan
Tangkap

TAMBANG

KPU

KPU

KPU

Darat
Mengikuti RTRW
Direktorat Tata Ruang Laut, Pesisir dan Pulau-Pulau Keci lDirektorat Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil

Kementerian Kelautan dan Perikanan

Tambang

Perikanan
Tangkap
Perikanan
Budidaya

Pemukiman/I
ndustri

Laut

Wisata
Bahari

KNST

Darat
Mengikuti RTRW
Direktorat Tata Ruang Laut, Pesisir dan Pulau-Pulau KecilDirektorat Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil

Kementerian Kelautan dan Perikanan

Darat Mengikuti
RTRW

Direktorat Tata Ruang Laut, Pesisir dan Pulau-Pulau KecilDirektorat Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil

Kementerian Kelautan dan Perikanan

(Permen 16/2008)

Subandono

(1)Dalam penyusunan dokumen RZWP-3K gubernur,


Bupati/walikota sesuai kewenangannya membentuk
kelompok kerja.
(2)Susunan dan keanggotaan kelompok kerja terdiri dari
kepala Bappeda sebagai ketua, Kepala Dinas yang
membidangi kelautan dan perikanan sebagai sekretaris,
dan anggota terdiri dari SKPD/instansi terkait sesuai
dengankewenangan dominan dan karakteristik daerah
yang bersangkutan.

TUJUAN :
MEMPEROLEH GAMBARAN AWAL TENTANG POTENSI , ISU-ISU
PERMASALAHAN PEMANFAATAN RUANG DAN SUMBERDAYA

- DATA YANG DIKUMPULKAN ADALAH DATA SEKUNDER


DARI INSTITUSI TERKAIT
- PENGOLAHAN CITRA SATELIT MENGHASILKAN PETA
DASAR DAN TEMATIK UNTUK KEBUTUHAN SURVEI
LAPANGAN

KRITERIA
KESESUAIAN

TUJUAN :
MEMPEROLEH GAMBARAN KOMPREHENSIF MENGENAI KONDISI ,
POTENSI , ISU-ISU PERMASALAHAN PEMANFAATAN RUANG DAN
SUMBERDAYA YANG BELUM TERSEDIA

KEGIATAN :

PENGUKURAN LAPANGAN
PENGAMBILAN SAMPEL
GROUNDCHECK DI LAPANGAN
VERIFIKASI DATA SEKUNDER DIM LAPANGAN

KEGIATAN :
PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA UNTUK
MENGHASILKAN :
PETA-PETA TEMATIK
PEMANFAATAN SUMBERDAYA
POTENSI PERKEMBANGAN WILAYAH
DAMPAK KEGIATAN WILAYAH SEKITAR
ISU-ISU PERENCANAAN

KEGIATAN :
1. ANALISIS KESESUAIAN ALOKASI RUANG UNTUK
MENGHASILKAN :
-KESESUAIAN RUANG UNTUK KAWASAN KONSERVASI
-KESESUAIAN RUANG UNTUK KAWASAN
PEMANFAATAN UMUM
-KESESUAIAN RUANG UNTUK KAWASAN STRATEGIS
2. PENENTUAN
USULAN ALOKASI RUANG
NASIONAL
TERTENTU
-KESESUAIAN RUANG UNTUK ALUR LAUT

Subandono

Subandono

Subandono

KEGIATAN :
MENYUSUN DRAFT RENCANA ZONASI BERDASARKAN
DOKUMEN AWAL DAN HASIL KONSULTASI PUBLIK

Subandono

Darat Mengikuti
RTRW

Direktorat Tata Ruang Laut, Pesisir dan Pulau-Pulau KecilDirektorat Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil

Kementerian Kelautan dan Perikanan

PENYAMPAIAN DRAFT RZWP3K KEPADA PUBLIK


UNTUK MENDAPATKAN TANGGAPAN, SARAN,
DAN MASUKAN
DIPASTIKAN BAHWA SEMUA PIHAK YANG
BERKEPENTINGAN DILIBATKAN

PERBAIKAN DOKUMEN ANTARA RZWP3K


BERDASARKAN HASIL KONSULTASI PUBLIK 2
MENJADI DOKUMEN FINAL (SIAP PROSES
PENETAPAN)

Penetapan Rencana Zonasi WP-3-K dilakukan


setelah memperoleh persetujuan substansi dari
provinsi dan pemerintah pusat. Pengajuan
dokumen final rencana zonasi tersebut kepada
lembaga/instansi pemerintah yang berwenang
baik tingkat lokal, provinsi maupun nasional untuk
direview, diarahkan, dan selanjutnya mendapat
persetujuan dan disahkan.

Dokumen final RZWP-3-K oleh ketua kelompok kerja


dilaporkan kepada gubernur/walikota sesuai kewenangannya,
guna pemroresan lebih lanjut.

(1) Bupati/walikota menyampaikan dokumen final RZWP-3-K


kab/kota kepada gubernur dan Menteri, untuk mendapat
tanggapan dan/atau saran.
(2) ..
(3) Menteri, Gubernur memberikan tanggapan dan/atau saran
thd dok final
dalam jangka waktu 30 (tiga
puluh) hari kerja terhitung mulai sejak diterimanya dok tsb
scr lengkap.
Subandono

1. Dok final RZWP-3-K stlh dimintakan tanggapan dan/atau


saran oleh Gubernur/Bupati/Walikota disampaikan ke
DPRD Prov. Kab./Kota dalam bentuk
2. Rancangan Peraturan Daerah tsb oleh DPRD kab/kota
dibahas bersama dengan bupati/walikota sesuai
kewenangannya
3. Hasil pembahasan Raperda ditetapkan dalam Peraturan
Daerah kab/kota
4.
5. Bupati/walikota menyebarluaskan Perda ttg RZWP-3-K
kepada instansi terkait dan pemangku kepentingan

Subandono

Anda mungkin juga menyukai