Pneumotoraks Parsialis
pneumotoraks yang
menekan pada
sebagian kecil paru
(< 50% volume paru)
Pneumotoraks totalis
pneumotoraks yang
mengenai sebagian
besar paru (> 50%
volume paru)
Pneumotoraks line
Gambaran patah tulang. Potongan aksial CTscan pada pasien dengan trauma pada dinding
dada di sebelah kanan, sehingga terdapat
udara di dalam rongga. Sebuah pneumotoraks
kiri kecil (panah biru) hadir. Posterior kiri paruparu dan rongga pleura yang opacifier karena
kombinasi dari hemothorax kiri dan memar
paru kiri.
Bab III
KESIMPULAN
Pneumotoraks merupakan suatu keadaan dimana rongga pleura terisi oleh udara,
sehingga menyebabkan pendesakan terhadap jaringan paru yang menimbulkan
gangguan dalam pengembangannya terhadap rongga dada saat proses respirasi. Oleh
karena itu, pasien dengan pneumotarks sering mengeluhkan adanya sesak napas dan
nyeri dada.
Berdasarkan penyebabnya, pneumotoraks dapat terjadi baik secara spontan
maupun traumatik. Pneumotoraks spontan itu sendiri dapat bersifat primer dan
sekunder. Sedangkan pneumotoraks traumatik dapat bersifat iatrogenik dan non
iatrogenik. Dan menurut fistel yang terbentuk, maka pneumotoraks dapat bersifat
terbuka, tertutup dan ventil (tension).
Dalam menentukan diagnosa pneumotoraks seringkali didasarkan pada hasil foto
rontgen berupa gambaran radiolusen tanpa adanya corakan bronkovaskuler pada
lapang paru yang terkena, disertai adanya garis putih yang merupakan batas paru
(deep sulcus sign). Dari hasil rontgen juga dapat diketahui seberapa berat proses yang
terjadi melalui luas area paru yang terkena pendesakan serta kondisi jantung dan
trakea.
Pada prinsipnya, penanganan pneumotoraks berupa observasi dan pemberian O2
yang dilanjutkan dengan dekompresi. Untuk pneumotoraks yang berat dapat dilakukan
tindakan pembedahan. Sedangkan untuk proses medikasi disesuaikan dengan
penyakit yang mendasarinya. Tahap rehabilitasi juga perlu diperhatikan agar
pneumotoraks tidak terjadi lagi