Klasifikasi
Retinopati Anemia
Retinopati Diabetic
Retinopati diabetic Proliferatif
Retinopati Hipotensi
Retinopati Hipertensi
Retinopati Leukimia
Retinopati Hipertensi
Retinopati DM
Retinopati DM
Di temukan pada penderita DM
mempengaruhi sampai 80% dari semua pasien
yang telah menderita diabetes selama 10
tahun atau lebih
DM selama 17-25 tahun punya risiko 90%
untuk terjadinya RD
Terjadi kerusakan pada pembuluh darah retina
secara perlahan yg pada akhirnya
mengakibatkan kebocoran atau kebutaan
Tanda
Mikroaneurismata
Perdarahan dalam bentuk titik, garis, dan bercak yang
biasanya terletak dekat mikroaneurismata di polus
posterior
Dilatasi pembuluh darah balik dengan lumennya
irreguler dan berkelok-kelok
Terdapat hard exudate dan soft exudate ( cotton wool
patches)
Pembuluh darah baru pada retina biasanya terletak
pada permukaan jaringan
Oedem retina dan hiperlipid
Gejala
Bintik-bintik atau string gelap mengambang
dalam visi Anda (floaters)
Blurred vision
Fluctuating vision
Dark or empty areas in your vision
Poor night vision
Impaired color vision
Vision loss
Keadaan yg memperberat
Diabetes juvenil yg insulin dependent dan
kehamilan
Arteriosklerosis dan proses menua pembuluh
darah memperburuk prognosis
Hiperlioproteinemi di duga mempercepat
perjalanan dan progresifitas kelainan dgn cara
mempengaruhi arteriosklerosis dan kelainan
hemobiologik
Hipertensi arteri
Hipoglikemia atau trauma dapat menimbulkan
perdarahan retina mendadak
Pemeriksaan
oftalmoskop
angiografi fluoresen
Glukosa darah sewaktu
Kadar glukosa darah puasa
Mikroaneurismata
Pendarahan retina
Exudate
Neovaskularisasi retina
Jaringan proliferasi di retina atau badan kaca
Pengobatan
Pengobatan diabetes dengan diet dan obat
dapat menghambat dan mencegah
berkembangnya retinopati diabetes.
Mengendalikan kadar gula darah sangat penting
meskipun perkembangan retinopatinya sendiri
masih dapat berlangsung
Untuk itu perlu pemeriksaan berkal fundus foto
untuk mengamati perkembangan retinopatinya.
Eritropoietin
KATARAK
KATARAK
Katarak adalah istilah kedokteran untuk setiap
keadaan kekeruhan yang terjadi pada lensa
mata yang dapat terjadi akibat hidrasi
(penambahan cairan lensa) ,denaturasi
protein lensa atau dapat juga akibat dari
kedua-duanya
Biasanya mengenai kedua mata dan berjalan
progresif
Faktor risiko
Penderita diabetes melitus / kencing manis.
Penggunaan beberapa jenis obat dalam jangka
panjang.
Kebiasaan buruk, seperti merokok dan
mengonsumsi alkohol.
Kurang asupan antioksidan, seperti vitamin A,
C, dan E.
Paparan / radiasi sinar ultraviolet.
Penyebabnya
Dapat bermacam - macam ,umumnya karena
usia lanjut ,infeksi virus ,genetik ,gangguan
pertumbuhan ,gangguan metabolisme seperti
DM (Diabetus Melitus) ,traumatik ,obatobatan steroid.
Rokok dan Alkohol dapat meningkatkanresiko
terjadinya Katarak
Gejalanya
Biasanya gejala berupa keluhan penurunan tajam
pengelihatan secara progresif (seperti rabun jauh
memburuk secara pro-gresif).
Pengelihatan seakan-akan melihat asap dan pupil mata
seakan akan bertambah putih.
Pada akhirnya apabila katarak telah matang pupil akan
tampak benar-benar putih ,sehingga refleks cahaya
pada mata menjadi negatif (-).
Bila Katarak dibiarkan maka akan mengganggu
pengelihatan
dan akan dapat menimbulkan komplikasi berupa
Glaukoma dan Uveitis
KLASIFIKASI
Katarak Kongenital, d bwh 1 tahun
Katarak juvenil, di ats 1 tahun
Katarak sensil di ats 50 tahun
Bila mata sehat dan tidadk terdapat kelainan
sistemik maka hal ini biasany terdapat pada
semua katarak senil,herediter dan kongenital
Pengobatan
Gejala-gejala yang timbul pada katarak yang masih ringan
dapat dibantu dengan menggunakan kacamata, lensa
pembesar, cahaya yang lebih terang, atau kacamata yang
dapat meredamkan cahaya. Pada tahap ini tidak
diperlukan tindakan operasi.
Operasi katarak perlu dilakukan jika kekeruhan lensa
menyebabkan penurunan tajam.
Operasi katarak dapat dipertimbangkan untuk dilakukan
jika katarak terjadi berbarengan dengan penyakit mata
lainnya, seperti uveitis, glaukoma, dan retinopati
diabetikum.
Selain itu jika hasil yang didapat setelah operasi jauh lebih
menguntungkan dibandingkan dengan risiko operasi yang
mungkin terjadi.
Pencegahan
Disarankan agar banyak mengkonsumsi buahbuahan yang banyak mengandung vit.C ,vit.A
dan vit E
myopia
Myopia (Rabun Jauh), keluhan yang sering timbul adalah
keadaan kabur bila melihat obyek jauh
Lazimnya myopia terjadi karena memanjangnya sumbu bola
mata, pemanjangan sumbu ini menyebabkan bekas cahaya
yang dibiaskan tidak mencapai retina sehingga terfokus di
depan retina.
Sejalan dengan memanjangnya sumbu bola mata, derajat
myopiapun akan bertambah.
Pada usia anak-anak proses ini merupakan bagian dari
pertumbuhan, sehingga ukuran kaca matapun terus bertanbah.
Karenan itu pada anak-anak dianjurkan untuk pemeriksaan
ulang setiap 6 bulan sekali.
Pada golongan usia 20 - 30 tahun pertambahanya mulia lambat.
Walaupun agak jarang myopia dapat pula disebabkan
perubahan daya bias lensa mata atau kornea.
Hipermetropia
Hipermetropia dikenal juga dengan istilah rabun dekat. Pasien denga
hipermetrop mendapat kesukaran untuk melihat dekat akibat sukarnya
berakomodasi.
Keluhan akan bertambah dengan bertambahnya umur yang diakibatkan
melemahnya otot siliar untuk akomodasi dan berkurangnya kekenyalan
lensa
Panjang sumbu bola mata bisanya lebih pendek sehingga lensa mata
tidak sanggup lagi memfokuskan berkas cahaya tepat pada retina
sekalipun denga akomodasi yang maksimal.
Pada golongan remaja dengan kemampuan akomodasi yang masih kuat,
ada kalanya mereka masih mampu memfokoskan cahaya pada retina.
Namun keadaan ini tidak berlangsung lama dan sebagai akibat
akomodasi kuat yang terus menerus akan melelahkan mata, sehingga
muncul keluhan sakit kepala, tidak suka membaca atau cepat
lelah,Kelainan ini dapat dikoreksi dengan pemberian kacamata plus
Astimagtismus
Astimagtismus (silinder), pada keadaan ini berkas cahaya dibiaskan
tidak pada satu titik fokus, melainkan pada beberapa titik fokus
sehingga bayangan terbentuk menjadai kabur (tidak fokus)
Terdapat faktor genetik
Dalam hal ini Atimagtismua dabagi dua yaitu
pertama Astimagtismus Irregular (tidak teratur) dimana banyak titik
fokus dan tidak terletak pada sumbu penglihatan, keadaan ini
disebabkan karena permukaan retina tidak rata atau akibat
kekeruhan yan tidak merata pada lensa.
Kedua Astimagtismus Regular, dimana banyak titik fokus tetapi
masih terletak pada sumbu penglihatan. Pada jenis ini terdapat 2
bidang utama dengan daya bias terkuat dan terlemah.
Berdasarkan letak titik fokus terhadap retina dibedakan pula
astigmatismus myopi dan astigmatismua hipermetropi. Ini penting
untuk menentukan jenis lensa silinder yang dipakai, apakah silinder
minus ataukah silinder plus.
Presbiopia