Anda di halaman 1dari 23

Batuan sedimen

Kelompok 2:

Pengertian Batuan Sedimen


Batuan Sedimen (sedimentory rocks) adalah batuan hasil litifikasi bahan

rombakan batuan hasil denudasi atau hasil reaksi kimia maupun hasil kegiatan
organisme.(pettijohn 1964). Hutton (1875; dalam Sanders, 1981) menyatakan
Sedimentary rocks are rocks which are formed by the turning to stone of
sediments and that sediments, in turn, are formed by the breakdown of yetolder rocks. ODunn & Sill (1986) menyebutkan sedimentary rocks are formed
by the consolidation of sediment : loose materials delivered to depositional
sites by water, wind, glaciers, and landslides. They may also be created by the
precipitation of CaCO3, silica, salts, and other materials from solution (Batuan
sedimen adalah batuan yang terbentuk oleh konsolidasi sedimen, sebagai
material lepas, yang terangkut ke lokasi pengendapan oleh air, angin, es dan
longsoran gravitasi, gerakan tanah atau tanah longsor. Batuan sedimen juga
dapat terbentuk oleh penguapan larutan kalsium karbonat, silika, garam dan
material lain. Menurut Tucker (1991), 70 % batuan di permukaan bumi berupa
batuan sedimen. Tetapi batuan itu hanya 2 % dari volume seluruh kerak bumi.
Ini berarti batuan sedimen tersebar sangat luas di permukaan bumi, tetapi
ketebalannya relatif tipis.

Batuan Sedimen Klastik dan Batuan sedimen Non


Klastik :
a. Batuan Sedimen Klastik
Batuan sedimen klastik terbentuk sebagai akibat pengendapan kembali
rombakan batuan asal, baik batuan beku, batuan metamorf ataupun batuan
sedimen yang lebih tua. Adapun fragmentasi batuan asal dimulai dari
pelapukan, baik mekanik maupun kimiawi, lalu tererosi, tertransportasi dan
terendapkan pada cekungan pengendapan lalu mengalami proses Diagenesa
yaitu proses perubahan-perubahan pada temperatur rendah yang meliputi
Kompaksi, Sementasi, Rekristalisasi, Autigenesis, dan Metasomatisme,
Klastik yang bersifat Silikaan ( Breksi, Konglomerat, Pasir, Lanau, Lempung
Klastik yang bersifat Karbonatan ( Kalsirudite, Kalkarenite, Kalsilutite )
b. Batuan Sedimen Non Klastik
Terbentuk dari Reaksi kimia atau kegiatan organisme. Reaksi kimia yaitu
Kristalisasi atau reaksi Organik ( Penggaraman unsur unsur laut,
pertumbuhan kristal dari agregat kristal yang terpresipitasi dan replacement.
Non klastik bersifat Silikaan ( Rijang )
Non Klastik bersifat Karbonatan ( Batu Gamping Nonklastik )

WARNA DAN TEKSTUR BATUAN


SEDIMEN
Warna Batuan

Warna Lapuk : warna batuan yang sudah terkontaminasi


dengan lingkungan.
Warna Segar : warna batuan yang tidak mengalami kontak
langsung dengan lingkungan
Tekstur
Ukuran butir :
Pemerian ukuran butir didasarkan pada pembagian besar
butir yang disampaikan oleh Wentworth, 1922, seperti di
bawah ini:

Pemerian ukuran butir untuk batuan sedimen karbonat klastik:

F. Pemilahan
Tingkat keseragaman butir penyusun, terdiri dari :

Very well sorted


Well sorted
Moderately sorted
Poorly sorted
Very Poorly Sorted

G.Klasifikasi Batuan Sedimen


Berdasarkan tenaga yang mengangkut hasil pelapukan

dan erosi batuan sedimen dapat digolongkan atas 3


bagain :
a) Sedimen Aquatis, yaitu sedimen yang diendapkan oleh
tenaga air.
contohnya : gosong pasir, flood plain, delta, dan lain-lain.
b) Sedimen Aeolis atau Aeris, yaitu sedimen yang
diendapkan oleh tenaga
angin. contohnya : tanah loss, sand dunes.
c) Sedimen Glassial, yaitu sedimen yang diendapkan oleh
gletser. Contohnya:morena, drumlin.

Materi partikel ada yang kasar dua ada yang halus cara

pengangkutan bermacam-macam, ada yang terdorong


(trection), terbawa secara melompat- lompat (saltion, terbawa
dalam duspensi, ada pula yang (solution).
Berdasarkan terbentuknya (lingkungan pengendapan ), batuan
sedimen dibagi
menjadi dibagi menjadi tiga, yaitu :
a. Sedimen laut (marine), diendapkan di laut contohnya batu
gamping,
dolomit, napal, dan sebagainya.
b. Sedimen darat (teristris/kontinen), prosesnya terjadi di darat,
misalnya
endapan sungai (aluvium), endapan danau, talus, koluvium,
endapan gurun
(aeolis), dan sebagainya.
c. Sedimen transisi, lokasi pembentukanya terletak antara darat
dan laut,
misalnya endapan delta dan endapan rawa-rawa (limnis).

Penggolongan batuan sedimen yang didasarkan pada cara pengendapannya,


dapat dikelompokkan menjadi 3 macam, yaitu :
a. Sedimen Klastis
Kata clastik berasal dari bahas Yunani yaitu klatos yang artinya pecahan.
Jadi, sedimen klastik adalah adalah akumulasi partikel-partikel yang berasal dari
pecahan batuan dan sisa-sisa kerangka organisme yang telah mati. Penamaan
batuan ini um,umnya berdasarkan pada besar butirnya, yaitu sebagai berikut :
Ukuran butir >256 mm disebut boulder atau bongkah (bongkah
konglomerat)
Ukuran butir 64-256 mm disebut cobble atau kerakal (karakal
konglomerat)
ukuran butir 4-64 mm) disebut pebble atau kerikil (kerikil konglomera)
Ukuran butir 2-4 mm disebut granule (batu pasir kasar)
Ukuran butir 1/16-2 mm disebut batu pasir
Ukuran butir 1/256-1/16 mm disebut batu lanau
Ukuran butir <1/256 mm disebut batu lempung

Beberapa betuan endapan kadang-kadang terbentuk dari bahan-bahan fosil.


Dengan demikian suatu batuan yang ada fosil binatang jelas bukan merupakan
batuan beku, melainkan batuan endapan.

b.Sedimen Kimia
Batuan sedimen kimiawi yaitu yang terangkut dalam bentuk larutan kemudian
diendapkan secara kimia di tempat lain. Endapan kimia juga berasal dari sumber air panas
dan secara tiba-tiba mengalami pendinginan akan menghasilkan endapan oval (kalsit).
Contoh : Evaporasi dari air laut dan air danau, batuan sedimen kimiawi
-Batu tetes (Stalaktit & stalakmit), yang banyak dijumpai dari gua bawah tanah di daerah
kapur.

Lapisan garam, suatu lapisan yang terbentuk dari mineral-mineral halit /NaCl yang di
endapkan di dasar laut atau dasar danau-danau garam karena penguapan.
HCL + NaOH NaCL + H2O
c. Sedimen Organik
Batuan sedimen organik /orgasen, yaitu batuan sediemn yang dibentuk atau diendapkan oleh
organisme.
Ciri-ciri batuan sedimen :
-Pada umumnya berlapis-lapis ,
-Lebih lunak, ringan dan berwarna terang,
-Tempat utama fosil.
Contoh: Batu bara terbentuk dari timbunan sisa-sisa tumbuhan di dasar danau (rawa-rawa,
berubah menjadi menjadi gambut, selanjutnya menjadi batu bara muda/batu bara).

H. Pengangkutan dan
pengendapan
Endapan diangkut melalui banyak cara. Mungkin meluncur pada

suatu lereng bukit atau mungkin dibawa melalui angin, glacier atau
oleh aliran air.Pada saat ini endapan dapat diangkut melalui
peluncuran atau penggelindingan menuruni bukit, yang hasilnya
berupa sebuah campuran partikel dengan berbagai ukuran. Dalam
proses pengangkutan partikel-partikel endapan melalui angin atau
air, terjadi pengendapan ketika air mengalir atau pergerakan angin
secara perlahan lahan menurun pada suatu kecepatan dimana
partikel partikel tidak dapat bergerak lagi. Endapan kasar
menunjukan endapan yang berasal dari angin atau air, endapan
halus menunjukan bahwa endapan disebabkan oleh air dan angin
yang bergerak secara perlahan ,atau hanya endapan halus yang
tersedia untuk diangkut. Terdapatnya lautan kuno, pesisir, danau,
sungai kecil, rawa dan tempat-tempat lainnya dimana endapan
tersebut terakumulasi,dapat pula dijadikan petunjuk tentang
terdapatnya batuan endapan.

I. Diagenesis
Diagenesis merupakan suatu istilah yang dipergunakan

untuk menyatakan
terjadinya suatu perubahan (transformasi) betuk dari
bahan deposit menjadi suatu
batuan endapan.Calsium Carbonate adalah salah satu
dari beberapa jenis semen,
tetapi silikat juga dapat mengikat butiran secara bersama
menjadi bentuk sebuah
partikel yang keras.
J. Sifat Batuan Sedimen
1. Stratifikasi
Stratifikasi sdimen adalah hasil dari sebuah penyusunan
lapisan partikel yang berupa endapan atau batuan
endapan. Pelapisan merupakan suatu hal yang sangat
penting pada batuanseimen, batuan vulkanik dan
metamorf.

2. Sortasi
Akibat yang menyolok dari pengangkutan partikel partikel oleh aliran air atau aliran
angin adalah penyortiran terjadi akibat spesivic gravity (perbandingan anatara berat
dari sebuah volume material terhadap berat dari volume satu kubik air).
Partikel batuan dan butir-butiran mineral yang mempunyai sifat mudah pecah
mungkin dapat diabaikan. Sedangkan yang tahan benturan akan terus terbawa oleh
aliran. Pada umumnya yang dapat bertahan adlah kuarsa, hal ini dikarenakan kuarsa
mempunyai sifat yang keras dan sedikit pecahannya.
3. Lapisan Sejajar (paralel Starata)
Lapisan lapisan dari endapan dapat dibagi dalam 2 kelas didasarkan atas sifat sifat
geometrik, yaitu : (1) Lapisan Sejajar dan (2) lapisan yang tidak sejajar/cross strata.
Lapisan sejajar adalah lapisan yang sejajar antara satu dengan lainnya. Lapisan ini
disebabkan oleh deposit air.
4. Bentuk Silang (Cross Strata)
Bentuk silang adalah bentuk yang membengkok (cenderung miring) dengan
kecenderungan menuju lapisan yang lebih tebal. Bentuk silang pada umumnya
terlihat pada delta delta sungai, bukit bukit pasir, pantai pantai dan endapan sungai.
Bentukan tersebut dapat terjadi jika terdapat lubang lubang pada lapisannya,
sehingga akan di isi oleh deposit baru yang akan membentuk lapisan silang

K. Manfaat Batuan Sedimen


Untuk bahan dasar bangunan (gypsum)

Untuk bahan bakar (batu bara)


Untuk Pengeras jalan (batu gamping)
Untuk Pondasi rumah (batu gamping)
Dll.

L. JENIS-JENIS BATUAN SEDIMEN


1. BREKSI

Breksi memiliki butiran-butiran yang bersifat coarse yang terbentuk dari


sementasi fragmen-fragmen yang bersifat kasar dengan ukuran 2 hingga 256
milimeter. Fragmen-fragmen ini bersifat runcing dan menyudut. Fragmenfragmen dari Breksi biasanya merupakan fragmen yang terkumpul pada bagian
dasar lereng yang mengalami sedimentasi, selain itu fragmen juga dapat berasal
dari hasil longsoran yang mengalami litifikasi.
Komposisi dari breksi terdiri dari sejenis atau campuran dari rijang, kuarsa, granit,
kuarsit, batu gamping, dan lain-lain.

2. KONGLOMERAT

Konglomerat hampir sama dengan breksi, yaitu memiliki


ukuran butir 2-256 milimeter dan terdiri atas sejenis atau
campuran rijang, kuarsa, granit, dan lain-lain, hanya saja
fragmen yang menyusun batuan ini umumnya bulat atau
agak membulat.
Pada konglomerat, terjadi proses transport pada materialmaterial penyusunnya yang mengakibatkan fragmenfragmennya memiliki bentuk yang membulat

3. SANDSTONE

Sandstone atau batu pasir terbentuk dari sementasi dari butiran-butiran


pasir yang terbawa oleh aliran sungai, angin, dan ombak dan akhirnya
terakumulasi pada suatu tempat. Ukuran butiran dari batu pasir ini 1/16
hingga 2 milimeter. Komposisi batuannya bervariasi, tersusun terutama
dari kuarsa, feldspar atau pecahan dari batuan, misalnya basalt, riolit,
sabak, serta sedikit klorit dan bijih besi. Batu pasir umumnya
digolongkan menjadi tiga kriteria, yaitu Quartz Sandstone, Arkose, dan
Graywacke.

QUARTZ SANDSTONE

Quartz sandstone adalah batu pasir yang 90% butirannya tersusun dari kuarsa.Butiran kuarsa
dalam batu pasir ini memiliki pemilahan yang baik dan ukuran butiran yang bulat karena
terangkut hingga jarak yang jauh. Sebagian besar jenis batu pasir ini ditemukan pada pantai
dan gumuk pasir.
ARKOSE

Arkose adalah batu pasir yang memiliki 25% atau lebih kandungan feldspar. Sedimen yang menjadi
asal mula dari Arkose ini biasanya hanya mengalami sedikit perubahan secara kimia. Sebagian arkose
juga memiliki sedikit butiran-butiran yang bersifat coarse karena jarak pengangkutan yang relatif
pendek.

GRAYWACKE

Graywacke adalah salah satu tipe dari batu pasir yang 15% atau lebih komposisinya adalah
matrix yang terbuat dari lempung, sehingga menghasilkan sortasi yang jelek dan batuan
menjadi berwarna abu-abu gelap atau kehijauan.
4. SHALE

Shale adalah batuan sedimen yang memiliki tekstur yang halus dengan ukuran butir
1/16 hingga 1/256 milimeter. Komposisi mineralnya umumnya tersusun dari mineralmineral lempung, kuarsa, opal, kalsedon, klorit, dan bijih besi. Shale dibedakan
menjadi dua tipe batuan, yaitu batu lanau dan batu lempung atau serpih. Batu lanau
memiliki butiran yang berukuran anara batu pasir dan batu serpih, sedangkan batu
lempung memiliki chiri khas mudah membelah dan bila dipanasi menjadi plastis.

5. LIMESTONE
Limestone atau batu gamping adalah batuan sedimen yang
memiliki komposisi mineral utama dari kalsit (CaCO3).
Teksturnya bervariasi antara rapat, afanitis, berbutir
kasar, kristalin atau oolit. Batu gamping dapat terbentuk
baik karena hasil dari proses organisme atau karena proses
anorganik. Batu gamping dapat dibedakan menjadi batu
gamping terumbu, calcilutite, dan calcarenite.
CALCARENITE
Calcarenite memiliki ukuran butir 1/16 hingga 2 milimeter,
batuan ini terdiri dari 50% atau lebih material carbonate
detritus, yaitu material yang tersusun terutama atas fosil
dan oolit.
CALCILUTITE
Calcilutite terbentuk jika ukuran butiran dari calcarenite berubah
menjadi lebih kecil hingga kurang dari 1/16 milimeter yang
kemudiaan mengalami litifikasi

GAMPING TERUMBU

Batu Gamping terumbu terbentuk karena


aktivitas dari coral atau terumbu pada
perairan yang hangat dan dangkal

6. SALTSTONE
Saltstone terdiri dari mineral halite (NaCl) yang
terbentuk karena adanya penguapan yang biasanya
terjadi pada air laut. Tekstur dari batuan ini berbentuk
kristalin

7. GIPSUM

Gipsum tersusun atas mineral gipsum (CaSO4.H2O).


Sama seperti dengan Saltstone, batuan ini terbentuk
karena kandungan uap air yang ada menguap.
Tekstur dari batuan ini juga berupa kristalin.

8. COAL

Coal atau batu bara adalah batuan sedimen yang terbentuk dari kompaksi material
yang berasal dari tumbuhan, baik berupa akar, batang, maupun daun. Teksturnya
amorf, berlapis, dan tebal. Komposisinya berupa humus dan karbon. Warna biasanya
coklat kehitaman dan pecahannya bersifat prismatik.
Batu bara terbentuk pada rawa-rawa pada daerah beriklim tropis yang airnya
mengandung sedikit oksigen. Bagian dari tumbuhan jatuh dan mengendap di
dasar rawa semakin lama semakin bertambah dan terakumulasi. Material tersebut
lama-kelamaan terkubur oleh material di atasnya sehingga tekanannya bertambah
dan air keluar, dan kemudian mengalami kompaksi menjadi batu-bara.

Anda mungkin juga menyukai