Anda di halaman 1dari 86

ONKOLOGI

By: Arini Aditya Amri


Pembimbing : dr. Saleh Setiawan, Sp.B

Cabang ilmu kedokteran yang mempelajari


berbagai aspek pertumbuhan jaringan sel
abnormal yang disebut neoplasma yang
dalam bahasa sehari-hari disebut tumor.

Klasifikasi
Tumor

Jinak
- Tumbuhnya ekspansif
(mendesak) pada jaringan
sekelilingnya

- Mempunyai simpai
(kapsul)

Struktur dan Sifat Serta Perangai


Tumor Ganas = Kanker
Neoplasma adalah penyakit pertumbuhan sel
baru yang tidak terbatas, tidak ada koordinasi
dengan sekitarnya dan tidak berfungsi fisiologis

Pembeda Tumor Jinak atau Ganas


Berdasar Ciri-ciri Klinis
Sitologik

melihat keadaan sel tumor itu sendiri, yaitu


keadaan intinukleus, kromatin, bentuk dan
besarnya se-sel tumor.

Histologik

melihat hubungan jaringan tumor dengan jaringan


yang sehat sekitarnya.

merupakan penggabungan konsep ikatan kimia


dan prinsip imunologik yang dapat menilai sifat
Imunohist
sel.
okimia

CIRI CIRI TUMOR GANAS (KANKER)


Dari segi patohistologik
1. Anaplasia
Kompenen tumor yg terdiri
dari :
a. Sel neoplasma yang
berproiferasi
membentuk
parenkim tumor
b. Stroma yang terdiri atas
jaringan ikat dan
pembuLuh darah
2. Parenkim
3. Polaritas ( kehilangan
susunan atau struktur
yang normal)

Kemampuan
bermetastasis

Dari segi fungsi sel :


Beberapa pemeriksaan
khusus, yaitu onkogen dan
petanda proliferatif telah
dapat ditemukan yang
dapat mengetahui nilai
prognostik suatu kanker

Proses pertumbuhan :
Dalam keadaan normal
terdapat keseimbangan
antara pembentukan dan
hancurnya sel.

Kemampuan
pertumbuhan
infiltratif Salah satu sifat
karakteristik dari sel kanker
adalah kemampuannya
untuk menembus jaringan
normal dan penetrasi ke
dalam pembuluh darah
dan saluran limfe

Residif (kekambuhan)
1. Adanya sel-sel kanker
yang tertinggal
2. Adanya pertumbuhan
yang baru dari sel yang
sama

Faktor faktor yang mempengaruhi


Pertumbuhan kanker

Intrinsik
Hormon

Status
imunologik
Reaksi
humoral
Reaksi seluler

Ektrinsik
Bahan kimia
Tenaga sinar :
sinar X,
gamma
Virus

Diagnosis kanker
Pengobatan
kanker
Keadaan klinik dan biologi
tumor
Gambaran patologik
anatomi dan sitologi
Pemeriksaan dengan
radioimaging

Pembedahan
Radioterapi
Kemoerapi

KANKER PAYUDARA

EPIDEMIOLOGI
Tinggi pada :

Umur 45 49 thn
(Indonesia)
Umur > 50 th
(Negara maju)

Laki laki : 1%
Herediter : 5%

Indonesia
No. 1 Kanker Serviks
No. 2 Kanker Payudara
Negara maju :
No. 1 Kanker Payudara
No. 2 Kanker Serviks

Etiologi
Genetika

Radiasi
daerah
dada

Pengaruh
hormon

Virogen

Kanker
Payudara

Makanan

FAKTOR
RISIKO

FAKTOR
RISIKO TINGGI

Umur > 30 tahun


Haid pertama dini
( < 12 th )
Menopause lambat
Tidak pernah hamil
Riwayat keluarga ( + )
Tidak kawin
Melahirkan anak I >
35 th

Tidak menyusui anak


Pernah operasi payudara
sebelahnya
Ada keluarga yang
menderita
Pernah radiasi daerah
dada
Pernah terapi hormon
yang lama

DIAGNOSA PASTI

ANAMNESIS
PEMERIKSAAN FISIK
PEMERIKSAAN PENUNJANG

DIAGNOSA PASTI

PEMERIKSAAN
HISTOPATOLOGIS

Gejala & Tanda


Terjadi perubahan bentuk
payudara
Ada benjolan dengan luka yang
sukar sembuh
Retraksi papilla mamma
Nipple discharge
Kulit payudara berubah warna
Peau dorange
Dimpling
Ada pembesaran kelenjar regional
Luka lecet di areola yang tidak
sembuh setelah diterapi 2 minggu

PEMERIKSAAN PAYUDARA

Inspeksi
Palpasi
Posisi Duduk dan baring
Periksa dengan Jari-jari
Periksa seluruh payudara

PEMERIKSAAN PAYUDARA

Inspeksi :

Bentuk payudara
Simetris
Kelainan di areola
Retraksi papilla
Peau dorange
Dimpling
Warna kulit

PEMERIKSAAN PAYUDARA
Palpasi :

Lokalisasi Tumor
Ukuran Tumor
Konsistensi Tumor
Permukaan Tumor
Perlekatan dengan jaringan
sekitar
Suhu raba
Pembesaran kel. limfe regional

PEMERIKSAAN
PENUNJANG

Laboratorium
Foto Thorax
Bone Survey / bone scanning
USG
Mammografi

DD
???
FAM
Fibrocystic of the breast
Galaktokel
Mastitis

FAM

Tumor jinak (45,2%-50%)


Bentuknya bulat lonjong
Dapat digerakkan
Konsitensi padat kenyal
Tumbuhnya lambat
Tidak nyeri
Usia = 15-30 thn
Bilateral/multipel
Tidak bermetastasis
Terapi = eksisi tumor

FIBROKISTIK
Dipengaruhi faktor hormonal
Ukuran membesar saat haid
dan sakit dan setelah haid
sakit menghilang/berkurang
Tidak berbatas tegas
Konsistensi padat kenyal,
kistik
Multipel/bilateral
Terapi : medikamentosa
(simtomatis)

MASTITIS

GALAKTOKEL

Massa tumor kistik yang


timbul
Akibat sumbatan
saluran/duktus laktiferus
pada ibu-ibu yang sedang
/baru selesai masa laktasi
Berisi air susu yang
mengental
Berbatas tegas , bulat

Infeksi glandula mammae pada wanita


menyusui
Etiologi : Staphylococcus aureus
masuk melalui sobekan atau retakan di
kulit.
Gejala : Nyeri payudara,Benjolan
payudara,pembengkakan salah satu
payudara, kemerahan dan teraba
hangat, demam, Nipple discharge dan
Pembesaran KGB axilla.
Terapi :
Lakukan pengompresanhangat,
Pemberian anti biotik dan analgetik,
Untuk mencegah pembengkakan,
lakukan pemijatan dan pemompaan air
susu, Apabila terjadi abses, lakukan
insisi.

SISTEM TNM
Tx

To
Tis

T1
T2
T3
T4

= tumor primer
tidak bisa
diketahui
= tumor primer
tidak teraba
= carcinoma
insitu
= < 2 cm
= >2 - < 5 cm
= > 5 cm
= tumor melekat
pada kulit
atau otot
pectoralis

T =Tumor
N = Node/(kelenjar )
M = Metastasis jauh

N = kelenjar limfe regional


Nx = N tidak dapat ditentukan
No =Tidak ada metastasis ke
kelenjar limfe regional
N1 = Metastasis ke kel. limfe
aksila ipsilateral dan
mobil
N2 =Metastasis ke kel.limfe
aksila ipsilateral dan
terfiksir satu dengan
lainnya
N3 =Metastasis ke kel.limfe
infraclavicular ipsilateral atau
pada kel.limfe mammaria
interna ipsilateral + aksila
atau metastasis ke kel.
supraclavicular + mammaria
int dan aksila

M = Metastasis jauh
Mx = Metastasis jauh
belum dapat
dibuktikan
Mo = Tidak ada
metastsaia jauh
M1 = Ada metastasis
jauh (termasuk
metastasis ke
kel.supraclavicular
ipsilateral )

STADIUM I

T1a

NON1a Mo Tumor dengan diameter 2 cm atau


kurang , tak terfiksir pada kulit tanpa
ada metastasis aksila

STADIUM II

T0T1a T1b

N1b

Mo Tumor dengan diameter 2 cm atau


kurang dengan metastasis aksila

STADIUM IIIa

T3a T3b

N0, N1

M0 -Tumor dengan diameter 5 cm dengan


atau tanpa metastasis
- Tumor dengan metastasis aksila yang
meleket

STADIUM IIIb

T1a,b

N3

M0 - Tumor dengan metastasis


infra/supraklavikula
-Tumor yang telah menginfiltrasi kulit
atau dinding thoraks

T2a,b
T3a,b
T4a,b

STADIUM IV

N apa
saja

T apa saja N apa


saja

M1 - Tumor buah dada yang telah


mengadakan metastasis jauh

STAGING
S
T
A
G
E

I
IIA
IIB
IIIA
IIIB
IV

Stadium
Dini

Stadium
Lanjut

PENGOBATAN

Pada stadium I,II,III awal kuratif


Stadium berikutnya
ajuvant

radikal mastektomi / modified radikal mastektomi


simpel mastektomi dengan radiasi ajuvant dan
kemoterapi ajuvant
Stadium IIIB dan IV bersifat paliatif tujuan : mengurangi
penderitaan penderita dan memperbaikki kualitas
hidup
IIIB radiasi dan dapat diikuti modalitas lainnya yaitu terapi
hormonal dan kemoterapi
IV kemoterapi dan terapi hormonal
Stadium I dan II
Stadium III A

PROGNOSIS
KETAHANAN HIDUP

S
T
A
G
E

5 tahun

10 tahun

85%

70%

II

66%

50%

III

41%

IV

10%

PENCEGAHAN DAN DIAGNOSIS


DINI

SADARI sebaiknya dikerjakan setelah


menstruasi yaitu hari ke 7 10 dari hari
menstruasi pertama.

American cancer Society menganjurkan :


- wanita > 20 tahun,lakukan SADARI tiap
bulan.
- wanita 20 40 tahun, tiap 3 tahun.
- wanita > 40 tahun, tiap 1 tahun.

TUMOR
DAERAH
LEHER

KISTA DUKTUS TIROGLOSSUS


Terjadi akibat penutupan atau proses
obliterasi yang tidak komplit dari jalan
turun kelenjar tiroid dari foramen sekum
hingga daerah prelaringeal setinggi
krikotiroid.
Di jumpai pada usia 2 7 tahun, dapat
pula dilakuan pada orang dewasa.

Ditemukan di garis tengah,umumnya


kranial dari kelenjar tiroid hingga daerah
dasar lidah.
Apabila terdapat hubungan dengan
rongga mulut maka dapat disertai infeksi.
Secara klinis sering ditemukan adanya
tract dari kista hingga ke hyoid bone.

Histopatologi
- berisi unsur seperti koloid.
- epitel skuamos atau kolumnar berisiko.
Terapi
Operasi ekstirpasi, tract diikuti sampai os
hyoid dengan memotong os hyoid.

KISTA BRONKIOGENIK
Usia 2-7 tahun dpt pula pada org dewasa
Kegagalan pertumbuhan normal dari celah insang I dan II,
akn menimbulkan sisa sepanjang bag anterior
m.sternokledomastoideus , berupa sisa tulang rawan, kista
atau sinus atau kombinasi ketiganya.
Gejala klinisnya berupa kista yang terdapat unilateral
dengan lokasi anterior dari m. Sternokleidomastoideus.
Bentuk bulat lonjong yang terdapat dapat diikuti sampai
daerah setinggi orofaring. kadang-kadang disertai infeksi.

Histopatologi
- Epitel berlapis gepeng
- Epitel berlapis kolumnar
=> Unsur-unsur tulang rawan kunci diagnostik.
=> Unsur limfoid dibawah epitel folikel

Terapi
Ekstirpasi

Limfangioma =
Hygroma Sistika
Tumor jinak dari sistem
limfatik.
Umur 1-2 tahun
Berlokasi di seluruh
tubuh leher & aksila.
Secara klinis ditemukan
massa yang lunak,kistik
yng berasal dari kantong
limfatik dari massa
embrional.

Secara Histopatologis
Jenis simplek
sel kapiler limfatik yang kecil

kavernosa
Sel kapiler limfatik yang lebih
besar

Kistik
Merupakan higroma yang
klasik

Secara klinis
Massa lunak, fluktuasi dan berlobus-lobus
Transluminasi pd pemeriksaan diafanoskopi
batas tidak tegas
Terapi : Pembedahan

KARSINOMA
TIROID

Epidemiologi
Insiden karsinoma tiroid di Indonesia belum
diketahui hingga sekarang.
Berdasarkan distribusi seks,di dapatkan
wanita lebih banyak dari laki-laki = 9 : 2
Berdasarkan distribusi umur, kasus di RSCM
Jakarta tersering berkisar pada umur
40 60 tahun.

Etiologi
Kenaikan sekresi hormon TSH dari
kelenjar hipofise anterior.
Radiasi ion pada leher.
Faktor genetik.

Klasifikasi Karsinoma Tiroid


Adenokarsinoma papiler

Well differented
carcinoma

Adenokarsinoma folikuler

Hurthle cell carcinoma

Ca Tiroid

Small cell carcinoma


Undifferentiated
carcinoma
Giant cell
carcinoma
Carcinoma
meduler

Tumor ganas lainnya

Adenokarsinoma
Papiler
Tumbuh lambat dan
berdifferensiasi baik.
Biasanya terdapat pada
usia < 40 tahun.
Gambaran
histopatologiknya
ditemukan struktur papiler
dari sel-sel ganas
uniform,baik ukuran
maupun intinya.
Kadang disertai adanya
struktur folikuler atau
psamoma bodies di tengah
struktur yang papiler.

Adenokarsinoma
Folikuler
Dapat ditemukan pada
semua umur, tapi lebih
banyak pada usia > 40
tahun.
Lebih sering unilateral
daripada bilateral.
Histopatologik
memperlihatkan struktur
sel tiroid yang merupakan
folikel-folikel.
Penyebaran terutama
melalui hematogen

Karsinoma Anaplastik
Perjalanan penyakit cepat
dan fatal.
Keluhan akbt penekanan
dan invasi tumor.
Keadaan umum cepat
menurun dan tumor cepat
mengadakan metastasis
jauh.
Histopatologik terdiri dari
anaplastic spindle yang
giant cell atau small cell

Karsinoma
Meduler
Sering ditemukan pada usia tua
950 60 tahun).
Karsinoma berasal dari sel C
atau parafolikuler kel.tiroid
yang banyak mengandung
amyloid.
Di sebut juga sel APUD (amine
precursor up take and
decarboxylation cell) dan
karsinoma solidum.
Tipe ini bersifat familial dan
herditer.
Penyebaran melalui sistem
kelenjar getah bening.

PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Ultrasonogrfi
2. Scanning tyroid
3. Fine Needle Aspiration Biopsy
(FNAB)
4. Biopsy

Penentuan Stadium Klinis


I. A. Unilateral
B. Multifokal / Bilateral
II. A. Unilateral lymphonodes
B. Bilateral / mediastina
III. Local invasion
IV. Distant metastases

T = tumor primer
To = tidak jelas tumor primer
T1 = tumor sampai 1 cm
terbatas dalam kelenjar
tiroid
T2 = tumor sampai 1 4 cm
terbatas dalam kelenjar
tiroid
T3 = tumor sampai > 4 cm
terbatas dalam kelenjar
tiroid
T4 = tumor setiap ukuran
tapi sudah menembus
kapsul tiroid
T1a = tumor 1 cm solitary
tumor
T1b = tumor 1 4 cm
multifokal

N = kelenjar limfe regional


N0 = N tidak teraba
N1a = Metastasis ke kel. limfe
leher ipsilateral
N1b = Metastasis ke kel.limfe
leher bilateral atau
midline atau leher
kontralateral atau
mediastinum
M = Metastasis jauh
M0= Tidak ada metastasis
jauh
M1 = Ada metastasis jauh

Terapi
Pembedahan
Non Pembedahan
- Radiasi internal dengan J (131)
- Radiasi eksternal dengan Co 60 dengan
dosis total 4000 5000 rad
- Kemoterapi
- Hormonal
- Lobektomi

PROGNOSIS
Tipe histopatologi
stadium klinik patologi
Lamanya penyakit hingga
terdiagnosa dan diberikan
pengobatan
Usia penderita

KARSINOMA RONGGA MULUT

Epidemiologi
Keganasan rongga mulut untuk daerah yang
berbeda,insidennya juga berbeda.
Keganasan rongga mulut 2 5 % dari
seluruh keganasan pada manusia atau 40 %
dari seluruh keganasan kepala leher.

Keganasan rongga mulut


untuk daerah yang
berbeda, insidennya juga
berbeda.
Keganasan rongga mulut
2 5 % dari seluruh
keganasan pada
manusia atau 40 % dari
seluruh keganasan
kepala leher.

Keganasan yang relatif


jarang.
90 97 % : karsinoma
sel skuamosa
2 3% :adenokarsinoma
1 % :lainnya
Untuk grading dipakai
klasifikasi Broders.

Etiologi dan Predisposisi

Faktor
Entrinsik

Merokok,minum
alkohol,mengunyah sirih
atau tembakau,sinar
matahari,kebersihan
mulut,dll.

Faktor
Intrinsik

Genetik,imunosupresi,
kekurangan
gizi,siphilis,dll.

DIAGNOSIS
Gejala
Nyeri
Foetor ex ore
Hipersalivasi
Disfagia
Benjolan di leher

Bila pada lidah


Ankiloglosia
Disfoni
Suara serak

Gambaran Klinis

Tipe Ulseratif

Tipe Fisura

Ulkus,dasar
dan sekitarnya
padat,tepi lebih
tinggi.

Lesi berupa
celah yang
dalam dengan
sekitarnya yang
padat.

Benjolan
Infiltrat
Berlobus
dengan mukosa
tampak normal
dengan abses
kecil kecil

Tipe Eksofitik
Benjolan lebih
tinggi dari
permukaan
lidah dan
ditutupi keratin
putih.

Pemeriksaan Lain

Pewarnaan dengan toluidine blue 1%


Sitologi eksfoliatif
Biopsi
Penyebaran
Perkontinuitatum,limfogen,dan hematogen.

SISTEM TNM
T1 = tumor lebih kecil
atau = 2 cm
T2 = tumor 2 4 cm
T3 = tumor > 4 cm
T4 = tumor < 4 cm
atau menginvasi
ke otot, tulang
dan kulit

N1 = pembesaran kelenjar
limfe homolateral dan
mobile
N2 = pembesaran kelenjar
limfe kontralateral dan
mobile atau kelenjar
limfe bilateral
N3 = kelenjar limfe terfiksir
M0 = Tidak ada metastasis
jauh
M1 = Adanya metastasis
jauh

Prognosis
Letak tumor
Stadium pada saat diagnosis
Derajat differensiasi sel tumor

Terapi
1.
2.
3.
4.

Operasi
Radioterapi
Kemoterapi
Kombinasi

Kelainan Kelenjar Parotis


Kista retensi kelenjar ludah
Bila ada batu penyumbatnya disebut sialolithiasis.
Peradangan kelenjar ludah saja disebut sialodenitis.

Radang
Peny. Miculicz kelainan sistemik yg disertai dg pembesaran
parotis, xerostomia, dan kerotoconjungtivitis sicca

Limfadenitis di regio parotis

Kista epidermal di regio parotis

Patologi Tumor Kelenjar Ludah

Tumor Epitelial
1. Adenoma
- Monomorfik
- Adenolymphoma (tumor warthin)
- Adenoma oksifilik
2. Tumor mucoepidermoid
3. Tumor sel asinik
4. Karsinoma
- Adenoid cystic carsinoma
- Mucoepidermoid carcinoma
- Adenocarcinoma
- Undifferentiated carcinoma
- Malignant mixed tumor

Tumor Non Epitelial


JINAK:
1. Hemangioma
2. Fibroma
3. Neurofibroma
GANAS:
1. Hemangioma
2. Hemangiosarcoma
3. Fibrosarcoma
4. Neurofibrosarcoma
5. Limfoma malignum

Tumor Jinak Parotis


Sering ditemukan bentuk mixed tumor.
Sifat sifatnya:
1. Benjolan di sekitar liang telinga, nyeri (-), tumbuh
lambat, konsistensi padat, berbatas tegas, gangguan
n.fasialis tdk ditemukan.
2. Gross anatomi tumor berkapsul, warna putih, padat.
3. Patologi tumor tdk berkapsul asli, mengesankan
berasal dari campuran adenoma dan jaringan
miksomatosa pleomorphic adenoma.
4. Tumor campur mudah residif bila pengangkatan
inadekuat.

Terapi Tumor Jinak Parotis


Sebagian besar tumor parotis jinak
berasal dari lobus superfisialis
diangkat meninggalkan n.fasialis & lobus profunda
parotidektomi superfisialis
Hasil dikirim ke PA untuk Px. Frozen section
Bila hasil keganasan lobus profunda juga diangkat
Bila saraf fasialisnya sudah terinfiltrasi maka saraf diangkat
seluruhnya atau sebagian diangkat bersama tumor.

Tumor Ganas Parotis


Tanda tanda yang mencurigakan akan keganasan
parotis :
- Tumor keras & batas tidak tegas
- Paralise nervus fasialis
- Tumor yang ulseratif
- Tumor tumbuh cepat
- Tumor dengan pembesaran KGB reg
- Tumor parotis dg gambaran metastase di paru paru

Terapi Karsinoma Parotis


Bersifat lokal parotidektomi totalis dengan
pengangkatan atau preservasi saraf fasialis.
Bila saraf terkena mengakibatkan kelumpuhan
otot wajah utk selamanya.
Dilakukan diseksi leher radikal (Radical Neck
Disection) & parotidektomi totalis dengan atau tanpa
pengangkatan saraf fasialis.
Radioterapi bila tumor inoperabel atau tidak
terangkat seluruhnya pada operasi.

Penyulit Pasca Operasi


Fistel Liur
Syndroma Frey
Parese atau paralisis saraf fasialis

Bagan Penanganan Tumor Parotis


Operabel dengan (N) Secara Klinis Negatif
Tumor parotis (N negatif)
Parotidektomi superfisial
Potong beku
Jinak

Ganas

Stop

Parotidektomi total +
Sampling KGB subdigastrikus
Potong beku
Meta k.g.b (-)
Stop

Meta k.g.b (+)


RND

Adalah tumor ganas kulit yang berasal dari sel


melanosit dengan gambaran berupa lesi kehitamhitaman pada kulit atau mukosa.

EPIDEMIOLOGI & ETIOLOGI


Hanya 3% dari seluruh keganasan kulit.
Wanita = laki-laki

Lebih sering ditemukan pada orang kulit putih terutama yang bermata
biru, ramput putih atau merah dan kulit pucat daripada orang kulit
berwarna dan bagian yang terkana paparan sinar matahari.

Biasanya timbul dari pre existing benign naevi.

Faktor herediter (BK male syndrome)

KETEBALAN TUMOR MM
Menurut Clark dkk (1965)

Menurut Breslow

Tingkat 1 : terbatas pd
epidermis (insitu)
Tingkat 2 : menginvasi papila
dermis
Tingkat 3 mengisi papila
dermis & mencapai
perbatasan papila dermis bag
bawah (dermis retikular)
Tingkat 4 : menginvasi dermis
retikular
Tingkat 5 : menginvasi
jaringan lunak subkutis

0-075 mm : metastasis ke KGB


regional 3%
0,76-1,49 mm : metastasis ke KGB
6%, 5 years survival rate 66%
1,50-3,99 mm : metastasis ke KGB
32%
1,50-2,25 : 5 years survival rate
69%
2,26-3,00 mm : 5 years survival
rate 37%
>3mm : 5 years survival rate 37%
>4mm : metastasis ke KGB
regional 59%

PENTAHAPAN PASCABEDAH
Didasarkan atas dua kriteria histologik :
1. Menurut Breslow : ketebalan tumor, sesuai dengan
ukuran terpanjang dari diameter vertikal tummor
dalam milimeter.
2. Menurut Clark : kedalaman infiltrasi tumor ke
lapisan-lapisan kulit, Clarks levels.
Catatan : bila tidak ada ketidak-cocokan antara kedua
kriteria ini, maka pT diambil yang terburuk
ukurannya.

DIAGNOSIS
Gambaran Tipikal secara Klinis
dan Histopatologis

Lentigo Maligna Melanoma


(LMM)
Superficial Spreading
Melanoma (SSM)
Nodular Melanoma
Acral Lentigenous
Melanoma (ALM)

Diagnosis Pasti
Dengan pemeriksaan
histopatopogis

Pemeriksaan Penunjang
Foto thoraks
CT Scan
USG
dll

Superficial Spreading Melanoma (SSM)


Melanoma terbanyak di Indonesia
(70%)
Usia 30-50 tahun.
Timbul pada kulit normal (de novo),
berupa plak archiformis berukuran 0,5
- 3 cm dengan tepi meninggi dan
Superficial spreading melanoma
irreguler.
pada kulit
Permukaannya terdapat campuran
dari bermacam-macam warna, seperti
coklat, abu-abu, biru, hitam dan
sering kemerahan Lesi ini meluas
secara radial.
Predileksinya pada wanita sering
dijumpai di tungkai bawah, sedangkan
pada pria di badan dan leher.
Secara histologis, ditandai buckshot
(pagetoid) melanosit pada epidermis. Superficial spreading melanoma di palatum,
lesi coklat kehitaman dengan batas tak
beraturan, tampak lesi satelit

Nodular Melanoma (NM)


Kedua terbanyak (15-30%).
Paling sering di kaki dan
badan.
Lesi berupa nodul berbentuk
setengah bola (dome shaped)
atau polipoid dan eksofitik,
berwarna coklat kemerahan
atau biru sampai kehitaman.
Dapat mengalami ulserasi dan
mudah terjadi perdarahan
hanya dengan trauma ringan.
Secara histologis, lesi ini tidak
memiliki fase pertumbuhan
radial.

Nodular melanoma pada gingiva


disertai ulserasi

Nodular melanoma pada kulit

Lentigo Maligna Melanoma (LMM)


Jarang ditemukan (4-10%).
Pertumbuhan terjadi sangat lambat bisa sampai 5-20 tahun.
Ditemukan di kepala, leher, dan lengan pada individu yang
lebih tua dengan rata-rata umur 65 tahun.
Perbandingan antara pria dan wanita 1: 2-3.
Lesi precursor in situ biasanya besar, berdiameter lebih dari 13 cm dengan tepi tidak teratur, telah terjadi minimal 10-15
tahun, dan menunjukkan pigmentasi makula dari coklat tua
sampai kehitaman, namun pada beberapa area dapat tampak
hipopigmentasi.
Secara histologis ditandai dengan proliferasi melanosit yang
predominan dan meluas sepanjang struktur adneksa kulit.

Acral Lentiginous Melanoma (ALM)


Sering dijumpai di telapak
tangan, ibu jari kaki, daerah
subungul & membran mukosa.
Biasanya berawal dr
pigmentasi hitam, makula
batas tdk teratur, yg kemudian
berkembang menjadi papula
yang invasif.
Sering terjadi didekade ke 5 -7
dari hidup seseorang.
Pertumbuhan lesi makula
meluas kearah lateral dan ke
arah vertikal berupa
penebalan lesi.

Lentigo Melanoma Maligna (LMM)

Acral Lentiginous Melanoma (ALM)

D/ Melanoma (The ABCDE checklist


from the American Cancer Society's )
Asymetry
Bentuk tumor yang tidak simetris

Border irregularity
Garis batas yang tidak teratur

Colour Variation
Dalam satu lesi warnanya dapat bervariasi

Diameter
Diameter tumor lebih besar dari 6 mm

Evolution
Terdapat perubahan lesi yang dapat diperhatikan sendiri oleh penderita dan
keluarganya

PENGOBATAN
Eksisi
Luas

En bloc

Prophylactic
node
dissection

Obat
sitostatika
DTIC
(Dacarbazine)
400 mg/m2
i.v. Hari ke-1
sampai 3,
diulangi tiap
3 minggu
Regional
Isolated
Perfusion
(RIP)
Melphalan

Imunoterapi

Bacillus
Calmette
Giurin (BCG)

Intra
Arterial
Infusion

PROGNOSIS
Tergantung dari :
Lokasi tumor
Stadium klinis dan derajat invasi
Jenis kelamin

Keganasan kulit terbanyak

Karsinoma sel skuamosa (42,9%)


Karsinoma sel basal ( 32,9%)
Melanoma maligna (10,7%)
Tumor ganas adneksa kulit (6,1%)
Sarkoma jaringan lunak (3,4%)
Tumor ganas jaringan limfoid (1,9%)
Tumor ganas pembuluh darah (0,9%)

Basalioma

Berupa benjolan transparan,


kadang dengan pinggir seperti
mutiara, sentral benjolan
cekung dan halus.
Tumbuh lambat dengan ulserasi,
jenis ulkus roden tumbuh lebih
cepat dan dapat menyebabkan
kerusakan disekitarnya.
Terapi : pembedahan ,
radioterapi atau kombinasi
keduanya.

Karsinoma planoselular (squamous


cell cancer)

Tumbuh dengan berbagai


bentuk
Batas tidak jelas, penebalan
karena pertandukan dan
dengan cepat terjadi ulserasi

Subtipe :
Kornifikans : berdiferensiasi
baik, mutiara tanduk
Non kornifikans :
diferensiasi sel mulai buruk,
asal usul sel tumor dapat
dikenali.

Undifferentiated atau
anaplastik : differensiasi selsel tumor buruk, asal usul
sel tumor tdk dpt dikenali,
metastasis ke kelenjar limfe
yg besar.

Terapi
Pembedahan : eksisi luas
Radioterapi apabila
kontra indikasi operasi
Kemoterapi : indikasi =
sebagai ajuvan terapi
pada radiasi maupun
pembedahan dan terapi
primer, bila ada
metastase jauh

Prinsip Pengobatan
Kenali tumor sedini mungkin
Biopsi dengan narkosa umum atau regional bila curiga adanya
keganasan
Eksisi luas jika terbukti secara histologik tumor ganas
Diseksi KGB regional metastasis ke KGB yg mengandung anak
sebar tumor
Diseksi elektif KGB tidak mengandung anak sebar tumor
Kelainan prakanker diobati secara tepat dan teliti
Cryosurgery, chemo surgery dari MOHS dapat dipakai untuk
tumor kulit yang kecil
Kemoterapi dengan sitostatika dapat dipergunakan dengan
topikal (misalnya salp 5FU) dan lokal (misalnya intra-anterial
infusion dan perfusi regional) atau sistemik

Anda mungkin juga menyukai