Anda di halaman 1dari 49

Patofisiologi Congesti Heart

Failure
Penatalaksanaan Faramkologi
pada CHF
Penatalaksanaan Keperawatan
pada CHF
Pengkajian CHF

Asuhan Keperawatan pada CHF

CONGESTI HEART FAILURE

Congesti Heart Failure


Gagal jantung didefinisikan sebagai kegagalan jantung untuk
memompa darah dalam jumlah jumlah yang cukup untuk memenuhi
kebutuhan tubuh (Guyton & Hall, 2008)

CHF adalah ketidakmampuan jantung untuk memompa darah yang


adekuat untuk memenuhi kebutuhan jaringan akan Oksigen dan
nutrisi. (Brunner &Suddarth, 2002)

Gagal jantung juga dapat diartikan sebagai suatu keadaan ketika


jantung tidak mampu mempertahankan sirkulasi cukup bagi
kebutuhan tubuh, meskipun tekanan pengisian vena normal atau
dapat memenuhi kebutuhan hanya dengan peningakatan tekanan
pengisian (preload) (Muttaqin, 2009; Aaronson & Ward, 2010).

Kalsifikasi

Etiologi
Disritmia

Malfungsi katup

Gangguan irama jantung dapat menghasilkan atau mempengaruhi kegagalan


dalam banyak cara seperti bradikardi dan takikardi.
Abnormalitas otot yang menyebabkan kegegalan ventrikel meliputi infark
miokard, aneurisma ventrikel, fibrosis miokard, luas, fibrosis ekokardium,
stenosis aortic, hipertensi sistemik dll. (Hudak & Gallo, 2010).
Volume sekuncup yang tergantung pada tiga faktor: yaitu preload,
konteraktilitas, afterload. (Brunner and Suddarth 2002)

Patosisiologi
Nungguin WOC kelar dulu teh

Penatalaksanaan Faramkologi pada


CHF
Golongan Diuretik

Golongan Inotropik
ACE Inhibitor (Angiotensin
Converting Enzyme)
Vasodilator

Golongan Diuretik

Contoh: Hidroklorotiasid (HCT)


Bersifat Antihipertensi
Bekerja dengan menghambat retensi cairan
Natrium dan Sodium dalam tubuh.
Pada CHF, tubuh mengalami retensi cairan
volume darah me sehingga TD me terjadi
penggumpalan darah pada ekstremitas
edema esktremitas.
Keefektifan diuretik mengeluarkan cairan
me volume cairan dalam tubuh daya
pompa jantung lebih ringan.

Golongan Inotropik

Contoh: Dopamin, Dobutamin, dan Digokson


Berfungsi me kontraktilitas jantung.
Pada CHF terjadi gagal jantung dalam
memompa darah ke seluruh tubuh
menyebabkan CO me terjadi perfusi jaringan
tidak adekuat.
Sebagai kompensasi jantung melakukan
kontraktilitas yang cepat untuk memperoleh O2
dan mendilatasi pembuluh darah ginjal tidak
terjadi retensi Natrium dan Sodium.

ACE Inhibitor
(Angiotensin Converting Enzyme)

Berfungsi untuk menghambat produksi


angiotensin sehingga tidak terjadi perubahan
dari angiotensi I angiotensi II
Terdapat tiga kelompok obat penghambat ACE,
yaitu:
1. Kelompok sulfidril. Contoh: Kaptopril dan
Zofenopril.
2. Kelompok dikarboksilat. Contoh: Enalapril,
Ramipril, Quinapril, Perindopril, Lisinopril, dan
Benazepril.
3. Kelompok fosfonat. Contoh: Fosinopril.

Vasodilator

Berfungsi mengurangi preload dan afterload


yang berlebihan dengan mendilatasi pembuluh
darah vena serta me resistensi ateriol sistemik.
Fungsi lain: mengurangi efek sesak napas yang
terjadi pada penderita.

Pengkajian Cairan Pasien CHF


Riwayat
kesehatan

Medication
review

Diet

Exercise

Data sosial

Psikologis

Riwayat kesehatan yang penting pada


CHF
Ischaemic heart disease
Myocardial infarctions
Angina
Revascularisation

Hypertension
Arrhythmias
Valve disease
Rheumatic fever

Faktor risiko dan riwayat sosial


Faktor risiko

Merokok
Hipertensi
Diabetes mellitus
Cholesterol tinggi
Diet
Obesitas

Riwayat sosial
Alkohol
Pekerjaan
Pendapatan

(1) Clinical Examination


Inspeksi/ Observasi
Tingkat kesadaran: agitasi, bingung, letargi
Mukosa oral: biru (sianosis sentral)
Tanda vital:
TD turun
Aritmia (takikardi/bradikardi)
Dispnea (akibat edema)
Chyne-Stokes (apnea &hiperpnea yg bergantian)
Capillary refill time > 2 detik
Distensi vena leher
Turgor kulit buruk
Berat badan meningkat (2-3 kg/minggu)
Output urin oliguria

Palpasi & Perkusi


Paru:
Perkusi adanya edema pulmonal atau
efusi pleura
Palpasi dengan tactile fremitus (meminta
pasien mengucapkan tujuh puluh tujuh)
Edema orbital/ sacrum/ ekstremitas,
abdomen (asites)
Kongesti pada vena sistemik
peningkatan tekanan hidrostatik pada
kapiler. Tekanan hidrostatik >> tekanan
onkotik edema

Auskultasi
Paru: crackles
Jantung: Gallop
Ronki basah (crackles), bunyi S3 atau
gallop ventrikel (akibat dilatasi jantung dan
ketidaklenturan ventrikel waktu pengisian
cepat) dan bunyi S4 atau gallop atrium
(resistensi ventrikel terhadap pengisian
atrium meningkat karena peregangan
dinding ventrikel atau peningkatan volume
ventrikel).

(2) Review Fluid Balance


Kaji faktor-faktor yang mempengaruhi keb. cairan usia, aktivitas,
iklim, stress
Perkiraan kebutuhan cairan tubuh berdasarkan usia

Besar IWL menurut usia

Menghitung balance cairan

Intake (oral/enteral/parenteral) Output (urin + IWL)


= Balance

(3) Blood test


Osmolalitas serum (hiperkalemia, hipernatremia)
Kadar normal:
Natrium/Na 135 153
Kalium/K
3.5 5.1

mEq/L
mEq/L

Anemia
Hemotokrit normal:
Female: 37-47 ml/100 ml (%)
Male: 40-54 ml/100 ml (%)
Hemoglobin normal:
Male: 13.5-18.0 gram/dL
Female: 12-16 gram/dL

Peningkatan BUN
BUN normal: 10 to 20 mg/dL

(4) Pemeriksaan Penunjang


Elektrokardiogram

Echocardiogram

Chest X-Ray

Pada pemeriksaan X-Ray dapat


ditemukan:
Cardiomegaly

Hypertrophy or

pericardial effusion
Cardiothoracic ratio >
50%
Efusi pulmonal

Kasus
Tn. M, 61 thn, sudah 5 hari dirawat dengan masalah
CHF (congestive heart failure). Saat ini klien aktivitas di
tempat tidur saja, karena untuk ke kamar mandi klien
akan mengalami sesak berat. Terdapat edema
ekstremitas bawah +2, ada distensi vena jugular, TD=
140/90 mmHg, N= 98 x/mnt, RR= 20 x/mnt. Auskultasi
paru: crackles (+/+), bunyi jantung: gallop (+). Klien
mendapat terapi inotropik, antihipertensi, dan diuretik.
Pagi hari klien mengalami sesak berat yang mendadak
dan memerlukan terapi oksigenasi. Sehubungan
dengan itu, maka Klien diambil sampel darah dan
urinnya untuk dilakukan pemeriksaan lab untuk
mengevaluasi masalah fungsi jantung dan masalah
overloadnya. Hasil lab yang teridentifikasi: Na= 155
meq/l. K= 5.8 meq/l., AGD= pH= 7,1 pCO2= 50; HCO3=
28 pO2= 80 Sat= 92%

Penatalaksanaan Hipervolemia

Hipervolemia
Klien mengalami
edema ekstremitas
bawah +2

akibat kelebihan cairan di


mana terjadi kelebihan
volume ekstraseluler
Kelebihan cairan
terjadi di sistem
vascular =
HIPERVOLEMIA

Retriksi Natrium
Retriksi natrium
Jenis diet retriksi
natrium
diet
restriksi
natrium
ringan

4-5 gr
natrium

diet
retriksi
natrium
sedang

2 gr
natrium

diet
retriksi
natrium
berat

0,5 gr
natrium

Jika klien merasa diet rendah


natrium hambar

usulkan
penyedap
alternative

lemon

Bawang
putih
lada

Makanan tinggi natrium

Makanan rendah natrium

(sekitar 250 mg/sajian)

(<50 mg/sajian)

Roti
Sereal:

Buah-buahan: segar, beku, kaleng


sebagian

besar

sereal Sayuran: segar, beku, kaleng

panas dan dingin

Roti rendah garam

Keripik

Pasta tanpa garam

Keju: semua tipe

Oatmeal, dimasak

Daging: sosis, luncheon, frankfurter, Popcorn tanpa garam


bacon, babi

Nasi puffed

Makanan serba ada: pizza, pie, Gandum


ravioli, sup (dapat mengandung Daging segar, ayam, ikan (1 ons)
hingga 5 kali jumlah ini)
Sebagian besar makanan cepat saji
mengandung 1 hingga 5 kali jumlah

ini

(Black, Hawks, 2009/2014

Retriksi Cairan
Timbang berat badan klien tiap hari
Bandingkan asupan dan keluaran tiap
4-8 jam
Ukur area edema setiap sif dan
bandingkan datanya
Gunakan air dalam jumlah terbatas (510 ml) untuk melarutkan obat-obatan
yang perlu diberikan melalui selang
makanan.
Cairan yang dingin dapat menurunkan
sensasi haus dibandingkan hangat /
panas
konsumsi obat-obatan oral bersamaan
dengan waktu makan
Berikan potongan es jika diperbolehkan
Berikan perawatan oral
Ajari klien untuk menahan air di mulut
sesaat
Gunakan pompa IV utk memberikan
cairan isotonik/hipotonik

untuk mengurangi asupan


cairan
1 cangkir es = 1/2 cangkir
air
untuk menurunkan sensasi
haus
untuk merehidrasi lidah

Memobilisasi Cairan

Klien edema
tungkai dependen

Klien edema
ringan & sedang

Klien edema berat

Menghindari berdiri
dalam waktu lama
duduk dengan tungkai
dielevasikan

Kaki boleh
dielevasikan

Jangan
elevasikan
kaki

Kembalinya darah
dg cepat dr tungkai
dapat membebani
kerja jantung

Mengurangi
Komplikasi
Elevasikan kepala
tempat tidur ke posisi 3045

untuk menurunkan
aliran balik vena, sgh
menurunkan beban
kerja jantung
memperbaiki drainase
vena jugularis, yang
akan memperbaiki
perfusi serebral

posisi semi-Fowler atau


Fowler.
Berikan perawatan kulit
Ubah posisi klien dg
rutin

Jika terdapat dispnea


atau ortopnea

Hipernatremia
Kadar Na klien 155
mEq/L

Klien mengalami
HIPERNATREMIA

Hipernatremia =
keadaan kadar Na
plasma > 145
mEq/L

Hipernatremia
Hipernatremia
hipovolemik

TBW menurun
hebat relative
terhadap natrium
(hilangnya cairan
hipotonik)

Hipernatremia
euvolemik

TBW menurun
relative terhadap
natrium tubuh total

Hipernatremia
hipervolemik

larutan elektrolit
hipoosmolar (NaCl 0,45%
atau 0,2%)

TBW meningkat
namun akumulasi
natrium melebih
akumulasi air

Tekanan darah tinggi


Pemanjangan waktu
pngosongan vena
perifer
Gallop S3
Edema

dektrosa 5% dalam air


(D5W).

Hiperkalemia
Kadar K klien
5,8mEq/L

Klien mengalami
HIPERKALEMIA

Hipernatremia =
keadaan kadar K
plasma > 5 mEq/L

Hiperkalemia
Hiperkalemia
ringan sampai
sedang

Hiperkalemia
berat

Kalium
mencapai 6
mEq/L

Kalium
mencapai 7
mEq/L

Pemberian salin
IV atau diuretic
tinggi kalium

infuse kalsium
glukonase
infuse insulin
dan glukosa
atau natrium
bikarbonat
penggunaan
agonis-beta
albuterol
(salbutamol) (0,5
mgIV)

Terapi oksigen

hipoksemia
dengan kadar
PCO2 rendah,

Rebreathing
Mask (RM)

hipoksemia
dengan kadar
PO2 rendah

NonRebreathing
Mask (NRM)

PaO2 tidak
mengalami
peningkatan
sampai 60
mmHg

Intubasi dan
manajemen
ventilasi

Manajemen Aktivitas
& Istirahat
Gagal jantung
kelas fungsional
I)

kegiatan fisik sangat


dibatasi / bahkan
dilarang sama sekali

gagal jantung
kelas fungsional
II dan III

kegiatan fisiknya
hanya ringan dan
teratur

Manajemen Stres
Berikan
kenyamanan
fisik
Hindari situasi yang
menyebabkan kecemasan
pada klien agar dapat rileks
Ajarkan klien teknik
relaksasi
Anjurkan untuk istirahat
yang cukup
Libatkan juga keluarga
untuk memberikan
dukungan positif kepada
klien.

Asuhan Keperawatan Pasien


CHF

Referensi
Beckerman, J. (2014). Heart disease and congestive heart

failure. 2 November 2014. http://www.webmd.com/heartdisease/guide-heart-failure


Black, J. M., Hawks, J. H. (2009/2014). Buku keperawatan
medical bedah: manajemen klinis untuk hasil yang diharapkan
(Ed. 8) (Rizal A. N., Yudhistira, & Shanti C. E., Penerjemah).
Jakarta: Salemba Medika
Brashers, V. L. (2001/2008). Aplikasi klinis patofisiologi:
pemeriksaan & manajemen (Ed. 2) (H. Y. Kuncara, Penerjemah).
Jakarta: EGC
Majid, A. (2010). Analisis faktor-faktor yang berhubungan dengan
kejadian rawat inap pulang pasien gagal jantung kongestif di
rumah sakit Yogyakarta. 2 November 2014.
http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20281141T%20Abdul%20Majid.pdf
Providence. (2014). Congestive heart failure. 2 November 2014.
http://providence.net/facilities/heart-failure.html
http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:ruog6p
TlueUJ:xa.yimg.com/kq/groups/23282371/258563444/name/CAI
RAN%2BDAN%2BELEKTROLIT_kirim.doc+&cd=2&hl=en&ct=cl

Referensi
Arief Mansjoer. (2001). Kapita Selekta Kedokteran

1,Buku Kedokteran. Jakarta: EGC.


Brunner & Suddarth. (2002). Buku Ajar Keperawatan
Medikal Bedah, Volume 2 Edisi 2. Jakarta: EGC
Guyton, A. C., & Hall, J. E. (2008). Buku Ajar Fisiologi
Kedokteran. Jakarta: EGC.
Hudak, & Gallo. (2010). Keperawatan Kritis
Pendekatan Holostik. (Ester, Kariasa, & dkk, Trans.)
Jakarta: EGC.
Muttaqin, A. (2009). Asuhan Keperawatan Klien
dengan Gangguan Sistem Kardiovaskular dan
Hematologi. Jakarta: Salembs Medika.
Price, Sylvia Anderson dan Lorraine MW. (2005).
Patofisiologi Konsep klinis proses proses penyakit
vol 1. ed 6. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai