Anda di halaman 1dari 34

ACNE VULGARIS

Pembimbing:
dr. Retno Sawitri Sp.KK
Disusun oleh:
Genni Putrianti

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KULIT & KELAMIN RSUD KOTA BEKASI


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI
PERIODE 18 AGUSTUS 2014 20 SEPTEMBER 2014

Acne vulgaris adalah penyakit peradangan menahun folikel


pilosebasea yang umumnya terjadi pada masa remaja dan dapat
sembuh sendiri.
Gambaran klinis acne vulgaris sering polimorfi; kelainan kulit
berupa:
komedo
papul
pustul
nodus
jaringan parut yang hipotrofik maupun yang hipertrofik

EPIDEMIOLOGI

Akne pada dasarnya


merupakan penyakit pada
remaja, dengan 80% terjadi
pada usia 11-30 tahun.

Pd laki-laki usia 16-19 thn

Pd perempuan usia
14-17th

ETIOLOGI
Faktor genetik

Faktor hormonal
Faktor diet
Faktor kosmetik

ETIOLOGI
Faktor obat-obatan : Kortikosterioids, dilantin,
lithium, kontrasepsi.

Kondisi Kulit

Faktor psikis

Faktor pekerjaan

PATOFISIOLOGI
Peningkatan
sekresi sebum

Bakteri

ACNE
Inflamasi

Keratinisasi
folikel

Sebum
Peningkatan produksi
sebum oleh gl. sebacea

Komponen sebum
(trigliserid) dipecah
Propinobacterium.Acne
Menjadi asam
lemak bebas
Menyebabkan
kolonisasi p.acne
Terjadi inflamasi
dan komedo genic

BAKTERI
Propionibacteri
um acnes

Staphylococc
us
epidermidis

Merupakan bakteri komensal pada kulit,


pada keadaan patologik, bakteri ini
membentuk koloni pada duktus
pilosebasea

Corynebacteri
um acnes
pityrosporum
ovale

a)
b)
c)
d)

Hiperkeratosis primer( micro comedo )


Komedo
Inflamasi papula (pustula)
Nodul (fitzpatric)

KLASIFIKASI
American academy of Dermatology
Klasifikasi

Komedo

Papul/pustul

Nodul

Ringan

<25

<10

(-)

Sedang

>25

10-30

<10

Berat

(-)

>30

>10

Akne vulgaris grade 1 (ringan)

Akne vulgaris grade 3 (berat)

Akne vulgaris grade 2 (sedang)

Akne konglobata

(gambar 2. Akne (Dikutip dari dafpus no. 6)

JENIS ACNE VULGARIS


Acne Tak Beradang
Komedo tertutup (white comedo)

Komedo Terbuka (black comedo)

Gambar 3. komedo (Dikutip


dari dafpus no.9)

Jenis Acne Beradang


1. Papul
Papul dapat timbul bila ada kerusakan
pada dinding
folikel.
2. Pustul
Beberapa hari kemudian, sel darah putih
yang terdapat
pada bentuk pustule, membuat jalannya
sendiri untuk
mencapai permukaan kulit.

(gambar 4. papul dan pustul


dikutip dari dafpus no 15)

3. nodul
Ketika folikel pecah di bagian dasar,
dapat menyebabkan pembengkakan
yang berukuran besar dan terasa sakit
disentuh

4. Kista
Kadang-kadang reaksi inflamasi yang berat
dapat menyebabkan nanah yang sangat luas
menutupi lesi
Gambar 5. nodul dan kista
(dikutip dari dafpus no 15)

FDA global grade


Grade 0 : Kulit yang bersih tanpa lesi inflamasi atau noninflamasi
Grade 1 : Hampir bersih dengan lesi inflamasi atau noninflamasi.
Grade 2 : Ringan, grade 1 ditambah dengan beberapa lesi
non-inflamasi dengan sangat sedikit lesi inflamasi yang ada
(papula/pustula, tidak ada lesinodular).
Grade 3 :Sedang, grade 2 ditambah dengan banyak lesi noninflamasi dan mungkin terdapat beberapa lesi inflamasi,
tetapi tidak lebih dari satu lesi nodular.
Grade 4 : Berat, grade 3 ditambah dengan banyak lesi noninflamasi dan inflamasi, dengan sedikit lesi nodular.

GEJALA KLINIS
keluhan estetis,
kadang kadang disertai dengan rasa gatal
Kelainan yang terjadi berupa erupsi kulit
polimorfi, dengan gejala predominan:

Komedo
papul yang tidak beradang dan pustule
Nodus
kista yang beradang

Tempat predileksi acne vulgaris


Muka
Bahu

Leher

Lengan atas

Dada
bagian
atas

Punggung
bagian
atas

Muka; pipi, dahi,


hidung, dagu,

Gambar 6. predileksi acne vulgaris


(Dikutip dari dafpus no)1

DIAGNOSIS
Anamnesis, biasanya terjadi pada saat pubertas
Pada pemeriksaan fisis akne non-inflamasi tampak
komedo terbuka dan tertutup. Lesi inflamasi dimulai
dengan mikrokomedo tetapi dapat berkembang
menjadi papula, pustula, nodul, atau kista.
Pemeriksaan penunjang khusus:
Ekskoklesi komedo
Pemeriksaan mikrobiologi
Pemeriksaan susunan dan kadar lipid permukaan
kulit

DIAGNOSIS BANDING
1. Erupsi akneformis
Erupsi akneformis yang disebabkan oleh induksi obat, misalnya
kortikosteroid, INH, Barbiturat, bromida, yodida,
difenil
hidantoin, trimetadion, ACTH, dan lainnya. Klinis berupa erupsi
papul, pustul mendadak, tanpa adanya komedo, di hampir seluruh
bagian tubuh. Dapat disertai demam dan dapat terjadi di segala
usia.

Gambar 7. Erupsi akneiformis


(Dikutip dari dafpus no.19)

2. Rosasea (dulu: akne rosasea)


merupakan penyakit peradanyan kronik di daerah muka, dengan
gejala eritama, pustule, telangiektasis, dan kadang kadang disertai
hipertrofi kelenjar sebasea. Tidak terdapat komedo, kecuali
kombinasi dengan akne

Gambar 8. Rosasea (Dikutip dari dafpus no.19)

3. Dermatitis perioral
terjadi terutama pada wanita dengan gejala klinis
polimorfi eritema, papul, pustul, di sekitar mulut
terasa gatal

Gambar 9. Dermatitis perioral


(dikutip dari dafpus no.19)

4. Folikulitis
Peradangan folikel rambut yang disebabkan oleh
Staphylococcus sp. Gejala klinisnya:
rasa gatal di daerah rambut berupa
makula eritema disertai papul atau pustul yang
ditembus oleh rambut.

Gambar 10. Folikulitis (dikutip dari


dafpus no.15)

1.

Menghindari peningkatan jumlah lipid sebum dan


perubahan isi sebum dengan cara :
Diet rendah lemak dan karbohidrat
Melakukan perawatan kulit

2.

Menghindari terjadinya faktor pemicu terjadinya akne,


misalnya:
Hidup teratur dan sehat, cukup istirahat, olahraga
sesuai kondisi tubuh, hindari stress

Penggunaan kosmetika secukupnya


Menjauhi terpacunya kelenjer minyak
Menghindari polusi debu, pemencetan lesi yang
tidak lege artis
3. Memberikan informasi mengenai penyebab penyakit,
pencegahan dan cara maupun lama pengobatannya,
serta prognosisnya

PENGOBATAN
A. Pengobatan topical
Bahan iritan yang dapat mengelupas kulit (peeling):

sulfur (4-8%)
resosinol (1-5%)
asam salisilat (2-5%)
peroksida benzoil (2,5-10%)
asam vitamin A (0,025-0,1%)
asam azeleat (15-20%)
asam alfa hidroksi (AHA), misalnya asam glikolat (3-8%).

2. Antibiotika topikal yang dapat mengurangi jumlah


mikroba:
oksi tetrasilin (1%)
eriteomisin (1%)
klindamisin fosfat (1%)
3. Antiperadangan topikal, salap atau krim
kortikosteroid (hidrokortison 1-2,5 %) atau suntikan
intralesi kortikosteroid kuat (triamsinolon asetonid 10
mg/cc)

B. Pengobatan sistemik
1. Anti bakteri sistemik:
tetrasiklin (250 mg 1,0 g/hari)
eritromisin (4250 mg/hari)
doksisiklin 50 mg/hari),
trimetoprim 3100 mg/hari).

2. Obat hormonal untuk menekan produksi androgen


dan secara kompetitif menduduki reseptor organ target
di kelenjer sebasea:
estrogen ( 50 mg/hari selama 21 hari dalam sebulan )
antiandrogen siproteron asetat (2mg/hari)

3. Vitamin A dan retinoid oral.


Isotretinoin ( 0,5 1 mg/kg BB/hari)
4. Obat lainnya:
antiinflamasi non-steroid ibuprofen ( 600 mg/hari)
dapson ( 2100 mg/hari),
seng sulfat ( 2200 mg/hari)

C. Bedah kulit
Tindakan dilakukan setelah akne vulgarisnya
sembuh:
Bedah skalpel,
Bedah listrik,
Bedah kimia dengan asam triklor asetat atau fenol,
Bedah beku dengan bubur CO2 beku atau
N2 cair, dermabrasi.

D. Terapi sinar
Terapi sinar biru (blue light therapy) adalah.
Photodynamic therapy (PDT) Terapi ini masih
dalam penelitian.

KOMPLIKASI
berpotensi meningkatkan sekuele
Terbentuknya scar
dampak psikologis

PROGNOSIS
Umumnya prognosis baik
Sembuh mencapai usia 30 40an.
Jarang terjadi akne vulgaris yang menetap sampai
tua atau mencapai gradasi sangat berat sehingga
perlu rawat inap di rumah sakit.

KESIMPULAN
Akne atau Jerawat adalah peradangan kronis dari
pilosebasea. Akibat dari peradangan pada hal ini, mengahasilkan
komedo, papul, pustul, kista, bahkan sampai skar
Patogenis utama terjadinya akne adalah Penebalan pada
lapisan keratin dan tersumbatnya duktus sebasea yang menyebabkan
terjadinya komedo tertutup atau terbuka, meningkatnya sekresi
sebum, meningkatnya pertumbuhan bakteri Propionibacterium
acnes pada saluran sebasea, peradangan pada sekitar kelenjar
sebasea.
Penatalaksanaan pada akne bisa dengan topikal dan oral,
maupun kombinasi, operasi, fototerapi. Pengobatan kombinasi
termasuk retinoid dan benzosil peroxida atau antibiotik merupakan
pilihan terbaik.

Anda mungkin juga menyukai