Anda di halaman 1dari 49

FLUIDISASI

Kelompok 2 :
Abdul Azis
Faizal Romadhon
Ni Putu Wedha Ramanitya
Tuty Indraswari
Tommy Darmawan
Rian Aditia
Sri Wahyuni
Egananta Santoso
Hanif Izzata Arko
Yonathan Nusaputra Handoyo

21030112130062
21030112130072
21030112140173
21030112140148
21030112140138
21030112140178
21030112120029
21030112130046
21030112140034
21030112130066

ARUS MELALUI UNGGUN ATAU PARTIKEL PADAT

Fluidisasi merupakan salah satu cara mengontakkan butiranbutiran padat dengan fluida (gas atau cair).
Ilustrasi fluidisasi ini dapat kita tinjau dari suatu bejana dimana
ditempatkan sebuah partikel padat berbentuk bola melalui unggun,
padatan ini kemudian dialirkan gas dengan arah aliran dari bawah
ke atas.

RESPON UNTUK SUPERFICIAL VELOCITY ATAU LAJU ALIR


SEMU
Kecepatan rendah

Pada laju alir yang cukup rendah partikel akan diam karena tidak cukup
melawan gaya grafitasi , disebut sebagai unggun diam atau fixed bed.
Kecepatan Tinggi

Ketika laju alir dinaikkan, padatan dalam unggun lama-kelamaan akan


tersuspensi. Pada kondisi tersuspensi inilah sifat unggun akan
menyerupai sifat cairan yang memiliki viskositas tinggi (memiliki
kecenderungan mengalir dan mempunyai sifat hidrostatik, keadaan
demikian disebut fluidized bed).
p meningkat dengan peningkatan u0

Awal fluidisasi p meningkat, kemudian konstan .


Tinggi unggun meningkat dengan meningkatnya u0

L adalah konstan sampai timbulnya fluidisasi dan kemudian mulai


meningkat

RESPON UNTUK SUPERFICIAL VELOCITY ATAU LAJU


ALIR SEMU

PRESSURE DROP DI FIXED BED


diasumsikan:
Horizontal Bed (atau L pendek)
Gravitasi tidak berpengaruh.
Partikel seragam menimbulkan aliran
kontinu
Unggun dapat dimodelkan sebagai satuan
pipa kecil
Aliran adalah laminar (f = 16/Re).

ALIRAN LAMINAR

72 Lu0 1
p
2
3
Dp

Pada kenyataannya persamaan di atas tidak memperhitungkan aliran


yang melewati rongga unggun dan DL yang lebih panjang. Data
percobaan menunjukkan bahwa konstanta numerik dari 150 harus
mengganti 72.

150 Lu0 1
p
D p2
3

Blake-Kozeny equation. Assumes < 0.5 and Rep < 10.

1 D p u0 f
Re p
1

ALIRAN TURBULENT
Aliran turbulent tidak dapat menggunakan pendekatan
Hagen-Poiseuille. Setelah mengganti di Dh dan koreksi
kecepatan

3 f u02 L 1
p
3
Dp

Hasil experiment:

Re p 1,000

1.75 u L 1
p
Dp
3
2
0

Burke-Plummer Equation

ALIRAN INTERMEDIATE

150 u0 Lb 1 1.75 u Lb 1
p

2
3
Dp

Dp
3
2

2
0

Ergun Equation
3
D
p p
150

1.75
2
u0 L 1 Rep

Catatan: Persamaan dapat digunakan dengan gas


menggunakan densitas gas rata-rata antara inlet dan
outlet.

FIXED BED FRICTION FACTOR

UNGGUNG BENTUK TIDAK TERATUR


Untuk meningkatkan luas permukaan dan kontak padat
cair, banyak partikel sering bentuknya tidak beraturan.
Dalam hal partikel diperlakukan sebagai sebuah bola
dengan memperkenalkan faktor yang disebut kebulatan Fs
yang memungkinkan perhitungan diameter rata-rata.

Fs

asphere
a particle

6 Dp
S particle / V particle

Dimana Dp adalah diameter bola dari volume yang sama


seperti partikel

EXAMPLE: CUBE

S 6a 2
V a3
What is diameter of sphere of volume a3?

a
3

D 3p

6
13
D p 6 a

6
Fs

13

13

0.81

SPHERICITY

Catatan: untuk kubus dan silinder. Untuk kemudahan,


beberapa hanya menghitung nominal (rata-rata) diameter
dan menetapkan kebulatan kesatuan.
Untuk bidang kontak terbesar menginginkan kebulatan
rendah.

IRREGULAR SHAPES
So the final Ergun equation is:

150 u0 Lb 1 1.75 u Lb 1
p

2 2
3
3
F s Dp

F s Dp

2
0

6.1. CHARACTERISTICS OF FLUIDISED


SYSTEMS
6.1.1. General behaviour of gas solids and liquid
solids systems
6.1.2. Effect of fluid velocity on pressure gradient
and pressure drop
6.1.3. Minimum fluidising velocity

6.1.1. PERILAKU UMUM PADATAN GAS DAN


SISTEM PADATAN-CAIR
Cairan mengalir melalui bagian bawah unggun
tetap.
Fluidisasi adalah keseimbangan gravitasi, tarik dan
kekuatan apung/gaya bouyant.
Partikel memiliki luas permukaan efektif yang lebih
besar dari tempat unggun tetap
Kecepatan terkecil di mana fluidisasi terjadi adalah
kecepatan fluidisasi minimum

FLUIDIZATION APPARATUS

Figure 1: Example of fluidization bed

6.1.2. EFFECT OF FLUID VELOCITY ON PRESSURE


GRADIENT AND PRESSURE DROP

KECEPATAN (V)

Dalam unggun terfluidakan, total gaya gesekan


pada partikel harus sama dengan berat efektif dari
unggun.

kedalaman l, dan porositas e


g adalah percepatan gravitasi
s dan adalah masing densitas partikel dan
cairan

For fixed bed spherical particles of diameter d, by


the Carman-Kozeny equation

For a fluidised bed

6.1.3. KECEPATAN FLUIDISASI MINIMUM

Ergun equation

Ga is the Galileo number.

HUBUNGAN ANTARA KEKOSONGAN PADA KECEPATAN


FLUIDISASI MINIMUM

6.1.4. MINIMUM FLUIDISING VELOCITY IN TERMS OF


TERMINAL FAILING VELOCITY

NOT DISCUSSED

6.2. LIQUID-SOLIDS SYSTEMS


NOT DISCUSSED
6.2.1. Bed expansion
6.2.2. Non-uniform fluidisation
6.2.3. Segregation in beds of particles of mixed
sizes
6.2.4. Liquid and solids mixing

6.3. GASSOLIDS SYSTEMS


6.3.1. General behaviour
6.3.2. Particulate fluidisation
6.3.3. Bubbling fluidisation
6.3.4. The effect of stirring
6.3.5. Properties of bubbles in the bed
6.3.6. Turbulent fluidisation
6.3.7. Gas and solids mixing
6.3.8. Transfer between continuous and bubble
phases
6.3.9. Beds of particles of mixed sizes
6.3.10. The centrifugal fluidised bed
6.3.11. The spouted bed

6.3.1. GENERAL BEHAVIOUR


Secara umum, perilaku sistem gas - fluidised jauh
lebih kompleks dibandingkan dengan sistem liquid-

fluidised yang menunjukkan transisi bertahap dari fixed


bed ke fluidised bed diikuti oleh transportasi partikel,
tanpa serangkaian daerah transisi, dan dengan

ekspansi bed dan penurunan tekanan sesuai cukup


erat kaitannya dengan nilai-nilai, dihitung untuk sistem
yang ideal.

6.3.2. PARTICULATE FLUIDISATION

Meskipun partikel halus umumnya lebih mudah membentuk

fluidised bed daripada partikel kasar, gaya permukaan terkait


cenderung mendominasi dengan partikel yang sangat halus.

Hal ini sangat sulit untuk memfluidisasi beberapa partikel yang

sangat

halus

karena

mereka

cenderung

membentuk

conglommerates, yang besar dan stabil yang hampir


seluruhnya dilalui oleh gas.

Kualitas distribusi gas meningkat seiring dengan peningkatan


laju alir.

6.3.3. BUBBLING FLUIDISATION


Wilayah partikulat fluidisation biasanya berakhir secara
mendadak seiring dengan peningkatan kecepatan gas,

dengan pembentukan gelembung gas.

Bubbling and Non-Bubling Fluidisation

Di luar kecepatan minimum fluidisasi gelembung atau void, partikel bebas


mungkin muncul dalam fluidized bed.

Pada kecepatan superfisial di atas kecepatan fluidisasi minimum, pada


umumnya fluidisasi mungkin berupa gelembung atau non-gelembung.

Beberapa kombinasi dari cairan dan partikel hanya menimbulkan gelembung


fluidisasi dan beberapa kombinasi hanya memberikan non-gelembung fluidisasi

Kebanyakan sistem fluidisasi cair tidak menimbulkan gelembung.

Sistem fluidisasi gas hanya menimbulkan fluidisasi gelembung atau nongelembung seiring dengan meningkatnya kecepatan fluidisasi.

Fluidisasi non-gelembung juga dikenal sebagai partikulat atau fluidisasi

homogen.

Fluidisasi gelembung disebut juga agregatif atau fluidisasi heterogen.

Classification of Powders

Geldart (1973) mengklasifikasikan powder dalam 4


kelompok berdasarkan fluidization properties-nya
saat suhu kamar.

Klasifikasi powder menurut Geldart, sekarang ini


digunakan

secara luas dalam semua bidang

tehnologi powder.

Group A powder yang terfluidisasi oleh udara saat


kondisi (suhu) ruang, menciptakan wilayah fluidisasi
non-gelembung dimulai saat Umf, diikuti dengan

fluidisasi gelembung seiring dengan meningkatnya


kecepatan fluidisasi.

Group

B powders

dibawah kondisi

ruang

menciptakan fluidisasi gelembung.

Group C powders yang sangat halus, kohesif dan


tidak mampu terfluidisasi.

Group

partikel

besar

dibedakan

oleh

kemampuan mereka untuk menghasilkan semburan


dalam bed.

Karena rentang kecepatan gas di mana fluidisasi non-gelembung terjadi


pada powder Grup A itu kecil, maka fluidisasi gelembung adalah jenis
yang paling umum ditemui dalam sistem fluidized gas yang digunakan
secara komersial.

Kecepatan gas superficial dimana gelembung muncul pertama kalinya


dikenal sebagai kecepatan gelembung minimum Umb.

Munculnya gelembung dini (premature bubble) dapat disebabkan oleh


rancangan distributor yang buruk atau tonjolan di dalam bed.

Abrahamsen dan Geldart (1980) mengkorelasikan nilai maksimum Umb


dengan gas dan properti partikel menggunakan korelasi berikut :

Dimana F adalah fraksi bubuk kurang dari 45 mm

Powder dalam Grup A, Umb > Umf

Gelembung terus-menerus membelah serta menyatu bergabung dan


ukuran gelembung maksimum stabil tercapai.

Hal ini membuat kualitas yaang baik, fluidisasi halus

Powder dalam grup B dan D, Umb = Umf

Gelembung terus tumbuh, ukuran gelembung maksimum tidak dapat


tercapai.

Hal ini membuat kualitas fluidisasi agak buruk terkait dengan


fluktuasi tekanan besar

Powder yang ada dalam Grup C, gaya


interparticle besar dibandingkan dengan
gaya inersia pada partikel.

Partikel

tidak

dapat

mencapai

proses

pemisahan yang dibutuhkan untuk bisa

mendapatkan gaya tarik dan gaya apung.

Fluidisasi yang sebenarnya tidak terjadi.

Gelembung tidak muncul, sebaliknya aliran

gas membentuk saluran melalui powder.

Karena partikel-partikel tidak sepenuhnya


disupport oleh gas, hilanganya tekanan
dalam bed selalu kurang dari berat bed
sebenarnya per luas penampang unit.

Bila ukuran gelembung lebih besar dari sekitar sepertiga dari


diameter peralatan

kecepatan kenaikan gelembung dikendalikan

oleh peralatan dan mereka menjadi slug of gas.

Slugging ini diikuti oleh fluktuasi tekanan besar dan karena itu
umumnya dihindari dalam satuan besar karena dapat menyebabkan

getaran ke pabrik.

Slugging tidak mungkin terjadi pada kecepatan berapapun jika bed


cukup dangkal.

Slugging tidak akan terjadi asalkan kriteria berikut terpenuhi :

Jika bed lebih dalam dari ketinggian kritis ini, maka slugging akan
terjadi ketika kecepatan gas melebihi Ums :

Entrainment

Istilah entrainment menggambarkan ejeksi partikel dari permukaan


bubbling bed dan penghilangan mereka dari vessel dalam fluidisasi
gas
Istilah lain seperti carryover' dan 'Elutriation' sering digunakan

Entrainment partikel dalam aliran gas ke atas merupakan proses


yang kompleks.

Tingkat entrainment dan distribusi ukuran partikel entrained pada


umumnya tergantung pada ukuran partikel dan kepadatan, sifat gas,
kecepatan gas, rezim aliran gas dan diameter pembulu).

Mendefinisikan partikel kasar sebagai partikel yang kecepatan


terminal lebih besar dari kecepatan gas superfisial (UT> U)

Partikel halus adalah partikel yang UT <U

Daerah di atas permukaan fluidized bed


dianggap terdiri dari beberapa zona
Freeboard - daerah antara permukaan
bed dan outlet gasFreeboard region
between the bed surface and gas outlet
Splash zone daerah tepat di atas
permukaan bed di mana partikel kasar
jatuh kembali ke bawah.
Disengagement zone daerah di atas
zona percikan di mana konsentrasi fluks
dan suspensi atas partikel halus menurun
dengan meningkatnya ketinggian
Dilute-phase transport zone daerah di
atas zona pelepasan di mana semua
partikel dibawa ke atas, fluks partikel dan
konsentrasi suspensi yang konstan
dengan ketinggian

Transport disengagement height (TDH) ketinggian dari


permukaan bed ke atas zona pelepasan

Di atas TDH fluks entrainment dan konsentrasi partikel


konstan
Dari sudut pandang desain, dalam rangka untuk
mendapatkan manfaat maksimal dari efek gravitasi di
freeboard, kelgas keluar harus ditempatkan di atas TDH
Banyak korelasi empiris untuk TDH tersedia dalam
literatur

Dimana dbvs adalah diameter volume yang setara dengan


gelembung di permukaan.

Empirical estimation of entrainment rates from fluidized


beds

Where Kih* is the elutriation rate constant (the


entrainment flux at height h above the bed surface for the
solids of size xi, when mBi = 1.0), MB is the total mass of
solids in the bed, A is the area of bed surface and mBi is
the fraction of the bed mass with size xi at time t
For continuous operation, mBi and MB are constant

The solids loading of size xi in the off-gases is


The total solids loading of the gas leaving the freeboard
is

For batch operation, the rates of entrainment of each size


range, the total entrainment rate and the particle size
distribution of the bed change with time
Where (mBiMB) is the mass of solids in size range i
entrained in time increment t

Mass of solids remaining in the bed at time

Where subscript t refers to the value at time t

Solution of a batch entrainment problem proceeds by


sequential application of above equations for required
time period

The elutriation rate constant Kih* cannot be predicted


from first principles
Correlations are usually in terms of the carryover rate
above TDH, Ki*
For particles > 100 m and U > 1.2 m/s

For particles < 100 m and U < 1.2 m/s

NOT DISCUSSED
6.4. GASLIQUIDSOLIDS FLUIDISED BEDS
6.5. HEAT TRANSFER TO A BOUNDARY
SURFACE
6.6. MASS AND HEAT TRANSFER BETWEEN
FLUID AND PARTICLES

6.7. SUMMARY OF THE PROPERTIES


OF FLUIDISED BEDS
A. Particulate fluidisation

dispersi partikel yang seragam dalam cairan dan


pengembangan bed secara teratur seiring dengan
kecepatan fluida meningkat
Kebanyakan sistem padat cair

B. Aggregative fluidisation
dua fase yang ada dalam bed - fase kontinyu atau
emulsi dan fase diskontinu atau gelembung
sistem gas-padatan

6.8. APPLICATIONS OF THE FLUIDISED


SOLIDS TECHNIQUE
Penggunaan teknik padatan fluidised
dikembangkan terutama oleh industri minyak dan
kimia, untuk proses di mana koefisien perpindahan
panas sangat tinggi dan tingkat keseragaman suhu
di dalam bed tinggi memungkinkan pengembangan
proses yang sebaliknya akan tidak praktis.
Pengeringan, karbonisasi, gasifikasi, pemurnian
gas

6.8.2. FLUIDISED BED CATALYTIC CRACKING

6.8.3. APPLICATIONS IN THE CHEMICAL AND


PROCESS INDUSTRIES
Sintesis bahan bakar bermutu tinggi dari campuran
karbon monoksida dan hidrogen, yang diperoleh
baik oleh karbonisasi batubara atau oksidasi parsial
metana
Oksidasi naftalena menjadi anhidrida ftalat
Pengering fluidised bed
Pelaksanaan dari reaksi eksotermik yang
melibatkan waktu reaksi yang lama

6.8.4. FLUIDISED BED COMBUSTION

Anda mungkin juga menyukai