Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Eritomatous
Presented by:
Zesika Nur Annisa/10700348
Desak Made Oka/ 10700171
Pembimbing :
dr. Kholid Ubed, Sp. PD
BATASAN
DEFINISI
LATAR
BELAKANG
ETIOLOGI
PATOFISIOLOGI
MANIFESTASI
KLINIS
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
DIAGNOSIS
PENATALAKSANAAN
PENCEGAHAN
PROGNOSIS
KESIMPULAN
BELAKANG
LATARLATAR
BELAKANG
Penyakit inflamasi autoimun kronis dengan
etiologi yang belum diketahui serta manifestasi klinis.
Angka kejadian penyakit ini cukup tinggi, baik
di seluruh dunia maupun di negara berkembang
termasuk Indonesia.
SLE
terutama
menyerang
wanita
usia
Definisi
DEFINISI
ETIOLOGI
ETIOLOGI
Genetik
Lingkungan
Obat-obatan
Virus
Kerentanan Gen
Defisiensi genetik
dari komponen
pelengkap awal
C1q, C4, dan C2
mempengaruhi
pasien pada
peningkatan Lupus
Radiasi Ultraviolet
Radiasi UVA juga
dapat menyebabkan
SLEi kulit LE
Procainamide,
hydralazine,
isoniazid,
klorpromazin,
phenytoin (dilantin),
dan, terakhir,
minocycline, serta
COL-3, suatu
turunan tetrasiklin
antikanker
Infeksi oleh
alphavirus seperti
rubella, dan
cytomegalovirus
tampaknya dapat
menginduksi
ekspresi sel
permukaan dari Ro /
SS-A dan terkait
autoantigens dalam
sel yang mengalami
apoptosis indikasivirus
Hormon Seks.
Tingginya kadar
estrogen dan
progesteron
meningkatkan
autoreaktivitas
humoral.
Paparan Tembakau
Berhubungan
dengan amina
aromatik lipogenik
yang terkandung
dalam asap
tembakau kau
PATOFISIOLOGI
Patofisiologi
Ada empat faktor yang menjadi perhatian bila
membahas patogenesis SLE, yaitu:
1. Faktor genetik
2. Hormon
3. Lingkungan
4. Kelainan sistem imun
BATASAN
Genetik
AutoAntibodi
Hormon
Polimorfis
me GEn
Estroge
n
Prolakti
n
Ig G Larut dalam
Nukleus
Antigen
Berlebih
Berlebih
Berlebih
Antibodi
antinukleus
Lingkungan
Kontrase
psi
UV
EpsteinBar
(EBV)
Reaksi Imun
Spesifik
Imun
Terbentuk
kompleks imun
kerusakan jaringan
FAKTOR GENETIK
Gen dari kompleks Histokompatibilitas mayor (MHC)
polimorfisme dari gen HLA (human leucoyte antigen ) kelas II dan III
Gen HLA kelas II
anti DNA
Penderita dengan
Homozigot C4A
perubahan
respon imun
FAKTOR HORMONAL
(FAKTOR ESTROGEN)
Pada usia prepubertas dan setelah menopause
Menstimulasi sel T, sel NK, makrofag, neutrofil, sel hemopoietik CD34+ dan
sel dendrite presentasi antigen
Respon Berlebih
ANTIBODI
IgG dan factor koagulasi
Antibodi antinukleus
anti-Sm antibody
Target Organ
C1q nukleosom,
heparin sulfat, dan
laminin
Aktivasi dan
berikatan
Nefritis
mengendap di ginjal
Antibodi
Kulit
Otak
Reseptor Ro/SSA
Reseptor N-methylD-aspartate
(NMDA)
Trombosit
Anti-Ro
Anti-reseptorNMDA
Anti-Trombosit
Lupus serebral
Anemia hemolitik
dan
trombositopenia
Ruam Kulit
Lingkungan
Epstein-Bar (EBV)
UV
Kontrasepsi
(Paparan estrogen
berlebih )
Kemiripan
molecular
Struktur DNA
dirusak
Perkembangan
timus dan toleransi
imun
Menginduksi
respon spesifik
Autoantibodi
Imunologik
Gangguan
terhadap regulasi
imun
Apoptosis
keratinosis
Perubahan respon
imun
MANIFESTASI KLINIS
Bervariasi
Mendadak
Onset kronis
Anemia
Nafsu makan menurun
Arthritis
Allopesia
Kerusakan berbagai sistem tubuh
Gangguan pada sistem imun
Dan lain sebagainya
MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi
Manifestasi konstitusional
Manifestasi
Muskuloskeletal
Manifestasi Kulits
Manifestasi Kardiovaskular
Klinis
Kelelahan , Penurunan berat badan
Manifestasi Paru-paru
Manifestasi Ginjal
Manifestasi Hemopoetik
Manifestasi
Gastrointestinal
PEMERIKSAAN
Pemeriksaan PENUNJANG
Penunjang
Pemeriksaan
Lab
1. Faktor Rematoid
2. Tes serologic
3. Laju endap darah
4. Urine Lengkap
Interprestasi
1.
2.
3.
4.
Keterangan
1. 33% kasus
2. Sekitar 10%
3. Mengukur tingkat
peradangan
4. Komplikasi ginjal
Pemeriksaan
Anti-ds-DNA
Anti-Sm
Interprestasi
Keterangan
Anti-Sm positif
Antibodi antinuclear
(ANA)
DIAGNOSIS
SLE
DIAGNOSIS
SLE
Kriteria ( Kecurigaan ke SLE bila
ada 2 atau 3 kriteria dibawah)
Gejala konstitusional:
kelelahan, demam
(tanpa bukti infeksi)
dan penurunan berat
badan.
Muskuloskeletal:
artritis, artralgia,
Gastrointestinal: mual,
muntah, nyeri abdomen
Paru-paru: pleurisy,
hipertensi pulmonal, SLEi
parenkhim paru.
Jantung: perikarditis,
endokarditis, miokarditis
Retikulo-endotel:
limfadenopati,
splenomegali,
hepatomegaly
Hematologi: anemia,
leukopenia, dan
trombositopenia
Neuropsikiatri:
psikosis, kejang,
sindroma otak organik,
mielitis transversus,
gangguan kognitif
neuropati kranial dan
perifer.
DIAGNOSIS SLE
Kriteria menurut Amercican College of Rheumatology
Kriteria
Definisi
Bercak
malar
Bercak
diskoid
Fotosensitif
Ulkus mulut
Artritis
Serositif
Gangguan ginjal
Gangguan saraf
Kejang
Psikosis
Gangguan darah
Antibodi antinuklear
positif( Tes ANA
Gangguan imunologi
DIAGNOSABANDING
BANDING
DIAGNOSIS
Diagnosa
Keterangan
Artritis Reumatika
Otot dan kekakuan sendi biasanya paling sering di pagi hari. Pola
karakteristik dari persendian yang terkena adalah mulai pada
persendian kecil di tangan, pergelangan, dan kaki.
Sklerosis Sistemik
Dermatomiositis
yakni terdapat eritema dan edema berwarna merah ungu kadangkadang juga livid. Pada palpebra terdapat telangiektasis, disertai
paralisi otot-otot ekstraokular.
Purpura
Trombositopenik
PENATALAKSAAAN
PENATALAKSANAAN
Edukasi
Penderita harus
selalu diingatkan
untuk tidak terlalu
banyak terpapar oleh
sinar matahari,
kortikosteroid dosis
tinggi, obat-obat
sitotoksik
Pengaturan
kehamilan,
kontraindikasi untuk
kehamilan, misalnya
antimalaria atau
siklofosfamid
Medikamentos
a
Rehabilitasi
OAINS
Kortikosteroid
Klorokuin
Hidroksiklorokuin
Azatioprin
Siklofosfamid
Metotreksat
Mikofenolat mofetil
KEADAAN KHUSUS
Lupus dalam Kehamilan
Sebelum
Selama kehamilan
Pasca persalinan
Lupus Nefritis
Klasifikasi kriteria World Health Organization (WHO)
untuk lupus nefritis sudah diperbaharui oleh International
Society of Nephrolog dan Renal Pathology Society
(ISN/RPS) tahun 2003 Klasfikasi WHO dinilai
berdasarkan pola histologi dan lokasi dari imun kompleks
kelas I:Minimal mesangial lupus nefritis
kelas II : mesangial proliferative lupus nefritis
kelas III : Fokal lupus nefritis
Kelas IV Difuse lupus nefritis
Kelas V Membranous lupus nefritis
Kelas VI Advanced sklerotik lupus nefritis
PEMERIKSAAN
PROGNOSA MEMBURUK
Ras hitam
Azotemia
Anemia
Sindroma
antiphospholipid,
gagal
terhadap
terapi
imunosupresi awal
Kambuh dengan fungsi
ginjal yang memburuk
PENCEGAHAN
PENCEGAHAN
Proteksi Diri
Cream (sunblock), pakaian
Obat
PROGNOSIS
Prognosis
BAIK, jika:
Diagnosis yang lebih awal
Tergantung kepada adanya inflamasi
organ yang serius
KESIMPULAN
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Afifurrahman,Ardianto, Ariesta Ayu, et al. 2011 Laporan Tutorial Skenario D Blok 7. FKUSP.
Aisah Siti. Purpura. 2010. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Ed. 5. Jakarta: Balai Penerbit FKUI;.h.285-86.
S Ntali, M Tzabakakis , et al. 2009. Whats New In Clinical Trials In Lupus. Int
Jclin
46