Anda di halaman 1dari 11

MODEL

PRODUKTIVITAS
OMAX

Capita Selekta 2-1

MODEL PRODUKTIVITAS OMAX


Pengukuran
pada
model
OMAX
(Objective
Matrix)
dikembangkan oleh James L. Riggs di Oregon State University.
OMAX menggabungkan kriteria-kriteria produktivitas ke dalam
suatu bentuk yang terpadu dan berhubungan satu sama lain.
Model ini melibatkan seluruh jajaran di perusahaan, mulai dari
bawahan sampai atasan. Kebaikan model OMAX dalam
pengukuran produktivitas perusahaan antara lain :
1)
2)
3)
4)

Relatif sederhana dan mudah dipahami.


Mudah dilaksanakan dan tak memerlukan keahlian
khusus.
Datanya mudah diperoleh.
Lebih fleksibel, tergantung pada masalah yang dihadapi

Capita Selekta 2-2

MODEL PRODUKTIVITAS OMAX

Bentuk dan susunan dari pengukuran produktivitas model


OMAX berupa matrix, yang terdiri dari :
1) Kriteria Produktivitas.
Menyatakan kegiatan dan faktor-faktor yang akan
diukur produktivitasnya, dinyatakan dengan ratio dari
rpoduktivitas yang diukur.
2) Performance / nilai pencapaian.
Setelah dilakukan pengukuran maka kita dapat
mengetahui tingkat produktivitas perusahaan tersebut.
Hasilnya ini yang akan dicantumkan pada baris
performance untuk kriteria yang diukur.
3) Butir-butir matrix
Terdapat dalam badan matrix yang disusun oleh
besaran-besaran pencapaian mulai dari tingkat 0 (hasil
yang terjelek) smpai dengan tingkat 10 (hasil yang
terbaik). Pengukuran dimulai dari tingkat normal yaitu
tingkat 3.
Capita Selekta 2-3

MODEL PRODUKTIVITAS OMAX

Bentuk dan susunan dari pengukuran produktivitas model


OMAX berupa matrix, yang terdiri dari : (lanjutan)
4)
5)

6)
7)

Skor (score)
Hasil dari pengukuran (performance) yang diubah ke
dalam skor yang sesuai.
Bobot (weight)
Setiap kriteria yang diukur mempunyai pengaruh yang
berbeda-beda terhadap tingkat produktivitas
perusahaan. Kriteria yang akan diberi bobot
berdasarkan derajat kepentingannya. Total dari bobot
bisa bernilai 100 atau 100% atau 1.
Nilai (value)
Nilai merupakan hasil prkalian dari skor pada kriteria
tertentu dengan bobot kriteria tersebut.
Performance indicator
Merupakan jumlah nilai (6) dari semua kriteria
pengukuran yang dilakukan.
Capita Selekta 2-4

Perhitungan Produktivitas dengan OMAX


Langkah 1 Pendefinisian (Defining)
Pada bagian atas matrix terdapat kriteria
produktivitas berupa perbandingan yan merupakan
unjuk kerja produktif dari suatu unit kerja serta
berpengaruh pada tingkat produktivitas. Satuan
untuk tiap-tiap kriteria ditentukan terlebih dahulu.
Pemilihan
kriteria
tersebut
selain
karena
pengaruhnya juga sebagai faktor yang akan diteliti
dan dikembangkan.

Capita Selekta 2-5

Perhitungan Produktivitas dengan OMAX

Langkah 2 Pengukuran (Quantifying)


Pada badan matrix ditunjukkan tingkat pencapaian unjuk
kerja untuk kriteria produktivitas. Tingkatan tersebut
dibagi dalam sepuluh tingkat. Nilai-nilai menunjukkan
tingkat dimana matrix pengukuran dimulai. Jika kurang
dari hasil minimum yang dapat diterima dianggap nol.
Jika kurang dari hasil minimum yang dapat diterima,
dinggap nol. Hasil dari pengukuran untuk setiap unit
kerja yang akan dikembangkan harus disertakan dalam
masukan yang dicatat pada baris nilai 0,3 dan 10.
Selanjutnya semua masukan yang lain merupakan hasil
interpolasi dari ketiga baris tersebut untuk masingmasing kriteria.

Capita Selekta 2-6

Perhitungan Produktivitas dengan OMAX


Langkah 2 Pengukuran (Quantifying)

Kenaikan level 1 dan 2 dilakukan dengan cara


interpolasi, yaitu :

Level3 level1
30
Kenaikan level 4 sampai dengan 9 dilakukan dengan
cara interpolasi, yaitu

Level10 level3
10 3
Capita Selekta 2-7

Perhitungan Produktivitas dengan OMAX

Langkah 3 Pencatatan (Monitoring)


Dasar dari matrix adalah perhitungan dari performance
indikator (indikasi unjuk kerja). Hasil perbandingan dari
ooperasi yang berlangsung ditempatkan di bagian atas
matrix, kemudian disesuaikan dengan tingkatan pada
badan matrix, lalu dicatat dalam baris nilai setelah diubah
menurut nilai yang ada. Bila ada hasil perbandingan yang
terletak di antara 2 (dua) level, maka dipilih kemungkinan
terjelek.
Angka pada baris bobot menunjukkan derajat
kepentingan dari masing-masing kriteria tersebut
dikalikan dengan nilai atasnya lalu dicatat dalam baris
nilai x bobot (value), penjumlahan dari value ini adalah
performance indikator (penunjuk unjuk kerja) dari suatu
periode tertentu.
Capita Selekta 2-8

Perhitungan Produktivitas dengan OMAX

Pembagian skala terdiri atas 3 (tiga) tingkat, yaitu :


Tingkat 0
1)

2)
3)

Tingkat 0
Merupakan tingkat rasio terendah yang dicatat pada akhir
periode. Dengan kata lain merupakan hasil terjelek atau
kemungkinan hasil terjelek yang dicapai tiap kriteria pada
periode tersebut.
Tingkat 3
Adalah hasil-hasil yang ingin dicapai dalam kondisi normal
selama proses pengukuran berlangsung
Tingkat 10
Berisi perkiraan realistis hasil terbaik yang mungkin dapat
dicapai oleh perusahaan dalam suatu kurun waaktu tertentu
atau dalam suatu periode tertentu.Model ini berupa matrix,
sebuah tabel yang butir-butirnya disusun menurut kolom
dan baris sehingga dapat dibaca dari atas ke bawah dan
dari kiri kekanan.
Capita Selekta 2-9

Perhitungan Produktivitas dengan OMAX


Productivity
Criteria

1
2

Performance

10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0

4
5
6

SCORE

SCORE
WEIGHT
VALUE

Performance Indicator

Current
7

Capita Selekta 2-10

Previous

Index

Perhitungan Produktivitas dengan OMAX

Untuk menghitung Index Produktivitas (IP) dengan


mengunakan rumus :
IP

HasilPengukuranPeriodeSekarang HasilPengukuranPeriodeSebelumnya
x100 %
HasilPengukuranPeriodeSebelumnya

Peningkatan produktivitas bisa diketahui dari


besarnya kenaikan performance indikator yang terjadi.

Capita Selekta 2-11

Anda mungkin juga menyukai