12:
1. Mira Fimalasari
2. Ratu Anisa Fimalasari
3. Reisha Dwi Melissa
4. Rimaida Maharany
5. Ririn Atria
6. Riyo Firsan
7. Roichan M.Firdaus
8. Sahara Maharany
9. Siti Maulidya Sari
10. Tarwiyan Puspita Ningrum
11. Widia Trisusanty
12. Andi Arnisari
13. Hayyu Kusumaning Tyas
14. Ika S.S
110.2005.157
110.2005.209
110.2005.210
110.2005.223
110.2005.225
110.2005.227
110.2005.228
110.2005.236
110.2005.250
110.2005.267
110.2005.290
110.2002.023
110.2002.114
110.2002.128
1
REVOLUSI PSIKIATRIK
Tahun pencerahan (setelah abad pertengahan) diputuskan
bahwa penyakit mental bukan akibat ilmu sihir
II. Perkembangan psikonalisis oleh sigmund freud
III. Psikiatri masyarakat
I.
LATAR BELAKANG
Seorang Psikiater diharapkan mampu mengobati pasien dalam jumlah
SEJARAH
Sejarah 1963
Karakteristik :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Komitmen
Pelayanan
Perawatan jangka panjang
Penatalaksanaan kasus
Peran serta masyarakat
Konsultasi
Penilaian dan penelitian
10
1.
Komitmen
a. Bahwa rencana harus mengenali semua kebutuhan
kesehatan mental dari populasi, mendata semua sarana
yang tersedia dan menyusun sistem perawatan
b. Warga masyarakat dan tokoh politik harus dilibatkan di
dalam proses perencanaan
c. Pencegahan sekurang-kurangnya sama pentingnya
dengan pengobatan langsung
d. Bertanggung jawab terhadap semua orang di dalam
populasi termasuk anak-anak, lanjut usia, golongan
minoritas, penderita penyakit kronis dan akut serta yang
tinggal di daerah pedalaman
11
2. Pelayanan
- Kesehatan mental masyarakat adalah suatu sistem yang
total bukan pelayanan tunggal
- Tim kesehatan mental masyarakat adalah dokter psikiatri,
ahli psikologi klinis, pekerja sosial psikiatrik, perawat
psikiatrik, anggota administratif dan tata usaha serta ahli
terapi okupasi dan rekreasi untuk program rawat inap dan
hospitalisasi partial
3. Perawatan Jangka Panjang
- Perawatan jangka panjang memungkinkan satu orang
dokter untuk mengikuti pasien melalui pelayanan gawat
darurat, perawatan di rumah sakit, hospitalisasi partial
sebagai suatu transisi ke masyarakat dan pengobatan
rawat jalan sebagi folow-up
12
4. Penatalaksanaan Kasus
- Dokter melibatkan pasien dalam pengobatan dengan
menjangkau tempat menginap dan penampungan
- Dokter menjamin kesinambungan pengobatan dengan
memulai kontak selama perawatan di rumah sakit dan
melanjutkan bantuan melalui pasca rawat ( after care)
- Dokter bertindak sebagai penghubung antara pasien
dengan petugas kesehatan mental lainnya dan antara
petugas itu sendiri
5. Peran Serta Masyarakat
Masyarakat harus berperan serta dalam memutuskan
tentang kebutuhan dan program mentalnya, bukan
membiarkan hal tersebut ditentukan oleh pihak lain
13
6. Konsultasi
- Konsultan menawarkan bantuan kepada profesional
dalam kesehatan mental yang bekerja di pusat atau
badan perawatan jalan
7. Penilaian dan Penelitian
- Penilaian adalah proses mendapatkan informasi tentang
program kesehatan mental masyarakat secara
menyeluruh dan efeknya pada orang-orang institusi dan
masyarakat
- Penelitian dapat ditujukan secara spesifik pada masalah
kunci daripada program keseluruhan
14
15
2. Merasa nyaman berhubungan dan menerima kasih sayang dari orang lain.
Mampu mencintai dan menerima cinta dari orang lain.
Mempunyai hubungan pribadi yang tetap.
Mampu mempercayai orang lain.
Dapat menghargai pendapat orang lain yang berbeda.
Merasa menjadi bagian dari kelompok.
Tidak mengakali orang lain dan tidak membiarkan dirinya diakali oleh orang lain.
3. Mampu memenuhi kebutuhan hidup
Menetapkan tujuan hidup yang nyata untuk dirinya.
Mampu mengambil keputusan.
Menerima tanggung jawab.
Merancang masa depan.
Menerima ide dan pengalaman baru
Merasa puas dengan pekerjaanya.
16
18
1.
Stresor sosio-ekonomi
2.
Status masyarakat yang diukur atas standar taraf kehidupan sosio ekonomi,
seperti pendapatan, pekerjaan, tempat tinggal. Ukuran fisik merupakan indikator
penting dalam penilaian pribadi
Kemiskinan dan kekurangan sosial merupakan sterssor socio-economi yang tidak
dapat dihindari
Penolakan langsung untuk memasuki kalangan yang diinginkan seperti lingkungan
kerja dan rekreasi
21
Perubahan social
3.
4.
b. pengaruh Fisik-Biologik
5.
Urbanisasi
Migrasi ke kota dapat menimbulkan masalah pada kesehatan jiwa meliputi :
6.
7.
8.
RUANG LINGKUP
Masalah perkembangan manusia yang harmonis dan peningkatan kualitas
hidup
1.
masalah kesehatan jiwa yang berkaitan dengan life cycle kehidupan manusia, mulai
dari persiapan pranikah, anak dalam kandungan, balita, anak, remaja, dewasa, usia
lanjut
Dampak dari menderita penyakit menahun yang menimbulkan dissabilitas
Permukiman yang sehat
Pemindahan tempat tinggal
Masalah psikososial
2.
Psikotik gelandangan
Pemasungan penderita gangguan jiwa
Masalah anak jalanan
Masalah anak remaja (tawuran, kenakalan)
Penyalahgunaan narkotika dan psikotropika
Masalah seksual (penyimpangan seksual, pelecahan seksual )
Tindakan kekerasan social
Stres pasca trauma (anxietas, gangguan emosional)
Pengungsi / migrasi
Masalah usia lanjut yang terisolir
Masalah kesehatan kerja ditempat kerja
24
27
lalu di Indonesia tercatat jumlah pelajar SLTP yang putus sekolah adalah
sebanyak 1.000.746 siswa / siswi, sedangkan pelajar SLTA yang putus
sekolah adalah sebanyak 151.976. jumlah lulusan SLTA yang tidak
melanjutkan pendidikan keperguruan tinggi pada tahun tersebut tercatat
sebanyak 691.361 siswa/ siswi. Laporan Organisai Buruh Internasional ( ILO
) tahun 2005 menyatakan bahwa sebanyak 4,18 juta anak usia sekolah di
Indonesia tidak bersekolah dan sebagainya menjadi pekerja anak
perwakilan ILO di Indonesia menyatakan bahwa banyaknya anak putus
sekolah dan menjadi pekerja anak disebabkan karena biaya pendidikan di
Indonesia masih dianggap terlalu mahal dan tak terjangkau oleh sebagian
kalangan masyarakat. Angka partisipasi kasar ( APK ) program wajib belajar
9 tahun yang dirilis Depdiknas menunjukan baru mencapai 88,68% dari
target 95% partisipasi anak usia sekolah yang diharapakan .
28
30
31
32
34
35
36
37
38
39
40
41
Masalah Narkoba, alkohol, psikotropika dan zat adiktif lainnya ( Napza ) serta
dampaknya ( Hepatitis C, HIV / AIDS dll )
Narkotika, alkohol, psikotropika dan zat adiktif lainnya (Napza) tergolong dalam zat
psikoaktif yang bekerja mempengaruhi kerja sistem penghantar sinyal saraf (neuro-
42
43
44
45
46
47
48
WHO, lebih dari 90% kasus bunuh diri berhubungan dengan masalah
gangguan jiwa seperti depresi, psikotik dan akibat ketergantungan zat
(Napza).
Yang mengkhawatirkan adalah dijumpainya pergeseran usia orang yang
melakukan tindak bunuh diri. Kalau dahulu sangat jarang anak yang
usianya kurang dari 12 tahun melakukan tindak bunuh diri, tetapi
sekarang bunuh diri pada anak usia kurang dari 12 tahun semakin
sering ditemukan. Ini menunjukkan kegagalan orang tua di rumah, guru
di sekolah dan tokoh panutan di asyarakat membekali keterampilan
hidup (life skill) untuk mengatasi tantangan maupun kesulitan hidupnya.
Kasus bunuh diri sudah menjadi masalah kesehatan masyarakat yang
serius terutama bila dikaitkan dengan dampak kehidupan moderen.
Oleh karena itu WHO memandang bunuh diri sebagai peyebab utama
kematian dini yang dapat dicegah.
49
50
DEINSTITUSIONALISASI
Proses di mana sejumlah besar pasien dipulangkan dari
51
Transinstitusionalisasi
Transinstitusionalisasi adalah pengalihan status rumah sakit pasien
Adjusment disorder
Gejala-gejala stress
Kecemasan
Depresi
53
PENCEGAHAN
Psikiatri pencegahan (preventive psychiatry) adalah bagian
dari psikiatri masyarakat, yang bertujuan :
54
57
PROGRAM TPKJM
PROGRAM UMUM
1.
Menetapkan standar kesehatan jiwa masyarakat
2.
Pedoman sertifikasi kesehatan jiwa masyarakat
3.
Menetapkan pedoman biaya kesehatan jiwa masyarakat
4.
Menetapkan standar akreditasi rumah sakit, pusat rehabilitasi, panti
5.
Menetapkan standar diklat kesehatan jiwa masyarakat
6.
Menetapkan standar penapisan kesehatan jiwa masyarakat
7.
Menetapkan standar etika penelitian kesehatan jiwa masyarakat
8.
Surveilance
9.
Penyediaan obat essensial tertentu
PROGRAM KHUSUS
1. TIM pembina KJM
melaksanakan penyusunan standar pelayanan tekhnis bidang KJM
2. TIM pengarah KJM
melaksanakan penyusunan standar pelayanan minimal bidang kjm
3. TIM pelaksana KJM
pelaksanaan standar pelayanan minimal bidang KJM
59
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat kesehatan jiwa masyarakat,departemen kesehatan RI,
60