Anda di halaman 1dari 18

BIOFARMASI

TRANSDERMAL DRUG DELIVERY

DISUSUN OLEH:
MARIA

MAGDALENA RICELLY S E 12334028

LISTYA
LIUS

CINDY

OSARIO

12334030
12334033

PENDAHULUAN

Latar
belakang
Tujuan

Bagi kebanyakan orang mungkin belum mengerti apa itu


transdermal. Transdermal adalah salah satu cara
administrasi obat dengan bentuk sediaan farmasi/obat
berupa krim, gel atau patch (koyo) yang digunakan pada
permukaan kulit. Bentuk transdermal menjadi pilihan
terutama untuk obat-obat yang apabila diberikan secara
oral bisa memberi efek samping yang tidak diinginkan.

Untuk mengetahui dan memahami mengetahui lebih dalam


jenis jenis obat yang digunakan pada kulit untuk
pengobatan penyakit, sistem pemberian obat transdermal.

ANATOMI KULIT
Kulit adalah suatu organ pembungkus seluruh permukaan luar tubuh, merupakan organ terberat
dan terbesar dari tubuh. Seluruh kulit beratnya sekitar 16 % berat tubuh, pada orang dewasa
sekitar 2,7 3,6 kg dan luasnya sekitar 1,5 1,9 meter persegi. Tebalnya kulit bervariasi mulai
0,5 mm sampai 6 mm tergantung dari letak, umur dan jenis kelamin.
Secara histopatologis kulit tersusun atas 3 lapisan utama yaitu :
1. Epidermis
Terdiri atas lima lapisan (dari lapisan yang paling atas sampai yang terdalam):

Stratum Korneum
Stratum Lusidum
Stratum Granulosum
Stratum Spinosum
Stratum Basale (Stratum Germinativum)

2. Dermis
Dermis terdiri dari dua lapisan :
Lapisan papiler; tipis mengandung jaringan ikat jarang.
Lapisan retikuler; tebal terdiri dari jaringan ikat padat.
3. Subkutis
Merupakan lapisan di bawah dermis atau hipodermis yang terdiri dari lapisan lemak. Lapisan
ini terdapat jaringan ikat yang menghubungkan kulit secara longgar dengan jaringan di
bawahnya. Jumlah dan ukurannya berbeda-beda menurut daerah di tubuh dan keadaan nutrisi
individu.

FISIOLOGI KULIT
Kulit merupakan organ yang berfungsi sangat penting bagi tubuh diantaranya
adalah memungkinkan bertahan dalam berbagai kondisi lingkungan, sebagai
barier infeksi, mengontrol suhu tubuh (termoregulasi), sensasi, eskresi dan
metabolisme.
Sensasi telah diketahui merupakan salah satu fungsi kulit dalam merespon
rangsang raba karena banyaknya akhiran saraf seperti pada daerah bibir,
puting dan ujung jari.
Sensasi kulit adalah sensasi yang reseptornya ada dikulit, sedangkan sensasi
visera adalah sensasi yang berkaitan dengan persepsi lingkungan dalam, nyeri
dari alat-alat visera biasanya digolongkan sebagai sensasi visera. Terdapat 4
sensasi kulit yaitu: raba-tekan (tekanan adalah rabaan yang ditahan agak lama),
dingin, hangat, dan nyeri. Kulit mengandung berbagai jenis ujung saraf sensorik
yang meliputi ujung saraf telanjang, saraf yang melebar, serta ujung saraf
yang terselubung.

FUNGSI KULIT
Dari Bagian Bagian Kulit
Lapisaan Epidermis terdiri dari :
Stratum germinativum untuk memproduksi pigmen melanin dan membentuk selsel baru ke arah luar.
Stratum granulosum untuk pembentukan keratin dan membantu proses
kematian sel
Startum corneum untuk melindungi terhadap senyawa-senyawa yang kontak
dengan kulit
Dermis = untuk melindungi kulit dari kerusakan fisik, penyebaran penyakit,
pengatur suhu badan dan penerima rangsangan.
Pembuluh darah = menyuplai oksigen dan nutrisi ke jaringan epidermis dan
dermis.
Kelenjar minyak = menghasilkan minyak untuk mencegah kekeringan kulit dan
rambut.
Keseluruhan Fungsi Kulit
Pelindung atau proteksi
Penerima rangsang
Pengatur panas atau thermoregulasi
Pengeluaran (ekskresi)
Penyimpanan
Penyerapan terbatas
Penunjang penampilan

JALUR TRANSPORTASI OBAT MELALUI KULIT


Jalur Trans Epidermal
Transcellular
Jalur transport transcellular
merupakan jalur lipid. Jalur transport
transcellular terjadi proses partisi
molekul obat pada kompartemen
sel Stratum Corneum yang sifatnya lipophilic dan hydrophilic.
Intercellular
Jalur transport ini juga masih dipengaruhi oleh
Jalur ini lebih mudah dibandingkan jalur transcellular.

intercellular lipid.

Jalur Trans Appendageal


Rute ini berperan penting pada beberapa senyawa polar dan molekul ion
yang tidak bisa berpenetrasi melalui stratum corneum. Rute ini dapat
menghasilkan difusi yang lebih cepat segera setelah penggunaan. Pada rute
ini obat terpenetrasi melalui folikel rambut atau kelenjar keringat.

SEDIAAN TRANSDERMAL

Sediaan transdermal merupakan sediaan


obat yang digunakan melalui kulit dengan
tujuan untuk mencapai sirkulasi sistemik
yaitu dengan cara menembus barrier
(pertahanan) kulit.
Sedian transdermal yang biasa dijumpai
dipasaran saat ini adalah Transdermal
therapeutic system yang biasa disebut
sebagai plester atau transdermal patch.

TDD PENGGANTI PENGHANTARAN KONVENSIONAL


Obat yang dihantarakan melalui TDD tidak mengalami first pass effect karena dia tidak
melewati portal hepatic sehingga dapat menghindari problem rendahnya bioavailabilitas.
TDD dapat memberikan kadar obat yang terkontrol dan stabil sehingga dapat mengurangi
kebutuhan pengulangan konsumsi obat. Hal ini dapat ditimbulkan akibat pelepasan obat dari
sediaan yang dikontrol baik dengan sistem reservoir, maupun sistem matriks (untuk
penjelasan selangkapnya silakan bacabaca buku terkait TDD).

TDD memberikan profil Cp relatif mirip dengan profil Cp intra vascular (landai) tanpa
menimbulkan rasa sakit dan tidak nyaman seperti dalam pemberian obat secara intra
vascular yang invasive. Landainya profil Cp pada TDD disebabkan oleh panjangnya jarak
tempuh obat dari sediaan menuju sirkulasi sistemik dan adanya fasefase yang berbeda.
Sehingga perlu diperhatikan onset dan KEMnya.
Jika ternyata terjadi side effect yang tidak diinginkan (adverse effect), maka pemakaian
dapat dihentikan dengan mudah. Bayangkan jika hal ini terjadai pada pemberian p.o maupun
pemberian secara invasive.
Bisa diberikan dalam waktu yang panjang tanpa diganti asalkan patch tidak terlepas dari
kulit. Keenam, tidak ada risiko interaksi dengan cairan lambung. Hal ini penting mengingat
banyak obat dapat terdegradasi oleh cairan lambung maupun dapat mengiritasi lambung.
TDD sangat cocok untuk obat dengan waktu paro eliminasi pendek, therapeutics window
sempit, serta absorbsi rendah.

KEGUNAAN SEDIAAN TRANSDERMAL


Banyak obat yang terdegradasi dalam saluran cerna utamanya pada hepar
dan usus. Contoh paling ekstrim dalam masalah ini adalah obatobat
golongan peptida dan protein seperti insulin. Sampai saat ini insulin belum
memungkinkan untuk dibuat sediaan per oral, meski dibuat dalam sediaan
non konvensional sekali pun karena insulin akan dirusak oleh enzimenzim
pencerna protein dalam saluran cerna yang menyebabkan insulin sangat
tidak stabil dalam saluran cerna.
Banyak obat sukar diabsorbsi melalui saluran cerna. Banyak faktor yang
mengakibatkan permasalahan ini di antaranya adalah karena kelarutan obat
yang rendah dalam saluran cerna, kemampuan penetrasi yang rendah,
maupun kombinasi dari kedua faktor tersebut. Hal ini sangat terkait
dengan masuk dalam kelas manakah suatu obat dalam BCS.
Beberapa obat dapat menyebabkan iritasi pada saluran gastro intestinal,
utamanya pada lambung. Contoh yang paling terkenal dalam masalah ini
adalah asam salisilat maupun aspirin yang akan terdegradasi menjadi asam
salisilat. Jika dipaksakan, maka dapat menimbulkan bahaya tukak lambung.

SYARAT OBAT YANG DIBERIKAN SECARA


TRANSDERMAL
Memiliki koefeisien partisi sedang.

Memiliki ukuran yang kecil.


Harus obat yang poten dalam artian dosis terapinya kecil.

Memiliki titik lebur yang rendah.


Tidak menimbulkan reaksi yang tidak diinginkan pada kulit
seperti iritasi dan sensitisasi.
Hal ini terkait permeabilitas yang berbedabeda pada tiap
bentuk kristal yang berbeda sehingga permeabilitasnya
tidak dapat diprediksi.

MEKANISME KERJA PEMBERIAN OBAT SECARA


TRANSDERMAL

KEUNTUNGAN SEDIAAN TRANSDERMAL

Menghindari metabolisme lintas pertama obat


Mengurangi terjadinya fluktuasi kadar obat dalam plasma, sehingga
mengurangi efek samping yang mungkin terjadi.
Bermanfaat untuk obat-obat dengan waktu paruh yang pendek dan
indeks terapetik yang kecil

Mencegah rusaknya obat-obat yang tidak tahan terhadap pH saluran


pencernaan, dan juga mencegah terjadinya iritasi saluran cerna oleh
obat yang bersifat iritatif .
Mudah untuk menghentikan pemberian obat jika terjadi kesalahan
dalam pemberian obat sehingga dapat mencegah terjadinya toksisitas.
Mengurangi frekuensi pemberian dosis obat, sehingga dapat
meningkatkan kepatuhan pasien.

KERUGIAN SEDIAAN TRANSDERMAL

Efek terapi yang timbul lebih lambat dibandingkan


pemberian secara oral.
Tidak sesuai untuk obat-obat yang iritatif terhadap
kulit.
Hanya obat dengan kriteria tertentu (yang dapat
menembus kulit), sehingga tidak semua obat cocok
untuk diberikan secara transdermal.
Memerlukan desain formulasi khusus sehingga obat
dapat efektif jika diberikan secara transdermal.

CONTOH PEMAKAIAN SISTEM TRANSDERMAL


Skopolamin
Digunakan secara transdermal dikulit bagian belakang telinga untuk mengatasi motion
sickness/mual muntah. Mempunyai range terapetik yg sempit, sehingga menguntungkan jika
diberikan secara transdermal, karena dapat memberikan obat dalam keadaan steady state
(mantap) sehingga mencegah terjadinya fluktuasi kadar obat dalam plasma. Pemberian
skopolamin dapat sampai 3 hari (72 jam).
Contoh produknya: Transderm-Scop Ciba (merupakan perekat bundar dan datar yg
dirancang untuk melepaskan skopolamin secara kontinue melalui membran dengan pori-pori
mikro pengatur laju.
Nitrogliserin
Digunakan untuk obat jantung. Nitrogliserin berfungsi sebagai antiangina yang mempunyai
dosis rendah, waktu paruh plasmanya pendek. Bila digunakan dibawah lidah maka akan dengan
cepat dimetabolisme oleh hati, sehingga bioavailabilitasnya rendah.
Contoh produknya :Transderm-Nitro (Ciba), Nitro-Dur (Key), Nitro-Disk ( Searle)
produk-produk tersebut digunakan untuk penggunaan selama 24 jam.
Nitrogliserin juga dapat diberikan secara transdermal dalam bentuk sediaan salep (Nitro
ointment) yg mengandung 2% nitrogliserin dan laktosa sebagai suatu pengabsorbsi lanolin,
dengan basis vaselin putih, sehingga penglepasan obat dapat diatur. Setiap inci salep yg
dikeluarkan dari tube mengandung sekitar 15 mg nitrogliserin. Penggunaan dioleskan di dada
menggunakan aplikator agar salep tidak melekat di kulit tangan. Dosis 1-2 inci (50 mm) dipakai
setiap 8 jam sekali, atau 4-5 inci (100-125 mm). Daerah kulit yg diolesi salep kemudian ditutupi
dengan bungkus plastik dan pita perekat, onsetnya 30 menit.

CONTOH SEDIAAN OBAT TRANSDERMAL

Scopolamine-releasing Transdermal Drug Delivery System


yang digunakan untuk perawatan profilaksis atau motioninduced nausea.
Nitroglyserin-releasing
Transdermal
Drug
Delivery
System dan Isosorbide Dinitrate-releasing Transdermal
Drug Delivery System untuk perawatan angina pectoris.
Clonidine-releasing Transdermal Drug Delivery System
(Catapres) untuk terapi hipertensi.
Estradiol-releasing Transdermal Drug Delivery System
(Estraderm) untuk perawatan sindrom postmenopause.

KLASIFIKASI BERDASARKAN TEKNIS


KECANGGIHAN TDDS

Tingkat pra-diprogram sistem pengiriman


obat
Aktivasi sistem pengiriman obat dimodulasi
Umpan balik pengiriman obat diatur system

Carrier berbasis sistem pengiriman obat

KESIMPULAN
Sediaan transdermal merupakan sediaan obat yang
digunakan melalui kulit dengan tujuan untuk mencapai
sirkulasi sistemik yaitu dengan cara menembus barrier
(pertahanan) kulit.
Sedian transdermal yang biasa dijumpai dipasaran saat ini
adalah Transdermal therapeutic system yang biasa disebut
sebagai plester atau transdermal patch.
Transdermal patch atau plester transdermal atau plester
kulit adalah plester adesif yang mengandung obat yang
ditempatkan pada kulit untuk menghantarkan dosis
pelepasan obat berdasarkan waktu melalui kulit dan ke
dalam aliran darah.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai