Anda di halaman 1dari 44

PASTA GIGI

I. PENDAHULUAN

Fungsi kosmetik:
memelihara atau memperbaiki penampilan luar
dari tubuh.
Di masyarakat, prevalensi kerusakan gigi dan
penyakit mulut yang terjadi dianggap sebagai
hal yang biasa oleh karena itu sediaan
mulut lebih diutamakan untuk pencegahan
dan pengontrolan penyakit mulut seperti
caries dan penyakit gusi.

GIGI DAN JARINGAN


DISEKITARNYA
email

mahkota gigi

dentin

neck
pulpa

akar gigi

Email

menyusun permukaan luar dari mahkota gigi atau


crown
merupakan suatu jaringan yang keras, paling tebal di
puncak gigi dan paling tipis di neck.
jaringan terkeras yang ada di tubuh, tersusun dari
hydroxyapatit (3Ca3(PO4)2.Ca(OH)2) kira-kira 98%
dari komposisinya, sisanya keratin dan air.

Hydroxyapatit mempunyai kemampuan ion


exchange dan anion seperti F dan CO32- dapat
menggantikan gugus OH, sedangkan kation seperti
Zn2+ dan Mg2+ dapat menggantikan Ca2+.
Rentannya carries kemungkinan dipengaruhi oleh
ion exchange ini, banyaknya OH yang digantikan
oleh F memberi pengaruh pada mudah rusaknya
email.

Dentin

Lapisan yang berada di bawah email gigi.


Jaringan ini juga tersusun dari hydroxyapatit yang ada
sekitar 70 %, sisanya kolagen dan air. Matrik dentine
berlubang-lubang akibat adanya sejumlah saluran kecil yang
menyebar dari pulp cavity sampai permukaan, yang disebut
sebagai tubula dentin
Apatit dentine juga terdiri dari berbagai macam element
yang berasal dari sistemik.
Element yang paling banyak terdapat adalah fluorine.

Tabel 30.1 Perbedaan antara email dan dentine


Dentine

Email

Hardness
Knoops scale
Mohs scale

55 60
2

250 300
4

Spesific gravity

2 - 14

2.9 3.0

Inorganic matter (

68

96

Phosphorus (

11.5

16.5

Calcium (

24

35

Fluorine (ppm

240

100

Protein (

20

Protein type

Collagen

Keratin

Saliva

Saliva atau air liur adalah bagian dari lingkungan gigi dan
merupakan faktor utama dalam pemeliharaan kesehatan
mulut.
Air liur diproduksi oleh tiga pasang kelenjar besar dan
kelenjar-kelenjar kecil dari mukosa mulut (labial, lingual,
buccal, dan palatal).
Pengeluarannya berbeda satu dengan yang lainnya, juga
dalam hal komposisinya dan mungkin rata-rata kecepatan
mengalirnya dalam sehari juga berbeda
Saliva mengandung bakteri, mucopolysaccharides, protein,
enzim, dan zat-zat inorganik seperti kalsium, natrium,
kalium, ion klorit dan fosfat.

Unsur pokok inorganic dari air liur diperkirakan


bertanggung jawab dalam menyebabkan acquired
pellicle dan plaque.
Adanya kalsium fosfat dipercaya penting untuk
mengontrol caries gigi dan membentuk calculus.
Tidak cukupnya aliran air liur dihubungkan dengan
meningkatnya kerentanan caries, kemungkinan
dikarenakan kurang bersihnya debris, kapasitas
buffer hilang dan mengurangi konsentrasi Ca 2+ dan
PO4-3.

Acquired integument gigi


Jika permukaan gigi dibersihkan dengan sikat dan
pasta gigi dapat menghilangkan berbagai macam
integument hingga kristal email menjadi terbuka.
lapisan anti bakteri yang menempel pada
permukaan gigi dan berasal dari air liur.
Pellicle dianggap mempunyai aksi perlindungan
melawan asam pada permukaan email

Plaque

Penyebab utama berkembangnya caries; juga berkaitan


dengan penyakit periodontal.
Jumlah plaque yang terbentuk sangat bervariasi, secara
khusus terbentuk 10-20 mg plaque perhari.
kandungan protein air liur yang dimodifikasi oleh enzim
bakteri dengan jumlah polisakarida yang berbeda-beda,
menentukan jumlah plaque yang terbentuk.

Calculus
Merupakan timbunan mineral yang diubah pada gigi yang
tidak terawat, terdeposit pada permukaan gigi.

Sisa Makanan dan Materi Alba


Sisa makanan, biasanya mudah dihilangkan dengan
air.
Materi alba biasanya putih, tersebar berdempetan
antarmateri pada lapisan yang longgar dan mudah
dibersihkan, biasanya campuran bakteri dengan
proporsi yang tinggi dari polisakarida ekstraseluler.
Jika kebersihan gigi tidak dijaga,maka timbunan ini
mudah terbentuk, dan memberikan pengaruh yang
signifikan pada kesehatan gigi dan pada bau mulut.

MASALAH-MASALAH UTAMA
KESEHATAN GIGI

Caries Gigi
Proses perusakan yang menyebabkan dekalsifikasi
enamel gigi dan berlanjut menjadi kerusakan enamel
serta dentin, dan pembentukan lubang pada gigi.

Disebabkan oleh asam yang dihasilkan dari aksi


mikroorganisme pada karbohidrat, yang dikarakterisasi
dengan pelunakan jaringan kapur pada bahan inorganik
dan disertai atau diikuti dengan hancurnya bahan
organik pada gigi.

Kontrol Caries
Beberapa metode untuk mengontrol caries:
Reduksi/pengurangan
asupan karbohidrat
dapat difermentasi.
Penghilangan debris yang dapat difermentasi
Pengurangan aktivitas bakteri
Campur tangan dalam sistem enzim
Memperkuat gigi terhadap serangan m.o
Fluoridasi suplai air
Periodontal Disease

yang

II. BAHAN-BAHAN PENYUSUN


PASTA GIGI

Persyaratan Dasar Pasta Gigi

Ketika digunakan bersamaan dengan sikat gigi harus dapat


membersihkan gigi dengan baik, seperti membersihkan debris, plaque,
dan kotoran.
Harus meninggalkan sensasi segar dan bersih dimulut
Harga harus mendukung untuk penggunaan secara teratur dan
berkali-kali.
Tidak membahayakan,menyenangkan dan nyaman digunakan.
Dapat dikemas dengan ekonomis dan stabil dalam penyimpanan
selama masa komersialnya.
Harus memenuhi standart seperti British standart, dalam hal
abrasivitasnya terhadap email dan dentine.
Jika menyatakan klaim sebagai propilaksis, harus dilengkapi dengan
uji klinik yang memadai.

Struktur Dasar Pasta Gigi

Fungsi utama dari pasta gigi adalah menghilangkan


kotoran yang terikut dari permukaan yang keras
dengan kerusakan minimal pada permukaan
tersebut.
Permasalahan ini diatasi menggunakan bubuk
abrasive kekuatan menengah dengan penambahan
SAA.
Formulasi dasar adalah bubuk pembersih gigi.
Diperlukan penambahan gelling agent untuk
mempertahankan konsentrasi solid yang tinggi
Diperlukan kenaikan viskositas dengan penambahan
geling agent, bahan perasa, pengawet, warna, zat
aktif kosmetik

Bahan Penyusun Pasta Gigi

ABRASIVE
Memiliki kemampuan untuk membersihkan dan
menghindari kerusakan pada permukaan gigi.
Kemampuan sbg abrasive tgt pada ukuran, bentuk,
kerapuhan dan kekerasan bahan tsb.

JENIS-JENIS BAHAN ABRASIVE

Calcium Carbonat, Chalk


Calcium phosphate
Dicalcium phosphate CaHPO4.2H2O(DCP)
Dicalcium phosphare anhydrous CaHPO4(Anhydrous DCP)
Tricalcium phosphate Ca3(PO4)2
Calcium pyrophosphate Ca2P4O7
Insoluble sodium metaphosphate (IMP)

Abrasive lain : hydrated alumina, dan plastik sintetik

DETERGEN

Untuk membersihkan gigi, merupakan SAA


Sabun jenis detergent lama, sdh tdk digunakan lagi
shg diganti dgn detergent sintetik
Detergent yang digunakan harus tidak berasa, tidak
toksik dan tidak mengiritasi mukosa
Kualitas busa subyek assessment

JENIS-JENIS DETERGENT
Sodium Lauryl Sulphate (SLS)
Sodium N-lauroyl Sarcosinate:
R.CO.N(Me)CH2COONa
Sodium Ricinoleate dan Sodium
Sulphoricinoleate
Detergen lain: sodium lauryl eter sulphate,
coco monoglyceride sulphate, alkane
sulphonate, alkyl polyeter carboxylates

HUMECTANTS
Berfungsi untuk mencegah keringnya pasta gigi
Contoh Humectant yang umum digunakan
dalam pasta gigi :
Gliserin
Sorbitol
Propilenglikol

GELLING AGENTS

Untuk menjaga kekerasan shg bentuk sediaan


menjadi stabil
Dapat memodifikasi dispersibilitas, karakter busa
dan rasa
Merupakan koloid hidrofilik yang terdispersi dalam
air

Jenis-jenis gelling agent


Gum Tragacanth
Caragheen
Derivat selulosa
Carboxymethyl cellulose (CMC)
Eter Selulosa (metil atau hidroksil eter selulosa)
Metil selulosa
Hidroksi etil selulosa (HEC)
Gelling Agent lain

FLAVOUR (PERASA)

Perasa pada pasta gigi merupakan salah satu


karakteristik penting yang harus diperhatikan
berkaitan dengan penerimaan konsumen
Secara konvensional, perasa dibuat dengan : basis
minyak spearmint dan peppermint.
Campuran tersebut kemudian diperkuat dengan
penambahan mentol untuk memberi rasa segar,
sering juga ditambahkan :
cengkeh (atau eugenol),
wintergreen (atau metil salisilat),
eucalyptus, dan lain-lain.

BAHAN TAMBAHAN LAIN

a. Pengawet

Contoh pengawet: sodium benzoat serta p-hidroksi benzoat


Formalin sekarang dilarang
Sodium benzoat tidak efektif untuk pH yang tinggi dan
netral.
Komponen penyusun penimbul rasa juga memiliki daya anti
bakteri sama seperti yang dimiliki oleh bahan aktif
Berdasarkan pertimbangan dari penolakan di atas, pasta gigi
seharusnya diproduksi pada kondisi tertentu agar dihasilkan
produk akhir yang steril sehingga penambahan pengawet
tidak diperlukan.

b.Penghambat korosi
Beberapa bahan penghambat korosi yang umum
dipakai:
Sodium silikat pada pasta gigi dengan pH
tinggi utk mencegah korosi dari aluminium pada
tube pasta gigi.
Beberapa fosfat mengurangi resiko korosi pada
pasta gigi yang berbasis alumina
Gliserin mengurangi resiko korosi karena
adanya kloroform dan elektrolit dalam kadar
tinggi

Pewarna dan Pemutih

Pewarna seringkali ditambahkan pada pasta


gigi.
Pemutih digunakan untuk meningkatkan efek
pemutihan dan menghilangkan noda
Agen pengoksidasi sering ditambahkan pada
produk ini
Pemutih meliputi sodium perborat, magnesium
peroksida, hydrogen peroksida penyusun urea,
hydrogen terstabilisasi penyusun peroksida,
dan sebagainya.

3.

Level fluorida sebagai ingredient secara umum


mencapai 1000 ppm fluorida dalam produk
akhirnya. Setara dengan 0.2% NaF, 0.4 % SnF2,
dan 0.76% Na2FPO3. Cosmetic Directive
memberikan batas total konsentrasi fluorida
sebesar 1500 ppm.

Pembuatan pasta gigi


Secara umum terbagi atas dua tahap:
Hidrasi gelling agent
Dispersi bahan abrasive

HIDRASI GELLING AGENT


- menambahkan gelling agent solid pada gliserin dan
air dengan pengadukan kuat gel yang seragam
kehalusannya
- Pemanasan diperlukan jika menggunakan CMC
- Hindari pengadukan yang berlebih mengurangi
viskositas irreversibel

DISPERSI BAHAN ABRASIVE


- Pencampuran akhir dilakukan dalam kondisi vaccum
menghilangkan udara dari produk
- Bahan aktif dicampur pada akhir proses
pencampuran
- Paling akhir dicampur SAA dan perasa
mengurangi tjdnya foaming dan mengurangi
terjadinya perubahan rasa saat proses berlangsung.

MOUTHWASHES

mouthwashes sering digunakan dalam pengobatan


pada mulut, gusi, atau memelihara gigi, dan juga
menyebabkan permukaan pada gigi itu akan
terlihat bersih.

Tiga jenis mouthwashes berdasarkan tujuan yang


ingin dicapai yaitu:
Antibakterial
Flouride
Reminalizing

Produk mouthwashes lebih ditekankan sebagai


antibacterial, antiplaque dan anti-caries
Penggunaan antibiotik untuk memusnahkan bakteri
normal akan memberikan kesempatan organisme
lain untuk tumbuh, seperti Candida albicans.
Efek total dari penggunaan mouthwashes merupakan
kombinasi dari 3 faktor, yaitu:

Secara mekanik membersihkan sisa-sisa makanan dari


mulut.
Sebagai anti bacterial agent dalam flora mulut
Sebagai pemberi rasa

Obat kumur dituntut untuk meningkatkan kesehatan


mulut. Tetap diperlukan uji untuk mengetahui
apakah ada zat yang bersifat racun atau tidak.

Agen-agen antibacterial dalam mouthwashes

fenol
thymol
salol
asam tannic
chlorinated thymol
hexachlorophene
campuran quartenary ammonium

KOMPONEN MOUTHWASHES LAINNYA

Asam Tannic, alum dan garam zink


sebagai adstringent (penyegar)
Larutan sodium Hypochlorite mempunyai
efek antibacterial

Flavouring mouthwashes

Pepermint, menthol, eugenol, dll biasanya


digunakan sebagai perasa dan dapat
memberikan sensasi segar didalam mulut.
Chlorinated Phenol memiliki karakteristik
sebagai perasa.
Senyawa kationik normalnya sedikit lebih
berasa sehingga harus ditutupi.

Penyegar mouthwashes yang berupa


Aerosol

Produk aerosol, direkomendasikan untuk


menyegarkan pernafasan setelah makan,
minum, atau merokok
Formulanya selalu mengandung bahan perasa,
dan dapat ditambahkan antibacterial agent.

TERIMA KASIH

penambahan fluorida (sodium atau stannous) atau


monofluorofosfonat pada pasta gigi menimbulkan
masalah bila bahan abrasivenya menggunakan CaCO3.
Adanya ion fluorida bebas dengan CaCO3 akan
membentuk suatu endapan CaF dan akhirnya
menghilangkan aktivitas bakteriostatiknya.
Insoluble Sodium Monophosphate (IMP) dan CPP
(Calcium Pyrophsphate) grade khusus biasanya
digunakan bersama dengan bahan yang melepaskan ion
fluorida (contohnya seperti SnF2,NaF). Sodium
monofluorofosfat sedikit menimbulkan masalah jika
ionnya adalah FPO32- dan bukan F-. Pada Kasus ini
DCP dan bahkan kalsium karbonat dapat digunakan.
Penanganan fluorida dalam formulasi harus
diperhatikan untuk memastikan aktivitas fluorida berada
pada level tinggi selama masa pemakaian produk
Level fluorida sebagai ingredient secara umum
mencapai 1000 ppm fluorida dalam produk akhirnya.
Setara dengan 0.2% NaF, 0.4 % SnF2, dan 0.76%
Na2FPO3. Cosmetic Directive memberikan batas total
konsentrasi fluorida sebesar 1500 ppm.

Anda mungkin juga menyukai