Anda di halaman 1dari 12

TANAH

Dapat dipandang sebagai campuran antara partikel

mineral dan organik dengan berbagai ukuran dan


komposisi. Partikel-partikel tersebut menempati
kurang lebih 50% volume, sedangkan sisanya, yang
berupa pori-pori, diisi oleh air dan udara.
Salah satu fungsi tanah yang terpenting adalah tempat
tumbuhnya tanaman.
Akar tanaman dalam tanah menyerap kebutuhan
utama tumbuhan, yaitu (1)air, (2)nutrisi, dan
(3)oksigen

LAHAN (HAMPARAN TANAH)


Luas lahan di permukaan bumi 148 juta km2 atau

14.800 juta ha atau sekitar 29% dari seluruh


permukaan bumi
Hanya 13.400 juta ha yang dapat dimanfaatkan
manusia dan binatang darat, sedang sisanya 1.400 juta
ha tertutup es abadi
Yang dapat digunakan untuk lahan pertanian hanya
3.400 juta ha (FAO, 1975)

Penggunaan lahan daratan secara umum di seluruh dunia


(dari FAO-Production Year Book, 1975)
Luas lahan

% dari luas

(juta ha)

seluruh lahan

Bercocok tanam

1.507

11,3

Rerumputan

3.044

22,7

Vegetasi hutan

4.053

30,3

Penggunaan lain-lain

4.788

35,7

Jumlah seluruh

13.392

100,0

Penggunaan

Perkiraan luas kepemilikan lahan rata-rata perkapita


di seluruh dunia (Suripin, 2004)
Luas kepemilikan lahan rata-rata
perkapita

Penggunaan lahan

Luas
lahan
(juta ha) Th. 1985 Th. 2000 Th. 2025 Th. 2100

Bercocok tanam

1.507

0,31

0,25

0,18

0,15

Rerumputan

3.044

0,63

0,50

0,37

0,30

Vegetasi hutan

4.053

0,84

0,66

0,49

0,40

Penggunaan lain-lain

4.788

0,99

0,78

0,58

0,47

Jumlah seluruh

13.392

2,77

2,19

1,62

1,32

SUMBERDAYA TANAH DAN AIR DI


INDONESIA
Indonesia mempunyai luas daratan 200 juta ha (1,5% luas

daratan di bumi). Sekitar 162 juta ha tersebar di Sumatera,


Kalimantan, Sulawesi, dan Papua, 123 juta ha lahan kering dan
39 juta ha lahan basah.
Dari segi areal masih cukup luas, namun daya gunanya
bervariasi tergantung kondisi fisik lingkungan, pembatas sifatsifat tanah, kesesuaian wilayah, teknologi, dan faktor soaial
budaya masyarakat.
Sumberdaya air, dilihat dari segi geografis Indonesia termasuk
dalam kawasan tropika basah (Oldeman, 1977) dengan curah
hujan rata-rata tinggi. Hujan rata-rata tahunan sebesar 2.600
mm dengan variasi 1.500-3.000 mm. Dari 2.600 mm sebesar 1.370
mm hilang melalui penguapan dan meresap menjadi air tanah
dalam, sisanya sebesar 1.250 mm menjadi aliran.

Berdasarkan jumlah lahan yang ada serta

pertumbuhan jumlah penduduk, maka


diperkirakan luas pemilikan lahan
perkapita, pada tahun 1990 seluas 1,04 ha
perkapita, akan menurun secara berturutturut menjadi 0,91 ha/kapita pada tahun
2000, 0,64 ha/kapita tahun 2025, dan 0,45
ha/kapita tahun 2050.

Perkiraan luas lahan dengan kemiringan lereng 0-15% yang dapat dikembangkan
menjadi areal pemukiman/pertanian (ribuan ha) (dari Muljadi, 1977)
Dataran kering berdasarkan kemiringan
lereng (%)

Pulau

Jumlah

0-3

3-8

8-15

Sumatera

6.037

3.314

1.458

10.809

Kalimantan

3.143

4.649

3.180

10.972

333

371

623

1.327

Irian Jaya

3.606

1.288

844

5.738

Sub jumlah

13.119

9.622

6.105

28.846

Sulawesi

SIFAT DAN FUNGSI TANAH


Secara fisik, tanah merupakan benda alami heterogen

yang terbentuk dari partikel-partikel mineral dan


organik dari berbagai ukuran. Diantara partikelpartikel tersebut terdapat pori-pori yang berisi air dan
udara, dan mempunyai sifat serta perilaku yang
dinamik.
Tanah terbentuk oleh hasil kerja interaksi antara iklim
(i) dan jasad hidup (o) terhadap suatu bahan induk (b)
yang dipengaruhi oleh topograafi (relief) tempatnya
terbentuk (r) dan waktu (w) (Arsyad, 1985; Foth,
1990).
T = f(i,o,b,r,w)

Ada dua jalur pendekatan dalam pengkajian tanah, yaitu

pedologi dan edafologi. Pedologi mempelajari prosesproses dan reaksi-reaksi bio-fisika-kimia yang berperan,
kandungan dan jenis serta penyebarannya. Edafologi
mempelajari tanah sebagi tempat tumbuh-tumbuhan dan
penyedia unsur hara.
Edafologi mampu mengidentifikasi dan menerangkan
adanya perbedaan produktivitas dan kemampuan
penggunaan tanah, mengembangkan cara-cara
meningkatkan produktivitas tanah, memelihara
kelestarian fungsi tanah dan memperbaiki tanah-tanah
yang rusak.
Untuk pertanian, tanah mempunyai fungsi : (1) sebagai
sumber unsur hara bagi tumbuhan, dan (2) sebagai
pendukung tanaman, atau matrik tempat akar tumbuhan
berjangkar sehingga tumbuhan tetap dapat tumbuh keatas,
dan air tanah tersimpan, dan tempat unsur-unsur hara dan
air ditambahkan.

KERUSAKAN TANAH
Adalah hilangnya atau menurunnya fungsi tanah.
Hilangnya fungsi yang pertama dapat diperbaharui dengan

pemupukan, tetapi hilangnya fungsi yang kedua tidak


mudah diperbaharui karena perlu waktu yang panjang
untuk pembentukan tanah.
Dapat terjadi oleh : (1) kehilangan unsur hara dan bahan
organik di daerah perakaran, (2) terkumpulnya garam di
daerah perakaran (salinisasi), terkumpulnya unsur atau
senyawa yang merupakan racun bagi tanaman, (3)
penjenuhan tanah oleh air (waterlogging), dan (4) erosi.
Kerusakan tanah oleh satu atau lebih proses tersebut
menyebabkan berkurangnya kemampuan tanah untuk
mendukung pertumbuhan tanaman atau menghasilkan
barang atau jasa (Riquier, 1977).

KERUSAKAN AIR
Dapat berupa timpangnya distribusi air secara

temporal, hilangnya atau mengeringnya sumber air,


dan menurunnya kualitas air.
Timpangnya distribusi air secara temporal dan
hilangnya atau mengeringnya sumber air bertalian erat
dengan kerusakan tanah.
Menurunnya kualitas air dapat disebabkan oleh
kandungan sedimen atau kandungan bahan-bahan
atau senyawa dari limbah rumah tangga, limbah
industri atau limbah pertanian yang dikenal dengan
polusi atau pencemaran air.

HILANGNYA UNSUR HARA DARI ZONA


PERAKARAN TERJADI SEBAGAI AKIBAT
Perombakan bahan organik dan pelapukan mineral

serta pencucian unsur hara yang berlangsung cepat di


bawah iklim tropik basah
Terangkut keluar melalui panen dengan tanpa ada
usaha untuk mengembalikannya
Pembakaran sisa-sisa tanaman yang menutupi tanah
(mulsa)

Anda mungkin juga menyukai