Pendahuluan
Siklus Daya Gas
Siklus Termodinamika dapat dibagi menjadi 2 golongan
siklus, yaitu :
1. Siklus Daya (Power Cycles) dan
2. Siklus Refrigerasi (Refrigeration Cycles)
Berdasarkan Fasa dari Fluida Kerja, siklus
Termodinamika juga dapat digolongkan sebagai :
1. Siklus Daya Gas (Gas Cycles) dan
2. Siklus Daya Uap (Vapor Cycles)
Efisiensi Termal
Efisiensi Carnot
EXAMPLE 91
Penurunan Efisiensi Siklus Carnot
Clearance Volume
volume minimum yang
terbentuk saat piston berada pada
TDC
Displacement Volume
volume antara TDC dan BDC
MEP
(Mean Effective Pressure)
Tekanan rata-rata fiktif yang menghasilkan kerja netto
Dan v2 = v3 dan v4 = v1
Sehingga :
Hubungan
Rasio Kompresi (r) vs Efisiensi Termal (hth)
EXAMPLE 92
Siklus Otto Ideal
Suatu siklus Otto ideal mempunyai rasio kompresi r =
8. Pada awal proses kompresi, udara pada 100 kPa
dan 17C, dan kalor sebesar 800 kJ/kg ditransfer
selama proses penambahan kalor pada volume
konstan. Dengan mempertimbangkan variasi kalor
jenis udara terhadap suhu, tentukan :
(a)
(b)
(c)
(d)
EXAMPLE 92
Siklus Otto Ideal
Suatu siklus Otto ideal mempunyai rasio kompresi r =
8. Pada awal proses kompresi, udara pada 100 kPa
dan 17C, dan kalor sebesar 800 kJ/kg ditransfer
selama proses penambahan kalor pada volume
konstan. Dengan mempertimbangkan variasi kalor
jenis udara terhadap suhu, tentukan :
(a)
(b)
(c)
(d)
EXAMPLE 92
Siklus Otto Ideal
(a) Suhu & Tekanan maksimum pada siklus Otto terjadi pada
Kondisi 3 (proses penambahan kalor pada V = konstan).
Namun, mula-mula perlu ditentukan Suhu & Tekanan udara pada akhir
proses kompresi (Kondisi 2) & informasi pada kondisi awal (Kondisi 1).
Pers. Gas
Ideal
Dengan T3 :
Sehingga :
dengan :
Sehingga :
Atau :
Untuk rc = 1
EXAMPLE 93
Siklus Diesel Ideal
EXAMPLE 93
Siklus Diesel Ideal
Jawab :
Asumsi :
1. Cold air - standard assumption sehingga
udara dapat diasumsikan mempunyai kalor
jenis konstan pada suhu kamar.
2. Perubahan Energi Kinetik & Potensial
diabaikan
Analisis
Diagram P-V dari siklus Diesel ideal dapat dilihat pada gambar di
bawah.
Catat bahwa udara berada dalam silinder sehingga membentuk
sistem tertutup.
(a) Nilai Suhu & Tekanan pada akhir tiap proses dapat
ditentukan dengan hubungan isentropik gas ideal
untuk proses 1-2 dan 3-4.
Namun, mula-mula ditentukan Volume pada akhir
tiap proses dari definisi rasio kompresi (r) dan
rasio cut-off (rc) :
Proses 1-2 (Kompresi Isentropik gas ideal, dengan kalor jenis konstan):
Proses 3-4 (Ekspansi Isentropik gas ideal, dengan kalor jenis konstan):
(b) Kerja netto siklus adalah ekuivalen dengan perpindahan kalor netto.
Namun, mula-mula ditentukan dahulu massa udara:
Proses 4-1 adalah proses pembuangan kalor pada V = konstan (tidak ada iteraksi
kerja).
Jumlah kalor yang dibuang sebesar :
Sehingga,
Efisiensi termal siklus Diesel ideal dengan asumsi cold-air-standard dapat juga
ditentukan dari persamaan :
Diskusi
Catat bahwa suatu tekanan konstan 110 psia selama siklus akan menghasilkan kerja
keluaran netto yang sama.
Dengan :
Rasio Tekanan :
EXAMPLE 95
Siklus Brayton Ideal Sederhana
Suatu PLTG yang beroperasi pada siklus Brayton ideal
mempunyai rasio tekanan 8. Suhu gas masuk
kompresor 300 K dan suhu masuk turbin 1300 K.
Dengan asumsi udara standar, tentukan :
(a) Suhu gas pada sisi keluar kompresor & turbin,
(b) BWR (Back Work Ratio) dan
(c) Efisiensi Termal
Jawab :
Asumsi :
1. Kondisi operasi tunak (steady)
2. Asumsi udara standard
3. Perubahan energi kinetik &
energi potensial diabaikan
4 Variasi kalor jenis terhadap suhu
dipertimbangkan
Analisis
Diagram T-s siklus Brayton ideal dapat dilihat pada gambar di
bawah.
Catat bahwa komponen yang terlibat dalam siklus Brayton adalah
jenis peralatan dengan kondisi aliran tunak.
(a) Suhu udara pada sisi keluar kompresor & turbin ditentukan dari hubungan
isentropik :
Proses 1-2 (Kompresi Isentropik gas ideal):
(b) BWR (Back Work Ratio) dapat ditentukan dengan menghitung dahulu Kerja
masukan Kompresor & Kerja Keluaran Turbin :
Sehingga :
BWR sebesar 0,403 dapat diartikan bahwa 40,3 % daya keluaran turbin
digunakan untuk menggerakkan kompresor.
(c) Efisiensi Termal adalah rasio antara Daya Keluaran Netto dengan Kalor
Masukan Total :
Sehingga :
dengan :
Diskusi
Dengan asumsi cold-air-standard (nilai kalor jenis tetap pada suhu kamar),
efisiensi termal sebesar :
Hasil ini cukup dekat dengan nilai yang ditentukan dengan variasi kalor jenis
terhadap suhu.
EXAMPLE 95
Siklus Brayton Ideal Sederhana
Suatu PLTG yang beroperasi pada siklus Brayton ideal
mempunyai rasio tekanan 8. Suhu gas masuk kompresor
300 K dan suhu masuk turbin 1300 K.
Dengan asumsi udara standar, tentukan :
(a) Suhu gas pada sisi keluar kompresor & turbin,
(b) BWR (Back Work Ratio) dan
(c) Efisiensi Termal
EXAMPLE 96
Siklus Turbin Gas Aktual
Suatu PLTG yang beroperasi pada siklus Brayton aktual
mempunyai rasio tekanan 8. Suhu gas masuk kompresor
300 K dan suhu masuk turbin 1300 K.
Dengan mengasumsikan efisiensi kompresor 80% dan
efisiensi turbin 85%, serta asumsi udara standar, tentukan:
(a) BWR (Back Work Ratio),
(b) Efisiensi Termal, dan
(c) Suhu keluar turbin
Analisis :
(a) Diagram T-s siklus Brayton aktual :
Turbin :
Sehingga :
(b) Pada kasus ini, udara keluar kompresor pada suhu & entalpi yg lebih tinggi, yg
dapat ditentukan sbb :
Sehingga :
dan
(c) Suhu udara pada sisi keluar turbin ditentukan dari kesetimbangan energi pada
turbin :
Diskusi
Suhu pada sisi keluar turbin lebih tinggi dari pada suhu pada sisi keluar
kompresor (T2a = 598 K). Dengan ini ini dapat disarankan penggunaan
regenerator untuk mereduksi biaya bahan bakar.
Efektivitas (e) :
Atau :
EXAMPLE 97
Siklus Turbin Gas Aktul dengan Regenerasi
Tentukan efisiensi termal PLTG dalam soal 9-6 di atas, jika
suatu regenerator yang mempunyai efektivitas 80%
ditambahkan dalam sistem PLTG.
Analisis
Diagram T-s dari Siklus
Brayton dengan Regenerator
Mula-mula ditentukan dahulu entalpi udara pada sisi keluar regenerator dengan
menggunakan definisi efektivitas :
Sehingga :
Diskusi
Catat bahwa efisiensi termal PLTG naik dari 26,6% menjadi 36,9% sebagai akibat
dari pemasangan regenerator yg membantu memanfaatkan sejumlah energi termal
dari gas buang.
Analisis
Diagram T-s siklus turbin gas dapat dilihat pada gambar di bawah.
Catat bahwa siklus melibatkan 2 tahap ekspansi, 2 tahap kompresi &
regenerasi.
Untuk 2 tahap kompresi & ekspansi, kerja masukan diminimalkan & kerja keluaran
dimaksimalkan.
Sehingga :
dan
Udara masuk tiap tahap kompresor pada suhu yang sama & tiap tahap mempunyai
efisiensi isentropik yg sama (dalam kasus ini 100%).
Maka, suhu (dan entalpi) udara pada sisi keluar dari tiap tahap kompresi akan sama.
Secara analog, diterapkan juga untuk turbin.
Sehingga :
Pada sisi inlet:
Dengan kondisi ini, kerja masukan ke tiap tahap kompresor akan sama & juga kerja
keluaran dari tiap tahap turbin.
(a) Tanpa Regenerator, BWR & efisiensi termal ditentukan dengan data dari
Tabel A-17 sbb :
Sehingga :
Jadi :
dan
Perbandingan hasil dari contoh soal ini dengan hasil dari contoh soal 9-5 (1 tahap
kompresi & ekspansi) mengungkapkan bahwa kompresi multistage dengan
intercooling & ekspansi multistage dengan reheating akan memperbaiki BWR (BWR
turun dari 40,3% menjadi 30,4%), namun efisiensi termal turun (dari 42,6% menjadi
35,8%).
Maka, intercooling dan reheating tidak dianjurkan dalam sistem PLTG jika tidak
disertai juga dengan regenerasi.
(b) Dengan Regenerator Ideal (efektivitas 100%, tanpa penurunan tekanan) tidak
mempengaruhi kerja kompresor & kerja turbin.
Maka kerja keluaran netto & BWR dari siklus turbin gas ideal adalah sama, apakah
dengan atau tanpa regenerator.
Namun demikian, regenerator akan mereduksi kebutuhan masukan kalor dengan
memanaskan awal udara yang keluar dari kompresor dengan menggunakan gas buang
pans.
Dalam Regenerator Ideal, udara terkompresi dipanaskan ke suhu keluar turbin T9
sebelum masuk ke ruang bakar. Sehingga dengan asumsi udara standard, h5 = h7 = h9.
Masukan kalor & efisiensi termal dalam kasus ini adalah sbb :
dan
Daya Propulsive :
Asumsi :
1. Kondisi operasi tunak.
2. Asumsi cold-air-standard sehingga kalor jenis udara konstan pada suhu
kamar (cp = 0.240 Btu/lbm F dan k = 1.4).
3. Perubahan energi kinetik & potensial diabaikan, kecuali pada
sisi masuk difusor & sisi keluar nozzle.
4. Kerja keluaran turbin sama dengan kerja masukan kompresor.
Analisis :
Diagram T-s dari siklus propulsi jet ideal dapat
dilihat pada gambar di samping.
(a) Sebelum ditentukan suhu & tekanan pada sisi keluar turbin, perlu ditentukan suhu
& tekanan pada kondisi yg lain :
Proses 1-2 (kompresi isentropik gas ideal pada difusor):
Untuk lebih mudahnya dapat diasumsikan bahwa pesawat terbang adalah diam &
udara bergerak menuju pesawat terbang dengan kecepatan V1 = 850 ft/s. Secara ideal,
udara keluar difusor dengan kecepatan yg dapat diabaikan (V2 = 0):
(b) Untuk menentukan kecepatan udara pada sisi keluar nozzle, perlu ditentukan
dahulu suhu keluar dari nozzle & menerapkan keseimbangan energi aliran tunak.
Proses 5-6 (ekspansi isentropik gas ideal di dalam nozzle):
(c) Efisiensi Propulsive dari mesin turbo jet adalah rasio antara Daya Propulsive yang
dihasilkan (WP) dengan laju perpindahan kalor total masuk ke fluida kerja (Qin) :
Ini berarti bahwa 22,5% dari energi masukan digunakan untuk menggerakkan
pesawat terbang & mengatasi gaya hambat (drag force) dari udara atmosfer.
Diskusi
Perhitungan bentuk energi lain sbb :