Anda di halaman 1dari 12

PERATURAN DAERAH DAN PEMENUHAN HAK

KONSTITUSIONAL PEREMPUAN
Oleh : Niken Savitri (UNPAR)

Pengantar
Konstitusi menjamin hak-hak dasar setiap orang termasuk
hak dasar kelompok perempuan (Pasal 28 A-J);
Konstitusi menjadi acuan/dasar bagi pembentukan
peraturan lain di bawahnya;
Pembentukan kaidah hukum di daerah adalah
pelaksanaan Otonomi Daerah (Otda) yang dapat
menampung kondisi khusus daerah.
Pelaksanaan Otda dimaksudkan untuk memunculkan
potensi daerah dan memberi kesempatan daerah
mewujudkan local wisdomnya masing-masing
NikenSav-FH Unpar

Namun pembuatan Peraturan Daerah (Perda)


terkadang dimaknai dengan membentuk aturan yg
mengakomodasi sebagian golongan/kelompok
dominan di daerah dan berpotensi melanggar
HAM/diskriminatif.
Komnas Perempuan melaporkan bahwa hingga
tahun 2013, terdapat 342 kebijakan daerah yang
bersifat diskriminatif di Indonesia, 25% diantaranya
adalah Perda yang mendiskriminasi perempuan di
Jawa Barat.
Apakah itu berarti terjadi pelanggaran terhadap
Hak Konstitusional kelompok perempuan melalui
Perda diskriminatif?
NikenSav-FH Unpar

Hak Konstitusional dan HAM


HAM adalah hak yang melekat pada manusia secara
kodrati karena semata-mata mereka adalah manusia.
Hak konstitusional adalah hak-hak warga negara yang
dijamin dalam konstitusi, termasuk di dalamnya adalah
HAM.
Tidak semua Hak konstitusional adalah HAM (tidak
semua citizens rights adalah human rights).
Hak konstitusional dijabarkan dalam peraturan
perundangan menjadi hak hukum bagi setiap orang
yang diberikan hak oleh peraturan tersebut.

NikenSav-FH Unpar

Hak Konstitusional Perempuan


Secara konstitusional perempuan dijamin hak-hak nya
sama dengan kelompok masyarakat lain.
Perbedaan terletak pada rentannya kedudukan dan
posisi perempuan dalam masyarakat, sehingga
penegakan hak konstitusionalnya perlu mendapatkan
pembedaan.
Pembedaan justru menghindarkan diskriminasi
terhadap perempuan.
Dilakukan dengan mengundangkan peraturan
perundangan yang memberlakukan ratifikasi konvensi
CEDAW.
Dengan demikian selain hak konstitusional, perempuan
juga memiliki hak hukum.
NikenSav-FH Unpar

Diskriminasi terhadap perempuan


Pengertiannya ada dalam Konvensi
CEDAW Artikel 1
Dapat berupa diskriminasi langsung atau
tidak langsung
Dapat berupa de jure discrimination atau
de facto discrimination

NikenSav-FH Unpar

Contoh Perda Diskriminatif


Perda Kota Tangerang No. 8 tahun 2005
tentang Pelarangan Pelacuran.
Perda Kabupaten Pasaman No. 22 tahun 2003
tentang Berpakaian Muslim dan Muslimah
bagi Siswa, Mahasiswa dan Karyawan.
Perda Kota Tasikmalaya No. 12/2009 tentang
Pembangunan Tata Nilai Kehidupan
Kemasyarakatan Islam & norma sosial
masyarakat.
NikenSav-FH Unpar

Contoh Perda yang kondusif bagi pemenuhan


hak konstitusional
Perda Lombok Timur No. 12/2006 tentang
Pembinaan dan Perlindungan TKI asal Kab.
Lombok Timur
Perda Sulawesi Utara No. 1/2004 tentang
Penghapusan Perdagangan Perempuan dan
Anak
Perda Prop. Jabar No. 3/2008 tentang
Pencegahan dan Penanganan Korban
Perdagangan Orang di Jawa Barat.
NikenSav-FH Unpar

Kaidah Hukum
Munculnya melalui proses tertentu dalam masyarakat,
melalui obyektivasi.
Dengan keragaman persepsi, berpotensi lahir dari
kelompok dominan (pemikiran yang dominan).
Dapat melalui proses top down atau bottom up.
Keberlakuan kaidah hukum
Keberlakuan secara formal;
Keberlakuan secara faktual
Keberkuan secara ideal
Untuk mengkaji Perda diskriminatif ketiganya harus
digunakan sebagai parameter.
NikenSav-FH Unpar

Pelaksanaan Otda dalam Perancangan


Perda
Pembentukan kaidah hukum di daerah adalah
dalam rangka penyelenggaraan otonomi
daerah & tugas pembantuan, serta
menampung kondisi khusus di daerah serta
penjabaran peraturan perundangan yang lebih
tinggi (Pasal 14 UU No. 12/2011)

NikenSav-FH Unpar

Artinya Perda boleh mengatur sesuai karakteristik


daerah, namun tidak boleh bertentangan dengan
Peraturan yang lebih tinggi;
Local wisdom diberi tempat, namun kaidah yang
ditetapkan pemerintah pusat & bersifat dwingenrecht
tidak dapat disimpangi oleh kaidah di daerah.
Lebih khusus bila kaidah bersifat umum-obyektif
mengatur perilaku manusia dan memberikan
pembebanan kewajiban secara umum, tidak
diperbolehkan melakukan kriminalisasi atas perbuatan
secara umum.
Perda yang dibuat saat ini melibatkan perwakilan
masyarakat, namun belum mewakili setiap golongan
secara berimbang;
NikenSav-FH Unpar

Kecenderungan legislator di daerah mengatur semua


aspek perilaku manusia, menghilangkan mekanisme
bekerjanya kaidah-kaidah lain selain hukum (kaidah
moral positif, kaidah kebiasaan, kaidah agama);
Pelaksanaan Otda telah menimbulkan kebijakan di
daerah yang melampaui wewenangnya antara lain
dengan kriminalisasi perbuatan atau perda yang
berdampak diskriminasi;
Tidak berkembangnya mekanisme kontrol yang baik,
antara Pusat dan Daerah dalam pembentukan
perundangan;
Diabaikannya Instruksi Presiden No. 9 tahun 2000
tentang PUG.

NikenSav-FH Unpar

Tugas akademisi, mahasiswa calon perumus


kebijakan dan peraturan
Mengembangan persepsi non diskriminasi dalam semua
kebijakan, tindakan dan program;
Mengkritisi kebijakan dan peraturan diskriminatif ;
Melakukan langkah tindak konkrit guna melakukan perubahan
atas ada kebijakan dan peraturan yg diskriminatif dengan
penyusunan naskah akademis, terlibat dalam pembahasan
draft perda;
Melakukan pendampingan dan pemberdayaan atas
masyarakat yang hak-hak nya terdiskriminasi karena
berlakunya perda.

NikenSav-FH Unpar

Anda mungkin juga menyukai