pada
Pendidikan Kedokteran Gigi
Oedijani-Santoso
Bagian/SMF Gigi dan Mulut
FK Undip/RSUP dr Kariadi
SEMARANG
Pendahuluan
Evaluasi kemajuan terapi menunjukkan hasil
kurang efisien dan kadang-kadang perlu proses
yang membahayakan krn tidak berdasar evidence
based medicine/ dentistry (EBM/D)
Profesi dokter tidak cukup hanya berpedoman
pd kemampuan klinik dan pengalaman tanpa
bukti penelitian terbaru seorang dokter akan out
of date
Kompetensi
Chambers (1993): Behavior expected of the
beginning practitioner. This behavior incorporates
understanding, skill, and values in an integrated
response to the full range requirements presented
in practice
Perilaku yang diharapkan dari praktisi drg yang
baru memulai praktik, meliputi penguasaan ilmu
pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai sbg
respons terpadu terhadap berbagai tuntutan
yang dihadapi dalam praktik
Kompetensi
Depdiknas : Kompetensi adalah seperangkat
kemampuan untuk dapat bertindak cerdas
dan penuh tanggung jawab yang dimiliki
seseorang untuk dapat dianggap mampu oleh
masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas
dibidang tertentu
Kompetensi
Usaha untuk menggambarkan :
= tingkat pengetahuan (knowledge atau
Cognitif=C)
= keterampilan (skill atau Psikomotor=P) =
sikap (attitude atau Afektif =A)
Batas minimal tingkat kompetensi yg harus
dimiliki seorang drg ditentukan berkisar pada
tingkat Cognitif 1 s/d 4, Psikomotor 1 s/d 5
dan Afektif 1 s/d 4.
Acuan Penilaian
Ranah Cognitif - kriteria Bloom 1:Remember; 2:
Understand; 3: Apply;
4: Analyze; 5: Evaluate; 6:Create.
Psikomotor - kriteria Harrow
1: Imitation= meniru dengan contoh;
2: Manipulation= tanpa contoh visual dapat
meniru; 3: Precision= lancar & tepat; 4:
Articulation= akurat & cepat;
5: Naturalization= spontan, otomatis
Acuan Penilaian
Kemampuan Afektif - Krathwohl
1: Receiving=menerima;
2: Responding=menanggapi;
3: Valuing=menghargai;
4: Organization=mengatur diri;
5: Characterization= menjadikan pola hidup
Setiap kompetensi yg ditetapkan dapat diukur
dan dievaluasi
Prinsip Profesionalisme
1. Kompetensi profesionalisme
2. Jujur kepada pasien
3. Menjaga kerahasiaan pasien
4. Memelihara hubungan yang baik dengan
pasien
5. Kerjasama dan kesejawatan
6. Hubungan yang terbuka dan jujur dengan
sejawat dan pihak ketiga
Prinsip Profesionalisme
7. Meningkatkan kesehatan masyarakat
8. Meningkatkan akses terhadap yan
9. Pengetahuan Ilmiah
10. Tanggung jawab profesional
Tingkatkan 9 & 10 melalui berpikir secara kritis,
ilmiah, dan efektif dg pendekatan EBD serta
kemampuan untuk belajar sepanjang hayat
mengikuti kemajuan IPTEKDOKGI
EBD
Evidence Based Medicine (EBM): Menggunakan
segala pertimbangan bukti ilmiah (evidence)
sahih yang diketahui hingga kini untuk
menentukan pengobatan pada penderita yang
sedang kita hadapi. Merupakan penjabaran
bukti ilmiah lebih lanjut setelah obat
dipasarkan dan seiring dg pengobatan rasional
(Iwan Darmansyah, 2002)
EBD
Evidence-based dentistry (EBD) merupakan
integrasi dari keahlian klinis (clinical expertise)
individual dengan tersedianya bukti ilmiah
klinis yang terbaik dari systematic research,
dan nilai-nilai serta harapan pasien
EBD
Evidence-based dentistry adalah suatu
pendekatan pada pelayanan kesehatan oral,
yang memerlukan integrasi dari penilaian
sistematik bukti ilmiah (scientific evidence)
klinis yang relevan, berkaitan dengan keadaan
dan riwayat oral dan medik pasien, disertai
dengan keahlian klinis drg dan kebutuhan
akan perawatan pasien
EBD
Pendekatan Evidence-based merupakan
proses yang terstruktur (stepwise) untuk
mengatasi masalah klinis dengan
menggunakan informasi terkini yang berkaitan
dengan tehnik, material dan perawatan.
Manfaat EBD
membantu menurunkan morbiditas dan
mortalitas
memperbaiki derajat kesehatan dan
perawatan
mengevaluasi dan merencanakan terapi
memilih pola hidup dan perawatan kesehatan
terbaik
Tahap EBD
Dalam praktik unt menerapkan evidence based,
terdapat 5 elemen :
1.Question *) Background question
Pertanyaan general knowledge tentang
penyakit pasien (who, what, how, when, why);
*) Foreground question cara memanage
pasien thd penyakit (PICO). Memformulasikan
pertanyaan tentang masalah kedokteran yg
dihadapi
Tahap EBD
P- Tipe Pasien, Problem atau Populasi;
I Intervensi atau Paparan (exposure), pada
umumnya macam perawatan atau tes
diagnostik atau beberapa faktor prognostik; C Comparison interventions yang relevan; O Outcome klinis. Pertanyaan baik & jelas
identifikasi kata kunci, arahkan pencarian
publikasi / artikel, hemat waktu penelusuran
pustaka, fokus pada kebutuhan pasien
Tahap EBD
2.Find Mencari bukti ilmiah terkini melalui
penelusuran informasi secara efisien; menemukan evidence melalui pendekatan
terstruktur dalam penelusuran bukti ilmiah pd
artikel hasil penelitian yg telah dipublikasikan,
unt mengatasi masalah (1)
*)terkait diagnosis, prognosis, etiologi desain
pen observasional ,
*) terkait terapi dan intervensi pencegahan RCT
Tahap EBD
3.Critical Appraisal Penilaian/mengkaji analisis
kritis bukti ilmiah dr artikel/ makalah yg sudah
dipublikasi dalam upaya untuk memilah kualitas
artikel yg relevan dan valid. Validitas adalah
derajat kebenaran hasil pen, dapat dipercaya
dan bebas dari bias. Bias adalah setiap faktor
(selain faktor yg diteliti) yg dpt pengaruhi hasil
pen. Desain pen yg paling kuat RCT
Tahap EBD
Critical appraisal dilakukan secara terstruktur
dg menggunakan kriteria eksplisit dan jelas
membantu klinisi menilai validitas,
kepentingan klinis dan relevan, serta penilaian
kualitas (mutu) thd hasil pen dlm artikel tsb.
Analisis kritis evidence lebih mudah dilakukan
jika telah memahami konsep dasar desain pen
klinis
Tahap EBD
Tujuan penilaian kritis artikel adalah
menentukan Level (L) of evidence yang
digunakan sebagai pertimbangan menentukan
rekomendasi dalam menjawab pertanyaan
klinis yang diajukan.
Level of Evidence
EBD Klinik
* Merupakan bukti penelitian terbaru
= unt memutuskan ttg penatalaksanaan
pasien-pasien secara individu
= unt memperbaiki dan mengevaluasi
perawatan pd pasien
* Digunakan sebagai gold standard/ standar
baku/ standar emas unt praktisi klinik dan
guideline therapy
Tahap EBD
4.Acting on the evidence - Keputusan unt
menerapkan hasil kajian/bukti ilmiah
berdasarkan peringkat rekomendasi, harus
dilandasi level of evidence, relevansi unt pasien,
kemauan pasien unt menerima perawatan, dan
kemampuan expertise klinis praktisi unt
melaksanakan perawatan
Kendala : material /peralatan, biaya, kendala
personal (pengalaman prof).
Tahap EBD
5. Evaluation Setiap aspek dalam proses EBD
harus dievaluasi, agar relevan dalam
meningkatkan pengembangan continuing
professional development
- question
- find
- critical appraisal
- act
Sembuh
Eksperimen
Tidak sembuh
Sampel
Sembuh
Kontrol
Tidak sembuh
Expert opinion
Kendala EBD
Kendala : berkaitan dengan memformulasikan
pertanyaan yg ingin dicari jawabannya,
mengetahui bagaimana mencari, menilai dan
menerapkan bukti ilmiah (evidence), krn
praktisi umumnya mempunyai keterbatasan
waktu.
Ringkasan
Evidence-based dentistry adalah suatu
pendekatan pada pelayanan kedokteran gigi,
yang memerlukan integrasi dari keahlian klinis
(clinical expertise) individual drg, penilaian
sistematik bukti ilmiah (scientific evidence)
klinis relevan, berkaitan dg riwayat oral dan
medik pasien, dan kebutuhan akan perawatan
pasien
Ringkasan
Pendekatan Evidence-based merupakan
proses yang terstruktur untuk mengatasi
masalah klinis dengan menggunakan informasi
terkini yang berkaitan dengan tehnik,
material dan terapi.
Ringkasan
Penerapan 5 tahap EBD :
1. Pertanyaan yg akan dicari jawabannya
2. Penelusuran the best evidence
3. Critically-appraising the evidence 4.Integrasi
evidence dg keahlian klinis serta nilai dan
kondisi biologis pasien
5. Evaluasi diri thd proses EBD.
Ringkasan
EBD memungkinkan drg untuk menerapkan
hasil pen terkini yg relevan bagi pasiennya
Bila evidence telah ditemukan, dinilai apakah
dapat dipercaya dan diterapkan
Ditent level of evidence berdasarkan kekuatan
: RCT - L tertinggi, laporan kasus dan pendapat
ahli L terendah
Ringkasan
Terapi diberikan bila klinisi sudah mempunyai
kejelasan tentang tujuan terapi
Terapi diberikan berdasarkan hasil-hasil uji
klinis dengan prinsip EBD
Dalam membaca jurnal terapi, sebaiknya
dipilih jurnal dengan metode RCT atau metaanalysis