Anda di halaman 1dari 40

DIAGNOSIS

PSIKIATRIK
Nur Amira Binti Mohd Rostam (11-2013-037)
Ahmad Farid Asyraf Bin Ramli (11-2012-088)

Pembimbing: dr. Agung Frijanto, SpKJ

Pendahuluan
O Manifestasi fenomena perilaku manusia:

1. Perilaku
2. Pikiran
3. Perasaan
-------------------O

Manifestasi perilaku sangat luas perlu empati


dan tidak praduga/menghakimi orang lain

Terima orang lain sebagaimana adanya

Kriteria Gangguan Jiwa


Suatu kelompok gejala atau perilaku yang secara
klinis ditemukan bermakna dan yang disertai
dengan penderitaan (distress) pada kebanyakan
kasus, dan yang berkaitan dengan terganggunya
fungsi (disfungsi/hendaya) seseorang.

(Narrow approach)

cont
O pendekatan narrow approach paradigma yg hanya
menggunakan standar penderitaan dan/atau disfungsi
seseorang .
O beda dgn pendekatan broad approach (pra tahun
1980-an) menggunakan paradigma standar
normalitas utk mengukur perilaku manusia.

O Penggunaan standar normalitas pd manusia kini tidak


lagi digunakan sekarang digunakan pendekatan
multikultural atau pluralisme
O Multikultural/pluralisme: konsep yg menerima dan
menghargai adanya perbedaan dlm aspek perilaku
manusia berdasarkan tradisi, kepercayaan, agama,
dan budaya.

Definisi Kesehatan Jiwa (WHO)


Orang yang sehat jiwanya adalah seseorang yang:
O Merasa sehat dan bahagia
O Mampu menghadapi tantangan hidup
O Dapat menerima orang lain sebagaimana adanya (dpt
berempati atau tidak secara apriori berpandangan negatif
thd orang atau kelompok berbeda)
O Mempunyai sikap positif terhadap diri dan orang lain.

Penerapan konsep multikultural

Pendekatan Komprehensif
Gangguan jiwa bukanlah sesuatu hal yg berdiri
sendiri.
Sbg dokter apabila kita memeriksa dan
mengobati harus juga menilai aspek perilaku,
pikiran dan perasaan pasien.
Berlaku utk sebaliknya juga jika keluhan utama
adalah keluhan mental jgn lupa menjajaki aspek
fisik yg mempengaruhi

Pendekatan Deskriptif Fenomenologis

O Bersifat netral tanpa melihat mengapa gejala


itu terjadi dari suatu sudut pandang atau
paradigma
O Cara pendekatan: memasuki situasi itu dan
membiarkan kesadaran sensorik (sensory
awareness) untuk menemukan apa yg ada
(what is obvious/given)
O Merupakan suatu pengalaman atau penghayatan
interaktif (bukan hanya berdasarkan
alloanamnesis saja)
O Perlu membina rapport butuh empati

Gangguan jiwa sebagai suatu keseluruhan


dikelompokkan oleh WHO dalam sebuah bab iaitu
bab F dalam buku International Classification of
Diseases edisi 10 (ICD-10) atau terjemahannya
dalam indonesia sebagai PPDGJ III.

Evaluasi multiaksial
O Berguna untuk memahami pasien secara
menyeluruh baik dari segi:
1. Ada tidaknya gangguan jiwa
2. Kepribadian

3. Kondisi medik/fisikal
4. Problem psikososial-lingkungan
5. Fungsinya sebagai makhluk psikososial secara
menyeluruh
O

Dengan evaluasi ini terapi dpt dilakukan secara


lebih komprehensif

Aksis I
1. Semua gangguan jiwa yg terdapat dalam blok
F0 F9 (kecuali F60 dan F61) Khusus blok F7
F9 adalah gg.jiwa yg awitannya mulai masa
kanak atau remaja. Pd anak dan remaja dpt
pula ditemukan gg.jiwa yg terdapat dlm blok
F0 F6 asalkan memenuhi kriteria
diagnostiknya.
2. Kode Z dan kode V : problem kehidupan yg
tidak memenuhi kriteria gg.jiwa tetapi
membuat orang itu datang untuk minta
pertolongan atau kondisi medis yg memerlukan
perhatian/terapi

Aksis II
1. Gangguan Kepribadian (F60 dan F61) atau Ciri
Kepribadian (tidak menggunakan kode diagnostik)
2. Retardasi mental (F7)

Aksis III
Kondisi medis umum

Aksis IV
problem psikososial dan lingkungan

Aksis V
O Penilaian fungsi secara global (menyeluruh)
dalam fungsi psikologis, sosial dan okupasional
O Untuk memastikan suatu diagnosis gg.jiwa perlu
beberapa syarat:
1. Kumpulkan gejala-gejala menjadi suatu
kumpulan gejala (sindrom) yg bermakna
2. Pikirkan secara urutan hierarkis mulai dari F0
sampai F5 dlm upaya membedakan pelbagai
DD.

3. Telusuri jangka waktu/berapa gejala itu sudah


ada serta lama perjalanan penyakit termasuk
ada tidaknya serta sifat dari awitan gejala

Urutan hierarkis
O Definisi: pada umumnya gangguan-gangguan
jiwa yang secara hierarkis terletak dalam urutan
di atas mempunyai lebih banyak unsur (gejala)
dari gg.jiwa yg terletak dalam blok di bawahnya.
O Kumpulan gejala itu bisa terdapat pada beberapa
dx dgn gejala yg sama atau mirip upaya untuk
memastikan sebuah diagnosis sering sukar jika
hanya didasarkan pd kumpulan gejala
O Makin ke atas hierarki biasanya makin berat
tingkat keparahan atau kedaruratannya

Penggunaan urutan hierarkis


dalam PPDGJ III
Hanya berlaku untuk urutan F0 F5
F6 dipertimbangkan secara khusus sebab khusus
F60 dan F61 dicatat dalam aksis II dan gg.jiwa
lainnya dalam blok F6 dicatat dalam aksis I.

Blok

Deskripsi

F0

Gg. Mental Organik termasuk gg.mental


simptomatik

F1

Gg. Mental dan perilaku akibat penggunaan zat


psikoaktif

F2

Skizofrenia, gg.skizotipal dan gg.waham (gg.


Psikotik non-organik)

F3

Gg. Suasana perasaan (mood/afektif)

F4

Gg.neurotik, Gg.somatoform dan Gg. Yang


berkaitan dgn stres

F5

Sindrom perilau yang berhubungan dgn


gg.fisiologis dan faktor fisik

F6

Gg. Kepribadian dan Perilaku masa dewasa

F7

Retardasi mental

F8

Gg. Perkembangan psikologis

F9

Gg.Perilaku dan emosional dgn awitan biasanya


pd masa anak dan remaja

Blok-blok gangguan jiwa secara


rinci

Yang dimuat disini hanya ciri khas dari kelompok


gangguan jiwa atau gangguan jiwa yang
spesifik,bukan kriteria diagnosis

F00-F09 : gangguan mental organik termasuk


gangguan mental simptomatik (PPDGJ-III hal 4983)
Gambaran klinis beraneka ragam, namun
persamaannya adalah:

Disfungsi primer pada otak akibat pelbagai


penyakit,cedera, atau rudapaksa pada otak yang
menyebabkan gangguan fisiologis pada otak
Disfungsi sekunder pada otak oleh penyakit pada
tubuh(diluar otak) yang kemudian secara sistemik
menimbulkan gangguan fisiologis pada otak

Gejala yang ditimbulkan dapat berupa


Gangguan sensorium (kesadaran) seperti gangguan
kesadaran dan perhatian misalnya pada F05: delirium
bukan akibat alkohol atau zat psikoaktif lainnya
Gangguan fungsi kognitif seperti daya ingat, daya fikir,
daya belajar, misalnya pada demensia (F00-F03);
sindroma amnestik organik bkan akibat alkohol dan zat
psikoaktif lainnya
Gangguan persepsi(mis : F06 halusinasi organik),
gangguan isi pikir atau gangguan suasana perasaan dan
emosi

Perubahan kepribadian atau perilaku

Catatan

Delirium (F05) secara hierarkis berada pada urutan


paling atas karena hanya delirium yg mempunyai kelebihan
satu gejala

Apabila ditemukan adanya gangguan fisik/ medis


bersamaan dengan gejala mental belum tentu adanya
suatu gangguan mental organik

Apabila gejala mental yang ditemukan terbukti merupakan


akibat psikologis bukan gangguan mental organik

Adanya riwayat terdapatnya gangguan / penyakit fisik


belum tentu memastikn bahwa gejala mental yang
ditemukan sekarang merupakan gangguan mental organik

Blok F0
- gg.jiwa (mentalnya) disebabkan oleh:

1. Penyakit yg secara primer mempengaruhi otak


secara fisiologis sehingga terjadi disfungsi otak
2. Penyakit atau kondisi fisik diluar otak yang
secara sekunder atau secara sistemik
mempengaruhi fungsi otak secara fisiologis
sehingga trjadi disfungsi otak
- Utk memastikan dx perlu bukti dari
riw.penyakit, pem.fisik, pem.lab yg menyokong

Blok F1 : gg.mental dan perilaku akibat


penggunaan zat psikoaktif
Gangguan disebabkan oleh akibat langsung dari
penggunaan zat psikoaktif yg secara fisiologis
mempengaruhi otak dan menimbulkan gg.mental
dan perilaku.

Blok F2
Gangguan dasarnya adalah gejala psikotik:
halusinasi, waham, perilaku katatonik, perilaku
kacau yg umumnya disertai oleh tilikan yg buruk
Gejala psikotik ini mendominasi gambaran klinisnya
Satu-satunya gg.mental yg tidak mempunyai gejala
psikotik gg. Skizotipal (telah terbukti secara
genetik bahwa gg.ini termasuk dalam famili
skizofrenia)

Blok F3
Gg. Suasana Perasaan
(Mood/Afektif)
Gejala dasar: gg.suasana perasaan/mood
(depresi/manik) yg pada umumnya bersifat episodik
Perlu diingat bahwa lama/durasi waktu gejala
psikotik selalu lebih pendek dari lama waktu
episode gg.mood yg mendasarinya.

Blok F4
Gg. Neurotik, Gg. Somatoform dan
gangguan yg berkaitan stres
Gejala utama Kelompok gg.cemas dan fobik:
- Kecemasan yg dapat bersifat kronis atau episodik
atau
- Kecemasan timbul bila dihadapkan pd situasi/objek
fobik atau bila melawan pikiran obsesif.

O Kelompok gg.yang berkaitan dengan stres


2 jenis stressor:
1. Stresor sehari-hari tetapi orang itu
sukar/tidak dapat beradaptasi
gg.penyesuaian
2. Stresor yg bertaraf malapetaka dan tidak
lazim dalam kehidupan sehari-hari
gg.stres pasca trauma

O Gejala utama Kelompok Gg. Disosiatif (konversi):

- Kehilangan sebagian atau seluruh integrasi


normal antara: ingatan masa lalu, kesadaran
identitas dan sensasi langsung dan kendali thd
tubuh
O Gejala utama Kelompok Gg. Somatoform:
- keluhan/preokupasi dgn rasa sakit atau
menderita penyakit tertentu walaupun tidak ada
dasar dasar gg.medis/fisik yg mendasarinya.

- Keluhan sifatnya berulang walaupun terbukti oleh


dokter tdak ada dasar medis

Blok F5

Sindrom perilaku yg berhubungan dgn


faktor fisiologis dan faktor fisik
Jenisnya: gg.makan, gg.tidur non-organik, disfungsi
seksual non-organik, gg.jiwa dan perilaku yg
berhubungan dgn masa nifas yg tidak
diklasifikasikan di tempat lain, faktor psikologis dan
perilaku yg berhubungan dgn gg.atau penyakit yg
diklasifikasikan di tempat lain (YDK)

Dahulu dikenal dgn nama gg.psikosomatik

Blok F6
Gg. Kepribadian dan Perilaku Masa
Dewasa
O Khusus untuk F60: gg.kepribadian dan F61:
gg.kepribadian campuran dan lainnya tercatat dalam
aksis II
O Ciri khas: blok ini mencakup berbagai keadaan dan pola
perilaku yg secara klinis bermakna yg cenderung
menetap dan merupakan ekspresi dari gaya hidup yg
khas dari seseorang serta cara berhubungan dgn diri
sendiri dan org lain.
O Jenis: gg.kepribadian khas, gg.identitas jenis kelamin,
gg.preferensi seksual
O Orientasi seksual e.g homoseksual tidak dikategorikan sbg
gg.jiwa (PPDGJ III hal 6 dan 228) dicantumkan sbg
bagian identitas diri seseorang, bersifat netral dan harus
diterima sebagaimana adanya

Axis II
F60 : Gangguan kepribadian khas
Usia 17 ke atas
Sifat dan perilaku tak serasi, berlangsung lama, jangka panjang
Bersifat maladaptif
Menjurus pada penderitaan pribadi
Sering berhubungan dengan problem hubungan sosial &
prestasi pekerjaan
Dibagi lagi menjadi berbagai jenis seperti gangguan kepribadian
paanoid, skizoid, dissosial, tak stabil, histrionik, anankastik,
cemas, narsistik

O F61 : gangguan kepribadian campuran lain

O F62 : gangguan kpribadian lama


O F63 : gangguan kebiasaan & impuls
O F64 : gangguan identitas jenis kelamin
O F65 : gangguan preferensi seksual
O F66 : gangguan yg berhubungan dg
perkembangan & orientasi seksual
O F68 : gangguan kepribadian & perilaku masa
dewasa lainnya

Blok F7
F7 : Retardasi mental
Awitan usia < 18 tahun
Jika IQ dibawah 70 dan awitan baru timbul setelah
usia 18 tahun demensia

Perkembangan mental terhenti, ditandai timbulnya


hendaya (disfungsi) ketrampilan
Mempengaruhi semua tingkat intelegensia

Tes psikometrik : IQ < 70 (bervariasi dr ringan


sampai sangat berat)

Blok F8
Gangguan Perkembangan Psikologis
O Jenis:

- Gg. Perkembangan khas (F80-F83)


O Disfungsi pada 1 aspek perkembangan saja
O IQ normal
O Dibagi lagi menjadi gangguan berbicara & berbahasa, belajar,
motorik, campuran, pervasif, emosional

- Gg. Perkembangan pervasif (F84)


Abnormalitas kualitatif dalam interaksi timbal balik dgn
org lain sehingga akibatnya pd kasus yg berat terjadi
retardasi mental, awitan dalam masa bayi atau di
bawah usia 5 tahun

Blok F9

Gg. Perilaku dan Emosional dgn awitan


bisanya pd masa kanak dan remaja
O Jenis:

- F90: Gg. Hiperkinetik


- F91: Gg. Tingkah laku
- F92: Gg. Campuran tingkah laku dan emosi
- F93: Gg. Emosional dgn awitan khas pada masa kanak jenis:
gg.ansietas perpisahan masa anak, dll
- F94: Gg. Fungsi sosial dgn awitan khas masa kanak dan remaja
jenis: mutisme elektif
- F95: Gg. Tik jenis: gg.tik sementara, dll

- F96: Gg. Perilaku dan emosional dgn awitan biasanya pd masa


kanak dan remaja jenis: enuresis non-organik, gagap, dll..

F90 : gangguan hiperkinetik


Awitan < 5 thn
Kurang perhatian
Aktivitas berlebih

Perhatian cepat teralih, tidak bisa menyelesaikan tugas

O F91 : gangguan tingkah laku


O Pola tingkah laku dissosial, agresif, menentang
O Pelanggaran berat norma sosial
O Sering berkelahi, melecehkan, merusak, membakar

O F92 : gangguan campurang tingkah laku & emosi


O F93 : Gangguan emosional dg awitan khas masa anak
O F93.0 : Gangguan anxietas perpisahan masa anak
O Takut ditinggal & dipisahkan dr orang tua
O Tidak mau sekolah

F95 : gangguan tik


Jenis : gangguan tik sementara; gangguan tik motorik
atau vokal kronik; gangguan campuran tik vokal dan
multipel (sindroma de la tourette)

F98 : gangguan perilaku dan emosional dengan


awitan biasanya pada masa kanak dan remaja
Jenis : enuresis nonorganik; enkopresis nonorganik;
gangguan makan masa bayi dan kana; pika masa bayi
dan kanak \; gangguan gerakan steretipi; gagap

Hubungan antara taraf berat


stresor dengan gangguan jiwa

Tidak secara linier (dalam hubungan sebab akibat)


akan menimbulkan suatu gangguan jiwa tertentu

Diagnosis gangguan jiwa tidak bergantung dari


ada/tidak ada atau jenis stresor tetapi dari gangguan
klinis yang ada

Timbulnya gangguan jiwa bergantung dari 2 faktor


Taraf berat stresor secara objektif
Kemampuan adaptasi,daya tahan, motivasi,kepribadian,
dan persepsi subjektif seseorang

Faktor-faktor yang mempengaruhi sakit / tidak sakitnya,


atau keparahan penyakit seseorang
BERAT

SAKIT

TARAF
BERAT
STRESOR

TIDAK
SAKIT
RINGAN
DAYA TAHAN / PERSEPSI,
KEPRIBADIAN

KUAT

RENDAH / LEMAH

Manfaat grafik untuk terapi


Therapy is the art of the possible
Pertama assessment
Selanjutnya mengurangi taraf berat stresor
Memperkuat daya adaptasi

Merubah persepsi subjektif terhadap stresor


Membantu dirinya mengontrol/mengandalikan
gejala/ atau problem kehidupannya
Kombinasi pelbagai upaya diatas
Menggunakan pelbagai aspek Humaniora

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai