Anda di halaman 1dari 14

Eugen Ehrlich bermaksud untuk

membuktikan teori, bahwa: titik


berat perkembangan hukum tidak
terletak dalam perundangundangan juga tidak dalam
keputusan pengadilan maupun
dalam ilmu pengetahuan di bidang
hukum, tetapi dalam masyarakat
itu sendiri.
Ehrlich in elevating the law of
voluntary assosiations as the
causal determinant of state of law

Ehrlich meremehkan perbedaan2 antara


hukum dan norma2 sosial lainnya yg bersifat
memaksa, karena sifat2 memaksa yg pokok
di bidang hukum tidak berbeda dgn norma2
sosial lainnya, adalah paksaan sosial bukan
kekuasaan negara.
Kepatuhan suku dan keluarga pada agama
memberi alasan2 untuk menaati norma2
sosial, termasuk sebagian besar norma2
hukum.

Banyak norma hukum yang tidak pernah


diungkapkan dalam ketentuan-ketentuan
hukum, bahkan juga dalam sistem yang
berkembang.
Dengan kata lain hukum jauh lebih luas
daripada peraturan hukum.
Negara bagi Ehrlich secara historis adalah
perkembangan ke belakang (mundur) dan
selamanya sebagai alat masyarakat walaupun
dalam kondisi moderen makin berkuasa, dan
berkuasa mutlak di negaa sosialis.
Khusus mengenai paksaan norma hukum
negara berfungsi melindungi institusi-institusi
negara yang primer seperti konstitusi, militer,
administratif dan organisasi keuangan.

Pada

dasarnya norma hukum


selalu diambil dari fakta-fakta
sosial yang ada dalam
keyakinan asosiasi rakyat.
Fakta-fakta hukum yang
mendasari semua hukum
adalah kebiasaan, dominasi,
pemilikan dan pernyataan
kemauan.

Norma-norma yang dibuat oleh


negara merupakan bagian yang
penting dari dari hukum resmi.
Namun apakah norma semacam itu
akan berkembang menjadi norma
hukum fundamental (Rechtssatz)
tergantung dari luasnya yang
dibentuk oleh yurisprudensi
pengadilan, administratif, legislatif
atau ilmiah dan berhasil
menjadikannya bagian dari hukum
yang hidup.

Kalau realis (sosiolog) Amerika


menempatkan keputusan pengadilan
pada pusat hukum seperti fungsinya
dalam kehidupan, sedangkan Ehrlich
mengurangi fungsinya bagi
kehidupan masyarakat.
Bagi Ehrlich, proses pengadilan
menunjukkan bahwa hukum adalah
sebagai keadaan perang, bukan
keadaan damai; dan hanya sebagian
kecil dari hukum menemukan
jalannya ke pengadilan.

Ahli hukum harus menemukan


tuntutan dalam prinsip-prinsip
keadilan.
Menurut Ehrlich hukum yang
hidup adalah hukum yang nyata
hidup dalam masyarakat, terus
berevolusi, selalu melebihi
hukum negara yang kaku yang
tidak bergerak.
Tugas Ilmu hukum adalah
untuk memecahkan ketegangan
yang terus menerus ini.

Ilmu hukum berada di mana


penerapan dan pembuatan undangundang, keduanya merupakan hasil
dan pendorong terhadap
perkembangan-perkembangan
sosial.
Karena itu Ehrlich menekankan
perlunya studi tentang dokumendokumen yang sangat penting
dalam hukum dagang dan bidangbidang hukum lain misalnya
mengenai suksesi.

Kritik terhadap Ehrlich: kalau Ehrlich


memfokuskan diri pada hukum di luar
pengadilan, maka kalangan fungsional
Amerika memfokuskan pada proses
hukum di pengadilan.
Kelemahan Ehrlich: i. tidak memberikan
kriteria yg jelas antara norma hukum
dengan norma sosial yg lain;
ii. meragukan posisi adat kebiasaan
sebagai sumber hukum dan adat kebiasaan
sebagai suatu bentuk hukum.

Masyarakat

modern sangat
banyak menuntut undang-undang
yang jelas dibuat oleh pembuat
undang-undang yang sah;
Ehrlich menolak mengikuti
logika perbedaan yang ia sendiri
adakan norma2 hukum negara
yang khas dan norma2 hukum di
mana negara hanya memberi
sanksi pada fakta2 sosial.

Teori-teori sosiologis moderen


dari Ehrlich, Max Weber dan lainlainnya, mempunyai tujuan
utama untuk menunjukkan
hukum, termasuk kedaulatan
membentuk hukum dari negara,
sebagai hasil perjuangan dan
kombinasi kekuatan-kekuatan
sosial, gagasan-gagasan,
perkembangan ekonomi, nalurinaluri, dan kepentingan kelas.

Tesis kaum pluralis (Gierke dan


Hauriou) yang berpendapat bahwa
negara hanyalah salah satu dari
beberapa perhimpunan dalam
masyarakat, dan kekuasaannya
terbatas.
Negara tidak dapat menuntut
superioritas atas dasar etis, kecuali
atas dasar paksaaan.

Hans Kelsen telah berupaya


memecahkan masalah dengan cara
mengidentifikasi tujuan-tujuan ilmu
hukum, negara, dan hukum.
Negara akan mewujud sejauh apabila
ia mampu mewujudkan dirinya
senidir dan atas dasar hukum.
Hukum harus memancar dari negara
dan sebagai sumber tertinggi
kewenangannya.

Anda mungkin juga menyukai