Anda di halaman 1dari 25

Mental Emosional

Kelompok 8

KELOMPOK 8

030.11.187
030.11.209
030.11.212
030.12.015
030.12.016
030.12.017
030.12.064
030.12.065
030.12.068
030.12.121
030.12.122
030.12.123
030.12.145

Mentari Erry Putri


Nani Oktapiani
Nella Itrian
Amri Ageng Winahyu
Andhika Rezky B
Andi Nita Apriliana
Danu Octavio Damatra
David Mikhael
Denise Swita Monahan
Harry Nugraha
Harum Melati
Heri Angga Prayogo
Kristine Indria

Seorang mahasiswa yang ditahan polisi


Amir 20 tahun seorang mahasiswa FK Swasta di Jakarta, ditahan oleh polisi
karena menyerang dan melukai seorang karyawan bagian pendidikan dan
pengajaran di fakultasnya. Menurut keterangan pimpinan fakultas, Amir adalah
mahasiswa yang akan dikeluarkan dari fakultas (drp-out) karena alasan akademis
yang tidak memenuhi syarat. Menurut keluarganya, sejaka ada berita akan dikeluarkan
dari fakultas, Amir menunjukan perubahan perilaku. Ia sering marah-marah tanpa
alasan, dan hampir setiap malam tidak bisa tidur serta merasa semuanya sudah
berubah. Lingkungannya maupun dirinya sudah berubah tidak seperti
lingkungan dan dirinya yang dulu. Ia juga sering mendengar suara-suara yang
mengomentari dirinya. Amir menyatakan bahwa karyawan dikjar adalah anggota
komplotan yang ingin merusak hari depannya dengan merekayasa agar ia dikeluarkan
dari fakultas kedokteran. Kepada polisi yang menginterogasi Amir menyatakan
bahwa dirinya tidak sakit, dirinya tidak gila. Ia menegaskan bahwa menuntut ilmu
untuk menjadi dokter adalah hak asasi manusia. Siapapun yang melanggar HAM,
harus ia serang dan berantas. Amir menegaskan bahwa ia jelas mendengar suara
yang memerintahkannya untuk menyerang karyawan dikjar, yang merupakan
anggota komplotan yang melanggar HAM. Oleh karena polisi menganggap bicaranya
Amir itu kacau, maka dibawalah amir ke RSJ untuk dievaluasi kondisi kejiwaannya.

TERMINOLOGI
- Jiwa = Sesuatu yang konkrit dan kesatuan yang fungsional yaitu
perasaan, pikiran, perbuatan. Dan disebut juga sebagai koordinat
psikiatri.

- Derealisasi = Perasaan subyektif dimana seseorang merasa


lingkungan berubah.
- Depersonalisasi = Kondisi patologis akibat dari perasaan subyektif
dengan gambaran seseorang merasakan dirinya berubah tidak seperti
dirinya yang dulu.
- Halusinasi auditori = Persepsi yang salah tentang bunyi, biasanya
suara orang.
- Waham = Isi pikiran yang patologis, tidak dapat dikoreksi, dan tidak
sesuai dengan sosiobudaya.

IDENTIFIKASI MASALAH
Amir : Karyawan dikjar =
komplotan yg ingin mrusak hari
depannya dg merekayasa agar
dikeluarkan dr FK.

Menyerang &
melukai seorang
karyawan dikjar

RPS

Amir, 20 th
Mhswa FK
swasta di Jkt

Mekanisme pertahanan:
PROYEKSI

Tilikan 1

waham
Halusinasi
auditorik

Ditahan polisi

Introgasi : Amir menegaskan :


1. dirinya sakit, gila.
2. Mnuntut ilmu utk jd dokter= HAM, siapapun
yg mlanggar HAM akan diberantas &
diserang.
3. Jelas dgr suara yg memerintahkannya utk
menyerang karyawan dikjar.

RPD
Alasan akademis
memenuhi syarat }

inkoherensi

Polisi anggap bicara


Amir kacau

Akan di DO
Di bawa ke RSJ utk di
evaluasi kondisi kejiwaanya.
Mnrt keluarga, Amir mennunjukan perubahan
perilaku :
1. Sering marah tanpa alasan
2. Setiap mlm bisa tdr
3. Merasa semuanya berubah ( diri & lingk.)
4. Mendengar suara2 aneh yg mengomentari
dirinya.

dysthym
anxietas
Depersonalisasi
& derealisasi
Halusinasi auditorik

HIPOTESIS

Skizofrenia
Gangguan skizotipal
Gangguan skizoafektif
Secondary psychotic disorder
- gangguan mental organik
- Organik terinduksi zat

Epidemiologi Skizofrenia
Puncak onset pria 18-25 tahun
Puncak onset wanita 26-45 tahun
Bunuh diri sebanyak 10% pasien skizofrenia

TILIKAN
Kemampuan seseorang untuk memahami sebab
sesungguhnya dan arti dari suatu situasi:
- Tilikan I : Penyangkalan total terhadap
penyakitnya sama sekali bila dirinya ada gangguan
jiwa.
- Tilikan II : Pasien menerima sekaligus menolak.
- Tilikan III : Pasien menerima tetapi menyalahkan
faktor lingkungan sebagai penyebab penyakit.
- Tilikan IV : Pasien menerima tetapi menyalahkan
diri sendiri.
- Tilikan V : Pasien menerima dan menyadari dirinya
sakit tetapi tak tahu cara menangani penyakitnya.
- Tilikan VI : Pasien menerima dan menyadari
seluruhnya tentang situasi dirinya disertai motivasi
untuk mencapai perbaikan.

Metode Pendekatan
Pendekatan Psikopatologi
Pendekatan Psikodinamis
Metode :
1. Observasi
o Penampilan umum
o Perasaan Dysthym
o Perilaku kasar

2. Wawancara
Gangguan persepsi : depersonalisasi, derealisasi,halusinasi
Gangguan isi pikir : waham
Gangguan bentuk pikiran : inkoherensi

ETIOLOGI GANGGUAN JIWA


Somatogenik
Neuroanatomi

Ventrikel
Cairan serebrospinal
Sistem limbik
Ganglia basalis

Neurokimia
Neurotransmitter (dopamin, serotonin, NE, dll)

Genetik
Infeksi
Trauma
Intoksikasi (mis. bromida)

ETIOLOGI GANGGUAN JIWA


Psikogenik

Konflik mental
Intelegensi
Pengalaman kehilangan
Persaingan keluarga

Sosiogenik

Pola asuh anak


Keadaan ekonomi
Pekerjaan
Perkawinan
Relasi sosial

Diagnosis multiaksial
I : Gangguan Klinis
Kondisi lain yang menjadi fokus perhatian klinis

II : Gangguan Kepribadian
Retardasi Mental

III : Kondisi Medik Umum


IV : Masalah Psikososial dan Lingkungan
V : Penilaian fungsi secara Global

Klasifikasi gangguan jiwa


1. F00-f09 : gangguan mental organik
2. F10-f19 : gangguan mental dan perilakuakibat penggunaan zat
psikoaktif
3. F20-f29 : skizofrenia, gangguan skozopital dan gangguan waham
4. F30-f39 : gangguan suasana perasaan (mood)
5. F40-f48 : gangguan neurotik, gangguan spmatoform dan gangguan
terakait stres
6. F50-f59 sindrom perilaku yang berhubungan dengan gangguan
fisiologis dan faktor fisik
7. F60-f69 : gangguan kepribadian dan perilaku masa dewasa
8. F70-f79 : retardasi mental
9. F80-f89 : gangguan perkembangan psikologis
10. F90-f98 : gangguan perilaku dan emosional dengan onsetbiasanya
pada masa kanak dan remaja

Mekanisme pertahanan
Fantasi --> memuaskan keinginan dengan berkhayal
Penyangkalan(denial) --> menolak menghadapi
kenyataan
Rasionalisasi--> membuktikan bahwa perilakunya
masuk akal dan dapat diterima
Identifikasi --> menyamakan diri dengan orang lain
Introyeksi --> menyatukan nilai dan norma luar
dengan struktur ego nya
Represi --> mencegah pikiran yang
menyakitkan/berbahaya masuk ke alam sadar

Regresi --> mundur ke tingkat perkembangan yang lebih rendah,


dengan respons yang kurang matang dan biasanya dengan
aspirasi yang kurang
Proyeksi --> menyalahkan orang lain
Penyusunan reaksi --> mencegah keinginan yang berbahaya bila
diekspresikan dengan melebih-lebih kan sikap dan perilaku yang
berlawanan dan digunakan sebagai rintangan
Sublimasi --> mencari pemuasan atau menghilangkan keinginan
seksual dalam keinginan non-seksual
Kompensasi--> menutupi kelemahan dengan sifat yang
diinginkan atau pemuasan berlebihan dalam bidang lain

Salah pindah --> melepaskan perasaan yang terkekang


Pelepasan/penebusan --> menebus sehingga mengadakan
keinginan/tindakan tidak bermoral
Penyekatan emosional --> menahan diri menjadi pasif untuk
melindungi diri dari kesaksian/kekecewaan
Isolasi --> beban emosi yang menyakitkan kemudian diputuskan/
diubah (distorsi)
Simpatisme --> memperoleh simpati dengan menyokong harga
diri, meskipun gagal
Pemeranan --> mengurangi kecemasan dengan membiarkan
eskpresinya

PEMERIKSAAN PSIKIATRIK
I.
II.

Wawancara Psikiatri
Pemeriksaan
Fisik diagnostik
Status mentalis
Laboratorium, radiologi, evaluasi psikologi

ANAMNESIS
Alloanamnesis, untuk mendapatkan informasi tentang:

Identitas penderita
Identitas sumber informasi (keluarga, saudara, teman dekat, dll)
Keluhan utama
Riwayat gangguan sekarang
Riwayat gangguan dahulu
Riwayat penyakit dalam keluarga
Riwayat kehidupan pribadi
Taraf dapat dipercaya ( Baik auto maupun alloanamnesis )

STATUS MENTALIS
Diperoleh dari observasi dan wawancara langsung kepada
pasien (Autoanamnesis)
I.

Deskripsi umum
A.
B.
C.

II.

Mood dan afek


A.
B.

III.
IV.
V.
VI.
VII.
VIII.

Penampilan
Perilaku dan aktivitas psikomotor
Sikap terhadap pemeriksa
Mood
Ekspresi afektif

Gangguan Persepsi
Bentuk pikir
Arus pikir
Proses pikir
Isi pikir
Fungsi intelektual

FISIK DIAGNOSTIK
Stastus interne
Status neurologi
Laboratorium rutin

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium
Radiologi
Evaluasi psikologi

DIAGNOSTIC MULTIAKSIAL

AKSIS I : F 20.0 SCHIZOFERNIA PARANOID


AKSIS II : F60.0 Gangguan kepribadian paranoid
Aksis III : tidak ada
AKSIS IV: MASALAH PENDIDIKAN
AKSIS V : GAF 20-11 (mencederai orang lain)

Tatalaksana
Hospitalization
Tujuan diagnosis
Stabilisasi pengobatan
Keamanan pasien

Biological therapies
Dopamine Receptor Antagonists
Serotonin-Dopamine Antagonists

Terapi Fisik ECT (Electric Convulsion Therapy)

Psychososial Therapies

Social Skills Training


Group Therapy
Cognitive Behavioral Therapy
Individual Psychotherapy

Vocational Therapy

PROGNOSIS
Secara umum prognosis skizofrenia tergantung pada:
1. Usia pertama kali timbul ( onset): makin muda makin buruk.
2. Mula timbulnya akut atau kronik: bila akut lebih baik.
3. Tipe skizofrenia: episode skizofrenia akut dan katatonik lebih
baik.
4. Cepat, tepat serta teraturnya pengobatan yang didapat.
5. Ada atau tidaknya faktor pencetusnya: jika ada lebih baik.
6. Ada atau tidaknya faktor keturunan: jika ada lebih jelek.
7. Kepribadian prepsikotik: jika skizoid, skizotim atau introvred
lebih jelek.
8. Keadaan sosial ekonomi: bila rendah lebih jelek.

Thank You

Anda mungkin juga menyukai