Cedera kepala
OLEH :
AMRULLAH ADJI
NIM : 2007730011
Identitas
Nama
Usia
No CM
Alamat
cianjur, cianjur.
Tanggal masuk
: Tn. I
: 24 tahun
: 507505
: kampus warung jambe, kecamatan
:18-02-12, (pkl :06.17 wib)
Anamnesis (Alloanamnesis)
KU : penurunan kesadaran.
RPS : Os datang ke IGD RSUD cianjur dengan penurunan
kesadaran. Awalnya Os sedang mengendarai motor dengan
kecepatan +80 km/jam tiba tiba os tertabrak dari arah
samping kiri dan kepala terbentur aspal. Os memakai helm,
terdapat perdarahan telinga dan hidung, tidak ada
perdarahan dari mulut. pusing (tidak diketahui), mual dan
muntah( tidak diketahui), lupa saat kejadian ( tidak diketahui).
Primary Survey
Primary survey :
A (airway) dan kontrol cervical
Immobillisasi cervical
B (breathing)
VBS -/-, rhonki basah +/+.
Bentuk dan Pergerakan dinding dada simetris,
Retaksi dada -/-,
RR : 40 x/ menit
C (circulation)
TD : 90/ 60 mmHg,
N : 48 x/ menit,
akral dingin , CRT >2 detik
D (disability)
1. GCS : 6, E : tidak respon suara dan nyeri
V: merintih
M : mengerang (ektensi)
2. Motorik
Ekstremitas atas (ekstensi)
Pareses ektremitas bawah
Trisep bisep
Patella
Acchiles
6. Rerleks patologis
refleks babisky (+/+)
1 1
0 0
3. Sensorik
:1
:3
:2
E (exposure)
Perdarahan telinga, hidung(+), mulut (-)
Luka lecet dan luka terbuka (-)
Secondary survey
Abdomen :
I : perut datar, supel
A : BU +(normal)
P : nyeri tekan (sulit dinilai)
P : tympani
Ginjal : nyeri tekan (sulit dinilai)
Hati : hepatomegali (-)
Resume
Pasien laki- laki usia 20 th datang ke RSUD dengan
penurunan kesadaran akibat tertabrak dari arah
samping dengan sepeda motor dengan kecepatan
+ 80 km/jam sejak, kepala terbentur aspal,
helm(+), Perdarahan telinga hidung +, perdarahan
mulut -, airway clear dengan terpasang Intubasi,
rhonki +/+, RR : 40x/ menit, TD, 90/60 mmhg, N
48x/menit, akral dingin, CRT > 2 detik. GCS 6,
refleks cahaya -/-, pupil anisokor ( ka : 7 mm, ki :
5 mm), refleks babisky (+/+), luka terbuka dan
luka lecet (-).
DDx:
Breathing
RR 40 X/menit oksigen 10 liter/ menit
Circulation
TD : 90/ 60 mmHg, N : 48 x/ menit => shock neurogenik
Beri cairan Nacl 0,9 % 30 tetes / menit
Disability
Exposure
Pemeriksaan penunjang yang dianjurkan :
CT Scan kepala dengan bone window, poto polos Cervical, Analisa Gas Darah ( PH, PO2, PCO2, HCO3-)
CT Scan
Axial head:
Tampak hiperdens temporal dekstra
Tidak ada bone defect
TINJAUAN PUSTAKA
Anatomi
Kulit kepala terdiri 5 lapisan :
S : skin atau kulit
C : connective tissue
A : aponeurosis atau
galea aponeurotika
L : loose conective tissue
P : pericranium.
Tulang Tengkorak
terdiri dari kubah (kalvaria) dan basis kranii
terdiri dari beberapa tulang yaitu :
frontal, parietal, temporal dan oksipital.
Rongga tengkorak dasar dibagi atas 3 fosa yaitu :
fosa anterior tempat lobus frontalis, fosa
media tempat temporalis dan fosa posterior
ruang bagi bagian bawah batang otak dan
serebelum.
Lapisan meningen
Meningen
1. Duramater
2. Selaput Arakhnoid
3. Pia mater
Otak
Otak merupakan suatu struktur gelatin yang
mana berat pada orang dewasa sekitar 14 kg.
Cairan Serebrospinal
Fisiologi
1.
2.
3.
4.
Doktrin Monro-Kellie
Konsep utama doktrin Monro-Kellie adalah bahwa volume
intrakranial selalu konstan, karena rongga kranium pada dasarnya
merupakan rongga yang tidak mungkin terekspansi
Cedera kepala
Cedera kepala adalah gangguan pada otak yang
bersifat non degeneratif dan non kongenital yang
disebabkan oleh kekuatan mekanik eksternal, yang
menyebabkan terjadinya kerusakan kognitif, fisikal,
dan fungsi psikososial yang permanen atau
sementara, dengan disertai berkurangnya atau
perubahan tingkat kesadaran.
Patofisiologi
Primer
Sekunder
Lesi Intrakranial
Fokal
Hematoma epidural
Hematoma subdural
kontusi (atau hematoma intraserebral)
Difusa
Epidural Hematoma
Epidural hematom (EDH) adalah perdarahan
yang terbentuk di ruang potensial antara
tabula interna dan duramater. Paling sering
terletak diregio temporal atau
temporalparietal dan sering akibat robeknya
pembuluh meningeal media.
Subdural Hematoma
Hematoma subdural (SDH) adalah perdarahan yang
terjadi di antara duramater dan arakhnoid. SDH lebih
sering terjadi dibandingkan EDH,ditemukan sekitar 30%
penderita dengan cedera kepala berat. akibat robeknya
vena bridging antara korteks serebral dan sinus
draining.
Gejala klinik
gejala gangguan progresif neurologik dalam 24 sampai 48 jam
setelah cedera. Kemudian menyebabkan defisit neurologik dalam
waktu lebih dari 48 jam tetapi kurang dari 2 minggu setelah cedera
Klasifikasi
Morfologi
Beratnya
cedera
Mekanisme
Nilai
Disability
Menilai tingkat kesadaran dengan AVPU
A : sadar (Alert)
V : respon terhadap suara (Verbal)
P : respon terhadap nyeri (Pain)
U : tidak berespon (Unresponsive)
Penanganan
Tujuan penanganan awal
Memantau sedini mungkin & mencegah cedera
otak sekunder
Memperbaiki keadaan umum seoptimal
mungkin sehingga dapat membantu
penyembuhan sel-sel otak yang sakit.
Faktor-faktor yang memperjelek prognosis
Terlambat penanganan awal/resusitasi
Pengangkutan/transport yang tidak adekuat
Dikirim ke RS yang tidak adekuat
Terlambat dilakukan tindakan bedah
Disertai cedera multipel yang lain.
3. Circulation
Mencari ada tidaknya perdarahan eksternal, menilai warna serta
temperatur kulit, & mengukur tekanan darah. Denyut nadi perifer yang
teratur, penuh, dan lambat
Cedera kepala, tekanan darah sistolik sebaiknya dipertahankan di atas
100 mmHg untuk mempertahankan perfusi ke otak yang adekuat
Bila denyut a. radialis dpt teraba tekanan sistolik > 90 mmHg.
Bila denyut a.femoralis yg teraba sistolik >70 mmHg.
Bila denyut nadi hanya teraba pd a. Karotis sistolik 50 mmHg
Perdarahan eksterna, hentikan dengan penekanan pada luka