NEONATUS
Disusun oleh : Nabilla Gusrina D.
Pembimbing : dr. Agnes Yunie P.,
Sp.A
Pendahuluan
Angka kematian bayi (AKB) indikator sosial penting untuk
mengukur keberhasilan program pemberantasan kematian
bayi dan untuk melihat status kesehatan ibu dan anak
WHO sekitar 23% seluruh kematian neonatus disebabkan
oleh asfiksia neonatorum dengan proporsi lahir mati yang
lebih besar. penyebab ke-3kematian setelah prematur dan
infeksi
asfiksia neonatorum oleh manajamen persalinan yang
tidak sesuai dengan standar dan kurangnya kesadaran ibu
untuk memeriksakan kehamilannya ke tenaga kesehatan
dapat dicegah apabila ibu mendapatkan nutrisi yang cukup,
pelayanan antenatal yang berkualitas, asuhan persalinan
normal dan pelayanan kesehatan neonatal oleh tenaga
kesehatan yang profesional
Definisi
Saugstad OD. Practical aspects of resuscitating asphyxiated newborn infants. Eur J Pediatr. 1998; 157: S11-5
Sills JH. Perinatal asphyxia. Dalam: Gomella TL, Cunningham MD, Eyal FG, Zenk KE, penyunting. Neonatology
Management. Procedures. On-Call Problems. Diseases and Drugs.
Hipoksia Ibu
Gangguan Aliran darah
Uterus
luas dan kondisi plasenta. Asfiksia
janin akan terjadi bila terdapat
gangguan mendadak pada plasenta,
misalnya solusio plasenta.
perdarahan plasenta
Kompresi umbilikus akan
mengakibatkan terganggunya aliran
darah dalam pembuluh darah
umbilikus dan menghambat
pertukaran gas antara ibu dan janin
Faktor risiko
antepartum
Primipara
Demam saat
kehamilan
Hipertensi dalam
kehamilan
Anemia
Diabetes mellitus
Penyakit hati dan
ginjal
Penyakit kolagen
dan pembuluh
darah
Perdarahan
antepartum
Riwayat kematian
neonatus
Faktor risiko
intrapartum
Malpresentasi
Partus lama
Persalinan yang
sulit dan traumatik
Mekoneum dalam
ketuban
Ketuban pecah dini
Induksi Oksitosin
Prolaps tali pusat
Patofisiologi
Menkes JH, Sarnat H3, Perinatal Asphyxia and Trauma. Edisi ke-6, Philadelphia:
Lippincot Williams &Wilkins, 2000.h.401-66
Menkes JH, Sarnat H3, Perinatal Asphyxia and Trauma. Edisi ke-6, Philadelphia:
Lippincot Williams &Wilkins, 2000.h.401-66
Diagnosis dan
penegakan diagnosis
Temuan klinis neonatus dengan asfiksia
neonatorum dapat berupa lahir tidak
bernafas/megap-megap, denyut lantung
<100x/menit, kulit sianosis atau pucat dan tonus
otot yang melemah. Secara klinis dapat
digunakan skor APGAR pada menit ke-1, 5 dan 10
Tanda/Gejala
0
1
2 derajat
untuk
mendiagnosa
dan menklasifikasikan
Frekuensi jantung
tidak ada
>100x/menit
asfiksia secara
cepat. <100x/menit
Pernapasan
tidak ada
lambat,
tak
menangis lemah
Warna kulit
Biru/pucat
Tubuh : merah
Seluruhnya kemerahan
Ekstrimitas: biru
Tonus otot
Lemas
Fleksi ringan
Gerak aktif
Refleks
Tidak ada
Gerakan sedikit
Skor :
7-10: normal
4-6 : asfiksia sedang
<4 : asfiksia berat
penegakkan diagnosis
Anamnesis
Anamnesis diarahkan untuk mencari faktor risiko
terhadap terjadinya asfiksia neonatorum.
Pemeriksaan fisis
Bayi tidak bernafas atau menangis
Denyut jantung kurang dari 100x/menit
Tonus otot menurun
Bisa didapatkan cairan ketuban ibu bercampur
mekonium, atau sisa mekonium pada tubuh bayi
BBLR
Pemeriksaan penunjang Laboratorium :
hasil analisis gas darah tali pusat menunjukkan
hasil asidosis pada darah tali pusat:
PaO2 < 50 mm H2O
PaCO2 > 55 mm H2
pH < 7,30
Tata Laksana
Antisipasi, persiapan adekuat, evaluasi akurat dan
inisiasi bantuan PENTING utk kesuksesan
resusitasi neonatus.
Memiliki orang yang bertanggung jawab pada
bayi baru lahir. Orang tersebut harus mampu
untuk memulai resusitasi, termasuk pemberian
ventilasi tekanan positif dan kompresi dada.
Orang ini harus memiliki kemampuan melakukan
resusitasi neonatus secara komplit, termasuk
melakukan intubasi endotrakheal dan
memberikan obat-obatan.
Penilaian
Penilaian dilakukan setelah 30 detik untuk menentukan perlu
tidaknya resusitasi lanjutan. Tanda vital yang perlu dinilai
adalah sebagai berikut:
(1) Pernapasan
Resusitasi berhasil bila terlihat gerakan dada yang adekuat,
frekuensi dan dalamnya pernapasan bertambah setelah
rangsang taktil
(2) Frekuensi jantung
Frekuensi jantung harus diatas 100x/menit. Penghitungan
bunyi jantung dilakukan
(3) Warna kulit
Bayi seharusnya tampak kemerahan pada bibir dan seluruh
tubuh. Setelah frekuensi jantung normal dan ventilasi baik,
tidak boleh ada sianosis sentral yang menandakan hipoksemia.
Penghentian resusitasi
Bila tidak ada upaya bernapas dan denyut jantung
setelah 10 menit, setelah usaha resusitasi yang
menyeluruh dan adekuat dan penyebab lain telah
disingkirkan, maka resusitasi dapat dihentikan.
Data terkini menunjukkan bahwa setelah henti
jantung selama 10 menit, sangat tipis
kemungkinan selamat, dan yang selamat
biasanya menderita cacat berat.
DISKUSI KASUS
Nama
: BY. Nuryani
Jenis Kelamin : Perempuan
Lahir Tanggal : 30 Mei 2013
Pukul
: 22.00 WIB
Panjang Lahir : 46 cm
Berat Lahir : 2600 gr
Diagnosis : Lahir SC a/i PEB ibu dengan G4P2A1
H 41-42 minggu belum inpartu dan
oligohidramnion, air ketuban kering
KU
: Sesak (+), sianosis (+), Retraksi dada
(+), NCH (+), cacat (-), anus (+), merintih
(+), a/s 8/9
Riwayat Kehamilan
GPA : G4 P2 A1
HPHT
: Tidak ingat
Periksa ANC : Setiap bulan 1x teratur dan pada
trimester ke 3, 2x setiap minggu
USG 2x dikatakan air ketuban yang sedikit
Kebiasaan ibu sebelum/selama kehamilan
Minum alcohol : Tidak Pernah
Merokok : Tidak Pernah
Makan obat-obatan tertentu : Tidak Pernah
Minum Jamu-jamuan
: sering setiap bulan 4-5x
Riwayat Persalinan
Follow up 31/5/2013
16.230
Netrofil
46.0
Limfosit
47.0
Monosit
5.2
Eosinofil
1.4
Basofil
0.4
Eritrosit
4.62
Hemoglobin
15.9
MCV
95.2
MCH
34.4
MCHC
36.1
RDW-CV
18.7
Trombosit
200
IT Ratio
Gol darah
O/RH POS
Follow up 1/6/2013
S: instab suhu (-) gak (-) bab (-) residu (-)
O: KU : aktif , refleks (+)
RR:
48 HR:142
T: 36.5 Sat:
Follow up 2/6/2013
Diskusi
Bayi perempuan berusia 22 jam dengan berat badan 2600
gr, panjang badan 46 cm, lahir pada tanggal 30 Mei 2013
pukul 22.00 wib dari ibu Ny.N, beralamat Jl. Gading Raya I,
Pisangan Timur, Pulo Gadung RW/RT 009/014, Jakarta
Timur.
Dari anamnesis didaptkan bayi lahir dengan air ketuban
yang sedikit, dengan riwayat belum pernah mengalami
kehamilan dan persalinan yang seperti ini sebelumnya.
Tidak ada riwayat ibu memiliki tekanan darah tinggi dan air
ketuban yang sedikit pada kehamilan sebelumnya. Bayi
lahir di SC pada ibu G4P2A1 Hamil 41-42 minggu. Lahir
tidak langsung menangis, dengan APGAR score 7-8, berat
badan lahir 2600 gram dan jumlah plasenta 1. Riwayat ibu
demam saat melahirkan tidak ada.
TERIMA KASIH