Anda di halaman 1dari 23

31 Oktober

DAN1936 besluit
Nomor 44

Keputusan

Presiden Nomor
DJPKN

239 Tahun 1966

Keputusan

Presiden Nomor
BPKP
31 Tahun 1983

SEJARAH BERDIRINYA BADAN


PENGAWASAN KEUANGAN DAN
PEMBANGUNAN

DAN

DJPKN

BPKP

Bertugas
melakukan
penelitian
terhadap
pembukuan
dari
berbagai
perusahaan
negara
dan
jawatan
tertentu
Peraturan
Presiden
Nomor 9 Tahun 1961
DAN
dilepas
dari
Thesauri Jenderal dan
ditingkatkan
kedudukannya langsung
di
bawah
Menteri
Keuangan
Fungsi
pengawasan
anggaran
dilaksanakan
oleh Thesauri Jenderal

Keputusan
Presiden
Nomor 239 Tahun 1966
dibentuklah
Direktorat
Djendral
Pengawasan
Keuangan
Negara
(DDPKN)
pada
Departemen Keuangan
melaksanakan
pengawasan
seluruh
pelaksanaan
anggaran
negara,
anggaran
daerah, dan badan usaha
milik negara/daerah
Kepres Nomor 70 Tahun
1971 ini, khusus pada
Departemen Keuangan,
Pengawasan
dilakukan
DJPKN

Keputusan
Presiden
Nomor 31 Tahun 1983
tanggal 30 Mei 1983.
DJPKN ditransformasikan
menjadi BPKP
diperlukannya
badan
atau
lembaga
pengawasan yang dapat
melaksanakan fungsinya
secara
leluasa
tanpa
mengalami kemungkinan
hambatan
dari
unit
organisasi
pemerintah
yang
menjadi
obyek
pemeriksaannya

SEJARAH BERDIRINYA BADAN


PENGAWASAN KEUANGAN DAN
PEMBANGUNAN

Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja


Lembaga Pemerintah Non Departemen yang telah diubah
terakhir dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia
Nomor 64 Tahun 2005

Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 2008 tentang Sistem


Pengendalian Internal Pemerintah

Instruksi Presiden No.4 Tahun 2011 tanggal 17 Februari


2011 tentang Percepatan Peningkatan Kualitas Akuntabilitas
Keuangan Negara

DALAM MELAKSANAKAN
TUGASNYA, BPKP DIDUKUNG OLEH

"Auditor Presiden yang responsif, interaktif, dan


terpercaya untuk mewujudkan akuntabilitas
keuangan negara yang berkualitas."

VISI BPKP

Menyelenggarakan
pengawasan
intern
terhadap akuntabilitas keuangan negara yang
mendukung tata kelola kepemerintahan yang
baik dan bebas KKN

Membina
penyelenggaraan
Pengendalian Intern Pemerintah

Mengembangkan kapasitas pengawasan intern


pemerintah yang profesional dan kompeten

Menyelenggarakan
sistem
pengambilan keputusan yang
presiden/pemerintah

MISI BPKP

Sistem

dukungan
andal bagi

Profesional
Integritas
Orientasi Pengguna
Nurani dan Akal Sehat
Independen
Responsibel

NILAI-NILAI BPKP (PIONIR):

PRINSIP KERJA
5-AS

Kerja Keras

Kerja Ikhlas

Kerja Cerdas

Kerja Tuntas

Kerja Integritas

MOTTO
"Membangun Good Governance dan Clean Government"

Sekretariat
Utama
mempunyai
tugas
mengkoordinasikan perencanaan, pembinaan,
pengendalian administrasi, dan sumber daya di
lingkungan BPKP.

Sekretariat Utama terdiri dari:

a. Biro Perencanaan;
b. Biro Kepegawaian dan Organisasi;
c. Biro Keuangan;
d. Biro Hukum dan Hubungan Masyarakat;
e. Biro Umum.

SEKRETARIS UTAMA

INSPEKTORAT

melaksanakan pengawasan fungsional


terhadap unit kerja yang berada di
lingkungan BPKP.

PUSDIKLATWA melaksanakan penyelenggaraan,


pembinaan, dan koordinasi kegiatan
S
pendidikan dan pelatihan.
PUSLITBANG melaksanakan penyelenggaraan,
pembinaan, dan koordinasi kegiatan
WAS
penelitian dan pengembangan
pengawasan.

PUSINFOWAS

PUSBIN JFA

melaksanakan pengelolaan data dan


informasi serta pengembangan sistem
informasi
melaksanakan penelaahan dan penyusunan
peraturan, standar, pedoman, program
pembinaan, dan pelaksanaan sertifikasi serta
evaluasi pelaksanaan sertifikasi, angka kredit,
dan efektivitas tim penilai jabatan fungsional
auditor di lingkungan BPKP dan APIP lainnya.

LAYANAN KEPADA MITRA KERJA BPKP

AN

IPP

INVES
T

APD

Hambatan Pengawasan Keuangan


dan Pembangunan di BPKP
MAN

MUTA
SI

MIND
SET

INTERN
AL
(5 M)

MONE
Y

MACH
INE

KUALITAS
MAN
(SUMBER DAYA
MANUSIA)

KUANTIT
AS

Kemampuan SDM di
Perwakilan BPKP untuk
menguasai materi/teknis dan
peraturan tidak merata
disebabkan oleh kurangnya
pengarahan dan aturan dari
BPKP Pusat.

BPKP harus melakukan


pengawasan di kabupaten
seluruh Indonesia,
sedangkan SDM tidak
mencukupi jumlahnya
sebanyak itu dalam waktu
bersamaan

MONEY
(ANGGARA
N)

Anggaran merupakan modal untuk


membiayai seluruh kegiatan
pengawasan, mulai dari biaya
yang dikeluarkan untuk melakukan
pengawasan, salary atas aparataparat yang melakukan
pengawasan, pengadaan barang
dan jasa di bidang pengawasan,
hingga peningkatan kinerja bagi
aparat-aparat pengawas itu
sendiri.

Machine
(Sarana
dan
Prasarana)

Hambatan lain yang menjadi


masalah dalam pengawasan
adalah sarana dan prasarana
untuk mendukung pengawasan
sangat minim, dimana sarana dan
prasarana ini dibutuhkan sebagai
upaya mendukung pengawasan
yang dilakukan oleh BPKP ataupun
lembaga pengawas lainnya

Mindset
(Pola Pikir)

Perubahan BPKP ke arah quality


assurance dan consulting
memberikan dampak bahwa ada
pegawai BPKP yang tidak
menghendaki terjadinya
perubahan karena sudah terbiasa
dengan budaya yang ada. Sulit
untuk mengubah paradigma
auditor dari audit oriented menjadi
non audit.

Mutasi

Sistem pengaturan struktur yang


selalu berpindah-pindah sering
kali menjadi salah satu penyebab
pengawasan tidak berjalan.
Kondisi ini memberikan dampak
bahwa tidak ada aparat tetap
dalam jabatannya. Permasalahan
ini menyebabkan ahli-ahli yang
sudah dipersiapkan dalam
pengawasan keuangan dan
pembangunan harus beradaptasi
dengan lingkungan dan
pekerjaannya yang terus berganti.

HAMBATA
N
EKSTERN
AL

KEWENANG
AN

Landasan Hukum
Pengawasan di bawah
Presiden dan banyaknya
tugas pengawasan yang
tumpang tindih dengan
APIP lainnya.

Anda mungkin juga menyukai