Oleh :
Dr. Soebagjo Loehoeri, SpPD-KTI
Demam tifoid
Typhus perut, Typhus abdominalis,
Typhoid fever
Definisi
Penyakit sistemik akkut yang ditandai
demam akut akibat infeksi Salmonella sp
(lebih dari 500 sp)
Spesies yang sering dikenal di klinik
adalah Salmonella typhi, Salmonella
paratyphi A, B, C
Gejala klinik
Demam tinggi lebih dari 7 hari, dengan
sakit kepala kenaikan temperatur
mencapai 40-41C
Sakit kepala
Malaise
Menggigil
Bertahan 4-8 minggu (bila tidak diobati)
Nyeri otot, anoreksi
Mual, muntah
Obstipasi, diare
Perut tak enak
Demam/bradikasi relatif
Lidah kotor di tengah, tepi dan ujung
merah, tremor
Stupar, delirium, somnolen, koma/psikosis
Epistaksis rosespots
Laboratorium
Biasanya leukopenia
Leukositosis pada kasus dengan
komplikasi
Kultur darah (+) pada minggu I, bila (-)
kultur sumsum tulang banyak (+)nya
Kultur darah setelah 3 minggu 50%
Kultur feces (+) 75% pada demem 3
minggu
Pengobatan
Kloramfenikol selama 2 minggu dosis 50100 mg/KKB
Komplikasi
1. Kompiklasi intestinal
- Perdarahan usus
- Perforasi usus
- ilcus paralitik
2. Komplikasi Ekstaintestinal:
- Hepatitis
- Mikrokarditis
- Endokarditis
- Bronchopneumonia
- Pleuritis
- Nefritis, dll
Perdarahan intestinal
Terlepasnya darah dari pembuluh darah
intestinal oleh karena erosi pembuluh
darah yang hiperplastik dan kelenjar peyer
yang nekrose, perdarahan ke dalam
traktus intestinalis, berupa darah
segar/melena
Patogenesis
Setelah bakteriema kedua, kuman
jaringan tubuh kandung empedu
usus, kelenjar peyer reaksi peradangan
akut terhadap jaringan limfoid
infiltrasi sel mononuclear nektosis
immunitas local reaksi antigen
antibody local ulcerasi nekrosis
Patologi
Kelenjar Peyer darah ileum hiperplasi
nekrosis erosi pembuluh darah lesi
perdarahan massif
Gejala klinik
Feces campur darah masif, terjadi
komplikasi ini padaminggu ke II atau ke III.
Tekanan darah temp. syok,
muka pucat menggigil kedinginan
cek Hb
Pemeriksaan Radiologi
Barium enema
Arteriografi tahu lokasi
Pengobatan
Konservatif
- Sedatif
- Makan/minum paranteral
- Transfusi darah segar
- Khloramfenikol Parentor
- Zat koagulan
- Pitressin drip
- Bila gagal opesratif
Perforasi
Terjadinya lubang pada dinding usus oleh
karena nekrosis jaringan kelenjar Peyer
ulkus dinding usus perforasi di ileum
terminal peritonitis
Patogenesis
Setelah bakteriemia ke II kandung
empedu usus - radang akut pada folikel
limfoid nekrosis ulkus tifoid tukak
lonjong // sumbu panjang usus kecil
besar membuka blulmen usus
nimbus I muslkularis peritonitis, biasa
pada minggu ke II dan ke III terapi
operatif
Patologi
Umumnya terejadi bagian distal # 60 cm.
dari ileum.
Mikroskopis daerah plaguna Peyer
penuh infiltrasi sel monosit yang besar
dari SRE seperti makrofag inti dengan
kromatin lebih padat sitoplasma
egsinofil berisi eritrosit, sisa sel dan
kuman tifoid ini disebut Typhoidcella
Gejala klinik
Keadaan penderita sudah lemah toksik,
gelisah, kesadaran , dehidrasi berat,
muntah-muntah, nyeri perut yang hebat
dan mendadak Musculardefence
Radiologis
Pada foto polos perut ada gambaran
penimbunan udara dalam usus halus
ada udara bebas dalam rongga perut (di
bawah diagfragma ) walaupun tidak
selalu.
Pengobatan
Konservatif
Operatif makin tua umur dan makin
lama terjadinya perforasi kematian .
Hepatitis Tifosa
Hepatitis sebagai komplikasi demam tifoid
maupun paratifoid sebagai penyakit
dasarnya :
- Hepatomegali
- Demam minggu II/III
- Pembesaran oleh karena fokal nekrosis
dari parenkhim dan reaksi inflamasi portal
Gejala klinik
Tanda kardinal tifoid
Rasa sakit epigastrum dan rasa mual,
anoreksia, sakit kepala dan ikterik.
Hepatomegali dan spenomegali
Laboratorium
Kultur darah positif
Tes Widal
Leukosit berevariasi
Serum bil. , SGOT , SGPT , alkali
fosfatase
Hb, Ag, Antibodi terhadap hepatitis (-) juga
Epstein Barr dan Cytomegalovir (-)
Therapi
Pada fungsi hepar yang jelek, antibiotik
dapat digantikan Ampicilin 100/KKB
selama 2 minggu K.U membaik
fungsi hepar membaik (normal) dapat
ditambahkan obat esensial untuk hepar.
Miokarditis
Disebabkan proses inflamasi otot jantung
oleh organisme tertentu, disini Salmonella
typhi akibat endotoksin.
Patogenesis
Endotoksin lepas bila sel bakteri alami
kerusakan timbul bermacam efek
biologik.
Perubahan patologik pembengkakan
serabut otot, fragmentasi, degenerasi
hialin dan infiltrasi sel mono nukloza di
jaringan interstisial.
Gejala klinik
Biasanya minggu ke II/III
Bradikardi, takhikardi
Ritme gallop, hipotensi
Kejadian miokarditis pada minggu ke II-III,
dapat bradikardi, takhikardi, ritme gallop,
hipotensi pembesaran jantung,
kondisiyang berat kegagalan jantung
kongestif.
Pengobatan
Antibiotik spesifik terhadap Salmonella
Vasopressor mungkin diperlukan pada
kasus yang alami gangguan sirkulasi
Penggunaan digitalis dan diuretic mungkin
diperlukan dengan penggunaan yang hatihati
Perubahan EKG
Gelombang Q abnormal
Perubahan gelombang ST-T
Seperti infark miokard
Takhikardi
Pengobatan
Antibiotika pilihan
Vasopressor mungkin diperlukan
Bila alami dekompensasi perlu digitalis
dan diuritik walaupun pemberian harus
betul-betul dan hati-hati
Ileus Paralitik
Gangguan jalanya isi usus langsung ke
belakang
Ini oleh karena trauma eksternal,
peritoneum teriritasi toksin bakteri
Salmonella typhi
Endokarditis
Perubahan inflamasi eksudatif atau
proliferatif dari endokardium adanya
vegetasi pada permukaan endokardium /
dalam endokardium / termasuk katup
jantung, tapi kadang mengenai lapisan
dalam dari rongga jantung / endokardium.
1. Etiologi
Salmonella sebagai penyebab terjadinya
endokarditis
2. Patogenese
Mekanisme terejadinya infeksi :
- Kelainan katup jantung atau suatu
hemodinamik jet effect oleh karena aliran
darah dari suatu tekanan tinggi ke daerah
tekanan rendah.
- Suatu platelet-febrin thrombus yang steril.
-Bakteriema
-Titer tinggi dariAgglutinating antibody untuk
Salmonella
4. Diagnosis :
- selain demam
- vegetasi pada katup mitral terlihat pada
M. mode endokardiogram
5. Pengobatan :
- Ampicillin/Amoxycillin 1 gram/6 jam
- Bila ada kegagalan jantung:
* Digoxan
* Diubek
* Kalium
6. Prognose dapat+
Pneumonia
Suatu inflamasi akut dari jaringan paru
didukung keadaan klinik dan radiologik.
Penyebab disini S. typhi atau S. paratyphi
sebagai pneumonia sekunder
Gejala klinik
Biasanya ringan bila yang terkena sebagai
lobus saja. Tapi bila banyak lobi, gejala
akan lebih berat, rasa sakit daerah lobi
yang terkena dan menggigil.
Sputum kental dan sulit dikeluarkan. Berat
komplikasi ini tergantung lama penyakit
dan virulensi bakterinya sendiri
Radiologi
Lobus bawah merupakan predileksi
terbanyak dari komplikasi ini.
Patofisiologi
Endotoksin suatu kompl. Lipo polisakaridprotein dilepas dari dinding sel bakteri
yang sedang alami lisis (S. typhi)
Sistem komplemen
Adalah sistem enzim yang alami kompleks
dalam sirkulasi darah dalam jumlah kecil
dan inaktif.
Ini dapat diaktifkan atau bereaksi dengan
kompl. Antigen-antibodi dan memainkan
peranan penting pada human-mediated
immune haemolysis/bacteiolysis karena
dapat melukai membran lipopolisakaride.
Berperan pula pada reaksi biologik seperti
fagositosis, opsonisasi, khemotaksis,
permeabilitas yang .
Sistem Komplemen
Dalam darah terdiri 11 komponen protein,
dalam bentuk inaktif dan sangat labil
terhadap panas (56C untuk 30).
Komponen komplemen (=C) ialah C1, C2,
C3, C4, C5, C6, C7, C8, C9 sedang C1
terurai lagi C1q, C1r, C1s.
Tahap akhir
Tahap akhir ditandai turunya cardiac
output dan kenaikan TPT. Perfusi jaringan
jelek, disfungsi organ.
Kenaikan tonus ssimpatis naiknya TPT
makin besarnya rangsangan simpatis
maupun kadar catekholamin dalam
sirkulasi cardiac output arus balik
vena disfungsi dari miokard.
Pengobatan
Antibiotika
Khloramfenikol 4 gr/hari, dosis terbagi (4x
dosis) selama 3 hari, sesudahnya 500
mg/6 jam.
Vasopressor
Penurunan perfusi organ vital, dibutuhkan
vasopressor naikkan tekanan darah
normal
Dosis kecil 3 g/KKB/menit
Dosis sedang 3-15 g/KKB/menit
Dosis besar 15-20 g/KKB/menit
Dosis mainfanance 3-5 g/KKB/menit
Kortikosteroid
Deksamentason 3 mg/KKB dalam waktu 30
menit, lewat infus RL 2 ml/KKB, diikuti 1 mg/KKB
tiap 6 jam selama 48 jam atau bila dapat minum
Hari I : Hidrokortison 200 mg/menit + Prednison
15 mg/8 jam.
Hari II : Prednison 10 mg/8 jam
Hari III : Prednison 5 mg/8 jam
Hari IV : Prednison 5 mg/12 jam
Hari V : Prednison 5 mg sekali
Kebutuhan cairan
Cairan plasma yang keluar dapat diganti
plasma ekspandur
Pemasangan CVP
Dosis diturunkan 30 mg/KKB sesudah
demam 2 hari
Oleh karena efeknya dapat jadi anemia
aplastik, di AS jarang digunakan
Amoxicillin / Ampicillin 100 mg/KKB
(dalam 4 dosis terbagi)