Anda di halaman 1dari 26

AMENOREA

Oleh :
Astri Amelia Gosal
C111 08 146
PEMBIMBING
dr. Yusri Lisangan
SUPERVISOR
dr. Hj. Syahruni Syahrir, Sp. OG

Pendahuluan
Amenorea ialah keadaan tidak adanya
haid untuk sedikitnya 3 bulan berturutturut. Amenorea fisiologik : masa
sebelum pubertas, masa kehamilan,
masa laktasi, dan sesudah menopause

Anatomi Ovarium

Anatomi Uterus

Fisiologi Haid
Haid ialah perdarahan secara periodik
dan siklik dari uterus, disertai
pelepasan (deskuamasi) endometrium.
Panjang Siklus : 28 7 hari (21-35
hari)
Lamanya : 3-5 hari
Jumlah darah : 40-80 cc (ganti
pembalut 2-5x/hari)

Hipotalamus

GnRH
Hipofisis
Anterior

FSH

LH

Ovarium
(perkembang
an Folikel)

Fisiologi Haid

Amenorea
Amenorea primer
Jika menarke tidak terjadi di usia 16 tahun pada
seorang anak perempuan dengan perkembangan
tanda-tanda seks sekundernya sempurna, atau di
usia 14 tahun tanpa perkembangan tanda-tanda
seks sekunder.

Amenorea sekunder
Tidak adanya menstruasi lebih dari 3 siklus atau
6 bulan berturut-turut, dimana sebelumnya
wanita tersebut mengalami menstruasi.

ETIOLOGI
Amenorea Primer

Amenorea Sekunder

Kelainan Anatomi
Himen imperforatus
Transverse Vaginal Septum
Agenesis Vagina
Sindrom Feminisasi
Testikular
Gangguan Hipotalamus :
Sindrom Kallmann
Gangguan Hipofisis :
disfungsi hipofisis
kongenital
Gangguan Ovarium : Sindrom
Turner

Kelainan Anatomi : Sindrom


Asherman
Gangguan Hipotalamus
Gangguan Penyaluran GnRH
Gangguan Produksi pulsasi
GnRH
Gangguan Hipofisis
Sindrom Sheehan
Tumor-tumor hipofisis
Gangguan Ovarium : Polycystic
Ovary Syndrome (PCOS)
Gangguan Endokrin : Diabetes
Melitus

Amenorea Primer

Kelainan Anatomi
Himen
Imperforatus
Selaput dara yg
tidak menunjukkan
hiatus himenalis

Transverse Vaginal
Septum
Kegagalan duktus
mulleri dari vagina
bgn atas berpisah
dengan sinus
urogenital dari
vagina bgn bawah

Kelainan Anatomi
Agenesis Vagina
(Mayer-RokitanskyKuster-Hauser
Syndrome)
Terjadi agenesis atau
disgenesis mulleri
agenesis vagina komplit
atau agenesis vagina parsial
dengan uterus dan distal
vagina rudimenter

Sindrom Feminisasi
Testikular
Bentuk
hermafrodistisme pria
dengan
fenotipe
wanita
(46XY).
Penderita
memiliki
ciri2
khas
wanita
termasuk
introitus
vagina, tetapi vagina,
serviks, dan uterus
tidak ada

Sindrom Kallmann
(hipogonadotropik
hipogonadisme)
Kelainan Kongenital

tidak diproduksinya GnRH

Hormon Gonadotropin

Perkembangan folikel &


Ovulasi

Amenorea

Gangguan Hipotalamus

Gangguan Hipofisis

Disfungsi Hipofisis
Kongenital
Tidak adanya hipofisis

Penurunan atau tidak


dihasilkannya hormon
LH dan FSH

Amenorea

Gangguan Ovarium
Sindrom Turner
Fenotipe wanita, kromatin seks negatif.
Pola kromosom 45XO. Kedua buah
lengan dari kromosom-X yg kedua
sangat diperlukan untuk differensiasi
ovarium secara normal.
Pada sindrom ini, ovarium tidak
berkembang estrogen hampir tidak
ada Amenorea

Amenorea Sekunder

Kelainan Anatomi
Sindrom Asherman
Sindrom Asherman kerokan berlebihan
post abortus destruksi endometrium
sinekia (perlekatan) pada dinding kavum
uteri Amenorea

Gangguan Hipofisis
Sindrom Sheehan

Tumor Hipofisis

Sindrom yang terjadi post


partum disertai perdarahan
yang banyak hingga syok
Perdarahan

spasme arteriola2 pars


anterior hipofisis

f(x) hipofisis terggn

hormon gonadotropin

Amenorea

Mikroadenoma
hipofisis adenoma
yg dapat
mensekresikan
berlebihan hormon
prolaktin menekan
GnRH menekan
daur haid amenorea

Gangguan Hipotalamus
Gangguan Penyaluran GnRH dari
Hipotalamus ke hipofisis
disebabkan gangguan batang
hipofisis akibat trauma, radiasi,
tumor (kraniofaringioma,
germinoma)
Gangguan Produksi Pulsasi GnRH
Diakibatkan karena gangguan
metabolik seperti anoreksia
nervosa, stress berat, dan
kehilangan berat badan yg
ekstrim

Amenor
ea

Gangguan Ovarium
Sindrom Ovarium Polikistik
Merupakan kelainan pada wanita yg ditandai
dengan adanya hiperandrogenisme dengan
anovulasi kronik yg saling berhubungan dan tidak
disertai dengan kelainan pada kelenjar adrenal
maupun kelenjar hipofisis.
Penyebab : belum diketahui pasti
Peningkatan aktivitas sitokrom p450c17
peningkatan produksi androgen estrogen
meningkat LH ,FSH tidak ada folikel yg
matang Amenorea

Gangguan Endokrin
Diabetes Melitus
Hubungan antara gangguan menstruasi dan
diabetes masih kontroversi.
Menurut penelitian ditemukan hubungan antara
indeks massa tubuh yang rendah, tingginya
konsentrasi HbA1c dan terjadinya oligo/amenorea
pada wanita diabetes. Penemuan ini mungkin
mengindikasikan bahwa rendahnya massa tubuh
dan buruknya pengendalian metabolik dapat
menyebabkan meningkatkan insiden amenorea.

Diagnosis
Anamnesis dan Pemeriksaan
Ginekologi
Tes Sederhana
Uji Progesteron
Uji P+E

Uji P
Jenis-jenis progesteron yang dapat digunakan adalah
medroksiprogesteron asetat (MPA), noretisteron,
didrogesteron, atau nomegestrol asetat.
Dosis 5-10 mg/hari dengan lama pemberian 7 hari
Perdarahan terjadi 3-4 hari setelah obat habis uji P (+)
Bila perdarahan terjadi 2 atau 3 hari setelah
menggunakan progestogen, maka tidak perlu dilanjutkan
lagi dengan sisanya
Terjadinya perdarahan berbeda-beda pada setiap wanita,
sehingga jangan terlalu cepat dikatakan uji P (-)
Jika dalam 10 hari setelah obat habis belum terjadi
perdarahan uji P negatif.

Uji P+E
Bila uji P negatif lakukan uji E+P
Caranya dengan memberikan estrogen, seperti
etinil estradiol 50g, atau estrogen valerianat 2
mg, atau estrogen equin konyugasi 0,625 mg
selama 12 hari dan dari hari ke 13 sampai hari ke
21 diberikan progesteron 10 mg/hari.
Uji E+P positif 2 atau 3 hari setelah obat habis
terjadi perdarahan. Pada wanita tertentu
perdarahan dapat saja terjadi 7-10 hari setelah
obat habis. Bila tidak terjadi perdarahan uji
E+P negatif.

Penanganan
Penanganan wanita dengan uji P positif
Berikan progestogen dari hari ke 16 sampai hari ke
25 silus haid. Hari pertama dihitung dari hari pertama
terjadi perdarahan setelah uji P dilakukan. Setiap
habis obat pada umumnya akan terjadi perdarahan.
Pengobatan selama 3 siklus berturut-turut, setelah
itu dilihat apakah siklus haid normal kembali atau
tidak. Bila belum pengobatan dilanjutkan lagi
sampai dicapai siklus haid yg normal.
Selama belum diperoleh siklus haid yg normal
berada di bawah pengaruh estrogen hiperplasia
endometrium

Pada pasien dengan uji P negatif dan


uji E+P positif, cukup diberikan
estrogen-progesteron siklik,
meskipun cara ini tidak mengobati
penyebab dari amenorea tersebut.
Jika uji P dan uji E+P negatif curiga
aplasia uterus, sindrom Asherman

Anda mungkin juga menyukai