SARAF
TEMA : INFEKSI
OLEH :
SENTOT ALISJAHBANA
NPM. 109170027
MENINGITIS
Infeksi pada selaput otak dan memiliki gangguan yang sangat serius
Bisa terjadi pada anak dan dewasa terkadang pada bayi
Penyebab bisa karena oleh virus, bakteri, jamur, dan parasite
Bakteri yang sering menyebabkan meningitis adalah Neiserria Meningitidis
(Meningococcus), Streptococcus pneumonia (Pneumococcus)
Virus yang sering menyebabkan meningitis adalah Enterovirus, Verisella
zoster
PATOFISIOLOGI
Bakteri mencapai meningen melalui satu dari dua cara utama : melalui aliran darah
atau kontak langsung antara meningen dan rongga hidung
Setelah invasi bakteri ke aliran darah melalui mukosa seperti rongga hidung dan
merusak barrier normal permukaan mukosa, masuk ke ruang subarachnoid karena
barrier darah otak paling rentan
Timbul peradangan pada raung subarachnoid, jika komponen membran sel bakteri
dikenali oleh sel antibody otak (astrosit dan mikroglia) mereka akan berespon dan
melepaskan sitokin, mediator serupa hormone yang untuk memerintahkan sel
antibody lain dan merangsang jaringan lain untuk membantu dalam respon
antibody.
HISTOPATOLOGI
Meningitis bacterial pada kasus otopsi dengan meningitis pneumokokus
menunjukan infiltrate radang pada pia mater yang terdiri dari granulosit
neutrofil
GEJALA KLINIS
Demam
Sakit kepala
Mual dan muntah
Fotophobia
Lemas dan sering mengantuk
Kejang
Kelemahan
Riwayat infeksi telinga, dan sinus
Kernig
Pada pemeriksaan ini , pasien yang sedang berbaring difleksikan pahanya
pada persendian panggul sampai membuat sudut 90 derajat. Setelah itu
tungkai bawah diekstensikan pada persendian lutut sampai membentuk
sudut lebih dari 135 derajat terhadap paha. Bila teradapat tahanan dan rasa
nyeri sebelum atau kurang dari sudut 135 derajat , maka dikatakan kernig
sign positif.
Brudzinsks I
- Tangan ditempatkan dibawah kepala pasien yg sedang berbaring, kemudian
tekukkan kepala sejauh mungkin sampai dagu mencapai dada
- Tangan yang satu SEBAIKNYA ditempatkan di dada px utk mencegah
diangkatnya badan
+ Jika fleksi kedua kaki
Brudzinskis II
Pasien baring telentang kemudian tungkai yg akan dirangsang difleksikan pd
sendi lutut, tungkai atas difleksikan pd sendi panggul.
+ : Gerakan reflektorik berupa fleksi tungkai kontralateral pd sendi lutut &
panggul
Lasegue
Paisen berbaring, ekstensikan kedua kaki kemudian fleksikan sendi panggul
salah satu kaki dan kaki lain tetap ekstensi
N : mencapai 70 sebelum timbul rasa sakit, pada orang tua hanya 60
Glucose
Protein
Cell
Acute bacterial
Low
High
PMNs often
>300/mm
Acute viral
Normal
Normal or High
Mononucle
<300/mm
Tuberculosis
Low
High
Mononucle and
PMNs, <300/mm
Fungal
Low
High
< 300/mm
Malignant
Low
High
Usually mononucle
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan darah rutin
Lumbal pungsi
CT Scan
LUMBAL PUNGSI
Pewarnaan Gram ditemukan meningokokus dari sebuah kultur yang
menunjukan bakteri gram negative (merah muda), seringkali berpasangan
PENATALAKSANAAN
Sefalosporin generasi ke tiga seperti : Sefotaksim, Seftriakson
Kombinasi dengan Vankomisin
Kortikosteroid : Dexamethason
PENCEGAHAN
Vaksinasi rutin terhadap Streptococcus pneumonia dengan vaksin pneumokokus
konjugat (PCV) yang aktif melawan tujuh serotype umum dari pathogen ini, telah
jauh menurunkan kejadian meningitis pneumokokus.
Vaksinasi Haemophilus influenza B dalam program vaksinasi anak telah
menghilangkan pathogen jenis ini sebagai penyebabnya
Vaksinasi virus mumps menyebabkan penurunan bermakna jumlah kasus meningitis
mumps
Vaksin ACW135Y terbaru kuadrivalen untuk meningokokus grup A, C, W135, dan Y
sering dijadikan persyaratan visa agar bisa ikut ibadah haji
ABSES OTAK
PATOFISIOLOGI
Stadium serebritis dini (Early Cerebritis)
Terjadi reaksi radang local dengan infiltrasi polymofonuklear leukosit, limfosit
dan plasma sel dengan pergeseran aliran darah tepi, yang dimulai pada hari
pertama dan meningkat pada hari ke 3. Sel-sel radang terdapat pada tunika
adventisia dari pembuluh darah dan mengelilingi daerah nekrosis infeksi.
Peradangan perivaskular ini disebut cerebritis. Saat ini terjadi edema di
sekita otak dan peningkatan efekmassakarena pembesaran abses.
MANIFESTASI KLINIS
Lobus frontalis
1.Kulit kepala lunak
2.Nyeri kepala yang terlokalisir di frontal
3.Letargi, apatis, disorientasi
4.Kontralateral
5.Demam tinggi
6.Kejang
Lobus temporal
1.Dispagia
2.Gangguan lapang pandang
3.Distonia
4.Paralisis saraf III dan IV
5.Paralisis fasial kontralateral
Cerebellum
1.Ataxia ipsilateral
2.Nistagmus
3.Distonia
4.Kaku kuduk +
5.Nyeri kepala pada subocipital
6.Disfungsi saraf III, IV, V, VI
DIAGNOSIS
ANAMNESIS
Perlu ditanyakan mengenai riwayat perjalanan penyakit, onset, faktor resiko yang
mungkin ada, riwayat kelahiran, imunisasi, penyakit yang pernah diderita.
PEMERIKSAAN FISIK
Dimulai dengan evaluasi status mental, drajat kesadaran, fungsi saraf kranial, reflek
fisiologis, reflek patologis, dan tanda rangsang meningeal untuk memastikan
keterlibatan meningen.
Pemeriksaan motorik sendiri untuk penilaian dan integritas sistem musculoskeletal
dan kemungkinan terdapatnya gerakan abnormal dari anggota gerak, ataupun
kelumpuhan yang sifatnya bilateral atau tunggal.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Cek darah lengkap
X-Ray tengkorak, sinus, mastoid
CT-Scan
Lumbal pungsi (Kontraindikasi pada kemungkinan terjadi herniasi karena
peningkatan TIK)
GAMBARAN CT-SCAN
Early cerebritis (Hari 1-3) : Fokal, daerah inflamasi dan edema
Late cerebritis (Hari 4-9) : Daerah inflamasi meluas dan terdapat nekrosis
dari zona central inflamasi
Late capsule stage (Hari >14) : Terdapat daerah sentral yang hipodens
(sentral abses) yang dikelilingi dengan kontras ring enchancement (Kapsul
abses)
PENATALAKSANAAN
MEDIKAMENTOSA
1. Antibiotik : Penicilin G, Chlorampenicol, Nafcillin, Metronidazole
2. Glucocorticosteroid : Dexamethasone
3. Terapi tekanan intracranial
NON-MEDIKAMENTOSA
1. Support Nutrisi : Tinggi kalori dan tinggi protein
2. Support fungsi tanda vital
3. Fisioterapi
4. Pembedahan
Drug Dose
Cefotaxime 50-100mg/KgBB/hari
Ceftriaxone 50-100mg/KgBB/hari
Metronidazole 35-50mg/KgBB/hari
Nefcilin 2g
Setiap 4 jam IV
Vancomycin 15mg/KgBB/Hari
Setiap 12 jam IV
TERIMA KASIH