MOLLUSCA III
Fisiologi
– Makanan yang terbungkus lendir, dari mulut masuk
lambung melalui esophagus
– Lambung terbagi 2, yaitu bagian dorsal berhubungan
dengan esophagus dan kelenjar pencernaan, pada bagian
ventral terdapat suatu kantong style
– Lambung berfungsi memisahkan makanan dari gulungan
lendir
– Partikel makanan yang halus mula-mula dicerna dengan
amilase dilanjutkan dengan pencernaan intra seluler
– Kantung style merupakan sumber amilase
KELAS PELECHYPODA
(BIVALVIA)
Fisiologi
– Makanan yang tidak dapat dicerna disalurkan
oleh minor typhosole ke usus
– Usus dan rektum berfungsi menjadikan sisa
pencernaan ke dalam bentuk pelet
– Pada dinding usus dan rektum tidak terjadi
absorbsi makanan
– Pelet dibuang keluar melalui siphon ekshalant
KELAS PELECHYPODA
(BIVALVIA)
Reproduksi
– Umumnya dioechious, mempunyai sepasang gonad
yang terletak berdampingan dengan usus, kopulasi
tidak ada
– Beberapa jenis bersifat hermaprodit, menghasilkan
telur dan sperma pada bagian yang berbeda dalam
gonad yang sama da mempunyai gonoduct yang sama
– Faktor yang mempengaruhi pemijahan antara lain suhu
air, pasang surut, dan zat yang dihasilkan oleh gamet
dari lawan jenisnya
KELAS PELECHYPODA
(BIVALVIA)
Morfologi
– Disebut tusc shells atau siput taring, karena bentuk
cangkangnya mirip gading gajah atau taring
– Berbeda dengan gastropoda, cangkang terbuka pada
kedua ujungnya
– Kaki dan kepala kecil berbentuk seperti probocyst
tersembul pada aperture anterior yang lebih besar
– Pada kepala terdapat mulut dan captacula, tidak ada
mata dan tentacle sebagai alat indra
– Rongga mantel luas terletak sepanjang tepi ventral
KELAS SCAPHOPODA
Fisiologi
– Bersifat deposit feeder, captacula berfungsi untuk
mengangkat makanan
– Makanannya ialah organisme mikroskopis terutama
foraminifera
– Rongga mulut dilengkapi rahang dan radula
– Pencernaan ekstra seluler
– Sisa pencernaan dibuang melalui aperture posterior
– Sistem peredaran darah berupa sistem sinus darah
dan tidak memiliki jantung
KELAS SCAPHOPODA
Reproduksi
– Semua dioecious, telur dan sperma keluar
melalui nephridia kanandan keluar tubuh
melalui aperture posterior
– Pembuahan eksternal, hasil pembuahan ialah
larva trochphore yang berenang bebas, menjadi
veliger yang simetri bilateral
– Metamorfosa menjadi anak scaphpopoda,
terjadi secara bertahap disertai perpanjangan
tubuh
KELAS CEPHALOPODA
Morfologi
– Tubuh memanjang menurut sumbu dorsoventral
– Tidak mempunyai bentuk kaki yang lebar dan datar
seperti mollusca lainnya
– Bagian anterior embrio tubuh menjadi serangkaian
tangan atau tentacle yang mengelilingi mulut
– Cangkang umumnya mengecil atau lenyap kecuali pada
nautylus
– Semua berenang dengan gaya dorong jet atau jet
propulsion untuk memburu mangsa
– Tenaga dorong tersebut berasal dari air yang
disemburkan dari rongga mantel
KELAS CEPHALOPODA
Fisiologi
– Selain untuk tenaga gerak, aliran air dalam rongga
mantel juga menyediakan oksigen untuk pernapasan
– Sistem peredaran darah tertutup, darah yang
mengandung oksigen dari insang mengalir ke serambi
jantung menuju bilik yang memompa darah ke seluruh
tubuh melalui aorta anterior dan posterior
– Darah mengandung hemocyanin
– Keberadan pembuluh kapiler beserta arteri yang
berkontraksi dan sepasang jantung insang menaikkan
tekanan darah serta mempercepat aliran darahnya. Hal
ini menyebabkan cephalopoda mampu berenang
dengan cepat
KELAS CEPHALOPODA
Fisiologi
– Semua adalah karnivora, makananya adalah hewan
avertebrata yang berada di atas permukaan air laut
terutama udang, ikan dan kepiting
– Mempunyai penglihatan yang tajam dan menggunakan
tentakelnya untuk menangkap mangsa
– Tentakel nautylus berjumlah sekitar 90 buah, cumi-
cumi 10 buah, octopus hanya mempunyai 8 buah
– Pada permukaan ujung tentakel cumi-cumi dan sephia
terdapat mangkuk penghisap yang bertangkai dan di
sekitarnya diperkuat dengan zat tanduk atau kait-kait
KELAS CEPHALOPODA
Fisiologi
– Mangsa yang dipegang dengan tangan atau tentakel
kemudian digigit dengan menggunakan rahang yang
berbentuk seperti paruh dan dengan radula makanan
dimasukkan ke dalam rongga mulut
– Jenis coleoid mempunyai 2 pasang kelenjar ludah.
Makanan dari rongga mulut masuk ke lambung melalui
esophagus
– Octopus dan nautylus mempunyai tembolok yang
merupakan pelebaran ujung esophagus
– Lambung berotot dan mempunyai sebuah caecum yang
besar dilengkapi 2 macam kelenjar pencernaan yaitu
pankreas dan hati. Pencernaan ekstra celluler
– Sisa pencernaan dialirkan ke usus, anus bermuara di
rongga mantel
KELAS CEPHALOPODA
Reproduksi
– Umumnya dioecious, gonad terletak di ujung posterior
dan selalu terjadi perkawinan
– Sperma yang dihasilkan oleh testis dialirkan ke seminal
vesicle, dikumpulkan dan dibungkus semacam kapsul
yang disebut spermatophora dan disimpan dalam
kantung needhan
– Salah satu tangan coleoid jantan bermodifikasi untuk
memindahkan spermatophora dari kantung needhan ke
dinding rongga mantel betina dekat oviduct. Tangan
tersebut dinamakan hectocotylus
KELAS CEPHALOPODA
Reproduksi
– Telur yang telah dibuahi dibungkus degan albumin,
kemudian dilapisi zat semacam agar yang mengeras
apabila terkena air laut
– Telur biasanya besar dapat mencapai 20 mm dan
mengandung banyak kuning telur
– Spesies laut dalam dan cumi-cumi melepaskan telurnya
satu persatu ke air dan telur tetap melayang seperti
plankton
– Telur octopus berbentuk seperti rangkaian bunga
anggur, ditempelkan dalam celah batu yang
tersembunyi. Induk octopus menjaga telurnya
– Tidak ada stadium larva, telur menetas menjadi anak
dengan bentuk seperti dewasa dan langsung dapat
berenang dan makan
KELAS CEPHALOPODA
Nilai ekonomis
– Merupakan makanan bagi ikan hiu, paus dan
beberapa karnivora lainnya, burung laut dan
mamalia laut
– Mempunyai nilai niaga, merupakan komoditas
ekspor sektor perikanan setelah ikan dan udang
– Daging sotong dan cumi-cumi mengandung
semua jenis asam amino essensial yang penting
bagi manusia dan mengandung asam lemak
tidak jenuh