Anda di halaman 1dari 41

Pelaksanaan

Pemancangan Dengan
Menggunakan
Hydraulic Jacking Pile

Pondasi tiang pancang adalah bagian dari struktur


bangunan yang berfungsi untuk menerima dan
mentransfer (menyalurkan) beban dari struktur
atas ke tanah penunjang yang terletak pada
kedalaman tertentu
Tiang pancang bentuknya panjang dan langsing
yang menyalurkan beban ke tanah yang lebih
dalam. Bahan utama dari tiang adalah kayu, baja
(steel), dan beton. Tiang pancang yang terbuat dari
bahan ini adalah dipukul, di bor atau di dongkrak ke
dalam tanah dan dihubungkan dengan Pile cap
(poer). Tergantung juga pada tipe tanah, material
dan karakteistik penyebaran beban tiang pancang
di klasifikasikan berbeda-beda

Penggolongan Pondasi Tiang Pancang


Pada perencanaan pondasi, pemilihan jenis
pondasi tiang pancang untuk berbagai jenis
keadaan tergantung pada banyak variabel.
Faktor - faktor yang perlu dipertimbangkan di
dalam pemilihan tiang pancang antara lain
tipe dari tanah dasar yang meliputi jenis
tanah dasar dan ciri - ciri topografinya, alasan
teknis pada waktu pelaksanaan pemancangan
dan jenis bangunan yang akan dibangun.
Pondasi tiang dapat digolongkan berdasarkan
material yang digunakan dan berdasarkan
cara penyaluran beban yang diterima tiang ke
dalam tanah.

Pondasi tiang pancang menurut


pemakaian bahan dan karakteristik
strukturnya
1. Tiang pancang kayu
Jenis pondasi tiang yang paling primitif
adalah tiang kayu. Pondasi jenis ini mudah
diperoleh, dapat dipotong sesuai dengan
panjang yang diinginkan, dan pada kondisi
lingkungan tertentu dapat bertahan lama,
akan tetapi tiang kayu dapat mengalami
pembusukan atau rusak akibat dimakan
serangga.

Pondasi tiang pancang menurut


pemakaian bahan dan karakteristik
strukturnya
Tiang kayu diperoleh dari pohon yang
berdiameter 150 - 400 mm dan panjang 6 15 m. beban maksimum yang dapat dipikul
oleh tiang kayu tunggal adalah sekitar 270
300 kN. Pondasi tiang kayu sangat cocok
digunakan sebagai tiang gesekan. Tiang ini
umumnya mengalami kerusakan ringan saat
dipancang, sehingga tidak direkomendasikan
untuk digunakan sebagai tiang tahanan ujung
pada tanah pasir padat atau tanah berbatu

Pondasi tiang pancang menurut


pemakaian bahan dan karakteristik
strukturnya
Untuk
mengatasi
kerusakan
pada
pemancangan pondasi tiang kayu dapat
ditempuh cara sebagai berikut :
Menggunakan palu ringan
Pada ujungnya diberi gelang baja,
cincin besi dan sepatu dari besi
Sebelum
pemancangan
dilakukan
pemboran (pre-drilling)

Pondasi tiang pancang menurut


pemakaian bahan dan karakteristik
strukturnya

Gambar . Tiang pancang kayu

Pondasi tiang pancang menurut


pemakaian bahan dan karakteristik
strukturnya
2. Tiang pancang beton
Tiang pancang jenis ini terbuat dari beton seperti biasanya. Tiang
pancang ini dapat dibagi dalam 3 macam berdasarkan cara
pembuatannya (Bowles, 1991), yaitu:
a. Precast Reinforced Concrete Pile
Precast Reinforced Concrete Pile adalah tiang pancang beton
bertulang yang dicetak dan dicor dalam acuan beton (bekisting)
yang setelah cukup keras kemudian diangkat dan
dipancangkan. Karena tegangan tarik beton kecil dan praktis
dianggap sama dengan nol, sedangkan berat sendiri beton
besar, maka tiang pancang ini harus diberikan penulangan yang
cukup kuat untuk menahan momen lentur yang akan timbul
pada waktu pengangkatan dan pemancangan.

Pondasi tiang pancang menurut


pemakaian bahan dan karakteristik
strukturnya
Tiang pancang ini dapat memikul beban yang
lebih besar dari 50 ton untuk setiap tiang, hal
ini
tergantung
pada
jenis
beton
dan
dimensinya. Precast Reinforced Concrete Pile
penampangnya dapat berupa lingkaran, segi
empat, segi delapan dapat dilihat pada berikut:

Gambar Tiang pancang beton segitiga precast


concrete pile

Pondasi tiang pancang menurut


pemakaian bahan dan karakteristik
strukturnya
b. Precast Prestressed Concrete Pile
Tiang pancang Precast Prestressed Concrete Pile
adalah tiang pancang beton yang dalam
pelaksanaan pencetakannya sama seperti
pembuatan beton prestess, yaitu dengan
menarik besi tulangannya ketika dicor dan
dilepaskan setelah beton mengeras seperti
pada gambar dibawah berikut. Untuk tiang
pancang jenis ini biasanya dibuat oleh pabrik
yang khusus membuat tiang pancang, untuk
ukuran dan panjangnya dapat dipesan langsung
sesuai dengan yang diperlukan.

Pondasi tiang pancang menurut


pemakaian bahan dan karakteristik
strukturnya

Gambar . Tiang pancang Precast Prestressed Concrete Pile


(Bowles, 1991)

Pondasi tiang pancang menurut


pemakaian bahan dan karakteristik
strukturnya
c. Cast in Place
Cast in Place merupakan tiang pancang yang dicor
ditempat dengan cara membuat lubang ditanah
terlebih
dahulu
dengan
cara
melakukan
pengeboran. Pada Cast in Place ini dapat dilakukan
dengan 2 cara yaitu :
1. Dengan pipa baja yang dipancangkan ke dalam
tanah,
kemudian diisi dengan beton dan
ditumbuk sambil pipa baja tersebut ditarik keatas.
2. Dengan pipa baja yang dipancang ke dalam
tanah, kemudian diisi dengan beton sedangkan
pipa baja tersebut tetap tinggal di dalam tanah.

Pondasi tiang pancang menurut


pemakaian bahan dan karakteristik
strukturnya

Gambar . Tiang pancang Cast in place pile (Sardjono,


1991)

Pondasi tiang pancang menurut


pemakaian bahan dan karakteristik
strukturnya

Gambar . Tiang pancang beton

Pondasi tiang pancang menurut


pemakaian bahan dan karakteristik
strukturnya
3. Tiang pancang baja.
Pondasi tiang baja umumnya berbentuk pipa atau
profil H dan umumnya tiang jenis ini ringan, kuat,
mampu
menahan
beban
yang
berat
dan
penyambungan tiang dapat dilakukan dengan sangat
mudah. Tiang baja pipa dapat dipancang dengan
bagian ujung tertutup maupun terbuka. Berdasarkan
pengalaman,
bentuk
ujung
terbuka
lebih
menguntungkan dari segi kedalaman penetrasi dan
dapat dikombinasi dengan pemboran bila diperlukan.
Selain itu, tanah yang berada pada bagian dalam
pipa dapat dikeluarkan dengan mudah dan dapat
diisi kembali dengan beton jika diinginkan.

Pondasi tiang pancang menurut


pemakaian bahan dan karakteristik
strukturnya
Untuk penetrasi ke dalam tanah berbatu disarankan
menggunakan tiang baja profil H. karena jenis ini tidak banyak
mendesak volume tanah dan tidak menyebabkan penyembulan.
Tiang pipa memiliki inersia lebih tinggi daripada tiang H,
sehingga dapat digunakan untuk memikul beban lateral yang
besar.
Tipe lain dari tiang baja yang digunakan untuk memikul beban
ringan adalah screw pile yang pemasangannya dilakukan
dengan cara memutar tiang tersebut ke dalam tanah tanpa
adanya penggalian. Tiang ini dapat digunakan untuk semua
jenis tanah dan paling sering digunakan untuk menahan tarik
(tension piles). Kelemahan dari tiang baja adalah memiliki sifat
korosi terhadap asam maupun air. Tingkat karat pada tiang
pancang baja sangat berbeda-beda terhadap tekstur tanah,
panjang tiang yang berada dalam tanah dan keadaan
kelembapan tanah.

Pondasi tiang pancang menurut


pemakaian bahan dan karakteristik
strukturnya
Pada

tanah yang memiliki tekstur tanah yang


kasar/kesap, maka karat yang terjadi karena adanya
sirkulasi air dalam tanah tersebut hampir mendekati
keadaan karat yang terjadi pada udara terbuka.
Pada tanah liat ( clay ) yang mana kurang
mengandung oksigen maka akan menghasilkan
tingkat karat yang mendekati keadaan karat yang
terjadi karena terendam air.
Pada lapisan pasir yang dalam letaknya dan terletak
dibawah lapisan tanah yang padat akan sedikit sekali
mengandung oksigen maka lapisan pasir tersebut
juga akan akan menghasilkan karat yang kecil sekali
pada tiang pancang baja.

Pondasi tiang pancang menurut


pemakaian bahan dan karakteristik
strukturnya
Pada umumnya tiang pancang baja akan berkarat di
bagian atas yang dekat dengan permukaan tanah.
Hal ini disebabkan karena Aerated-Condition
(keadaan udara pada pori-pori tanah) pada lapisan
tanah tersebut dan adanya bahan-bahan organis dari
air tanah. Hal ini dapat ditanggulangi dengan
memoles tiang baja tersebut dengan ter (coaltar)
atau dengan sarung beton sekurang-kurangnya 20 (
60 cm ) dari muka air tanah terendah.
Karat/korosi yang terjadi karena udara (atmosphere
corrosion) pada bagian tiang yang terletak di atas
tanah dapat dicegah dengan pengecatan seperti
pada konstruksi baja biasa.

Pondasi tiang pancang menurut


pemakaian bahan dan karakteristik
strukturnya

Gambar . Tiang pancang baja (Sardjono, 1991)

Langkah yang dilakukan Sebelum dilakukan


pemilihan tiang pancang adalah melakukan
penyelidikan
tanah
terlebih
dahulu
untuk
mengetahui kondisi tanah asli dilapangan sehingga
dapat merencanakan jenis pondasi yang efektif
serta perhitungan daya dukung tiang pancang
berdasarkan uji sondir.

Pondasi tiang pancang menurut pemasangannya


1. Tiang pancang pracetak
Bentuk penampang tiang ini dapat berbagai rupa namun
umumnya berbentuk lingkaran, persegi empat, segi tiga dan
oktagonal. Pembuatan tiang beton pracetak adalah dengan
cara dicetak di lokasi tertentu, kemudian diangkut ke lokasi
pembangunan. Tiang beton pracetak dapat dibuat berlubang
maupun tidak. Tiang beton pracetak dibuat berlubang
dengan tujuan untuk menghemat berat tiang itu sendiri.
Ukuran yang biasa dipakai untuk tiang yang tidak berlubang
adalah berkisar antara 20 sampai 60 cm, sedangkan untuk
tiang yang bagian tengahnya berlubang diameternya dapat
mencapai 140 cm. Panjang tiang beton pracetak yang tidak
berlubang biasanya berkisar antara 20 sampai 40 m,
sedangkan untuk tiang beton pracetak yang bagian
tengahnya berlubang panjang tiang dapat mencapai 60 m.

Pondasi tiang pancang menurut pemasangannya

2. Tiang yang dicor ditempat (cast in place pile)


Tiang yang dicor ditempat (cast in place pile) ini
menurut teknik penggaliannya terdiri dari beberapa
macam cara yaitu :
1. Cara penetrasi alas
Cara penetrasi alas yaitu pipa baja yang
dipancangkan kedalam tanah kemudian pipa baja
tersebut dicor dengan beton.
2. Cara penggalian
Cara ini dapat dibagi lagi menurut peralatan
pendukung yang digunakan antara lain :
- Penggalian dengan tenaga manusia
- Penggalian dengan tenaga mesin

Pemilihan tipe pondasi yang digunakan


berdasarkan atas beberapa hal yaitu:
1. Fungsi bangunan atas yang akan
dipikul oleh pondasi tersebut.
2. Besarnya beban dan beratnya
bangunan atas.
3. Kondisi tanah tempat bangunan
didirikan.

Proses pemancangan dengan


Hydraulic Jacking Pile
Hidrolik Sistem
Hidrolik Sistem adalah suatu metode pemancangan
pondasi tiang dengan menggunakan mekanisme
hydraulic jacking foundation system, dimana sistem ini
telah mendapatkan hak paten dari United States, United
Kingdom, China dan New Zealand.
Sistem ini terdiri dari suatu hydraulic ram yang
ditempatkan pararel dengan tiang yang akan dipancang,
dimana untuk menekan tiang tersebut ditempatkan
sebuah mekanisme berupa plat penekan yang berada
pada puncak tiang dan juga ditempatkan sebuah
mekanisme pemegang (grip) tiang, kemudian tiang
ditekan ke dalam tanah. Dengan sistem ini tiang akan
tertekan secara kontiniu ke dalam tanah, tanpa suara,
tanpa pukulan dan tanpa getaran.

Proses pemancangan dengan Hydraulic Jacking Pile

Penempatan sistem penekan hydraulic yang


senyawa dan menjepit pada dua sisi tiang
menyebabkan didapatkannya posisi titik pancang
yang cukup presisi dan akurat. Ukuran diameter
piston mesin hydraulic jack tergantung dengan besar
kapasitas daya dukung mesin tersebut.

Gambar . Alat Hydraulic Jacking Pile

Pelaksanaan pondasi tiang pancang :


1. Mobilisasi Tiang Pancang
Tiang pancang yang telah diproduksi di pabrik
akan di antar ke lokasi proyek, setelah sampai
di proyek perlu kita perhatikan kondisi tiang
dan pastikan kondisi tiang bagus dan tidak
ada keretakan pada tiang.

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah tata cara pengangkatan


tiang pancang dari kenderaan pengangkut ke tempat
penyimpanan tiang, tiang diangkat menggunakan crane
dengan posisi tiang seperti gambar dibawah ini :

Gambar. Pengangkatan dengan dua tumpuan

Gambar. Pengangkatan dengan satu tumpuan

Pelaksanaan pondasi tiang pancang :

2. Persiapan Lokasi Pemancangan


Mempersiapkan lokasi dimana alat
pemancang akan diletakan, tanah
haruslah dapat menopang berat alat.
Bilamana elevasi akhir kepala tiang
pancang
berada
di
bawah
permukaan tanah asli, maka galian
harus dilaksanakan terlebih dahulu
sebelum pemancangan.

Pelaksanaan pondasi tiang pancang :

3. Persiapan Alat Pemancang


Pelaksana harus menyediakan alat untuk memancang tiang
yang sesuai dengan jenis tanah dan jenis tiang pancang
sehingga tiang pancang tersebut dapat menembus masuk
pada kedalaman yang telah ditentukan atau mencapai daya
dukung yang telah ditentukan,tanpa kerusakan. Bila
diperlukan, pelaksana dapat melakukan penyelidikan tanah
terlebih dahulu. Alat pancang yang digunakan dapat dari
jenis drop hammer, diesel atau hidrolik.

Pelaksanaan pondasi tiang pancang :


4. Penyimpanan tiang pancang
Tiang pancang disimpan di sekitar lokasi yang
akan dilakukan pemancangan.
5. Pemancangan
Tahap tahap pemancangan:
1. Pengangkatan tiang pancang dengan bantuan alat berat
seperti mobile crane apabila alat pancang tidak tersedia
service crane dan walaupun ada service cranenya perlu juga
mobile crane dikarenakan dari tempat pemancangan dan
stok material pile yang jaraknya cukup jauh diperlukan
mobile crane untuk proses moulding pile
2. Proses pengakatan pile dengan menggunakan mobile crane
maupun service crane

Cara pengangkatan tiang

Gambar. Pengangkatan dengan dua tumpuan

Gambar. Pengangkatan dengan satu tumpuan

3. Memasukkan tiang pancang secara perlahan kedalam


lubang pengikat tiang pancang yang disebut grip.
4. Sistem Jack-in akan naik dan menjepit tiang dengan
penjepit. Ketika tiang sudah dipengang erat oleh grip
dan biasanya tekanan grip
lebih besar dari nilai
tekan tiang, maka tiang mulai ditekan oleh mesin
hidrolik sampai batas jangakauan tekanan grip dan
bila mencapai tanah keras maka dilakukan
penyambungan tiang.
5. Setelah selesai memancang, crane akan mengambil
tiang kedua dan mengulang kembali seperti tahap
pertama.

6. Penyambungan tiang pertama dan tiang kedua digunakan


sistem pengelasan penuh. Agar proses pengelasan
berlangsung dengan baik dan sempurna, maka ke dua ujung
tiang pancang yang diberi plat harus benar-benar tanpa
rongga. Pengelasan harus dilakukan dengan teliti karena
kecerobohan dapat berakibat fatal, yaitu beban tidak
tersalur sempurna dan setetelah selesai mengelas
sambungan tiang yang dilas dicat dengan menggunakan cat
meni untuk mengcegah karat pada sambungan tersebut.

7. Setelah proses pengelasan selesai maka tiang akan ditekan


sampai diperoleh daya dukung tiang yang direncanakan
dan
8. Setelah proses pemancangan selesai maka dilakukan
pengecekan titik pancang yang dilakukan oleh surveyor
untuk memastikan titik yang telah terpancang tidak
bergerak dan setelah oke dinyatakn oleh surveyor maka
dilakukan pemotongan tiang panjang pancang yang
berlebih. Dan proses pemotongan tiang biasanya
dlakukan dengan cara membobok tiang pancang
tersebut.

Testing Material :
Untuk mengetahui daya dukung tiang
pancang biasa dilaksanakan test
beban secara langsung ( Loading
Test) dengan beban minimal 2 kali
beban
rencana atau test beban
secara simulasi ( Pile Driving
Analysis)
dilakukan
untuk
mengetahui
daya
dukung
sesungguhnya dari tiang yang di test.

Keunggulan teknologi hidrolik sistem ini yang


ditinjau dari beberapa segi, antara lain adalah:
1.

Bebas getaran
Bila suatu proyek yang akan dikerjakan berdampingan dengan
bangunan, pabrik atau instansi yang sarat akan peralatan instrumentasi
yang sedang bekerja, maka teknologi hydraulic jacking system ini akan
menyelesaikan masalah wajib bebas getaran terhadap instalasi yang
ada tersebut

2. Bebas pengotoran lokasi kerja dan udara serta bebas dari


kebisingan
Teknologi pemancangannya bersih dari asap dan partikel debu (jika
menggunakan drop hammer) serta bebas dari unsur berlumpur (jika
menggunakan bore piles). Karena sistem ini juga tidak bising akibat
suara pukulan pancang (seperti pada drop hammer), maka untuk lokasi
yang membutuhkan ketenangan seperti rumah sakit, sekolah dan
bangunan di tengah kota, teknologi ini tidak akan membuat lingkungan
sekitarnya terganggu. hydraulic jacking system ini juga disebut dengan
teknologi berwawasan lingkungan (environment friendly).

3. Harga yang ekonomis


Teknologi hydraulic jacking ini tidak memerlukan
pemasangan tulangan ekstra penahan impack pada
kepala tiang seperti pada tiang pancang umumnya.
Disamping itu, dengan sistem pemancangan yang
simpel dan cepat menyebabkan biaya operasional
yang lebih hemat.
4. Lokasi kerja yang terbatas
Dengan tinggi alat yang relatif rendah, hydraulic
jacking system ini dapat digunakan pada basement,
ground floor atau lokasi kerja yang terbatas, Alat
hydraulic jacking system ini dapat dipisahkan
menjadi beberapa komponen sehingga
memudahkan untuk dapat dibawa masuk atau
keluar lokasi kerja.

Kekurangan dari teknologi, hydraulic


jacking system antara lain adalah :
1.

Apabila terdapat batu atau lapisan tanah


keras yang tipis pada ujung tiang yang
ditekan,
maka
hal
tersebut
akan
mengakibatkan
kesalahan
pada
saat
pemancangan.
2. Sulitnya mobilisasi alat pada daerah lunak
ataupun pada daerah berlumpur (biasanya
pada areal tanah timbunan).
3. Pergerakan alat hydraulic jacking ini sedikit
lambat, proses pemindahannya relatif lama
untuk pemancangan titik yang berjauhan.

EVALUASI KERJA :
-

Pada proyek ini tidak dilakukan


pengecekan titik pancang yang dilakukan oleh
surveyor untuk memastikan titik yang telah
terpancang tidak bergerak atau tidak miring.
- Pada proyek ini tidak dilakukan loading test.

TERIMA
KASIH...

Anda mungkin juga menyukai