DOSEN PENGAJAR :
FAHRUL INDRAJAYA, S.T
PENIRISAN TAMBANG
Air Permukaan
Sumber utama air permukaan pada suatu
tambang terbuka adalah air hujan. Curah
hujan yang relatif tinggi pada tambang di
Indonesia berakibat pentingnya penanganan
air hujan yang baik agar produktivitas
tambang tidak menurun.
Untuk menghitung jumlah air/limpasan
permukaan dari suatu daerah dapat
digunakan rumus rasional yaitu ;
Q = 0,278 C.I.A
Dimana ; Q = debit air (m3/s)
C = koefisien limpasan
I = intensitas hujan (mm/h)
A = luas daerah (km2).
Kemiringan
Tutupan
Koefisien
Limpasan
0,2
0,3
0,4
<3%
Sawah, rawa
Hutan, perkebunan
Perumahan dengan kebun
3 % - 15
%
Hutan, perkebunan
Perumahan
Tumbuhan yang jarang
Tanpa tumbuhan, daerah
penimbunan
0,4
0,5
0,6
0,7
> 15 %
Hutan
Perumahan, kebun
Tumbuhan yang jarang
Tanpa tumbuhan, daerah
tambang
0,6
0,7
0,8
0,9
Q = 1/n.R2/3.S1/2.A
Q = (A5/3.S1/2)/(np2/3)
Dimana :
Q = debit
R = jari-jari hidrolik = A/P
S = gradien
A = luas penampang basah
p = keliling basah
n = koefisien kekasaran Manning, yang menunjukkan
kekasaran dinding saluran
Beberapa Harga n
n
0,010 0,014
0,011 0,016
0,012 0,020
0,013 0,017
0,020 0,030
0,022 0,035
0,025 0,040
Sumuran
Sumuran berfungsi sebagai penampung air sebelum
dipompa keluar tambang. Dengan demikian, dimensi
sumuran ini sangat tergantung dari jumlah air yang
masuk serta keluar dari sumuran.
Jumlah air yang masuk ke dalam sumuran merupakan
jumlah air yang dialirkan oleh saluran-saluran, jumlah
limpasan permukaan yang langsung mengalir ke
sumuran dan curah hujan yang jatuh di sumuran.
Sedangkan jumlah air yang keluar dapat dianggap
sebagai kapasitas pompa, karena penguapan dianggap
tidak terlalu berarti.
Dengan demikian optimasi antara input (masukan) dan
output (keluaran), maka dapat ditentukan dimensi
sumuran.
Drainage Trench
Drainage trench dapat dibedakan dalam slope trench
dan horizontal trench
Drainage Trenches