Anda di halaman 1dari 41

TUTORIAL KLINIK

EKLAMPSIA
Prilandy Jayastari
Dhyani Chitta Mayasari
Achmad Aidil Tazakka
Dwi Akbarina Yahya
Adelia Listiana Dewi
Pembimbing :
dr. Yasmin Sabina S., Sp.OG

LATAR BELAKANG
Kelanjutan

dari preeklampsia
disertai kejang & koma
Kejang bukan kelainan neurologis
Setiap bulan 34 pasien PEB
dan 6 pasien eklampsia
Mencegah lebih penting daripada
mengobati

TUJUAN
Untuk

mengetahui definisi hingga


penatalaksanaan eklampsia
Untuk mengetahui perbandingan
antara teori dan kasus nyata
eklampsia

KASUS
Pemeriksaan

pada hari rabu, 14 januari 2015 pukul

16.20
Identitas pasien:
Nama : Ny. I
Umur : 19 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Suku : Sunda
Alamat : Desa Sidomukti Rt.028 Kec.Muara
Kaman Kab. KUKAR
Masuk RS :Hari Rabu, 19 Januari 2010 pukul 16.20

Identitas suami :
Nama : Tn. N
Umur : 22 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Buruh
Suku : Kutai
Alamat : Desa Sidomukti Rt.028
Kec.Muara Kaman Kab.
KUKAR

Keluhan

Utama:
Perut kencang-kencang (+), keluar air-air- bercampur
lendir dan darah.

Riwayat

Penyakit Sekarang:
Pasien datang ke RSUD atas rujukan bidan dari
Puskesmas Sebulu karena terasa mulas dan keluar
air dari jalan lahir. Pasien merasakan mulas-mulas
sejak 4 jam SMRS, mulas-mulas awalnya dirasakan
jarang namun semakin lama semakin sering, kuat dan
teratur dirasakan. Pasien juga mengaku sudah keluar
air-air dari jalan lahir sejak 4 jam SMRS. Ketuban
pecah saat pasien dalam perjalanan menuju ke RSUD
AWS. Pasien rutin Kontrol ke poli penyakit dalam RSUD
AWS untuk pengobatan Diabetes.

Riwayat

Penyakit Dahulu:
Pasien memiliki riwayat penyakit kencing manis
sejak 2014, dan pernah dirawat di RSUD AWS
pada bulan Maret 2014 karena Diabetes.

Riwayat

Haid:
Menarche usia 12 tahun
Siklus teratur setiap 28 hari
Lama haid 4 hari
Hari Pertama Haid Terakhir : 6 April 2014
Taksiran Persalinan : 13 Januari 2015

Riwayat

Perkawinan:
Perkawinan yang pertama, kawin pertama usia
16 tahun, lama menikah 4 bulan.

Riwayat

Obstetrik:
Hamil ini

Ante

Natal Care:
Selama kehamilan ini pasien rutin
memeriksakan kandungan di bidan
puskesmas tiap bulan.

Kontrasepsi:

Pasien tidak pernah menggunakan


kontrasepsi.

PEMERIKSAAN FISIK
Berat

badan : 65 kg
Tinggi badan : 151 cm
Keadaan umum : tampak sakit sedang
Kesadaran : komposmentis, GCS 15
Vital sign :
Tekanan darah : 110/90 mmHg
Frekuensi nadi : 86 x/menit
Frekuensi napas : 20 x/menit
Suhu : 36,3C

Status

generalis :
Kepala : normochepali
Mata : konjungtiva anemis (-/-),
ikterik (-/-)
THT : tidak ditemukan kelainan
Leher : Pembesaran KGB (-)
Jantung : S1S2 tunggal, reguler,
murmur (-),
gallop (-)
Paru
:vesikuler, rhonki(-/-),
wheezing (-/-)
Abdomen: hepar: pembesaran (-),
limpa: pembesaran (-)

Ekstremitas

:
Atas : akral hangat
Bawah : akral hangat, edema
tungkai (-/-)

Status Obstetri
Inspeksi

: cembung, striae
gravidarum (+)
Palpasi :

Leopold I : Teraba kepala, TFU : 30 cm


Leopold II : Teraba punggung kanan
Leopold III: Teraba bokong
Leopold IV : Sudah masuk pintu atas
panggul (PAP)
Taksiran Berat Janin (TBJ) : 2.790 gram
HIS : 4x/10 30-35

Auskultasi:

DJJ 138 x/menit, terdengar jelas


di abdomen dextra lebih tinggi
dari umbilikus ibu.
Pemeriksaan Dalam:
v/v normal, lengkap, ketuban
(-), kepala di Hodge II

Pemeriksaan Tambahan:
Laboratorium Darah Lengkap
Leukosit : 16.100/mm3
Hb : 12,9 gr/dl
HCT : 37,6 %
Trombosit : 199.000 / mm3
BT : 3 menit
CT : 10 menit
GDS: 144
Ureum: 31,2 gr/dl
Creatinin : 0,7 gr/dl
HbsAg : Non Reaktif
112 : Non Reaktif

Diagnosis

kerja:
GIP0A0 + gravid 40-41 minggu +
tunggal hidup + inpartu kala II +
DM tipe 1

Penatalaksanaan

:
Observasi keadaan umum & vital
sign, kolaborasi dengan obgyn

Laporan

Kelahiran Bayi:
Bayi lahir jenis kelamin
perempuan dengan Apgar score
8/9, berat badan 3.300 gram dan
panjang badan 52 cm, anus ada
dan tidak didapatkan kelainan
yang lain.

No
Tanggal
Follow up
1
14-01-2015 Menerima pasien baru dari IGD, dengan diagnosa G IP0A0 + gravid 40-41
16.20

minggu + tunggal hidup + inpartu kala II + DM Tipe I


Dilakukan observasi keadaan umum dan vital sign serta kolaborasi
dengan obgyn

16.56

Bayi lahir perempuan, apgar score 8/9. BB 3200 gram, panjang badan 32
cm, tunggal, hidup. Plasenta lahir spontan lengkap, perineum epis,
kontraksi uterus baik, perdarahan (+)
Lapor dr.Sp.OG advice : Nifedipin 2 x 10 mg (PO)

3
4

18.00

Tekanan darah : 170/100

21.00

Memberikan nifedipine 10 mg per oral


S: pasien mengeluhkan penglihatan kabur dan pusing
O: Kesadaran compos mentis, GCS 15 E4M5V6. Tekanan darah 170/100
mmHg, TFU 1 jari di bawah pusat, GDS : 249
A: Post Partus Hari ke 0
P: konsul dr. jaga ruangan depan advice :
- Insulin extra 4 IU
- Terapi lain lanjut
- Besok cek GDP, GD2PP, HbA1c,

Lab

22.00

S: O: Kesadaran compos mentis, GCS 15 E4M5V6. Tekanan darah 170/110 mmHg, nadi
84x/menit, nafas 20x/menit, suhu 36,70C, anemis -/-, TFU 1 jari di bawah pusat.
A: Post partus hari ke 0
P: injeksi insulin extra 4 IU
Nifedipine 10 mg ( per oral)

23.00

S: O: Kesadaran compos mentis, GCS 15 E4M5V6. Tekanan darah 140/100 mmHg, nadi
76x/menit, nafas 20x/menit, suhu 36,70C, anemis -/-, TFU 1 jari di bawah pusat.
A: Post partus hari ke 0
P: -

15-01-2015

S: pasien kejang

03.00

O: Kesadaran compos mentis, GCS 15 E4M5V6. Tekanan darah 170/90 mmHg, nadi
116x/menit, nafas 29x/menit, suhu 36,70C, anemis -/A: Post partus hari ke 1
P: O2 3lpm
Dipasang kateter

15-01-2015

Menelpon dr.sp.OG advice :

03.15

Protap MGSO4
Nifedipine 3x 10 mg

15-01-2015

S: pasien kejang kedua

03.20

O: Tekanan darah 190/100 mmHg, nadi 121x/menit, nafas 32x/menit,


suhu 39,60C, GDS 266
A: Post partus hari ke 1
P: bolus MgSO4 40% 4 gr pelan
5 cc diencerkan sampai dengan 10 cc

15-01-2015

S: -

03.30

O: Tekanan darah 160/100 mmHg, nadi 120x/menit.


A: Post partus hari ke 1
P: Memberikan Nifedipine 5 mg (5L)

15-01-2015

S: Pasien kejang ketiga

03.30

O: Tekanan darah 160/100 mmHg, nadi 120x/menit.


A: Post partus hari ke 1
P: Menelpon dr.Sp.OG advice :
Drip catapres 2 ampul dalam RL dalam 12 tpm
Konsul anastesi untuk pindah ke HCU
Konsul IPD untuk kontrol GDS

15-01-2015

S: -

06.00

O: Tekanan darah 140/100 mmHg, nadi 105x/menit,


suhu 38,50C, pernapasan 29x/menit.
A: Post partus hari ke 1
P: Menelpon dr.Sp.OG advice :
Cefotaxime 3x1 gram
Observasi keadaan umum & Vital Sign
ketat

15-01-2015

Pasien dipindahkan ke HCU

10.00
16-01-2015

S: penurunan kesadaran (+), sesak (-)

Lab :

O: GCS E2V3M5. Tekanan darah 103/61 mmHg, nadi Hb : 11,5


111 x/menit, suhu 36,30C, pernapasan 24 x/menit Leukosit : 17.300
GDS : 223

Hct : 33 %

TFU : 2 jari di bawah pusat.

Trombosit : 138.000

A: P1A0 PP Spontan + Riwayat eklampsia + DM tipe I


hari ke-2
P: Cefotaxime IV 3 x 1 gr
Ranitidin IV 2 x 1 gr

17-01-2015

S: (-)
O: GCS E4V5M6. Tekanan darah 72/53 mmHg, nadi 89 x/menit, suhu 36,30C, pernapasan
19 x/menit GDS : 161
TFU : 2 jari di bawah pusat.
A: P1A0 PP Spontan + Riwayat eklampsia + DM tipe I hari ke-3
P: Diet DM sonde / N67 6 x 200 cc
IVFD KAEN 3B 80 cc/jam
Cefotaxime IV 3 x 1 gr ; Ranitidin IV 2 x 1 gr ; Novorapid 6 6- 6 ; Loveramid 0 0 8
Konsul dr.Satria Sp.An :
Besok direncanakan pindah ruanga
Makan minum bebas
IVFD KAEN 3B 40 CC/ jam
Tunda konsul Neuro

18-01-2015

S: (-)
O: CM, Tekanan darah 104/66 mmHg, nadi 80 x/menit, suhu 370C, pernapasan 20 x/menit,
O2 nasal 3 lpm.
TFU : 2 jari di bawah pusat.
A: P1A0 PP Spontan + Riwayat eklampsia + DM tipe I hari ke-4
P: Diet bebas TKTP
IVFD KAEN 3B 40 cc/jam
Cefotaxime 3 x 1 gr (Hari ke-5); Ranitidin IV 2 x 1 ; Novorapid 6-6-6 ; Levemir 0-0-8
Pindah ruangan

19-01-2015

S: mual (-) , muntah (-), penglihatan kabur (-)


O: CM, GCS E4V5M6. Tekanan darah 109/71 mmHg, nadi 102 x/menit, suhu 36,3 0C,
pernapasan 15 x/menit.
TFU : 2 jari di bawah pusat.
A: P1A0 PP Spontan + Riwayat eklampsia + DM tipe I hari ke-4
P: Diet bebas TKTP
IVFD KAEN 3B 40 cc/jam
Cefotaxime 3 x 1 gr (Hari ke-5)
Ranitidin IV 2 x 1
Novorapid 6-6-6
Levemir 0-0-8
Pindah ruangan

20-01-2015

S: Lemas, pusing, tidak bisa tidur


O: Tekanan darah 110/80 mmHg, nadi 100 x/menit, suhu 36,3 0C, pernapasan 24
x/menit.
TFU : 2 jari di bawah pusat.
A: P1A0 PP Spontan + Riwayat eklampsia + DM tipe I hari ke-4
P: besok cek GDP & GD2PP
Cefadroxil 2 x 500 mg; PCT 3 x 500 mg ; SF 2 x 300 mg
Novorapid 3 x 6 IU
Lovemir 0 0 8
Diet DM, rencana konsul gizi

21 01-2015

S: Lemas, tidak bisa tidur


O: Tekanan darah 110/60 mmHg, nadi 88 x/menit, suhu 36,00C,
pernapasan 20x/menit.
GD2PP : 271
TFU : 2 jari di bawah pusat.
A: P1A0 PP Spontan + Riwayat eklampsia + DM tipe I hari ke-6
P: Konsul Sp.PD untuk rencana pulang.

22-01-2015

S: Lemas, tidak bisa tidur

Konsul dr. Sp.PD advis:

O: Tekanan darah 90/70 mmHg, nadi 61 x/menit, suhu 36,50C, Extra Novorapid 8 IU setelah itu
pernapasan 13x/menit.
TFU : 2 jari di bawah pusat.
A: P1A0 PP Spontan + Riwayat eklampsia + DM tipe I hari ke-6
P: Konsul Sp.PD untuk rencana pulang.
Cefadroxil 2 x 500 mg
SF 2 x 300 mg
PCT 3 x 500 mg
Novorapid 3 x 6 IU
Lavvemir 0 0 8
Diet DM 1700 kkal
Kontrol Sp.PD & Sp.OG

boleh pulang.

TINJAUAN PUSTAKA
EKLAMPSIA
dari bahasa Yunani
halilintar, karena serangan
kejang timbul tiba-tiba
Kondisi lanjutan dari
preeklampsia yang tidak teratasi
dengan baik
Merupakan kumpulan gejala; TD
yang tinggi dan proteinuria
Berasal

Klasifikasi

Menurut saat terjadinya eklampsia :


1.Eklampsia antepartum ialah eklampsi
yang terjadi sebelum persalinan
(paling sering) setelah 20 minggu
kehamilan.
2.Eklampsia intrapartum ialah
eklampsia sewaktu persalinan.
3.Eklampsia postpartum, eklampsia
setelah persalinan.

Faktor

presdiposisi
Primigravida, kehamilan ganda,
DM, mola hidatidosa, hidrops
fetalis, bayi besar, obesitas,
riwayat preeklampsia atau
eklampsia

Etiologi
Teori

genetik :
merupakan penyakit keturunan
Teori imunologik
Pada eklampsia terjadi
penurunan atau kegagalan dalam
adaptasi imunologik yang tidak
terlalu kuat sehingga konsepsi
tetap berjalan.

Teori
Teori
Teori
Teori
Teori

iskemia regio uteroplacental


radikal bebas
kerusakan endotel
trombosit
diet ibu hamil

Manifestasi klinik
eklampsia
Didahului

memburuknya preeklampsia dan


timbul gejala-gejala nyeri kepala frontal, nyeri
epigastrium, gangguan penglihatan, mual,
hiperrefleksia
Jika tidak diatasi, akan segera timbul
kejangan dengan 4 macam tingkat :
1. stadium invasi
2. stadium kejang tonik
3. stadium kejang klonik
4. stadium koma
Selama serangan tekanan darah meninggi,
nadi cepat dan suhu naik sampai 400 C.

Diagnosis eklampsia
Eklampsia

ditegakkan dengan
kumpulan gejala preeklampsia
yaitu TD yang tinggi dan
proteinuria, disertai kejang yang
bukan disebabkan oleh hal lain.

Penatalaksanaan
Penatalaksaan

eklampsia sama dengan


preeklampsia berat
Tujuan menghentikan konvulsi dan mengakhiri
kehamilam.
Prinsip penatalaksaan :
1.Penderita eklampsi harus dirawat inap di
rumah sakit.
2.Pengangkutan ke rumah sakit.
Sebelum dikirim, berikan obat penenang
untuk mencegah serangan kejang-kejang
selama dalam perjalanan, yaitu pethidin 100
mg atau luminal 200 mg atau morfin 10 mg.

Sesampainya

di rumah sakit, pertolongan


pertama adalah :
a)Membersihkan dan melapangkan jalan
pernapasan.
b)Menghindarkan lidah tergigit dengan
mennberikan tough spatel.
c) Pemberian oksigen
d)Pemasangan infuse dektrosa atau glukosa
10%, 20%, 40%.
e)Menjaga agar jangan sampai terjadi
trauma, serta dipasang kateter tetap (dauer
catheter).

Observasi

penderita

Pengobatan

:
1. Magnesium sulfat
Injeksi MgSO4 20% dengan dosis 4 gr intravena perlahanlahan selama 5-10 menit, kemudian disusul dengan
suntikan i.m diteruskan dengan dosis 4 gr setiap 4 jam
2. Sodium pentotal
Dosis inisial suntikan intravena perlahan-lahan sodium
pentotal 2,5% adalah sebanyak 0,2-0,3 gr. Dengan infus
secara tetes (drips) tiap 6 jam
3. Diazepam
Dengan dosis 40 mg dalam 500 cc glukosa 10% dengan
tetesan 30 tetes per menit. Seterusnya diberikan setiap
2 jam 10 mg dalam infuse atau suntikan i.m, sampai
tidak ada kejang

Komplikasi

Pada ibu :
Edema paru
Dekompensasio kordis
Koma yang menetap
Kematian mendadak
Pada

anak:
Prematuritas
Gawat janin
IUGR (Intra.Uterine Growth Retardation)
Kematian janin dalam rahim.

PEMBAHASAN

Teori

Kasus

Gejala dan tanda kala II persalinan :

1.

Ibu merasa ingin meneran bersamaan dengan terjadinya

Pasien peerempuan berusia 19 tahun,


pendidikan terakhir SMP, pekerjaan

kontraksi

IRT

mengeluh

perut

kencang-

2.

Ibu merasakan peningkatan rektum dan atau vagina

3.

Vulva-vagina dan sfingter ani membuka

4.

Meningkatnya pengeluaran lendir bercampur darah

kencang

Eklampsia

bercampur lendir dan darah.

didahului

dengan

memburuknya

preeklampsia dan timbul gejala-gejala nyeri kepala


frontal, nyeri epigastrium, gangguan penglihatan, mual,

yaitu

kejadiannya jarang
10%

dan terjadi serangan kejang atau koma setelah


persalinan berakhir

DM tipe 1 sering dikatakan sebagai diabetes Juvenile


onset karena onset DM tipe 1 dapat terjadi mulai dari
usia 4 tahun dan memuncak pada usia 11-13 tahun,
selain itu dapat juga terjadi pada akhir usia 30 atau
menjelang 40.

keluar

mengeluhkan

air-air

penglihatan

kabur dan pusing 4 jam post partum.

hiperrefleksia. Menurut waktu terjadinya terdapat


eklampsia puerperium, dimana

Pasien

(+),

Pasien memiliki riwayat DM tipe 1


sejak 2014 dan rutin kontrol ke poli.

Teori
Tekanan darah diastolik merupakan indikator

Kasus

Tekanan darah ante partum : 110/90 mmHg


Tekanan darah 1 jam post partum : 170/100 mmHg

dalam penanganan hipertensi dalam kehamilan,

Tekanan darah 5 jam post partum : 170/110 mmHg

oleh karena tekanan diastolik mengukur tahanan

Tekanan darah 6 jam post partum : 140/100 mmHg

perifer dan tidak bergantung pada keadaan

Tekanan darah 10 jam post partum : 170/90 mmHg

emosional pasien. Pada eklampsia ringan,


tekanan darah 140/90 sampai dengan <160/110

Pada pasien terjadi kejang sebanyak 3 kali.


Pemeriksaan status generalisata dbn

dan kadar protein semikuantitatif +2; eklampsia

Inspeksi

berat, tekanan darah > 160/110 dan kadar

(+)

protein semikuantitatif >+ 2. >+2 berarti


kebocoran

protein

lebih

banyak

dan

Palpasi
o

itu

parah dibandingkan eklampsia ringan.

Leopold I

: Teraba kepala, TFU :

30 cm

menunjukkan tingkat kebocoran ginjal lebih

: cembung, striae gravidarum

Leopold II

: Teraba punggung

kanan

Seluruh kejang eklampsia didahului dengan

Leopold III: Teraba bokong

preeklampsia.

Leopold IV: Sudah masuk pintu atas panggul

Tanda

pasti

kala

II

ditentukan

pemeriksaan dalam dimana pembukaan serviks


telah lengkap.

(PAP)

melalui

: 4x/10 30-35

HIS

Auskultasi

: DJJ 138 x/menit, terdengar

jelas di abdomen dextra lebih tinggi dari umbilikus ibu.

Pemeriksaan Dalam

: v/v normal, lengkap,

ketuban (-), kepala di Hodge II

Teori

Pada

eklampsia

Kasus

ringan,

tekanan darah 140/90 sampai


dengan

<160/110 dan kadar

protein

semikuantitatif

+2;

Laboratorium Darah Lengkap

Leukosit

: 16.100/mm3

Hb

: 12,9 gr/dl

HCT : 37,6 %
Trombosit : 199.000 / mm3

eklampsia berat, tekanan darah

BT

: 3 menit

> 160/110 dan kadar protein

CT

: 10 menit

semikuantitatif >+ 2. >+2

Gula darah sewaktu (GDS) : 144


Ureum

: 31,2 gr/dl

berarti kebocoran protein lebih

Creatinin : 0,7 gr/dl

banyak dan itu menunjukkan

HbsAg

tingkat kebocoran ginjal lebih


parah dibandingkan eklampsia
ringan.

: Non Reaktif

112 : Non Reaktif


Protein

: +1

Teori

Kasus

1. Pemberian oksigen

Pemberian O2 3 L/menit

2. Pemberian magnesium sulfat


Injeksi MgSO4 40% dengan dosis 4 Kejang pertama :
gr

intravena

perlahan-lahan Protap MgSO4

selama 5-10 menit, kemudian


disusul

dengan

suntikan

i.m

Nifedipine 3x 10 mg
Kejang kedua :

diteruskan dengan dosis 4 gr bolus MgSO4 40% pelan diencerkan


setiap 4 jam. Pemberian ini sampai dengan 10 cc
dilakukan sampai 24 jam setelah
konvulsi berakhir atau setelah Kejang ketiga :
persalinan

Drip catapres 2 ampul dalam RL dalam 12


tpm
Konsul anastesi untuk pindah ke HCU
Konsul IPD untuk kontrol GDS

KESIMPULAN
Pasien Ny. I, umur 19 tahun, rujukan bidan
dari Puskesmas Sebulu karena terasa mulas
dan keluar air dari jalan lahir dan sudah
keluar air-air dari jalan lahir sejak 4 jam
SMRS. Ketuban pecah saat pasien dalam
perjalanan menuju ke RSUD AWS. Pada
pasien dilakukan pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang, Diagnosis pasien
adalah Eklampsia Post Partum.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai