Anda di halaman 1dari 29

HOSPITALISASI

PADA ANAK
i
n
t
A

pr
u
S

i
w
i
at

Pengertian :
Hospitalisasi :
Adalah masuknya seorang
penderita ke RS atau masa
selama di RS itu (Dorland,
1996).
Merupakan pengalaman yang
mengancam bagi setiap orang.
Hospitalisasi merupakan stressor
bagi anak dan keluarga yang
akan menimbulkan rasa tak
nyaman.
2

Stress pada anak disebabkan :


1. Mereka tidak mengerti mengapa
mereka dirawat atau mengapa
mereka terluka.
2. Lingkungan yang asing
3. Kebiasaan-kebiasaan yang
berbeda
4. Perpisahan dengan keluarga

Tugas Perawat

Adalah mengurangi stress


akibat hospitalisasi dan
meningkatkan
perkembangan anak ke
arah yang normal.

Faktor Resiko Yang Meningkatkan Anak


Cepat Tersinggung Pada Stres
Hospitalisasi
Temperamen yang sulit
Ketidakcocokan antara anak dengan
orang tua
Usia antara 6 bulan 5 tahun
Anak dengan jenis kelamin laki-laki
Intelegensi dibawah rata-rata
Stres yang berkali-kali dan terusmanerus.
5

Reaksi anak terhadap sakit dan


dirawat di RS dipengaruhi oleh :

Perkembangan usia
Pengalaman sebelumnya
terhadap sakit dan dirawat di RS
Support sistem yang tersedia
Ketrampilan koping dalam
menangani stress

Reaksi Anak Saat Hospitalisasi Berdasarkan


Tahap Perkembangannya

Bayi (0-1 tahun)

Bila bayi berpisah dengan org tuanya


maka pembentukan rasa percaya dan
pembinaan kasih sayangnya terganggu.
Bayi usia 6 bulan sulit untuk dipahami
secara maksimal bagaimana reaksi bayi
bila dirawat
Usia > 6 bulan akan menunjukkan banyak
perubahan
Bayi usia 8 bulan telah mengenal ibunya
sehingga akan terjadi STRANGER ANXIETY
7
dan SEPARATION ANXIETY

Toddler (1-3 tahun)

Hubungan anak dengan ibu sangat


dekat sehingga perpisahan dengan
ibu membuat rasa kehilangan orang
yang terdekat dengannya.
Saat ini kemampuan berbahasa dan
pengertian terhadap realitas terbatas
Sumber stress utama adalah akibat
perpisahan (15-30 bulan)
8

Reaksi toddler terhadap perlukaan


dan nyeri :

Menangis, menggigit bibir,


memukul, dapat
mengkomunikasikan rasa nyeri
dengan menunjukkan lokasi.

Respon perilaku anak akibat


perpisahan dibagi 3 tahap :
1. Tahap Protes
Menangis kuat
Menjerit dan memanggil ibunya
Tingkah laku agresif
Menolak perhatian orang lain

10

2. Tahap putus asa (despair)


Tenang
Menangis berkurang
Tidak aktif
Kurang minat untuk bermain
Tidak nafsu makan
Menarik diri
Sedih dan apatis

11

3. Tahap menolak / denial


Samar-samar menerima perpisahan
Membina hubungan dangkal dengan
orang lain
Kelihatan menyukai lingkungan

12

Pra sekolah (3-6 tahun)

Dapat menerima perpisahan


Dapat membentuk rasa percaya
dengan orang lain

Reaksi terhadap perpisahan :


Menolak makan, menangis pelanpelan, sering bertanya, tak kooperatif
terhadap aktifitas sehari-hari.
13

Anak pra sekolah membayangkan


bahwa dirawat di RS merupakan
suatu hukuman, dipisahkan, tidak
aman, dibatasi kemandiriannya.
Anak menganggap bahwa tindakan
dan prosedur mengancam integritas
tubuhnya dan anak akan bereaksi :
agresif, dependensi, menangis,
bingung, ekspresi verbal.

14

Usia Sekolah (6-12 tahun)

Cemas berpisah dengan teman


sebaya atau sekolahnya, takut
kehilangan ketrampilan, merasa
kesepian
Anak berusaha independen dan
produktif sehingga akibat dirawat di
RS membuat perasaan kehilangan
kontrol dan kekuatan, hal ini terjadi
karena :
15

Perubahan

dalam peran
Kelemahan fisik
Takut mati
Kehilangan kegiatan dalam
kelompok karena bedrest,
memakai kursi roda.

16

Anak telah dapat mengekspresikan


perasaannya dan mampu
bertolorensi terhadap nyeri dengan
cara menggigit bibir, menggenggam
sesuatu dengan erat,
Anak ingin tahu alasan tindakan
yang dilakukan terhadap dirinya
sehingga dia selalu mengamati apa
yang dilakukan perawat.
Anak merasa takut terhadap mati
pada waktu tidur
17

Usia Remaja (12-18 tahun)

Kecemasan akibat perpisahan dengan


teman sebaya dan kelompoknya, takut
kehilangan status (dampak penyakitnya
terhadap fisik, kecacatan).
Reaksi yang timbul akibat dirawat di RS :
kebebasan terancam sehingga anak tak
kooperatif, menarik diri, marah, frustasi.
Gangguan body image karena
pembedahan membuat rasa tak aman
Respon : banyak tanya, menarik diri,
menolak orang lain.
18

Reaksi orang tua terhadap anak


yang sakit dan dirawat di RS :

1. Reaksi orang tua :


Orang tua akan mengalami stress
Kecemasan meningkat karena
kurang informasi
Reaksi orang tua : tidak percaya
terutama jika penyakit anaknya
secara tiba-tiba dan serius
19

Setelah sadar tentang keadaan anak


orang tua akan bereaksi marah dan
merasa bersalah, sering
menyalahkan diri karena tidak
mampu merawat anak sehingga
anak sakit.

2. Reaksi sibling :

Reaksi : marah, cemburu, benci dan


bersalah
20

Peran perawat dalam mengurangi


stres akibat hospitalisasi :
1.

Mencegah/meminimalkan dampak
dari perpisahan.
a. Rooming in
b. Partisipasi orang tua
c. Membuat ruang perawatan
seperti
di rumah
d. Membantu anak
mempertahankan kontak dengan
kegiatan sekolah
21

2. Mencegah perasaan kehilangan


kontrol
a. Pembatasan fisik :
Imobilisasi pada ekstremitas
untuk mempertahankan aliran
infus dapat dicegah jika anak
kooperatif
Bayi dan toddler : kontak
dengan orang tua mengurangi
stres
Anak yang diisolasi :
memanipulasi lingkungan untuk
22

Tindakan atau prosedur yang


menimbulkan nyeri, orang tua
disiapkan utk membantu
mengobsevasi atau menunggu
diluar ruangan
b. Gangguan dalam memenuhi kegiatan
sehari-hari :
Teknik : time structuring (sesuai
untuk anak sekolah dan remaja yang
telah mempunyai konsep waktu
seperti pembuatan jadwal kegiatan,
prosedur pengobatan, bermain,
latihan, nonton TV, dll)
23

3. Meminimalkan rasa takut terhadap


perlukaan tubuh dan nyeri
Persiapan anak terhadap prosedur yg
menimbulkan rasa nyeri, penting utk
mengurangi ketakutan : jelaskan
apa yang akan dilakukan, siapa yang
dapat ditemui oleh anak jika dia
merasa takut
Memanipulasi prosedur dapat
mengurangi ketakutan akibat
perlukaan tubuh : jika anak takut
diukur suhunya melalui anus, maka
dapat dilakukan melalui axilla.
24

4.

Memaksimalkan manfaat dari


hospitalisasi
Membantu perkembangan
hubungan orang tua dan anak
Memberi kesempatan untuk
pendidikan
Meningkatkan kontrol diri
Memberi kesempatan untuk
sosialisasi

25

5. Memberi support pada anggota


keluarga
Memberi informasi tentang penyakit
anak, pengobatan, prognosanya,
reaksi emosional anak thd sakit &
dirawat, serta reaksi emosional
anggota keluarga thd anak yang
sakit dan dirawat.
Melibatkan sibling
Penting untuk mengurangi stres pada
anak (misal : keterlibatan
program RS atau program bermain,
kunjungan secara teratur, dll)
26

Bermain Untuk Mengurangi


Stress Akibat Hospitalisasi

Bermain penting untuk kesehatan


mental, emosional dan sosial.
Sangat penting adanya ruang bermain
bagi anak untuk memberi rasa aman
dan menyenangkan.
Dalam pelaksanaan aktifitas bermain di
Rumah Sakit perlu diperhatikan prinsipprinsip bermain di Rumah sakit.
Permainan sesuaikan dengan
usia/tingkat tumbuh kembang anak
27

Tujuan Bermain di
Rumah Sakit

Dapat melanjutkan tumbang yg normal


selama perawatan melalui bermain
Dapat mengekspresikan pikiran dan fantasi
melalui bermain
Dapat mengembangkan kreatifitas melalui
pengalaman permainan yang tepat
Agar anak dapat beradaptasi lebih efektif
terhadap stress karena penyakit atau dirawat
di RS dan anak mendapat ketenangan dalam
bermain.
28

Prinsip Bermain
di Rumah Sakit
Dalam melakukan aktifitas bermain, perawat
hendaknya memperhatikan prinsip bermain
sbb :
Tidak banyak energi, singkat dan sederhana
Mempertimbangkan keamanan dan infeksi
silang
Kelompok umur sama
Permainan tidak bertentangan dengan
pengobatan
Semua alat permainan dapat dicuci
29

Anda mungkin juga menyukai