Internastional Security
Terrorism as a part of historical interaction
between power and ideology in world politics
Terrorism as a product that coming from
interaction entity among nation-state
Terrorism as affirmation product for
transnational interaction
Contra-Terrorism as goverment's respons to
the threat of national security.
Contra-Terorisme as a part of rezim and
normatif in international security
SECURITY
Traditional
NonTraditional
Traditional vs Non-Traditional ?
security
Core values of security
Human Security
Unchecked population growth
Disparties in economic opprtunities
Excessive international migration
Environmental degradation
Drug Production and trafficking
International terrorism
The real threats to human security in the next century will arise
more from the actions of millions of people than agression by a few
nations
Source: United Nations Development Programme (UNDP), Human
Development Report 1994, Oxford: Oxford University Press. Hal.33
Securitization
securitizing actor
speech act
existential threat
referent object
audience.
Securitizing Move
Securitizing Actor
Existential
Threat
Facilitating
Conditions
Accept
Claim
Referent
Object
Accept
Extraordin
ary
Measures
Pemerintah Indonesia dengan ini menyampaikan duka cita dan simpati yang mendalam kepada keluarga para
korban, baik warga negara Indonesia maupun asing, atas tindak kekerasan yang demikian brutal dan tidak
manusiawi, yang bertentangan dengan hukum yang berlaku dan ajaran-ajaran agama dan nilai moral yang
kita anut.. Kepada masyarakat diminta tenang dan meningkatkan kewaspadaannya. Peristiwa peledakan
bom tersebut sekali lagi hendaknya menjadi peringatan bagi kita semua bahwa terorisme merupakan bahaya
nyata dan merupakan ancaman yang potensial bagi keamanan nasional.
(1) Perpu Nomor 1 Tahun 2002 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme yang memberikan
kewenangan bagi polisi untuk menahan terduga teroris selama 7 hari dan tersangka teroris selama 6 bulan;
serta (2) Perpu Nomor 2 Tahun 2002 tentang Pemberlakuan Perpu Nomor 1 Tahun 2002 untuk Penyelidikan,
Penyidikan, dan Penuntutan Para Pelaku Peristiwa Peledakan Bom Bali tanggal 12 Oktober 2002.
Selanjutnya disetujui dan disahkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat menjadi Undang-Undang Nomor 15 Tahun
2003 dan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2003.
Presiden Megawati juga menerbitkan dua Keputusan Presiden, yakni (1) Keputusan Presiden Nomor 4 Tahun
2002 yang memberikan mandat bagi Menteri Koordinator Politik dan Keamanan untuk mengkoordinasikan
penegakan hukum, intelijen, dan informasi publik; serta (2) Keputusan Presiden Nomor 5 Tahun 2002 yang
memberikan kewenangan bagi Badan Intelijen Nasional mengkoordinasikan pengumpulan informasi.
Pembentukan Detasemen Khusus Anti teror.
U.S. Department of
Defense
"the calculated use of unlawful violence or
(Hofffman's Conclusion)
Definition Of Terrorism
Bjorgo, Tore (ed). 2005. Root Couses Of Terrorism: myth, reality, and ways Forward. London
and New York: Routledge.
4 Faktor Penyebab Terorisme
Struktural
- merupakan faktor yang berada pada tataran makro yang secara tidak langsung
mempengaruhi kehidupan seseorang serta menstimulus munculnya terorisme.
Fasilitator
- Faktor yang dapat membuat aksi-aksi terorisme mudah dan mungkn untuk
dilakukan.
Motivasional
- Merupakan faktor pengalaman yang ada pada individu maupun kelompok sehingga
memilih aksi teror untuk mencapai tujuannya.
Pemicu
- adanya kondisi yang secara langsung dapat menimbulkan terorisme