Anda di halaman 1dari 24

Laporan Kasus

Skabies
OLEH :
Kartika Eka Wulandari
(2009730089)
PEMBIMBING :
Dr. Bowo Wahyudi, Sp.KK

STASE KULIT dan KELAMIN


RUMAH SAKIT UMUM BANJAR
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

IDENTITAS PASIEN

Nama

: An.Z
Umur
: 7 bulan
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama
: Islam
Alamat
: Ciktim

KELUHAN UTAMA

Bruntus bruntus kemerahan yang dirasa


bertambah gatal pada kedua telapak
kaki,telapak tangan kanan dan lipat ketiak
kiri bagian depan sejak 2 minggu yang lalu.

Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien anak datang bersama ibunya ke poliklinik
RSUD kota Banjar

dengan keluhan bruntus-

bruntus kemerahan yang terasa gatal pada kedua


telapak kaki, telapak tangan kanan dan lipat ketiak
bagian depan sejak 2 minggu yang lalu, menurut
ibu pasien awalnya timbul

bruntus kemerahan

sebesar jarum pentul di telapak kanan anak yang


dirasakan

gatal

kemudian

bruntus

kemerahan

semakin banyak dan meluas ke telapak kaki kiri,


telapak tangan kanan dan lipat ketiak kiri bagian
depan.

Riwayat Penyakit Sekarang

Ibu pasien mengatakan bahwa keluhan gatal pada


bruntus-bruntus

kemerahan pada kedua telapak

kaki, telapak tangan kanan, dan lipat ketiak bagian


depan dirasakan semakin hebat dan menyebabkan
pasien sering terbagun pada malam hari kemudian
menggaruk

dan

menggesekkan

kedua

telapak

kakinya, sehingga anak sering tampak gelisah,


susah tidur, dan sering menangis terutama pada
malam.

Untuk

Riwayat Penyakit Sekarang


mengurangi keluhan gatal pada

bruntus

kemerahan pada kedua telapak kaki, telapak tangan


kanan dan lipat ketiak bagian depan ibu pasien
menaburi kedua telapak kaki, telapak tangan kanan
dan lipat ketiak bagian depan pasien dengan bedak
bayi. Pasien tidak mengalami demam, nafsu makan
pasien baik, pasien tidak mengalami batuk dan pilek
sebelum dan saat muncul

bruntus bruntus

kemerahan yang dirasa bertambah gatal pada kedua


telapak kaki,telapak tangan kanan dan lipat ketiak
kiri bagian depan.
Menurut ibu pasien, pasien mengkonsumsi ASI sejak
lahir hingga saat ini serta susu formula tambahan

Riwayat Penyakit Dahulu :


Riwayat keluhan bruntus bruntus kemerahan yang
dirasa gatal pada kedua telapak kaki,telapak tangan
kanan dan lipat ketiak kiri bagian depan sebelumnya
belum pernah dialami pasien.
Riwayat Penyakit Keluarga :
Ibu pasien mengaku, paman pasien sedang mengalami
keluhan bruntus-bruntus kemerahan yang terasa gatal
pada kulit , paman pasien tinggal satu rumah saat ini,
dan sebelumnya tinggal di pesantren, dan saat ini
sedang berlibur dirumah pasien.
Ibu pasien mengaku tidak terdapat keluhan gatal gatal,
kemerahan pada kulit dan kulit terkelupas setelah
mengkonsumsi suatu obat.

Riwayat
Menurut

Alergi :
ibu pasien riwayat kulit gatal-gatal dan sesak nafas setelah minum

obat tidak pernah dirasakan pasien.


Riwayat

merah-merah pada daerah bokong, buang besar dengan konsistensi

cair lebih 3 kali dalam sehari setelah minum susu sapi tidak pernah dialami
oleh pasien.
Riwayat

bersin, pilek saat cuaca dingin tidak dialami oleh pasien

Riwayat
Pasien

Psikososial :

tinggal satu rumah dengan ibu, ayah, paman, kakek dan nenek dengan

lingkungan rumah padat dan kurang ventilasi cahaya, ukuran rumah kecil
dengan lingkungan rumah padat penduduk.
Pasien

biasanya mandi 2x dalam sehari, mengganti pakainnya 2x dalam sehari

termasuk pakaian dalam dan menggunakan haduk sendiri. Ibu os mengganti


sprei kasur guling dan bantal 2 bulan sekali. Ibu pasien mencuci pakaian
sendiri dengan sabun detergen dan disetrika.

PEMERIKSAAN FISIK
Kesadaran

: Composmentis
Keadaan umum : Tampak sakit
ringan
Vital Sign
:

Nadi :
RR :
Suhu:

96 x/menit
20 x/menit
36,3 C

KESAN :
TANDA VITAL DALAM BATAS NORMAL

Status

Generalisata:

Kepala:

Normochepal

Telinga

: Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), refleks pupil (+/

+)
Hidung

: Septum deviasi (-), sekret (-/-)

Mulut

: Mukosa bibir kering (-), stomatitis (-)

Leher

: Pembesaran KGB (-)

Thorax

: Paru : Pergerakan dada simetris, vesikuler (+/+)

Jantung

: Ictus cordis teraba di ICS 5, BJ I dan II reguler

Abdomen

: Tampak datar, supel, BU normal, organomegali (-)

Ekstremitas

: Akral hangat (+/+), edema (-/-), pitting nails (-/-)

STATUS DERMATOLOGI

Distribusi

Generalisata

Regio dorsum pedis posterior sinistra


A/R

Regio dorsum pedis posterior dextra


Regio axila sinistra
Regio dorsum manus anterior dextra

Multiple, sebagian konfluens, sebagian diskret, sirkumskripta, bentuk sebagian linier, sebagian
Lesi

arsinar, ukuran miliar sampai lentikuler, ukuran terkecil 0,3 cm x 0,4 cm ukuran terbesar 0,5x 0,7
cm ,menimbul dari permukaan kulit, kering.

Efloresensi

Papul eritema dengan vesikel.

RESUME
Pada anamnesis didapatkan:
Pasien anak

laki-laki 7 bulan datang bersama ibunya ke

poliklinik RSUD kota Banjar

dengan keluhan bruntus-bruntus

kemerahan yang terasa gatal pada kedua telapak kaki, telapak


tangan kanan dan lipat ketiak bagian depan sejak 2 minggu
yang lalu. Pruritus nokturna (+), pada riwayat keluarga
didapatkan paman pasien sedang mengalami keluhan bruntusbruntus kemerahan yang terasa gatal pada kulit dan tinggal
satu rumah. Pada riwayat psikososial didapatkan
ventilasi cahaya dan higienitas rumah.

kurangnya

RESUME
Pemeriksaan Fisik :
Didapatkan tanda vital dalam batas normal, tidak terdapat
pembesaran kelenjar getah bening.
Pada pemeriksaan dermatologi didapatkan :
Distribusi

Generalisata
Regio dorsum pedis posterior sinistra

A/R

Regio dorsum pedis posterior dextra


Regio axila sinistra
Regio dorsum manus anterior dextra
Multiple, sebagian konfluens, sebagian diskret, sirkumskripta,

Lesi

bentuk sebagian linier, sebagian arsinar, ukuran miliar sampai


lentikuler, ukuran terkecil 0,3 cm x 0,4 cm ukuran terbesar 0,5x
0,7 cm ,menimbul dari permukaan kulit, kering.

Efloresensi

Papul eritema dengan vesikel.

DIAGNOSIS BANDING
Skabies
Dermatitis atopik

DIAGNOSIS KERJA
Skabies

RENCANA PEMERIKSAAN PENUNJANG


Tes tempel
Biopsi irisan

Non-Medikamentosa:
PENATALAKSANAAN
Edukasi pasien :
Menjelaskan kepada keluarga pasien mengenai
penyakit yang diderita oleh pasien dan cara
penggunaan obat yang diberikan.
Mandi dengan air hangat dan keringkan badan.
Pengobatan yang diberikan dioleskan di kulit
dan sebaiknya dilakukan pada malam hari
sebelum tidur.
Ganti pakaian, handuk, sprei, yang digunakan,
selalu cuci dengan teratur dan bila perlu
direndam dengan air panas
Alat-alat yang tidak bisa direndam dengan air
panas seperti karpet,kasur, sofa dapat dijemur.
Setiap anggota keluarga serumah sebaiknya
(7)

PENATALAKSANAAN

Medikamentosa:
Topikal : Permetrin 5% 1x selama 1 hari
digunakan dalam waktu 10 jam

PROGNOSIS

Quo
Quo
Quo

Ad
Ad
Ad

Vitam
: Ad Bonam
Functionam : Ad Bonam
Sanationam : Ad Bonam

ANALISA KASUS
Berdasarkan anamnesis pada pasien ini didapatkan :

Mengapa pada kasus ini pasien di diagnosis skabies?

Gatal dirasa terutama pada malam hari atau pruritus


Berdasarkan teori dalam mendiagnosa skabies berdasarkan
nokturna
4 cardinal sign :
Pruritus nokturna. (cardinal sign)
Lokasi pada telapak tangan, telapak kaki , ketiak bagian
Penyakit ini menyerang manusia secara kelompok,
Mengenai
faktor resiko yang terdapat pasien ini berdasarkan
depan (predileksi)
misalnya dalam sebuah keluarga biasanya sekuruh
(3)
(3),
Paman pasien
anamnesis
yakni
higienitas
yang buruk
dimana
keluhan
bruntus-bruntus
kemerahan
yang ibu
anggota keluarga terkena infeksi. Begitu pula dalam sebuah
mengganti
sprei
kasur
dan
bantal
2 bulan
sekali, dan
terasa gatal
pada
kulit,guling
paman
pasien
tinggal
satu rumah
perkembangan yang padat penduduknya, sebagaian besar
rumah
padat
kurangnya
cahaya
rumah.
saat ini,
danpenduduk,
sebelumnya
tinggal diventilasi
pesantren
(cardinal
tetangga yang berdekatan akan diserang tungau tersebut.
sign)
Adanya terowongan (kunikulus)
Pasien tinggal satu rumah dengan ibu, ayah, paman, kakek
Dan pada kasus ini ditemukan 2 dari 4 tanda cardinal sign ,
dan nenek dengan lingkungan rumah padat dan kurang
dan berdasarkan teori diagnosis skabies dapat dibuat
ventilasi cahaya, ukuran rumah kecil dengan lingkungan
dengan menemukan 2 dari tanda cardinal sign tersebut.
rumah padat penduduk. Ibu os mengganti sprei kasur guling

ANALISA KASUS
Berdasarkan pemeriksaan dermatologi pada pasien ini
didapatkan :
Sesuai dengan teori, lokasi gatal yang dirasakan pada
Distribusisesuai
Generalisata
pasien
dengan tempat-tempat predileksi skabies

yaitu merupakan tempat dengan startum korneum yang


Regio dorsum pedis posterior sinistra

titpis, yakni
: dorsum
sela-sela
jari tangan,
pergelangan tangan
Regio
pedis anterior
dextra
A/R
Regio
axilabagian
sinistra luar, lipat ketiak bagian depan,
bagian volar,
siku
Regio
dorsum manus
anterior dextra
areola mame
(wanita),
umbilikus,
bokong, genitalia eksterna

(pria),

danMultiple,
perutsebagian
bagian
bawah.
Pada
dapat
konfluens,
sebagian
diskret,bayi
sirkumskripta,

bentuk
sebagiantangan
linier, sebagian
arsinar,
ukuran
miliar timbul
sampai
menyerang
telapak
dan
kaki.
yang
Lesi
Lesi
lentikuler, ukuran terkecil 0,3 cm x 0,4 cm ukuran terbesar 0,5x 0,7

berupa papul, vesikel, urtika, dan lain-lain.(3)


cm ,menimbul dari permukaan kulit, kering.

Bila ada

infeksi sekunder ruam kulitnya menjadi polimorf (pustul,


Efloresensi

Papul eritema dengan vesikel.

ekskoriasi, dan lain-lain).(13) (8)

ANALISA KASUS

Pasien dalam kasus ini masuk dalam gradasi/klasifikasi apa?


Pada

kasus ini pasien termasuk klasifikasi skabies pada

bayi dan anak yakni skabies yang terjadi pada anak yang
lesi terdapat
wajah. Dan
nodul pruritis
kurang
dua ditahun,
infestasi
bisa erithematos
terjadi dikeunguan
wajah
Pada bayi, dari
dapat kulit
ditemukan
padasedangkan
axilla dan daerah
badan
pada anak-anak.
dan
kepala
padalateral
orang
dewasa
jarang
(3)
Nodul-nodul
ini bisa
timbulpada
berminggu-minggu
eradikasi
infeksi
terjadi.
Lesi
skabies
anak dapatsetelah
mengenai
seluruh

tungau dilakukan.
Vesikel
dan bulla
bisa leher,
timbul terutama
telapak
tubuh,
termasuk
seluruh
kepala,
telapakpada
tangan,
tangan dankaki
jari.(9) dan sering terjadi infeksi sekunder berupa
telapak
impetigo,
ditemukan.

ektima,
(13)

sehingga

terowongan

jarang

ANALISA KASUS
Dalam kasus
ini pasien di terapi
dengan
:
Bagaimana
penatalaksanaan
pasien
dalam
kasus ini?

Non-Medikamentosa:
Edukasi pasien :
Mandi dengan air hangat dan keringkan badan.
Pengobatan yang diberikan dioleskan di kulit
dan sebaiknya dilakukan pada malam hari
sebelum tidur, dioleskan dari leher hingga
ujung kaki tanpa terkecuali.
Hindari menyentuh mulut dan mata dengan
tangan.
Ganti pakaian, handuk, sprei, yang digunakan,
selalu cuci dengan teratur dan bila perlu
direndam dengan air panas
Alat-alat yang tidak bisa direndam dengan air
panas seperti karpet, sofa dapat dijemur.
Jangan ulangi penggunaan skabisid yang
berlebihan dalam seminggu walaupun rasa
gatal yang mungkin masih timbul selama
beberapa hari.
Setiap anggota keluarga serumah sebaiknya
(10) dan
mendapatkan pengobatan yang sama (10)

Bagaimana penatalaksanaan pasien dalam kasus ini?

Medikamentosa:
Topikal :

Permetrin 5% 1x selama 1 hari digunakan dalan waktu


10 jam.
Permethrin merupakan sintesa dari pyrethroid,

(11,9)

dan

bekerja dengan cara mengganggu polarisasi dinding sel saraf


parasit

yaitu

melalui

ikatan

dengan

natrium.

Hal

ini

memperlambat repolarisasi dinding sel dan akhirnya terjadi


paralise parasit.

(11,9)

Obat ini merupakan pilihan pertama

dalam pengobatan scabies karena efek toksisitasnya


terhadap

mamalia

kecenderungan

sangat

keracunan

rendah

akibat

(11,13)

kesalahan

dan
dalam

penggunaannya sangat kecil. Permethrin tersedia dalam

Bagaimana prognosis pada pasien dalam kasus ini?

Quo ad vitam : ad bonam


Pada pasien
menyebabkan

tidak ditemukan adanya komplikasi yang dapat


kematian

Quo ad fungsionam : ad bonam


Pada pasien fungsi keseharian tidak terganggu

Quo ad sanactionam

: ad bonam

Pada pasien skabies sembuh dengan baik, karena ini merupakan


pertama kali nya pasien menderita skabies dan infestasi scabies
dapat disembuhkan. Jika seorang individu dengan infeksi scabies, jika
diobati dengan benar, memiliki prognosis yang baik, keluhan gatal
(8) serta tidak didapatkan infeksi sekunder
dan ekzema akan sembuh.(8)

pada pasien yang dapat memperlama kesembuhan pasien.

DAFTAR PUSTAKA

Djuanda

253-259

Siregar,

A, Hamza. 2007, Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Balai penerbit FK UI : Jakarta. P

R.S. Cara Menegakan Diagnosis Penyakit Kulit ; Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit
Edisi kedua. Jakarta : ECG 2005. P532-592

Zaenglein AL, Graber EM, Thiboutot DM, Strauss JS. Acne Vulgaris and Acneiform Eruptions. In:
Wolff K, Goldsmith L, Katz S, Gilchrest B, Paller A, Leffell D, eds. Fitzpatricks Dermatology in
General Medicine 7th
th ed. New York: McGraw-Hill; 2007. p: 690-703.

Webster, Guy. Overview of the Patogenesis of Acne. In: Webster GF, Rawlings AV, eds. Acne
and its Therapy. London:Informa Healthcare;2007. p:1-5

James WD, Berger TG, Elston DM. Acne. In : James W, Berger T, Elston DM, eds. Andrews
th ed. Canada : El Sevier; 2000. p: 231-44.
disease of the skin Clinical Dermatology 10 th

Batra, Sonia. Acne. In: Ardnt KA, Hs JT, eds. Manual of Dermatology Therapeutics 7th ed.
Massachusetts:Lippincot Williams and Wilkins; 2007. P:4-18

Sheen, Barbara. Diseases and Disorders Acne. Framington Hills: Lucent Books;2005. p:10-20.

Schalock PC. Rosaceae and perioral (periorificial) dermatitis. In: Manual of Dermatology
Therapeutics 7th ed. Massachusetts:Lippincot Williams and Wilkins; 2007. P:175-180

Boothroyd, Steve. Topical therapy and formulation priciples. In: Webster GF, Rawlings AV, eds.
Acne and its Therapy. London:Informa Healthcare;2007. p:253-256

Gupta AK, Swan JE. Perioral dermatitis. In: Wiiliams H, Bigbi Mc, Diepgen T, Herxheimer H,
Nalgi L, Rzany B. Evidence-Based Dermatology. London:BMJ Books;2003. p:125-131.

Zouboulis, Christos C. Update and Future of Systemic Acne Treatment. Dermatology, Acne
Symposium at the World Congres of Drematology Paris July 2002. p:37-42. 2003

Djuanda A, Hamza. 2010, Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Balai penerbit FK UI : Jakarta. P
122-125

L, Rzany B. Evidence-Based Dermatology. London:BMJ Books;2003. p:87-98

Anda mungkin juga menyukai