ANATOMI
MEDIA REFRAKSI
KORNEA
HUMOR AQUOS
LENSA
VITREOUS
KORNEA
Jaringan transparan yang ukuran dan strukturnya sebanding
dengan kristal sebuah jam tangan kecil
Kornea dewasa tebal 0,54mm ditengah, 0,65mm ditepi,
diameternya 11,5mm
Lapisan :
Lapisan Epitel (
Lapisan Bowman (lapisan jernih aseluler)
Stroma
Membran Descement (membran elastik yang jernih dan membran basalis dari
endotel kornea)
Lapisan Endotel
HUMOR AQUOS
Diproduksi oleh Korpus Siliaris
LENSA
Strukur bikonveks, avaskuler, tak berwarna, hampir transparan
sempurna
Tebal sekitar 4mm, diameter 9mm
Dibelakang iris, digantung oleh zonula zilii yang menghubungkan
dengan korpus siliare.
Kapsula lensa membran yg semipermeable yang akan
memperbolehkan air dan elektrolit masuk
Komposisi 65% air, 35% protein
VITREOUS
Suatu badan gelatin yang jernih dan avaskular yang membentuk
2/3 volume dan berat mata
Komposisi : 99% air, 1% kolagen dan asam hialuronat
FISIOLOGI REFRAKSI
Mata dianggap sebagai kamera
Sistem refraksi menghasilkan bayangan kecil, terbalik di retina
Rangsangan diterima oleh sel batang dan sel kerucut di retina
diteruskan ke saraf optik (n.II) korteks serebri pusat penglihatan
tampak sebagai lapisan ruang tegak, supaya bayangan tidak
kabur, kelebihan cahaya diserap oleh lap. Epitel pigmen di retina
Emetrop dalam keadaan mata istirahat / tidak berakomodasi,
sinar sejajar yang datang dibiaskan tepat di fovea sentralis dari
retina, tepat dibagian dalam makula lutea
AKOMODASI
Kesanggupan mata untuk memperbesar daya pembiasnya
Mekanisme akomodasi ada 2 teori
HELMHOLTZ kalau m.siliaris berkontraksi, maka iris dan badan siliar, digerakkan ke
depan bawah, sehingga zonula zillii jadi kendor, lensa menjadi lebih cembung, karena
elastisitasnya sendiri
TSCHERNIG bila m.siliaris berkontraksi, maka iris dan badan siliar digerakkan ke
belakang atas, sehingga zonula zillii menjadi tegang, juga bagian perifer lensa menjadi
tegang, sedang bagian tengahnya didorong ke sentral dan menjadi cembung
TRIAS AKOMODASI
Konvergensi
Miosis
Akomodasi lensa
MACAM AMETROPIA
Hipermetrop kelainan refraksi dimana sinar yang
sejajar datang dari jarak tak terhingga, oleh mata
yang dalam keadaan istirahat dibiaskan dibelakang
retina
Miopia kelainan refraksi dimana sinar sejajar datang dari jarak
tak terhingga, oleh mata mata dalam keadaan istirahat dibiaskan di
depan retina
Astigmatisma kelainan refraksi dimana sinar sejajar datang dari
jarak tak tertentu, refraksi dalam tiap meridian tidak sama
ANISOMETROPIA
Gangguan penglihatan dimana kedua mata terdapat perbedaan
antara kedua mata lebih dari atau sama dengan 2,5 dioptri yang
akan menyebabkan perbedaan bayangan 5% atau lebih
ETIOLOGI
Kongenital dan anisometropia karena pertumbuhan muncul
diseabkan oleh perbedaan pertumbuhan dari kedua bola mata
Anisometropia didapat disebabkan oleh afakia uniokular setelah
pengangkatan lensa pada katarak atau disebabkan oleh implantasi
lensa intra okuler dengan kekuatan yang salah
ANISOMETROPIA TERJADI
APABILA
Hipermetropia dan miopia
Hipermetropia/miopia/astigmatisma dan emetropia
Hipermetropia dan hipermetropia dengan derajat refraksi yang
tidak sama
Miopia dan miopia dengan derajat refraksi yang tidak sama
Astigmatisma dan astigmatisma dengan derajat yang tidak sama
KLASIFIKASI
Simple emetropia dengan miopia atau hipermetropia simple
Compound kedua mata hipermetropia atau miopia, tetapi salah
satunya lebih tinggi
Mixed hipermetropia dengan miopia
Simple astigmatisma normal dan miopia atau hipermetropia
astigmatisma
Compound astigmatisma kedua mata astigmatisma dengan
derajat yang berbeda
TINGKATAN ANISOMETROPIA
(SLOANE)
Kecil beda refraksi lebih kecil dari 1,5D
Sedang beda refraksi antara 1,5D 2,5D
Besar beda refraksi ;ebih besar dari 2,5D
GEJALA (FRIEDENWALD)
Sakit kepalaelombang
Kedua mata tidak enak, panas, tegang
Spesifik
Pusing
Mual
Melihat ganda
Kesulitan memperkirakan jarak suatu benda
Melihat lantai yang bergelombang
ANISEIKONIA
Kelinan penglihatan binokuler dimana bayangan yang terbentuk
tidak sama ukuran, bentuk atau keduanya.
Aniseikonia fisiologis aniseikonia degan perbedaan besarnya
bayangan antara mata satu dengan yang lain, masih jatuh pada
panum fusional area
Aniseikonia abnormal/klinik perbedaan bayangan yang diterima
oleh kedua mata sehingga timbul gangguan stereotipik, distorsi,
selanjutnya dapat terjadi gangguan fusi berupa diplopiasupresi
pada mata yang visusnya kurang baik hingga ambliopiadeviasi
bola mata/strabismus
PEMERIKSAAN
Tes aniseikonia
Pemeriksa berdiri 2 meter di depan penderita
Pemeriksa membentangkan tangan ke samping
Penderita menentukan perbandingan panjang tangan pemeriksa
Pemeriksa memajukan tangannya kedepan dengan jari terbuka
Penderita kembali menentukan perbandingan panjang tangan pemeriksa
Pemeriksaan Distorsi
Pasien berjalan dan melihat kebawah dengan penglihatan bnokular dengan
kacamata yang sudah dilakukan koreksi refraksi subjektif monokuler
Kesan :
DIAGNOSIS
Pemeriksaan retinoskopi dinilai reflek fundus untuk bisa
mengetahui hipermetropia, miopia atau astgmatisma
Menentukan perbedaan kekuatan refraksi antara kedua bola mata
Menentukan derajat anisometropia
PENATALAKSANAAN
Kacamata beda hingga 4D
Lensa kontak untuk derajat berat
Kacamata aniseikonia
Modalitas dari pengobatan
KOMPLIKASI
Diplopia
Ambliopia
Strabismus kompensasi mata terhadap perbedan kekuatan
refraksi kedua mata
Kebutaan monokuler
M
I
R
TE
H
I
S
A
K
A