Anda di halaman 1dari 21

KEBERADAAN HUKUM DI

MASYARAKAT DALAM
KONTEKS PENEGAKAN
HUKUM
Oleh : KASIANI, SH, MH

A. Efektifitas Hukum
Efektifitas

hukum
dimaksudkan, berarti
mengkaji kaidah hukum yang
harus memenuhi syarat,
yaitu berlaku secara yuridis,
berlaku secara sosiololgis,
dan berlaku secara filosofi.

Faktor faktor Yang


mempengaruhi hukum itu
berfungsi di dalam masyarakat
:1. Kaidah Hukum / peraturan itu
sendiri
2. Petugas / penegak hukum
3. Sarana atau fasilitas yang
digunakan oleh penegak
hukum
4. Kesadaran masyarakat

1. Kaidah Hukum
Ada 3 hal mengenai berlakunya hukum sebagai
kaidah :
1.
Kaidah hukum berlaku secara yuridis, apabila
penentuannya didasarkan pada kaidah yang
lebih tinggi tingkatannya atau terbentuk atas
dasar yang telah ditetapkan
2.
Kaidah hukum berlaku secara sosiologis, apabila
kaidah tersebut efektif artinya, kaidah dimaksud
dapat dipaksakan berlakunya oleh penguasa
walaupun tidak diterima oleh warga masyarakat
(teori kekuasaan) atau kaidah itu berlaku karena
adanya pengakuan dari masyarakat
3.
Kaidah hukum berlaku secara Filosofis, yaitu
sesuai dengan cita hukum sebagai nilai positif
yang tertinggi.

HUKUM dapat berfungsi harus


memenuhi 3 unsur kaidah secara
bersamaan.
Sebab :
a. Bila kaidah hukum hanya
berlaku secara yuridis, ada
kemungkinan kaidah itu
merupakan kaidah mati

Sebab 2.
Kalau hanya berlaku secara
sosiologis dalam arti teori
kekuasaan maka kaidah itu
menjadi aturan pemaksa.

Sebab ke 3.
Apabila hukum hanya berlaku
secara fisolofis,
kemungkinannya kaidah itu
hanya merupakan hukum
yang dicita-citakan (ius
constituendum)

2. PENEGAKAN HUKUM
Penegakan hukum adalah orang yang bertugas
menerapkan hukum mencakup ruang lingkup
yang sangat luas, sebab menyangkut petugas
pada strata atas, mengah, dan bawah.
Artinya, di dalam didalam melaksanakan tugastugas penerapan hukum, petugas seyogianya
harus memiliki suatu pedoman, di antaranya
peraturan tertulis tertentu yang mencakup
ruang lingkup tugas-tugasnya.

Petugas hukum, didalam


melakukan penegakan hukum,
kemungkinan hal hal yang
dihadapi
:
1. Sampai sejauh mana petugas terikat dari
2.
3.
4.

5.

peraturan-peraturan yang ada?


Sampai batas-batas mana petugas berkenan
memberikan kebijakan?
Teladan macam apakah yang sebaiknya
diberikan oleh petugas kepada masyarakat?
Sampai sejauh manakah derajat
sinkronisasi penugasan-penugasan yang
diberikan kepada para petugas sehingga
memberikan batas-batas yang tegas pada
wewenangnya?
dsb

Contoh :

Mis : jarang sekali terlihat


diambilnya tindakan terhadap
pejalan kaki yang seenaknya
menyeberang jalan. Kalau terjadi
kecelakaan lalu lintas, ada
kecenderungan yang sangat kuat,
bahwa yang mengemudikan
kendaran bermotor yang di tindak.

3. Sarana/Fasilitas
Fasilitas

atau sarana amat


penting untuk
mengefektifkan suatu aturan
tertentu. Ruang lingkup
sarana dimaksud, terutama
sarana fisik yang berfungsi
sebagai faktor pendukung.

4. Warga Masyarakat
Salah

satu faktor yang


mengefektifkan suatu peraturan
adalah warga masyarakat. Yang
dimaksud disini adalah
kesadarannya untuk mematuhi
suatu peraturan perundangundangan, yang kerap disebut
derajat kepatuhan.

USAHA-USAHA
MENINGKATKAN KESADARAN
HUKUM
Masalah

kesadaran hukum
warga masyarakat
sebenarnya menyangkut
faktor-faktor apakah suatu
ketentuan hukum tertentu
diketahui, dipahami, ditaati,
dan dihargai?

Pengetahuan
bila suatu peraturan perundang-undangan
telah diundangkan dan diterbitkan
menurut prosedur yang sah dan resmi,
maka secara yuridis peraturan perundangundangan itu berlaku.
kemudian timbul asumsi bahwa setiap
warga masyarakat dianggap mengetahui
adanya UU tersebut, mis UU No. 38 /1999
tentang pengelolaan Zakat. Namun,
asumsi tersebut tidaklah demikian
kenyataannya.

Pemahaman

Hukum
diperlukan pemahaman atas
hukum yang berlaku, melalui
pemahaman hukum, masyarakat
diharapkan memahami tujuan
peraturan perundang-undangan
serta manfaatnya bagi pihakpihak yang kehidupannya diatur
oleh peraturan perundangundangan dimaksud.

mis : ketentuan Pasal 11 ayat (2) harta yang


dikenai zakat adalah :
a. emas, perak, dan uang;
b. perdagangan dan perusahaan
c. hasil pertanian, hasil perkebunan, dan hasil
perikanan
d. hasil pertambangan
e. hasil peternakan
f. hasil pendapatan dan jasa
g. Rizki
masih banyak masyarakat belum mengetahui
sepenuhnya muatan pasal 11 ayat (2) tersebut
sehingga amat sulit menentukan kesadarannya
untuk membayar zakat harta. Selain itu,
lembaga amil zakat kurang transparan dalam
hal penerimaan dan pemanfaatan zakat.

3. Penataan Hukum

Seorang warga masyarakat menaati hukum


karena pelbagai sebab. Sebab-sebab
dimaksud dapat dicontohkan sbb :
1. takut karena sanksi negatif, apabila hukum
dilanggar.
2. untuk menjaga hubungan baik dengan
penguasa.
3. untuk menjaga hubungan baik dengan
rekanrekan sesamanya
4. karena hukum tersebut sesuai dengan nilainilai yang dianut
5. kepentingannya terjamin

Secara teoritis, faktor keempat merupakan


hal yang paling baik.
Hal ini disebabkan pada fator 1, 2, 3,
penerapan hukum senantiasa harus
diawasi oleh petugas-petugas tertentu,
agar hukum itu benar-benar ditaati di
dalam kenyataannya.
Dalam hal ini, seyogianya ada suatu
penelitian yang mendalam mengenai
derajat ketaatan terhadap UU Nomor 38
Tahun 1999.

4. Pengharapan Terhadap
Hukum
Suatu norma hukum akan dihargai

oleh warga masyarakat apabila ia


telah mengetahui, mamahami, dan
menaatinya. Artinya dia benar-benar
dapat merasakan bahwa hukum
tersebut menghasilkan ketertiban
serta ketenteraman dalam dirinya.
Hukum tidak hanya berkaitan dengan
segi lahiriah dari manusia, akan tetapi
juga dari segi batiniyah.

PENINGKATAN Kesadaran
Hukum

Peningkatan kesadaran hukum


seyogianya dilakukan melalui
penerangan dan penyuluhan hukum
yang teratur atas dasar perencanaan
yang mantap. Penyuluhan hukum
bertujuan agar warga masyarakat
mengetahui dan memahami hukumhukum tertentu, misalnya peraturan
perundang-undangan tertentu mengenai
zakat, pajak, dst.

Trimakasih

Anda mungkin juga menyukai